|
Berikut adalah kolom untuk bertanya pada Romo. Silakan menulis nama dan pertanyaan di kolom komentar. E-mail dan website dikosongkan saja apabila tidak punya.
17 Comments
Puncta 24 Desember 2025
Rabu Khusus Adven Lukas 1:67-79 SEPERTI seorang pendaki gunung yang telah mencapai puncak, dia mengarahkan pandangannya ke ufuk timur dan melihat cahaya indah dari terbitnya matahari, meluaplah sukacita yang besar tanpa bisa dijelaskan. Kata-kata tak mampu mengungkapkan keagungan ilahi ini. Setelah perjalanan panjang yang melelahkan menuju puncak gunung, terbayar sudah segala jerih payah itu dengan melihat terbitnya matahari yang memberi kehangatan. Demikianlah kiranya kebahagiaan dan sukacita yang dialami oleh Zakharia. Dalam kuasa Roh Kudus, ia menyanyikan pujian atas karya Allah yang mengagumkan. Sesuatu yang mustahil bagi manusia, namun dikerjakan oleh Allah dengan sempurna. Itulah karya keselamatan yang telah dijanjikan Tuhan sejak turun temurun. Allah tetap setia pada janji-Nya bagi Israel bangsa yang dipilih-Nya. Sejak zaman Abraham, Allah akan selalu menyertai. Zakharia memuji kesetiaan Allah. Kendati Israel sebagai bangsa mengalami jatuh bangun, terbuang dan tertindas di negeri asing, tetapi Allah terus menerus berkarya dan membimbing bangsa-Nya. Kini dengan lahirnya Yohanes, Allah masih menuntun bangsa-Nya untuk mencapai keselamatan dalam diri Kristus Yesus. Yohanes akan mengantarkan umat mengenal Sang Penyelamat. “Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya, untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka.” Yohanes adalah nabi yang secara langsung menunjukkan kegenapan nubuat sejak zaman dahulu kala akan datangnya Penyelamat, yaitu Yesus Kristus sang Mesias. Yohanes membuka tabir akan kegenapan janji Allah. Kita bersyukur karena janji itu akan segera terpenuhi dengan lahirnya Kristus Juru Selamat dunia. Mari kita menatap masa depan dan memuji Tuhan bersama Zakharia. Matahari terbit sungguh mempesona, Cahayanya menerangi seluruh dunia. Karya Tuhan sungguh agung mulia, Janji-Nya tak pernah luntur bagi kita. Wonogiri, selamat menyongsong Penyelamat dunia. Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 23 Desember 2025
Selasa Khusus Adven Lukas 1:57-66 PADA malam menjelang kelahiran Duryudana, putra sulung Destrarastra di Hastina, alam memberi firasat yang menakutkan. Terdengar suara lolongan serigala yang menggetarkan bulu kuduk, suara burung hantu yang mewartakan kematian di malam gelap, ringkikan kuda yang aneh dan bulan yang diselimuti awan gelap. Gendari, istri Destrarastra merasa iri dan jengkel karena Kunti, istri Pandudewanata sudah melahirkan Yudistira. Ia menyimpan kemarahan dan dendam kepada Pandu karena Gendari ditolak menjadi istri Pandu. Ketika mengandung bayinya, Gendari memukuli perutnya agar calon anak ini segera lahir. Namun yang lahir ternyata segumpal daging merah. Oleh Resi Wiyasa, daging itu dipotong dengan keris sakti menjadi seratus potongan dan disimpan dalam guci kendaga. Dari guci kendaga pertama lahirlah Suyudana atau Duryudana, anak sulung dari darah Kuru. Dialah yang menjadi pemimpin Kurawa yang ambisius. Para penasehat seperti Yamawidura dan Resi Bisma menyarankan agar bayi itu dibuang ke hutan karena ada firasat bahwa dia akan membawa kehancuran bagi seluruh darah Kuru. Berbeda dengan kelahiran Suyudana, tanda-tanda atau firasat juga dialami oleh