<![CDATA[Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri - Berita Paroki]]>Wed, 06 Aug 2025 00:43:19 +0700Weebly<![CDATA[Meriah dan Menghibur! Perayaan HUT Santo Christoporus Wuryantoro Menampilkan Ketoprak bertema  “Opera Van Jhegul”]]>Mon, 04 Aug 2025 11:21:32 GMThttps://parokiwonogiri.or.id/berita-paroki/meriah-dan-menghibur-perayaan-hut-santo-christoporus-wuryantoro-menampilkan-ketoprak-bertema-opera-van-jhegul
Masih hangat di ingatan kita akan adanya pertunjukan Lerok pada peringatan HUT Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri ke-58. Baru-baru ini pertunjukan yang tak kalah menarik juga berlangsung di Wilayah Wuryantoro. Umat mempersembahkan ketoprak untuk memeriahkan pesta nama pelindung wilayah mereka. Drama kesenian memang tak hanya menghibur, tapi dia bisa menjadi media pewartaan dengan pendekatan budaya.
 
Suasana hangat penuh kekeluargaan menyelimuti umat Wilayah Wuryantoro sore itu, Minggu 27 Juli 2025. Seluruh umat Katolik berkumpul di kapel St Christoporus Wuryantoro dalam semangat yang sama yaitu memperingati Hari Ulang Tahun Santo pelindung wilayah mereka. Santo Christoporus, sosok suci yang dikenal sebagai pelindung para pelancong dan pembawa Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Acara perayaan tahun ini dimulai dengan Misa Wilayah pukul 17.00 WIB, yang dipimpin oleh Romo Heribertus Budi Purwanto, Pr, yang membawa umat masuk dalam permenungan akan semangat pengabdian dan pelayanan Santo Christoporus. Dalam homilinya, Romo Budi mengajak umat untuk menjadi pribadi-pribadi yang membawa terang Kristus dan mengandalkan Roh Kudus dalam kehidupan bermasyarakat.

“Menjadi pengikut Kristus bukan hanya soal ritual, tetapi tentang kehadiran nyata kita di tengah sesama. Seperti Christoporus, kita diajak untuk menjadi pembawa kasih Tuhan dan mengandalkan Roh Kudus dalam tindakan sehari-hari,” ujar Romo Budi dalam khotbahnya yang disambut dengan anggukan dan keheningan reflektif dari umat. Setelah misa yang berlangsung dengan khidmat, suasana berubah menjadi riang dan meriah. Panggung serta bangku-bangku yang terletak di lapangan milik gereja mengundang banyak langkah umat menghampirinya. Beberapa tarian pembuka seperti tari Manuk Dadali, tari Wulan Sunu, tari Sri Golek Rejeki menjadi suguhan awal dalam panggung pertunjukkan malam itu.  Ketoprak bertajuk “Ande-Ande Lumut” menjadi puncak acara untuk menghibur para umat. Tak tanggung-tanggung, pertunjukan ini diperankan oleh 20 orang umat wilayah Wuryantoro, dari berbagai usia, yang tampil dengan penuh semangat dan totalitas.

Kostum tradisional yang berwarna-warni, dialog khas Jawa yang dibalut humor, serta akting yang mengundang tawa membuat penonton larut dalam alur cerita rakyat yang sudah akrab di telinga. Penampilan para pemain sukses membuat penonton mulai dari anak-anak hingga orang tua tertawa terpingkal-pingkal namun juga terkesan dengan pesan moral cerita. Yang menarik, perayaan ini tak hanya dihadiri oleh umat Wuryantoro saja. Sejumlah umat dari wilayah Eromoko dan Manyaran juga turut hadir, menambah semarak suasana. Kehadiran lintas wilayah ini menjadi simbol nyata dari persaudaraan iman yang erat, serta antusiasme yang tinggi untuk saling mendukung dan merayakan momen kebersamaan.

“Saya tidak memiliki ekspektasi tinggi terhadap setiap aktor untuk dapat berakting dengan sempurna. Namun, bagi saya yang menarik dalam proses latihan hingga malam ini, ternyata mereka semua memiliki semangat yang tinggi untuk belajar dan menampilkan yang terbaik” ujar Imelda, selaku sutradara sekaligus pemeran Mbok Rondo Dadapan malam itu. “Pertunjukan di Wilayah Wuryantoro sangat mengesan, meriah, dan melibatkan umat. Pendekatan tradisi budaya Jawa yang kerakyatan membuat makin guyub, bisa mengasah hati, dan selalu mewujudkan persaudaraan”. Tutur Romo Budi saat diwawancarai oleh tim magang Komsos. Selain mengambil hati seorang romo, pertunjukan malam itu sangat berkesan di hati umat. “Rasanya hangat sekali. Melihat umat tertawa bersama, menyatu dalam doa dan budaya, ini adalah bentuk kegembiraan iman yang tak ternilai,” ungkap Bu Marni salah satu umat yang menyaksikan.

