|
Berikut adalah kolom untuk bertanya pada Romo. Silakan menulis nama dan pertanyaan di kolom komentar. E-mail dan website dikosongkan saja apabila tidak punya.
17 Comments
Puncta 28 Desember 2025
Pesta Keluarga Kudus; Yesus, Maria dan Yusup Matius 2:13-15. 19-23 JEJAK langkah Keluarga Kudus terdapat di sebuah gua di kota Mesir kuno (Old Mesir) yang sekarang berada di bawah Gereja Abu Serga (Santo Sergius dan Bacchus) yang adalah martir abad ke 4 Masehi. Gereja ini adalah peninggalan jemaat ortodok koptik yang tumbuh berkembang di Mesir. Para peziarah sejak dahulu percaya bahwa di bawah gereja ini ada gua tempat pengungsian Maria, Yusuf dan bayi Yesus dari pengejaran Herodes. "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia," pesan Malaikat kepada Yusuf dalam mimpinya. Dengan segera Yusuf membawa Maria dan bayi Yesus mengungsi ke Mesir. Seandainya Yusuf adalah pria yang tidak percaya pada pesan malaikat, mungkin ceritanya akan berbeda. Tanpa banyak kata, ia langsung membawa Maria dan bayi Yesus pergi ke Mesir. Yusuf adalah pribadi yang bekerja tanpa banyak kata. Dia tipe orang yang bekerja di balik layar, tanpa diketahui banyak orang tetapi semua dikerjakan dengan baik. Yusuf bukan tipe orang yang pengin kelihatan diatas panggung. Pamer pujian dan mengejar sanjungan. Maria juga bukan tipe orang yang suka mengumbar kehebatan di depan banyak orang. Ia menyimpan segala perkara di dalam hati dan merenungkannya dalam-dalam. Tanda pribadi yang mengendap, “menep.” Semua diyakini sebagai kehendak Tuhan. Sesulit apapun diterima dengan legawa. Kehendak Tuhan pasti yang terbaik, walau harus menjadi pengungsi di tanah asing yang serba susah. Tetapi semua pasti nanti ada hikmahnya. Apakah kita juga mampu meneladani Keluarga Kudus Nasaret ini yang berani mempercayakan semua pada penyelenggaraan Tuhan? Pagi-pagi nyadap getah karet, Dijual harganya tak seberapa. Keluarga Kudus di Nazareth, Teladan keluarga yang bahagia. Wonogiri, doakan kami ya Maria Rm. A.Joko Purwanto, Pr Puncta 27 Desember 2025
Pesta St. Yohanes Rasul, Penulis Injil Yohanes 20:1a.2-8 DALAM kelompok murid di suatu kelas, seorang guru biasanya mempunyai murid kesayangan. Entah karena kepintarannya menonjol lebih dari yang lain, entah karena sopan santunnya yang baik, atau budi bahasa dan tutur katanya yang menawan. Seorang guru mempunyai kedekatan dengan murid yang dikasihi itu. Demikian juga dalam kelompok murid Yesus ada disebutkan murid yang dikasihi Yesus. Ia (Maria Magdalena) berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." Para ahli kitab menyimpulkan bahwa murid yang dikasihi Yesus adalah Yohanes. Dialah yang menulis Injilnya dan menyatakan bahwa Allah adalah kasih. Kalau dia tidak punya pengalaman dikasihi sedemikian dekat, rasanya tak mungkin dia berani menyimpulkan Allah adalah kasih. Hanya dalam Injil Yohanes, penulis menyebutkan “Murid yang dikasihi Yesus.” Ia juga menulis, "Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya." Dalam perikope lain ia menyatakan, "Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: 'Ibu, inilah, anakmu!' Waktu sedang makan di pinggir danau, ia berkata, "Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: 'Itu Tuhan!' Murid ini tidak pernah diidentifikasi secara spesifik, tetapi identitas murid yang dikasihi Yesus jelas. Murid yang dikasihi Yesus mengidentifikasi dirinya sebagai penulis Injil (Yohanes 21:24), yang diyakini oleh sebagian besar ahli sebagai rasul Yohanes, anak Zebedeus dan saudara Yakobus. Bukti lain yang tercatat dalam Injil Sinoptik menyebutkan ada 3 murid yang dekat dengan Yesus; Petrus, Yakobus dan Yohanes. “Murid yang dikasihi Yesus” jelas bukan Petrus, karena dia bertanya tentang nasib murid ini. Pilihan tinggal Yakobus atau Yohanes. Yesus pernah menyatakan bahwa murid itu akan mempunyai “umur panjang.” Sedangkan Yakobus adalah murid pertama yang meninggal dari kelompok rasul. Maka tinggal Rasul Yohaneslah murid yang dikasihi Tuhan itu. Tradisi Gereja menyebut Yohanes hidup sampai tahun 90 M. Dia adalah rasul terakhir yang masih hidup. Dia mempunyai hubungan erat dengan Yesus sampai Ia mempercayakan ibu-Nya kepada murid yang dikasihi ini. Apakah kita mempunyai hubungan yang erat dengan Tuhan sehingga kita juga bisa disebut “Murid yang dikasihi-Nya?” Punya sekuntum bunga melati, Harumnya semerbak mewangi. Menjadi murid yang dikasihi, Harus punya hati yang peduli. Wonogiri, kasih yang abadi Rm. A.Joko Purwanto, Pr Puncta 26 Desember 2025