Elisabet saat akan melahirkan anaknya. Ia yang dikatakan mandul dan sudah tua tak mungkin punya anak. Suaminya mengalami bisu ketika Elisabet mengandung juga sebuah firasat karena tidak percaya pada Tuhan. Pemberian nama yang menyimpang dari garis keturunan ayah adalah tanda aneh bagi para tetangga. Seharusnya anak itu diberi nama Zakharia, seperti nama ayahnya. Tetapi orangtuanya menolak dan memberi nama beda yaitu Yohanes. Kata mereka kepadanya: "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian." Dan merekapun heran semuanya. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia. Firasat atau tanda-tanda itu telah memberi isyarat akan menjadi apakah anak itu kelak. Yohanes menjadi nabi yang membuka jalan bagi Mesias yaitu Yesus Sang Penyelamat dunia. Ia menjadi buah tutur akan kebaikan Allah kepada kita. Menjadi apakah kita kelak ditentukan dari apa yang kita buat sekarang ini. Firasat buruk akan menghantar kehancuran, firasat yang baik membawa kemuliaan. Serigala melolong menakutkan, Bulan gelap tertutup oleh awan. Hidup ditentukan oleh perbuatan, Kita akan memetik hasil tindakan. Wonogiri, hidup adalah kesempatan Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 22 Desember 2025
Senin Khusus Adven Lukas 1:46-56 PADEPOKAN Widara Kandang yang sepi, tenang dan tentram dihuni oleh Demang Antagopa dan Nyai Sagopi. Mereka adalah orang yang sederhana, jujur dan bertakwa kepada Tuhan. Mereka dititipi oleh Raja Basudewa untuk mendidik Raden Kakrasana, Narayana dan Lara Ireng. Ketiga anak raja itu disembunyikan di Widara Kandang supaya tidak dibunuh oleh Kangsa Dewa yang memberontak ingin menjadi raja di Mandura. Kakrasana ketika dewasa menjadi Prabu Baladewa. Narayana menjadi Prabu Kresna, penasehat Pandawa dan Lara Ireng menjadi Dewi Sumbadra, istri Arjuna. Demang Antagopa dan Nyai Sagopi mendidik mereka menjadi orang yang berbudi luhur dan memahami penderitaan rakyat kecil. Kelak ketika menjadi raja, mereka selalu berpihak dan membela rakyatnya yang menderita. Dari rakyat jelata, orang kecil dan sederhana ini, Tuhan membentuk Kakrasana dan Narayana menjadi orang-orang yang hebat, bijaksana dan adil paramarta. Dalam Injil hari ini, Maria mengungkapkan pujiannya kepada Allah yang membela kaum kecil dan mengangkatnya ke martabat yang luhur. Allah memperhatikan hambanya yang hina dina dan mengangkatnya seperti para bangsawan. Orang yang congkak hati seperti Kangsa Dewa disingkirkannya dari tahta. Orang sombong diturunkan dari kuasanya. Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah. Allah melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa. Maria mengalami kasih Allah yang bertindak adil bagi orang-orang kecil dan menjungkir-balikkan mereka yang congkak hatinya. Ia mengalami sebagai rakyat kecil atau bangsa yang tertindas oleh kekuasaan Romawi yang bengis. Tetapi kasih setia Allah tidak pernah berpaling dari orang-orang yang takut akan Tuhan. Maria adalah bagian kecil kelompok anawim yakni sekelompok orang yang miskin secara rohani, materiil dan terpinggirkan. Namun tetap setia mengandalkan Roh Allah dalam situasi sesulit apapun. Kelompok Anawim seperti Maria ini memiliki daya resilien yang kuat dan punya pengharapan yang tinggi bahwa Allah akan bertindak menyelamatkan umat-Nya. Semangat itulah yang nampak dalam kidung Magnifikat Maria. Marilah meneladan iman dan kesetiaan Maria yang tangguh menghadapi segala kesulitan dan pencobaan hidup. Pergi ke Blabak beli tahu kupat, Satu porsi bisa dimakan untuk berempat. Maria adalah wanita yang kuat, Imannya nampak dalam kidung Magnifikat. Wonogiri, aku memuji Tuhan Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 21 Desember 2025