Acara ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi ruang untuk menampilkan bakat, mempererat relasi antar umat, dan membangkitkan semangat pelayanan di tengah masyarakat. Semoga umat Wilayah Wuryantoro makin guyub, mudah berbagi, makin giat berdoa, mengikuti ekaristi, dan makin bisa srawung serta terlibat bagi masyarakat”, imbuh Romo Budi. Sebagai penutup, panitia mengucapkan terima kasih kepada seluruh umat dan pihak yang telah terlibat, serta berharap perayaan ini menjadi momentum untuk terus menghidupi semangat Santo Christoporus: menjadi pembawa Kristus di setiap langkah hidup. Dengan penuh sukacita, tawa, dan doa, HUT Santo Christoporus wilayah Wuryantoro tahun ini berhasil meninggalkan kesan mendalam bagi semua yang hadir sebuah perayaan iman yang menyentuh hati dan menyatukan jiwa. (Rachel Sukma Haristana/ Komsos)
]]>
<![CDATA[Penutupan Novena Sendang Klayu Jlegong Putaran ke-3]]>Sat, 26 Jul 2025 17:00:00 GMThttps://parokiwonogiri.or.id/berita-paroki/penutupan-novena-sendang-klayu-jlegong-putaran-ke-3
​Dengar, Dia panggil nama saya, dengar Dia panggil namamu. Dengar Dia panggil nama saya, juga Dia panggil namamu.....

"Dengar Dia Panggil Nama Saya" menjadi lagu pembuka pada Novena di Gua Maria Fatima Sendang Klayu Jlegong, Minggu 27 Juli 2025. Perayaan Ekaristi pada Novena ke-9 kali ini mengambil tema Bunda Maria: Teladan dalam Kehidupan Doa dan Pewartaan Kasih Allah.

Perayaan Ekaristi dimulai pukul 10.00 WIB, dipimpin oleh Romo Vikep Kevikepan Surakarta, Romo Herman Yoseph Singgih Sutoro, Pr. Turut mendampingi yaitu Romo Heribertus Budi Purwantoro, Pr dan Romo Antonius Sutatno, SX.

Dalam homilinya, Romo Herman menekankan pentingnya kita memurnikan niatan doa."Terkadang yang kita minta bagi- Nya tidak baik maka doa kita tidak dikabulkan tetapi Tuhan akan merencanakan sesuatu untuk kita yang lebih baik " ucap  Romo Herman Yoseph Singgih Sutoro, Pr.

Misa kali ini menjadi penutup dari rangkaian Novena di Gua Maria Fatima Sendang Klayu Jlegong yang telah dimulai sejak tahun lalu. (Tim Liputan/ Komsos )
]]>
<![CDATA[​Tarsisius Cup 2025: Wadah Persaudaraan dan Sukacita Misdinar se-Kevikepan Surakarta]]>Sat, 19 Jul 2025 17:00:00 GMThttps://parokiwonogiri.or.id/berita-paroki/tarsisius-cup-2025-wadah-persaudaraan-dan-sukacita-misdinar-se-kevikepan-surakarta
Suasana meriah dan penuh semangat menyelimuti area Lapangan Gedung Selatan SMAN 1 Wonogiri sejak pagi, Minggu, 20 Juli 2025. Sejak pukul 07.30 WIB, para peserta dari berbagai paroki se-Kevikepan Surakarta mulai berdatangan dengan antusias. Keramaian mulai terasa saat gerbang dibuka, dengan wajah-wajah ceria para misdinar yang siap mengikuti lomba. Tepat pukul 08.30, acara dibuka oleh MC dilanjutkan dengan sambutan dari Romo Vikep Kevikepan Surakarta Rm. Herman Yoseph Singgih Sutoro, Pr, Ketua Komisi Liturgi Kevikepan Surakarta Rm. Yusup Warsito, Pr, serta Kepala Sekolah SMAN 1 Wonogiri. Setelah sambutan, Romo Vikep membuka secara resmi Tarsisius Cup 2025 yang dilanjutkan dengan doa pembuka.

Setelah pembukaan, para peserta diarahkan menuju lokasi lomba masing-masing. Ketua panitia, Cyrullus Ikken Devstiandra atau biasa dipanggil Andra, menjelaskan bahwa Tarsisius Cup 2025 adalah ajang perlombaan antar misdinar se-Kevikepan Surakarta dengan tujuan untuk mempererat hubungan antar misdinar. “Kami ingin agar para misdinar tetap guyub dan memiliki wadah untuk bersama-sama melayani Tuhan dengan sukacita,” ujar Andra ketua panitia. Hal ini juga sejalan dengan tema acara tahun ini, “We Serve God, We Joy”, yang menekankan pelayanan yang dilakukan dengan sukacita dan bukan paksaan.

