|
Antusiasme umat kembali tampak dalam pelaksanaan Novena Ketiga di Gua Maria Fatima Sendang Klayu Jlegong, Minggu, 14 Desember 2025. Cuaca mendung tak menyurutkan umat untuk hadir pada kegiatan doa bersama yang dirangkai dengan aksi nyata kepedulian lingkungan pagi itu. Pembagian bibit pohon digagas sebagai salah satu upaya menghidupkan kembali devosi umat kepada Bunda Maria sekaligus menumbuhkan kesadaran akan pentingnya merawat alam.
Salah satu pengelola Gua Maria Fatima Sendang Klayu Jlegong, Antonius Djatmiko, mengungkapkan bahwa dalam setahun terakhir tidak dapat dipungkiri bahwa sempat terjadi penurunan kehadiran umat dalam novena di tempat tersebut. Beberapa faktor penyebabnya antara lain lokasi Gua Maria yang relatif jauh dari pusat kota, akses menuju lokasi yang membutuhkan stamina ekstra, serta kondisi cuaca, terutama saat musim hujan. “Karena itu, kami mulai mengadakan novena yang disertai dengan kegiatan tematik atau event, seperti pembagian bibit pohon hari ini, kemudian pembagian patung Maria, serta kegiatan bersama Orang Muda Katolik (OMK). Harapannya, umat kembali tergerak untuk hadir dan berdevosi,” jelas Anton. Keunikan Novena Ketiga ini terletak pada tema kepedulian terhadap alam, sebagaimana disampaikan dalam homili Romo Heribertus Budi Purwantoro, Pr yang memimpin misa pagi itu. Pembagian bibit pohon tidak hanya menjadi simbol, tetapi juga mengandung pesan iman yang mendalam. Anton menegaskan bahwa sumber mata air di kawasan Gua Maria ini menghidupi satu dusun di sekitarnya. “Kalau alam dirawat, sumber air tetap hidup. Ini berdampak langsung bagi pertanian dan kebutuhan air warga. Gerakannya sederhana, tetapi maknanya sangat dalam,” tambahnya. Berbeda dengan novena sebelumnya, setiap rangkaian novena di Gua Maria Fatima Sendang Klayu Jlegong dirancang dengan tema yang berbeda. Pada bulan Februari mendatang, kegiatan akan mengangkat tema cinta kasih bertepatan dengan momen Valentine. Sementara itu, pada bulan Mei direncanakan pembagian patung Maria yang dibuat khusus oleh seniman dan akan didistribusikan ke lingkungan-lingkungan. Selain mengangkat tema lingkungan, pesan iman dalam homili juga menekankan makna kebahagiaan sejati. Anton menuturkan bahwa kebahagiaan tidak selalu diukur dari hal-hal besar atau materi, melainkan dari tindakan sederhana seperti senyuman, sapaan, dan doa dalam keluarga. “Sebelum kita aktif keluar di lingkungan atau gereja, kita perlu mencintai dan menguatkan keluarga terlebih dahulu. Dari situlah kita bisa melangkah lebih jauh,” ujarnya. Terkait pembagian bibit, kegiatan penghijauan ini merupakan tahap lanjutan dari program sebelumnya. Umat diajak membawa bibit pohon tertentu, seperti beringin atau gayam, yang kemudian ditukar dengan bibit durian dan alpukat yang disediakan oleh pengelola. Ke depan, pengelola Gua Maria Fatima Sendang Klayu Jlegong berharap tempat ziarah ini terus berkembang tanpa kehilangan keaslian dan kearifan lokal. Pembangunan dilakukan dengan memanfaatkan material alam sekitar, seperti batu yang tersedia di kawasan tersebut, tanpa mengejar kemegahan berlebihan. “Kami ingin Gua Maria ini tetap sederhana, alami, dan menjadi tempat doa yang mengakar pada kearifan lokal,” pungkas Anton. Dengan semangat kebersamaan dan kreativitas dalam setiap kegiatan, Novena di Gua Maria Fatima Sendang Klayu Jlegong diharapkan terus menginspirasi umat untuk semakin mencintai Maria, sesama, dan alam ciptaan Tuhan. Lely & Ochy Mahasiswa Universitas Sanata Dharma
0 Comments
|
Archives
December 2025
Categories
All
|
RSS Feed