Minggu Adven IV Matius 1:18-24 DALAM Injil diceritakan ada dua pria yang mendapat kabar dari Malaikat Gabriel, yakni Zakharia, suami Elisabet dan Yusuf, suami Maria. Namun reaksi mereka jauh berbeda. Zakharia seorang imam yang bertugas di Bait Suci. Bisa ditebak pastilah hidupnya saleh dan memahami kitab suci. Namun saat Gabriel memberitahu bahwa istrinya akan mengandung, Zakharia tidak percaya. Zakharia mempertanyakan kehendak Tuhan, "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku telah lanjut umurnya." Karena meragukan kehendak Allah, Zakharia dihukum menjadi bisu. Yusuf berbeda dengan Zakharia. Ia seorang pria yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan tunangannya. Dengan diam-diam ia hendak meninggalkannya. Tetapi dalam kebimbangan, malaikat Gabriel datang. "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka," tegas sang malaikat. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf BERBUAT seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya. Kata BERBUAT sengaja saya beri huruf kapital. Karena inilah yang membedakan dengan reaksi Zakharia. Tanpa pikir dua tiga kali, tanpa ragu, tanpa banyak kata, tanpa menunda-nunda, setelah bangun dari tidurnya, Yusuf langsung berbuat apa yang diperintahkan Gabriel. Dia menjadi suami yang siap siaga bertanggungjawab untuk Maria dan bayinya. Sikap ragu-ragu membuat kita takut melakukan sesuatu. Zakharia takut untuk percaya bahwa Allah bisa melakukan segala sesuatu. Beda dengan Yusuf. Walaupun dia juga takut, tetapi Yusuf percaya dan segera berbuat apa yang diperintahkan kepadanya. Hasilnya adalah buah keselamatan bagi banyak orang. Belajarlah dari koloni semut, Mereka bersatu dan bekerjasama. Janganlah ragu dan takut, Sabda Tuhan dapat dipercaya. Wonogiri, jangan ragu tapi percaya Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 20 Desember 2025
Sabtu Adven III Lukas 1:26-38 DALAM kisah lahirnya Karna, digambarkan bahwa Kunti berguru pada Resi Druwasa. Ia diberi aji yang dapat menghadirkan dewa. Namun mantra itu tak boleh didoakan pada waktu tidur atau sedang mandi. Karena ingin sekali mengetahui kesaktian mantra itu, Kunti merapalkan saat mandi. Dewa Surya datang dan singkat cerita Kunti mengandung. Maka lahirlah Karna, yang kemudian dibuang di sungai Gangga. Karna kemudian mengabdi kepada Kurawa. Dalam Injil hari ini, Malaikat Gabriel datang kepada Maria. Ia memberitakan kabar bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan seorang bayi yang akan diberi nama Imanuel, artinya Allah beserta kita. Maria terkejut dan bertanya, bagaimana mungkin itu terjadi karena dia masih perawan dan belum pernah berhubungan dengan lelaki. Malaikat menjelaskan bahwa Roh Kudus akan turun atasnya dan kuasa Allah akan menaunginya, sehingga anak itu akan kudus, Anak Allah. Bagi Allah tidak ada yang mustahil. Ia berdaulat atas hidup manusia. Apa yang dikehendaki Tuhan pasti akan terjadi. Gabriel memberi bukti; Elisabet yang sudah tua dan dikatakan mandul jadi wujud nyata daulat Tuhan. Maria tunduk pada kedaulatan Tuhan. Ia