Lomba berlangsung sekitar 5 jam dimulai pukul 09.35 hingga pukul 15.05 WIB, melibatkan sekitar 1000 peserta dari berbagai paroki. Jenis lomba yang diadakan cukup beragam, mulai dari Paduan Suara, Tutur Kitab Suci, Lomba Cerdas Cermat, Basket, Tata Altar hingga permainan tradisional Gobak Sodor. Bernadetta dari Paroki Wonogiri yang mengikuti lomba Tutur Kitab Suci mengungkapkan, “Perasaan saya deg-degan dan takut sebelum lomba, tapi setelah tampil rasanya lega. Senang bisa ikut berpartisipasi dalam acara Tarsisius Cup 2025 ini.” Sementara itu, Elisabeth dari Paroki Simo Boyolali yang mengikuti lomba Tata Altar menyampaikan rasa bangganya, “Pengalaman berharga buat saya, senang dan bangga bisa menjadi bagian dalam acara ini. Acara ini membuat saya termotivasi untuk memberikan yang terbaik saat pelayanan.”

Menjelang sore, seluruh peserta diarahkan untuk mengikuti misa penutupan di Gereja Paroki St.Yohanes Rasul Wonogiri. Misa dipimpin oleh Romo Herman Yoseph Singgih Sutoro, Pr. Dalam homilinya, Romo berpesan kepada seluruh peserta untuk terus membangun persaudaraan satu sama lain. “Teruslah membangun pertemanan satu dengan yang lain, persaudaraan satu dengan yang lain. Semoga dengan persaudaraan kita bersama, kita semakin semangat dan terus bersukacita dalam melayani Tuhan dalam setiap karya pelayanan hidup kita selanjutnya,” tuturnya. Setelah misa, acara dilanjutkan dengan pengumuman pemenang lomba, dokumentasi dan foto bersama sebagai penutup rangkaian Tarsisius Cup 2025. (Gracia Agata Avgi P & Caecilia Loudwina A.C/ Komsos)

Berikut daftar pemenang lomba Tarcisius Cup 2025: 

Tutur Kitab Suci
1. Danan
2. Sragen
3. Baturetno

Tata Altar
1. Sragen 
2. Purwosari 
3. Baturetno 

LCC
1. Purbayan 
2. Sukoharjo 
3. Kebonarum

Paduan Suara
1. Kebonarum
2. Palur
3. Purbowardayan

Basket
1. Karanganyar
2. Wonogiri
3. Jombor

Gobak Sodor
1. Kelompok 9
2. Kelompok 1
3. Kelompok 11
]]>
<![CDATA[​Misa Syukur HUT Paroki ke-58: Merawat Tradisi, Perkuat Iman, Jalin Persaudaraan]]>Sat, 12 Jul 2025 17:00:00 GMThttps://parokiwonogiri.or.id/berita-paroki/misa-syukur-hut-paroki-ke-58-merawat-tradisi-perkuat-iman-jalin-persaudaraan
Sore itu, misa begitu spesial. Sejauh mata memandang nampak umat dengan balutan busana lurik-batik, kebaya-beskap, sanggul- blangkon. Semua berkumpul penuh semangat untuk mengikuti Misa Syukur HUT Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri ke-58, Minggu, 13 Juli 2025. Misa syukur ini menjadi puncak  dari rangkaian kegiatan yang telah dimulai sejak awal Mei lalu.

Romo Alexander Joko Purwanto, Pr menjadi selebran utama pada misa syukur HUT Paroki didampingi oleh Romo Heribertus Budi Purwantoro, Pr. Menggunakan Bahasa Jawa, nuansa Jawa menjadi lebih kental dengan dekorasi altar dari janur, penggunaan gamelan hingga hadirnya tarian sebagai pengiring arak-arakan pembuka dan persembahan. Misa berlangsung sekitar satu setengah jam mulai pukul 16.00 WIB.

Dalam homilinya, Romo Joko mengupas bacaan injil yang menceritakan tentang orang Lewi dan Samaria. Umat diajak untuk meneladani orang Samaria yang punya kepedulian, mau membantu sesama yang sedang kesusahan. Apa yang dilakukan orang Samaria memuat pesan moral agar kita bisa menjadi harapan bagi sesama, memberi pertolongan dengan tulus hingga tuntas.

Lebih lanjut Romo Joko juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh umat Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri yang telah berpartisipasi penuh dalam rangkaian HUT Paroki. Romo mengajak seluruh umat untuk selanjutnya bersama-sama bersedia membangun gereja dan terus menguatkan persaudaraan. Secara khusus Romo berpesan untuk umat yang nantinya ditunjuk sebagai Dewan Pastoral Paroki yang baru pada akhir tahun ini, siapa pun itu, semua diajak untuk bersedia terlibat, sehingga pelayanan dalam gereja menjadi semakin lancar dan bersatu padu. 

Pesta Umat: Kado Silang hingga Pertunjukan Lerok

Selesai Misa, umat tumpah ruah di halaman gereja. Acara makan bersama dirancang oleh panitia menggunakan sistem kado silang.  Masing-masing lingkungan diminta membawa makanan sesuai jumlah umat lingkungan yang hadir, lalu disetorkan pada panitia dan panitia yang membagikan kepada seluruh umat dengan sistem bertukar secara acak. Dalam pesta umat juga terdapat pula UMKM yang menjajakan aneka snack dan minuman bagi umat. Pesta umat dimeriahkan dengan aneka kesenian seperti Tari Gambyong dari Wilayah Timang, Tari Tor-tor dari Wilayah Kota Utara, Tari Prawiro Watang dari Wilayah Kota Selatan, dan Tari Kethek Ogleng dari WKRI cabang Wonogiri.

