Masih hangat di ingatan kita akan adanya pertunjukan Lerok pada peringatan HUT Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri ke-58. Baru-baru ini pertunjukan yang tak kalah menarik juga berlangsung di Wilayah Wuryantoro. Umat mempersembahkan ketoprak untuk memeriahkan pesta nama pelindung wilayah mereka. Drama kesenian memang tak hanya menghibur, tapi dia bisa menjadi media pewartaan dengan pendekatan budaya.
Suasana hangat penuh kekeluargaan menyelimuti umat Wilayah Wuryantoro sore itu, Minggu 27 Juli 2025. Seluruh umat Katolik berkumpul di kapel St Christoporus Wuryantoro dalam semangat yang sama yaitu memperingati Hari Ulang Tahun Santo pelindung wilayah mereka. Santo Christoporus, sosok suci yang dikenal sebagai pelindung para pelancong dan pembawa Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Acara perayaan tahun ini dimulai dengan Misa Wilayah pukul 17.00 WIB, yang dipimpin oleh Romo Heribertus Budi Purwanto, Pr, yang membawa umat masuk dalam permenungan akan semangat pengabdian dan pelayanan Santo Christoporus. Dalam homilinya, Romo Budi mengajak umat untuk menjadi pribadi-pribadi yang membawa terang Kristus dan mengandalkan Roh Kudus dalam kehidupan bermasyarakat. Menjadi pengikut Kristus bukan hanya soal ritual, tetapi tentang kehadiran nyata kita di tengah sesama. Seperti Christoporus, kita diajak untuk menjadi pembawa kasih Tuhan dan mengandalkan Roh Kudus dalam tindakan sehari-hari, ujar Romo Budi dalam khotbahnya yang disambut dengan anggukan dan keheningan reflektif dari umat. Setelah misa yang berlangsung dengan khidmat, suasana berubah menjadi riang dan meriah. Panggung serta bangku-bangku yang terletak di lapangan milik gereja mengundang banyak langkah umat menghampirinya. Beberapa tarian pembuka seperti tari Manuk Dadali, tari Wulan Sunu, tari Sri Golek Rejeki menjadi suguhan awal dalam panggung pertunjukkan malam itu. Ketoprak bertajuk Ande-Ande Lumut menjadi puncak acara untuk menghibur para umat. Tak tanggung-tanggung, pertunjukan ini diperankan oleh 20 orang umat wilayah Wuryantoro, dari berbagai usia, yang tampil dengan penuh semangat dan totalitas. Kostum tradisional yang berwarna-warni, dialog khas Jawa yang dibalut humor, serta akting yang mengundang tawa membuat penonton larut dalam alur cerita rakyat yang sudah akrab di telinga. Penampilan para pemain sukses membuat penonton mulai dari anak-anak hingga orang tua tertawa terpingkal-pingkal namun juga terkesan dengan pesan moral cerita. Yang menarik, perayaan ini tak hanya dihadiri oleh umat Wuryantoro saja. Sejumlah umat dari wilayah Eromoko dan Manyaran juga turut hadir, menambah semarak suasana. Kehadiran lintas wilayah ini menjadi simbol nyata dari persaudaraan iman yang erat, serta antusiasme yang tinggi untuk saling mendukung dan merayakan momen kebersamaan. “Saya tidak memiliki ekspektasi tinggi terhadap setiap aktor untuk dapat berakting dengan sempurna. Namun, bagi saya yang menarik dalam proses latihan hingga malam ini, ternyata mereka semua memiliki semangat yang tinggi untuk belajar dan menampilkan yang terbaik ujar Imelda, selaku sutradara sekaligus pemeran Mbok Rondo Dadapan malam itu. Pertunjukan di Wilayah Wuryantoro sangat mengesan, meriah, dan melibatkan umat. Pendekatan tradisi budaya Jawa yang kerakyatan membuat makin guyub, bisa mengasah hati, dan selalu mewujudkan persaudaraan. Tutur Romo Budi saat diwawancarai oleh tim magang Komsos. Selain mengambil hati seorang romo, pertunjukan malam itu sangat berkesan di hati umat. Rasanya hangat sekali. Melihat umat tertawa bersama, menyatu dalam doa dan budaya, ini adalah bentuk kegembiraan iman yang tak ternilai, ungkap Bu Marni salah satu umat yang menyaksikan. Acara ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi ruang untuk menampilkan bakat, mempererat relasi antar umat, dan membangkitkan semangat pelayanan di tengah masyarakat. Semoga umat Wilayah Wuryantoro makin guyub, mudah berbagi, makin giat berdoa, mengikuti ekaristi, dan makin bisa srawung serta terlibat bagi masyarakat, imbuh Romo Budi. Sebagai penutup, panitia mengucapkan terima kasih kepada seluruh umat dan pihak yang telah terlibat, serta berharap perayaan ini menjadi momentum untuk terus menghidupi semangat Santo Christoporus: menjadi pembawa Kristus di setiap langkah hidup. Dengan penuh sukacita, tawa, dan doa, HUT Santo Christoporus wilayah Wuryantoro tahun ini berhasil meninggalkan kesan mendalam bagi semua yang hadir sebuah perayaan iman yang menyentuh hati dan menyatukan jiwa. (Rachel Sukma Haristana/ Komsos)
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
August 2025
Categories
All
|