berkata, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut firmanmu.” Kesediaan dan ketaatan Maria menyelematkan seluruh umat manusia. Dari dia, lahirlah Sang Penebus yaitu Yesus Kristus. Sabda Allah menjadi manusia dan diam di antara kita. Kunti tidak mau menerima kehendak Allah. Dia membuang anak itu. Karna bergabung di pihak Kurawa yang jahat. Karna harus mati ditumpas oleh Pandawa. Maria menerima kehendak Tuhan dan menjawab panggilan Allah dengan setia. Yesus menjadi penyelamat bagi umat manusia yang berdosa. Kita bersyukur atas iman dan ketaatan Maria. Tanpa jawaban YA dari Maria, kita tak mungkin diselamatkan. Allah menggunakan Maria menjadi pembuka jalan keselamatan kita. Pergi ke Guci mandi air hangat, Hilang rasa penat badan jadi kuat. Salam Maria bunda penuh rahmat, Darimu kami menemukan Penyelamat. Wonogiri, doakan kami ya Bunda Maria Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 19 Desember 2025
Jum’at Adven III Lukas 1:5-25 THOMAS Alva Edison tidak pernah mengenyam pendidikan di kelas karena dianggap punya gangguan mental. Ia hanya masuk sekolah selama tiga bulan. Gurunya tidak mampu mengajar karena dia banyak bertanya dan rasa ingin tahunya sangat besar. Guru kelasnya mengembalikan Thomas kepada orangtuanya karena dianggap aib yang mengganggu di kelas. Ibunya menerima keputusan sekolah dan dengan tekun mendampingi anaknya di rumah. Berkat kesabaran dan kebijaksanaan sang ibu, Thomas bertumbuh menjadi anak yang cerdas dan luar biasa. Pada usia muda, Thomas Alva Edison mengembangkan penemuannya yang mempengaruhi kehidupan seluruh dunia, yakni lampu pijar. Sekarang hampir seluruh segi kehidupan manusia memerlukan lampu listrik. Anak yang dianggap aib di kelas, namun berkat pendampingan yang tekun dari seorang ibu, ia menjadi penemu hebat yang berguna bagi umat manusia. Zakharia dan Elisabet yang mandul dianggap aib bagi masyarakat. Namun keyakinan dan ketekunan mereka tidak pernah pudar. Mereka hidup saleh dan sabar menantikan penyelenggaraan Tuhan. Ketika Zakharia menjalankan tugas peribadatan di Bait Suci, Malaikat Gabriel datang menyampaikan kabar bahwa doa dan ketekunannya didengarkan Tuhan. Elisabet akan melahirkan seorang anak. Kata Malaikat, “Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan.” Kelahiran Yohanes Pembaptis menghapus aib yang ditanggung ibunya. Yang dianggap bodoh oleh mata dunia dipakai oleh Tuhan untuk menerangi hati dan pikiran banyak orang. Yang dianggap aib bagi dunia, ternyata justru sangat berguna bagi kehidupan umat manusia di dunia. Dengan penemuan lampu listrik, Thomas memberi kehidupan terang bagi semua orang. Dengan kelahiran Yohanes, dia memperkenalkan Sang Terang Sejati yaitu Yesus Kristus kepada dunia. Yohanes menjadi pembuka jalan bagi Mesias untuk tampil menerangi dan menyelamatkan umat manusia. Dari Zakharia dan Elisabet kita belajar, ketekunan, doa dan kesalehan membuahkan hasil yang luar biasa. Tuhan mendengarkan doa mereka pada waktunya. Mari kita tetap yakin dan percaya, hasil yang baik tidak mengkhianati usaha dan doa yang tekun terus menerus. Alva Edison dianggap anak sakit saraf, Ia menemukan listrik penerang jalan-jalan. Tak berhenti untuk berdoa dan berharap, Karena harapan tak pernah mengecewakan. Wonogiri, terus berdoa dan berharap Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 18 Desember 2025