Sebagai puncak acara pesta umat disuguhkan kesenian Lerok dari Wilayah Timang. Kesenian Lerok di wilayah tersebut awalnya dibuat sebagai sarana pewartaan Injil. Namun demikian, kesenian tersebut dikemas menjadi drama yang epik dengan kekhasan Jawa Tengah seperti Seni Kethoprak. Kesenian Lerok pada pesta umat mengambil cerita “Ande Ande Lumut”. Sebagai bintang tamu, Romo Joko berperan sebagai Ande-Ande Lumut dan Romo Budi berperan sebagai Yuyu Kangkang. Pada akhir cerita Romo Joko menyampaikan makna dari cerita yang dilakonkan. Romo mengatakan bahwa cinta sejati tidak dapat dipisahkan. Romo mengajak seluruh umat untuk saling bersatu dan memberikan cinta kasih untuk sesama untuk memajukan Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri. 

Caecilia Mayllanie Puspaningtyas dari lingkungan Yusuf Kota Selatan, salah satu umat yang mengikuti puncak perayaan HUT menyampaikan antusiasmenya. Ia merasa sangat diberkati bisa turut ambil bagian dalam acara ini yang bukan hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan di antara umat paroki. 

Seluruh rangkaian acara pun akhirnya selesai pukul 21.00 WIB dan seluruh umat pulang ke rumah dengan penuh sukacita.  (Tim Liputan/ Komsos)
]]>
<![CDATA[​Dari Wonogiri ke GOR Jatidiri: Dukungan Umat YoRas untuk HUT KAS ke-85]]>Sat, 28 Jun 2025 17:00:00 GMThttps://parokiwonogiri.or.id/berita-paroki/dari-wonogiri-ke-gor-jatidiri-dukungan-umat-yoras-untuk-hut-kas-ke-85
Pagi-pagi benar, Maria Magdalena Suti Rahayu (64) sibuk menyiapkan barang bawaan seperti ditentukan di grup WhatsAppnya,  Minggu, 29 Juni 2025.  Tak lupa, Kaling Petrus Bero itu  mengenakan kaos merah bertuliskan "Yoras Wonogiri". Ia tidak sendiri, ada 99 orang lain yang memakainya hari itu. Kaos itu menjadi identitas umat perwakilan dari Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri pada Misa Syukur  Hari Ulang Tahun Keuskupan Agung Semarang ke-85, di GOR Jatidiri Semarang.
 
"Bersama Berziarah Berbagi Berkah", demikian tema yang diusung pada HUT KAS ke--85 tahun ini. Misa Syukur menjadi puncak acara HUT KAS ke-85 yang diadakan pada hari Minggu, 29 Juni 2025 di GOR Jatidiri Semarang. Acara tersebut dihadiri oleh ratusan biarawan-biarawati dan kurang lebih 18.000 umat se-Keuskupan Agung Semarang. Acara dimulai pukul 14.00 WIB dengan rangkaian pra acara. Kemudian pada pukul 15.00 WIB diadakan acara defile dari setiap kevikepan dan kelompok kategorial.

Acara berlanjut dengan sambutan-sambutan. Pada sambutannya, Uskup Agung KAS, Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Pr mengajak umat untuk menghadirkan diri sebagai gereja yang berbagi dalam masyarakat. Beliau menegaskan bahwa kekuatan KAS terletak pada partisipasi umat beriman serta para gembala dari KAS. Sebelum akhir acara, diberikan penghargaan kepada Katekis dari perwakilan wilayah di Keuskupan Agung Semarang. Lima katekis yang terpilih adalah katekis yang terbaik serta mendapat penghargaan berupa Sarikrama Award.

Pada pukul 18.00 Misa Syukur pun dimulai dengan selebran utama Mgr. Robertus Rubyiyatmoko, Pr. HomilI pada Perayaan Ekaristi tersebut disampaikan oleh Kardinal Ignatius Suharyo, Pr yang saat ini menjabat sebagai Uskup Koajutor Keuskupan Agung Jakarta. Dalam catatan sejarah, beliau pernah menjabat sebagai Uskup Keuskupan Agung Semarang periode  tahun 1997-2009.

Dalam Homilinya, Kardinal Ignatius Suharyo mengingatkan bahwa tema HUT KAS ke-85 kali ini adalah upaya untuk menjaga semangat kepeloporan dan mengembangkan peran yang lebih luas di seluruh Indonesia. Tema tersebut juga mengajak umat untuk dapat semakin menjadi murid-murid Yesus yang mempersatukan. Dengan mempersatukan berarti umat semakin secitra dengan Allah, semakin bersatu dengan Kristus. Kardinal Ignatius Suharyo mengajak seluruh umat Keuskupan Agung Semarang untuk menuju kebersamaan kasih melalui jalan kemartiran.

Perayaan Ekaristi ditutup dengan Adorasi Sakramen Maha Kudu. Sebelum Adorasi, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, O.S.C selaku ketua Ketua Presidium KWI menyampaikan sambutannya. Beliau menyampaikan syukur atas perayaan iman HUT KAS ke-85. Beliau mengatakan bahwa gereja mengambil tipe murid-murid Yesus di Yerusalem yakni berkumpul, berdoa, memecah roti, dan membagikan kepada semua orang. Beliau mengajak seluruh umat Keuskupan Agung Semarang untuk dapat dikenal sebagai murid Tuhan yang berziarah dan berbagi berkah. Seluruh rangkaian Perayaan Puncak HUT KAS ke 85 selesai pada pukul 21.00 WIB
 
YORAS WAKILKAN 100 UMAT
Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri mendapatkan kuota 100 kursi pada pelaksanaan Misa Syukur HUT KAS ke-85  Pendaftaran diri secara terbuka dan sukarela ditawarkan kepada umat yang berkenan ikut  sejak beberapa bulan sebelumnya. Menurut data dari Sekretariat Paroki, hampir semua wilayah dan lingkungan terwakili.

Pada hari keberangkatan, rombongan umat berkumpul di halaman pendopo Kabupaten Wonogiri. Berangkat pukul 09.00 WIB, umat terbagi dalam 2 bus dimana masing-masing didampingi oleh Romo Alexander Joko Purwanto, Pr, dan Romo Lambertus Issri Purnomo, Pr. Para suster di Wonogiri pun  ikut bergabung, berbaur dengan umat.

Sesampainya di GOR Jatidiri, umat menempati tribun sisi Utara, lantai 3 Blok E tepatnya menghadap lurus ke Altar. Dari posisi tersebut, umat bisa menyaksikan jalannya acara dengan jelas terbantu oleh layar LCD besar.

Atas pengalaman menjadi bagian dari misa syukur ini, umat dari Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri mengungkapkan kegembiraannya. Seperti disampaikan oleh Hari Sapto Wibowo dari lingkungan Simon, Wilayah Kota Tengah, "Ya gembira, senang, bersyukur, bisa mengikuti, bisa berpartisipasi. Jadi ketemu saudara se- keuskupan". Tanpa direncana, ia pun bisa bertemu rekan- rekan sesama staf sekretariat paroki dari paroki lain di acara tersebut.

Rasa senang juga di sampaikan oleh Yohanes Chrisostomus Dwi Sulistyo Purnomo, Ketua Wilayah Manyaran.  "Perasaan saya sangat senang, campur aduk, luar biasa. Hampir 20 ribu umat memenuhi Stadion Jatidiri Semarang," begitu ia bercerita. Hal yang lebih membuat berkesan yaitu saat pembagian komuni. "Meskipun umat sebegitu banyaknya, prosesi Misa dapat berlangsung dengan khidmat, dan pembagian komuni tidak sampai 30 menit".

Apresiasi pun diberikan kepada panitia. Hal itu disampaikan oleh Rafael Budoyo Hartono, umat dari Lingkungan Timotius, Wilayah Kota Utara. "Saya sangat terkesan dengan kerja dari panitia penyelenggara dengan mekanisme yang angat terorganisir sejak masuk Stadion, pengaturan tempat duduk peserta misa, hingga urut-urutan keluar stadion yang di mulai dari jarak asal  paroki peserta yg terjauh. Hal ini menghindari keruwetan di lokasi stadion ataupun tempat parkir."  Panitia benar-benar bekerja dengan profesional sehingga seluruh rangkaian acara dari awal hingga akhir telah berlangsung dengan lancar dan sangat mengesankan. Begitu ia menambahkan.
Saat jadwal kepulangan, Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri mendapat kesempatan untuk pulang lebih awal bersama umat Paroki Jumapolo. Keluar dari GOR Jatidiri pada pukul 21.00 WIB, rombongan pun sampai kembali dengan selamat di Wonogiri pada pukul 23.00 WIB. (Fransisca Anindya- Franciska Anis/ Komsos)
]]>
<![CDATA[Jalan Sehat HUT Paroki: Satukan langkah, Tumbuhkan Iman, Pererat Persaudaraan]]>Sat, 21 Jun 2025 17:00:00 GMThttps://parokiwonogiri.or.id/berita-paroki/jalan-sehat-hut-paroki-satukan-langkah-tumbuhkan-iman-pererat-persaudaraan
Minggu, 22 Juni 2025- Ratusan umat dan warga memadati area Monumen Bedol Desa, Plasa Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri. Dalam rangka memperingati HUT ke-58 Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri, gereja menggelar kegiatan jalan sehat yang turut dimeriahkan dengan berbagai kegiatan lain.

Acara dimulai dengan sambutan dari panitia. Dalam sambutannya Romo Alexander Joko Purwanto, Pr.  menyampaikan tujuan dari acara jalan sehat ini, "Paroki mengadakan acara ini agar masyarakat ikut berpartisipasi dengan giat yang dikemas dalam jalan sehat. Kegiatan ini mengajak kita untuk menjaga kesehatan jasmani maupun rohani". Setelah senam sejenak sebagai pemanasan, jalan santai pun dimulai. Rute jalan sehat melewati area waduk gajah Mungkur  kurang lebih sejauh 3 kilometer. Selain acara inti, panitia juga menyiapkan hiburan berupa persembahan drumband dari SD Kanisius, tarian dan door prize.