Kamis Adven III Matius 1:18-24 Ketika Bisma maju berperang menjadi panglima darah Kuru, Para Pandawa ragu dan takut menghadapi kakek leluhur mereka. Bisma adalah leluhur darah Barata, termasuk anak-anak Pandu yakni Pandawa. Mereka takut dan bimbang karena Bisma orang yang sakti mandraguna. Lebih-lebih Bisma adalah leluhur yang harus dihormati dan dijunjung tinggi. Tidak ada satupun yang berani maju berperang melawan Bisma. Namun, Kresna penasehat Pandawa tahu apa yang harus dilakukan. Kresna minta agar Srikandi seorang perempuan ditugaskan untuk maju berperang melawan Resi Bisma. Srikandi telah diajari memanah oleh Arjuna. Srikandi dengan penuh keyakinan maju berperang. Ia melawan gurunya para Pandawa. Di hadapan seorang perempuan yang teguh dan pemberani, Bisma takluk dan menyerahkan diri. Dengan kepercayaan diri, Srikandi menjadi pahlawan. Dalam Injil hari ini, kita melihat pribadi Zakharia dan Elisabet. Mereka mendapat berita bahwa akan mempunyai seorang anak laki-laki. Reaksi Zakharia yang sudah tua itu tidak percaya. Ia meragukan berita Malaikat Gabriel. Kata Zakharia kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku telah lanjut umurnya." Karena meragukan kehendak Allah, Zakharia dihukum menjadi bisu. Berbeda dengan reaksi Elisabet, isterinya. Dia menerima dengan suka cita dan percaya Bahwa Allah menepati janji-Nya. Allah selalu mendengarkan doa orang tekun dan setia. Ia percaya bahwa Allah terus bekerja untuk keselamatan manusia. Elisabet tidak banyak berkomentar atas peristiwa ajaib ini. Tetapi dia percaya bahwa Allah sedang berkarya dalam dirinya. Dia mengundurkan diri dari pergaulan dengan orang banyak. Dia menyendiri dan merenungkan karya ilahi ini. Dengan kepercayaan yang teguh, Srikandi mampu mengalahkan Bisma yang tak mungkin tertandingi. Begitu pula dengan keyakinan yang kuat Elisabet menghancurkan aib yang selama ini membelenggunya sebagai wanita mandul. Kepercayaan pada Allah dapat mengalahkan segala hambatan atau musuh yang besar. Elisabet mengajarkan kepada kita agar tetap teguh percaya kendati harus menghadapi ketidakjelasan dan ketidakpastian. Pada akhirnya Allah pasti menyatakan kebenaran-Nya. Hujan gerimis menyapu debu, Cuaca jadi cerah tidak kelabu. Jangan bimbang ataupun ragu, Kuasa Allah tetap besertamu. Wonogiri, teguh percaya Rm. A.Joko Purwanto, Pr Puncta 17 Desember 2025
Rabu Adven III Matius 1:1-17 KALAU kita masuk ke istana kerajaan, pasti di sana kita temui kronologi silsilah dari pendiri Kerajaan sampai keturunan yang terakhir, yang kini memerintah. Kadang yang tertulis di sana adalah tokoh-tokoh baik. Yang tidak baik disembunyikan. Sejarah dibuat mengikuti kemauan yang berkuasa. Dalam Injil hari ini kita disodori silsilah Yesus oleh Matius. Matius menulis apa adanya. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Dia mau mengungkapkan bahwa Yesus berasal dari keturunan Abraham dan Daud. Yesus adalah penggenapan dari janji keselamatan Allah sejak zaman Abraham. Ada tiga periode yang tuliskan yakni dari Abraham ke Daud. Periode Daud ke pembuangan Babel dan dari Babel sampai ke Kristus. Hal ini mau menunjukkan Allah adalah setia pada janji-Nya. Allah menggunakan manusia yang lemah dan berdosa untuk menghadirkan karya keselamatan-Nya. Hal ini nampak bahwa bukan orang baik-baik saja yang dipakai Tuhan. Tetapi juga ada pribadi-pribadi yang kurang sempurna. Kita bisa membaca siapa itu Tamar, Rahab, Rut, Bersyeba. Bahkan