Salah satu panitia jalan sehat  menyampaikan harapannya"Semoga dengan diadakannya kegiatan ini, umat Katolik dapat berbaur dengan umat lainnya. Sehingga warga gereja tidak dianggap hanya berbaur di lingkungan gereja saja dan masyarakat dapat lebih mengenal umat Katolik" ujar Aurel, ketua penyelenggara acara.

Berbagai macam door prize sudah terpajang di sebelah kiri panggung. Diantaranya yaitu : TV 32 inch, Jam Dinding, Dispenser, Kulkas, Voucher Makan seharga @50k, Jam Dinding, Payung, Mug, Handuk, Voucher seharga @25k, Magikom, Rice Cooker, Air Cooler, Ketel, Kipas Angin, Setrika, Kambing, dan Sembako.

Agung, salah satu peserta jalan sehat dari wilayah Timang menyampaikan antusiasmenya, "(Saya menjadi) Semakin mengenal umat disekitar waduk, menjadi pengalaman gaya hidup sehat dan mempererat tali persaudaraan" ujarnya. Sementara itu, Siti Rahayu, salah satu pemenang door prize utama dari wilayah Wuryantoro, mengaku terkejut saat nomor undiannya terpanggil oleh pembawa acara. "Saya tadi ikut kegiatan Jalan Sehat dari paroki. Saya sangat kaget dan tidak menyangka dapat kenang-kenangan Televisi, terimakasih paroki, Tuhan Yesus memberkati" ungkapnya.

Para peserta pun menunggu door prize boom dengan sangat antusias, hingga door prize terakhir jatuh di tangan salah satu peserta. Acara pun telah usai, para panitia mengungkapkan rasa terimakasih atas kehadiran para peserta, serta harapan untuk kemajuan Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri. (Grasia Agata A. P./Agustina Widya P./ Komsos)
]]>
<![CDATA[​Semarak Jalan Sehat Paroki Yohanes Rasul Wonogiri: Membangun Relasi, Merayakan Iman]]>Sat, 21 Jun 2025 17:00:00 GMThttps://parokiwonogiri.or.id/berita-paroki/semarak-jalan-sehat-paroki-yohanes-rasul-wonogiri-membangun-relasi-merayakan-iman
(Wonogiri, 22 Juni 2025) – Dalam rangka merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus sekaligus memperingati Hari Ulang Tahun pelindung Paroki Yohanes Rasul, Paroki Yohanes Rasul Wonogiri mengadakan kegiatan Jalan Sehat yang berlangsung meriah dan penuh semangat pada Minggu pagi, 22 Juni 2025. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan HUT pelindung paroki yang sebelumnya telah diisi dengan kegiatan positif seperti Touring, Camping, dan penyebaran benih ikan.
 
Jalan sehat kali ini tidak hanya menjadi ajang olahraga bersama, tetapi juga menjadi wadah mempererat tali persaudaraan dan memperkuat relasi, baik antarumat paroki maupun dengan masyarakat umum. Kegiatan yang dipusatkan di kawasan PLTA Wonogiri ini dihadiri ratusan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa hingga lansia, serta melibatkan partisipasi aktif dari pelaku UMKM lokal.
 
Acara dibuka secara resmi oleh Romo Alexander Joko Purwanto, Pr, yang memberikan sambutan hangat dan penuh makna. Dalam sambutannya, Romo Joko menekankan pentingnya kegiatan semacam ini sebagai bentuk nyata gereja yang hadir dan terlibat dalam kehidupan sosial masyarakat. “Kita tidak hanya merayakan iman secara liturgis, tetapi juga mewujudkannya dalam kebersamaan dan pelayanan nyata. Jalan sehat ini adalah bentuk ungkapan syukur dan kebersamaan kita,” ujar Romo Joko.
 
Sebelum peserta memulai rute jalan sehat, acara diawali dengan senam pagi yang dipandu oleh salah satu umat Paroki Yohanes Rasul Wonogiri. Semangat dan keceriaan begitu terasa saat seluruh peserta ikut bergerak mengikuti irama senam, menciptakan suasana hangat dan penuh kekeluargaan.
 
Setelah senam dan pelepasan peserta jalan sehat, suasana semakin meriah dengan berbagai kegiatan hiburan. Anak-anak menampilkan tarian daerah dan juga beberapa orang dewasa menampilkan beberapa nyanyian. Penampilan demi penampilan tersebut menambah warna dan keceriaan acara.
 
Salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu peserta adalah pembagian doorprize. Puluhan hadiah menarik dibagikan kepada peserta yang beruntung, mulai dari peralatan rumah tangga, sembako, hingga sepeda. Keceriaan dan tawa mengisi area panggung saat nomor undian diumumkan satu per satu.
 
Tidak kalah penting, kehadiran para pedagang UMKM yang menjajakan makanan dan minuman tradisional juga menjadi daya tarik tersendiri. Para peserta jalan sehat menikmati kuliner lokal sambil bersantai bersama keluarga dan teman-teman. Kegiatan ini sekaligus menjadi dukungan nyata terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.
 
Menurut salah satu peserta, warga dari lingkungan sekitar PLTA, kegiatan seperti ini sangat bermanfaat. “Kami senang bisa ikut serta. Selain menyehatkan tubuh, kami juga merasa lebih dekat dengan gereja dan umat Paroki Yohanes Rasul. Semoga tahun depan bisa lebih meriah lagi.”
 
Panitia pelaksana juga menyampaikan rasa syukur atas suksesnya acara ini dan berharap kegiatan semacam ini bisa menjadi agenda rutin tahunan. “Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat, terutama umat paroki dan masyarakat sekitar. Ini bukti bahwa semangat kebersamaan mampu menciptakan kegiatan yang positif dan membangun,” ujar salah satu panitia.
 
Dengan semangat persaudaraan dan kegembiraan yang dirasakan bersama, Jalan Sehat Paroki Yohanes Rasul Wonogiri tahun ini tidak hanya menjadi perayaan iman, tetapi juga menjadi momen kebersamaan yang mempererat relasi antarumat dan masyarakat secara luas. Harapannya, kegiatan ini bisa terus berlanjut dan berkembang, menjadi berkat bagi banyak orang.

​Fr. Bonfilius Monaldio
]]>
<![CDATA[​Penerimaan Sakramen Komuni Pertama di Paroki St Yohanes Rasul Wonogiri]]>Fri, 20 Jun 2025 17:00:00 GMThttps://parokiwonogiri.or.id/berita-paroki/penerimaan-sakramen-komuni-pertama-di-paroki-st-yohanes-rasul-wonogiri
Lima puluh anak di Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri menerima Sakramen Komuni Pertama pada Sabtu, 21 Juni 2025. Misa sore itu, bertepatan dengan  Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus.

Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Romo Alexander Joko Purwanto, Pr. Dalam homilinya, Romo menekankan pentingnya makanan baik jasmani maupun rohani, dalam kehidupan manusia.

Beliau mengingatkan bahwa sebagaimana tubuh membutuhkan makanan agar kuat, jiwa pun memerlukan “makanan rohani” agar tumbuh dan hidup dalam Tuhan. Salah satu makanan rohani utama yang disediakan Tuhan adalah Ekaristi.

Lebih lanjut, Romo mengajak umat, khususnya orang tua, untuk tidak ragu mendorong anak untuk terlibat dalam kehidupan Gereja, serta membimbing anak-anak agar tetap aktif setelah menerima Komuni Pertama. Anak-anak diajak untuk terlibat dalam pelayanan seperti menjadi misdinar, lektor, atau pemazmur. Bahkan di rumah, mereka bisa mulai dengan hal sederhana seperti memimpin doa bersama.

Homili ditutup dengan ajakan agar seluruh umat saling mendukung satu sama lain dalam pertumbuhan iman, agar hidup jasmani dan rohani berjalan seiring dalam kemuliaan Tuhan.

Salah satu penerima Sakramen Komuni Pertama, Matilda Ratna Candra Kirani (Candra) dari Lingkungan Aloysius, Wilayah Kota Timur bercerita tentang perasaannya. "Senang, bahagia, bersyukur bisa lebih mendalami ajaran Kristus," begitu ungkapnya.

Senada dengan anaknya, Nathanael Yoan Agung Prasetyo & Agatha Nita Wurdiyanti, mengungkapkan rasa syukur mereka. "Yang kami rasakan campur aduk antara bahagia dan terharu kami merasa ternyata anak kami sudah tumbuh dewasa dan siap menerima salah satu sakramen, yaitu ekaristi." 

Tahun ini, penerimaan Sakramen Komuni Pertama diikuti oleh 50 anak. Sebelumnya, mereka mengikuti rangkaian persiapan selama kurang lebih 8 bulan. Proficiat untuk para penerima Sakramen Komuni Pertama. Semoga semakin semangat dalam mengikuti Tuhan Yesus. (Tim Liputan/ Komsos)
]]>
<![CDATA[Novena Putaran ke-8: Nostalgia dan Pesan Kebersamaan dari Romo Yustinus Agus Purwadi, Pr]]>Tue, 17 Jun 2025 06:50:08 GMThttps://parokiwonogiri.or.id/berita-paroki/novena-putaran-ke-8-nostalgia-dan-pesan-kebersamaan-dari-romo-yustinus-agus-purwadi-pr
Perayaan Novena kali ini dipimpin oleh Romo Yustinus Agus Purwadi, Pr, dari Paroki Mater Dei Lampersari, Semarang, Jawa Tengah. Dalam homilinya, Romo Agus mengenang masa pelayanannya di Paroki Wonogiri sekitar tahun 1999 hingga 2003/2004. Beliau bercerita dengan hangat dan penuh nostalgia tentang pengalamannya selama berkarya di tengah umat Wonogiri.