juga Daud sendiri adalah orang yang berdosa. Kedosaan manusia tidak menggagalkan rencana keselamatan Allah. Allah tetap setia pada janji-Nya untuk menyelamatkan kita. Maka Ia mengutus Yesus, Putera-Nya untuk menebus kita. Ketika tiba saatnya, Anak-Nya lahir melalui Perawan Maria. Allah sendiri tahu bahwa manusia tidak mampu menyelamatkan dirinya. Dosa membuat manusia hancur. Tetapi kasih setia Allah melampaui kegagalan manusia. Oleh karena itu Allah mengambil inisiatif untuk menyelamatkan manusia dari dosanya. Kita bersyukur karena Allah itu setia. Allah tidak memandang kedosaan kita. Kasih-Nya mengatasi dosa-dosa kita. Yesus itulah tanda kasih Allah yang nyata. Kita menanti kelahiran-Nya. Kita juga mensyukuri asal-usul kita sendiri. Mungkin kita tidak mengenal nenek moyang kita. Tetapi dari merekalah kita dilahirkan ke dunia ini. Seraya mensyukuri kasih Allah kita kenangkan nenek moyang dan orangtua kita. Menikmati ombak bergulung di Pantai Osana, Banyak nelayan mencari ikan di tengah samudra. Kita lahir dari nenek moyang yang tidak sempurna, Namun Allah tetap setia mengasihi kita apa adanya. Wonogiri, kasih Allah tetap setia Rm. A.Joko Purwanto, Pr Puncta 16 Desember 2025
Selasa Adven III Matius 21:28-32 Kau janjikan berbulan madu ke ujung dunia. Kau janjikan sepatuku dari kulit rusa. Tapi janji tinggal janji. Bulan madu hanya mimpi. Tapi janji tinggal janji di bibirmu. Ini sepenggal syair dari lagu “Dingin” yang dinyanyikan Hetty Koes Endang era tahun 80-an namun tetap up to date sampai sekarang karena banyak orang mengobral janji dan sumpah tetapi tidak melaksanakannya. Bencana yang sering kita alami di negeri ini, salah satunya juga akibat janji-janji yang tidak dijalani. Para pemangku jabatan disumpah dan berjanji untuk bekerja jujur, tidak menerima suap, korupsi atau terima gratifikasi. Tetapi kenyataannya jauh api dari panggang. Korupsi sekarang nampak terang-terangan bahkan berjamaah. Kabar terakhir Bupati Lampung Selatan dicokok KPK karena karupsi pengadaan barang. Daftar pejabat yang korup semakin panjang. Orang Jawa bilang, “Nggih, nggih ning ora kepanggih.” Artinya berkata ya, ya tetapi tidak melaksanakannya. Dalam bacaan Injil hari ini Yesus menggambarkan dalam diri dua anak yang diberi tugas oleh orangtuanya. Anak pertama menjawab YA, tetapi tidak bertindak. Anak kedua berkata, ”Aku tidak mau.” Tetapi kemudian menyesal dan melakukan perintah bapanya. Pertobatan lebih penting daripada janji-janji tetapi tidak ditepati. Tindakan lebih dihargai daripada sumpah dan janji namun tidak berbuat apa-apa. Lebih baik jadi orang berdosa yang mau bertobat daripada orang benar yang tidak butuh pertobatan. Kaum Farisi, para ahli Kitab merasa diri paling benar dan paling saleh. Tetapi mereka tidak mau bertobat dan mendengarkan Yohanes Pembaptis. Sebaliknya, pemungut cukai, pelacur, orang berdosa bertobat dan menjadi percaya pada pewartaan Yohanes Pembaptis. Merekalah anak kedua yang menyesal dan menuruti perintah Allah. Apakah kita lebih memilih seperti kaum Farisi yang merasa saleh dan benar, sehingga tidak butuh pertobatan atau kaum pendosa yang mau berbalik kepada Allah dengan bertindak yang benar? Naik kapal nyusur sungai, Sungai kapuas sungguh ramai. Mari kita perbaiki perangai, Kalau salah mau berdamai. Wonogiri, lebih baik bertindak Rm. A. Joko Purwanto,Pr |
Archives
December 2034
Categories |
RSS Feed