Tak hanya bernostalgia, Romo Agus juga membagikan refleksinya mengenai perbedaan karakter umat antara Wonogiri dan Semarang. Ia mengamati bahwa umat di Wonogiri sebagian besar merupakan warga asli kampung, sedangkan di Semarang didominasi oleh umat pendatang yang bekerja atau menempuh pendidikan di kota tersebut. Meski berbeda, menurutnya, umat di kedua tempat tetap saling melengkapi dalam karya pelayanan dan terus memotivasi satu sama lain.

Dalam kesempatan itu, Romo Agus juga menyampaikan rasa syukur dan sukacitanya karena masih dapat diundang memimpin Perayaan Ekaristi atau sekadar “dolan” (berkunjung) ke Paroki Wonogiri. Namun, beliau juga mengingatkan agar kesempatan pelayanan diberikan secara bergiliran kepada para imam lain agar karya pelayanan menjadi lebih merata.
 
Tak lupa, Romo Yustinus turut mengapresiasi pemilihan lokasi Novena yang dianggapnya sangat mendukung suasana doa dan kebersamaan umat. “Menurut saya, pemilihan tempat ini sudah sangat cocok—mantap dan pas. Suasananya asri, banyak pohon, udaranya sejuk. Tempat duduk juga sudah tersedia dan bersih. Bahkan anjing-anjing milik warga yang kadang masuk ke Gua Maria pun anteng dan lucu-lucu,” ujarnya disambut tawa umat.
 
Mengakhiri homilinya, Romo Agus berpesan kepada umat untuk terus menjaga semangat kebersamaan dan kekompakan, serta tetap melestarikan budaya lokal dan tradisi yang ada. Ia berharap agar semangat pelayanan antara petugas liturgi dan umat dapat terus tumbuh tanpa rasa terbebani, sesuai dengan peribahasa, “Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul.”
 
Klara & Tyas/Komsos
]]>
<![CDATA[Hari Raya Tritunggal Mahakudus:  Perayaan Iman akan Allah yang  Menyelamatkan]]>Sat, 14 Jun 2025 17:00:00 GMThttps://parokiwonogiri.or.id/berita-paroki/hari-raya-tritunggal-mahakudus-perayaan-iman-akan-allah-yang-menyelamatkanPekan ketiga Juni 2025, Gereja Katolik merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Perayaan Ekaristi dan ibadat sabda berlangsung di seluruh wilayah di Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri. Perayaan Ekaristi  diantaranya berlangsung  di Kapel Roh Kudus Wilayah Timang dan Kapel Petrus & Paulus Wilayah Manyaran, masing-masing pada Sabtu dan Minggu, 14-15 Juni 2025.

Di Kapel Roh Kudus Timang, perayaan Ekaristi dipimpin oleh Romo Lambertus Issri Purnomo Murtyanto, Pr. Dalam homilinya, Romo Issri mengajak kaum muda untuk belajar menggunakan konsep  "Tritalis" yang ada dalam rumusan Tritunggal Mahakudus yaitu Bapa, Putra, dan Roh Kudus. "Kita semua harus menjadi satu karena Allah yang satu adalah yang esa," begitu Romo menekankan.

Lebih lanjut Romo menjelaskan mengapa warna liturgi hari itu berwarna putih, yaitu simbol khusus (Triqueta) dari ke-Tritunggalan. Perayaan kenaikan Tuhan memiliki makna yang sama dengan kebangkitan-Nya, yaitu bahwa Yesus telah dipermuliakan oleh Bapa setelah melaksanakan tugas-Nya didunia ini.

Kenaikan Tuhan Yesus ke surga bukan hanya peristiwa simbolis untuk di peringati, tetapi merupakan bagian dari proses pengamatan manusia oleh Allah. Hal ini memberikan tugas dan tanggung jawab kepada umat Katolik yang beriman kepada Tuhan Yesus untuk melanjutkan misi-Nya didunia, yaitu memberikan kabar kerajaan surga telah dekat dan keselamatan kepada semua orang yang mau menerimanya.

Sementara itu pada Minggu, 15 Juni 2025, perayaan Ekaristi di Wilayah Manyaran dipimpin oleh Romo Heribertus Budi Purwantoro Pr. Dalam homilinya, Romo mengajak umat untuk  mengimani konsep Tritunggal Mahakudus kaitannya dengan bagaimana kebaikan Allah yang ingin selalu menyelamatkan umatnya. Tritunggal memuat kepercayaan bahwa Tuhan Bapa, Yesus Sang Putra dan Roh Kudus adalah satu kesatuan.

Dalam kitab suci sudah dijelaskan tentang keesaan Allah:  Bapak, Anak dan Roh Kudus serta bagaimana karya yang dilakukan. Rasul Paulus menegaskan bahwa kita adalah anak Allah, "Semua orang yang dipimpin Roh Kudus adalah anak Allah . Roh itu bersaksi bersama sama dengan Roh kita, bahwa kita adalah anak anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita menerima janji-janji Allah yang akan menerimanya bersama sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama sama dengan Dia." (Agustina Widya Pratiwi & Yolenta Bellena/ Komsos)]]>