Pesta St. Stefanus, martir Pertama Matius 10:17-22 SEORANG imam muda, Joseph Tran Ngoc Thanh meninggal karena dibunuh di kamar pengakuan pada tanggal 29 Januari 2022 di paroki tempat dia bertugas. Sebelum memimpin misa, Pastor Joseph melayani sakramen pengakuan dosa bagi umat. Tiba-tiba masuk seorang lelaki yang langsung menyerang dan melukai Pastor Joseph. Ia bersimbah darah di kamar pengakuan. Umat berusaha menolong tetapi nyawanya tak bisa diselamatkan. Di Gereja Bedog, Yogyakarta juga pernah terjadi penyerangan terhadap Rm. Karl Edmund Prier SJ yang sedang memimpin misa. Minggu pagi 11 Februari 2018 ketika umat sedang berdoa, seorang pemuda mengamuk dengan samurai di tangan. Romo Prier terkena sabetan di kepala. Untung bisa diselamatkan. Penganiayaan, pembunuhan, teror dan intimidasi terhadap Gereja Katholik sejak awal sudah terjadi. Yang pertama dialami adalah pembunuhan Stefanus yang hari ini kita rayakan. Stefanus dibunuh di luar tembok Yerusalem karena membela imannya. Dia dilempari batu, dirajam sampai mati. Sebelum menghembuskan nafasnya, Stefanus mendoakan mereka yang menganiayanya seperti yang dilakukan Yesus ketika disalibkan. Kemartiran adalah jalan menuju kemuliaan. Semangat itu dihayati oleh jemaat perdana sampai sekarang. Tertuliannus pernah menulis “"Sanguis martyrum, semen Christianorum" atau disingkat "Semen sanguinis Christianorum". Kalimat itu berarti "Darah para martir adalah benih iman orang-orang Kristen". Makna dari tulisan ini adalah bahwa teror, intimidasi, penganiayaan dan kemartiran yang dialami oleh orang-orang Kristen awal tidak memadamkan, melainkan justru memperkuat dan menyebarkan iman Kristen. Karena keberanian dan kesaksian para martir justru menegaskan apa yang mereka wartakan adalah kebenaran. Dengan darah para martir itu justru semakin banyak orang yang percaya kepada Kristus. Mereka yakin akan kebenaran iman Kristen. Hari ini kita memperingati martir pertama Gereja yakni St. Stefanus. Mari kita teladani semangat kemartirannya agar nama Tuhan semakin dimuliakan. Jalan ramai dimana-mana, Liburan tahun baru sudah tiba. Ada rahasia ilahi yang bekerja, Makin dianiaya makin subur Gereja. Wonogiri, darah martir yang menyuburkan Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 25 Desember 2025
HR. Kelahiran Yesus Lukas 2:15-20 PRESTASI para atlit SEA games 2025 yang mampu meraih peringkat runner up walaupun tidak juara umum dengan memperoleh 91 emas adalah sepercik berita gembira yang memberi hiburan masyarakat Indonesia di tengah berita-berita yang memprihatinkan. Walaupun prestasi emas itu membanggakan tetapi membuat pusing bagi Presiden Prabowo karena harus memberi hadiah bagi yang berhasil membawa pulang medali sesuai dengan janjinya dahulu. Berita gembira kok malah membuat pusing! Sepanjang tahun ini kita terlalu sering mendengar berita-berita yang menyedihkan; kasus keracunan MBG, runtuhnya bangunan pesantren yang menelan korban jiwa, ledakan bom di SMAN 72 sampai peristiwa banjir bandang di Aceh, Medan dan Padang yang menghancurkan rumah, jalan, bangunan, bahkan 1071 nyawa melayang. Masih banyak lagi berita-berita miris yang terlalu menyayat hati dan membuat kita hanya bisa menepuk dada dengan sedih. Jarang sekali muncul warta sukacita yang membesarkan dan menguatkan hidup kita. Hal yang sama bisa juga direnungkan lewat bacaan Injil hari ini. Para gembala yang miskin dan sederhana, mereka yang jarang mendengar berita sukacita, kini mendapat kabar gembira dari malaikat. “Hari ini telah lahir bagimu Sang Juruselamat.” Orang-orang sederhana ini langsung mencari bukti di Betlehem. "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita." Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Kaum kecil seperti para gembala ini menyatakan langsung dan mengabarkan apa yang mereka dengar sesuai dengan kata-kata dari malaikat itu. Kabar yang benar membawa sukacita kepada semua orang. Semua orang yang mendengarnya menjadi bersukacita. Mari kita bertindak bijaksana dengan mengabarkan tentang kebenaran, bukan berita bohong atau menyesatkan. Dunia kita sering dijejali dengan berita-berita bohong dan ujaran kebencian. Mari kita belajar seperti para gembala dan Maria yang menyimpan segala peristiwa dalam hatinya. Kita wartakan hal-hal positif yang membangun dan menguatkan. Negeri ini banyak orang pintar, Tapi kenapa pikirannya kosong. Wartakanlah berita yang benar, Jangan sebarkan berita bohong. Wonogiri, utamakan kebenaran Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 24 Desember 2025
Rabu Khusus Adven Lukas 1:67-79 SEPERTI seorang pendaki gunung yang telah mencapai puncak, dia mengarahkan pandangannya ke ufuk timur dan melihat cahaya indah dari terbitnya matahari, meluaplah sukacita yang besar tanpa bisa dijelaskan. Kata-kata tak mampu mengungkapkan keagungan ilahi ini. Setelah perjalanan panjang yang melelahkan menuju puncak gunung, terbayar sudah segala jerih payah itu dengan melihat terbitnya matahari yang memberi kehangatan. Demikianlah kiranya kebahagiaan dan sukacita yang dialami oleh Zakharia. Dalam kuasa Roh Kudus, ia menyanyikan pujian atas karya Allah yang mengagumkan. Sesuatu yang mustahil bagi manusia, namun dikerjakan oleh Allah dengan sempurna. Itulah karya keselamatan yang telah dijanjikan Tuhan sejak turun temurun. Allah tetap setia pada janji-Nya bagi Israel bangsa yang dipilih-Nya. Sejak zaman Abraham, Allah akan selalu menyertai. Zakharia memuji kesetiaan Allah. Kendati Israel sebagai bangsa mengalami jatuh bangun, terbuang dan tertindas di negeri asing, tetapi Allah terus menerus berkarya dan membimbing bangsa-Nya. Kini dengan lahirnya Yohanes, Allah masih menuntun bangsa-Nya untuk mencapai keselamatan dalam diri Kristus Yesus. Yohanes akan mengantarkan umat mengenal Sang Penyelamat. “Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya, untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka.” Yohanes adalah nabi yang secara langsung menunjukkan kegenapan nubuat sejak zaman dahulu kala akan datangnya Penyelamat, yaitu Yesus Kristus sang Mesias. Yohanes membuka tabir akan kegenapan janji Allah. Kita bersyukur karena janji itu akan segera terpenuhi dengan lahirnya Kristus Juru Selamat dunia. Mari kita menatap masa depan dan memuji Tuhan bersama Zakharia. Matahari terbit sungguh mempesona, Cahayanya menerangi seluruh dunia. Karya Tuhan sungguh agung mulia, Janji-Nya tak pernah luntur bagi kita. Wonogiri, selamat menyongsong Penyelamat dunia. Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 23 Desember 2025
Selasa Khusus Adven Lukas 1:57-66 PADA malam menjelang kelahiran Duryudana, putra sulung Destrarastra di Hastina, alam memberi firasat yang menakutkan. Terdengar suara lolongan serigala yang menggetarkan bulu kuduk, suara burung hantu yang mewartakan kematian di malam gelap, ringkikan kuda yang aneh dan bulan yang diselimuti awan gelap. Gendari, istri Destrarastra merasa iri dan jengkel karena Kunti, istri Pandudewanata sudah melahirkan Yudistira. Ia menyimpan kemarahan dan dendam kepada Pandu karena Gendari ditolak menjadi istri Pandu. Ketika mengandung bayinya, Gendari memukuli perutnya agar calon anak ini segera lahir. Namun yang lahir ternyata segumpal daging merah. Oleh Resi Wiyasa, daging itu dipotong dengan keris sakti menjadi seratus potongan dan disimpan dalam guci kendaga. Dari guci kendaga pertama lahirlah Suyudana atau Duryudana, anak sulung dari darah Kuru. Dialah yang menjadi pemimpin Kurawa yang ambisius. Para penasehat seperti Yamawidura dan Resi Bisma menyarankan agar bayi itu dibuang ke hutan karena ada firasat bahwa dia akan membawa kehancuran bagi seluruh darah Kuru. Berbeda dengan kelahiran Suyudana, tanda-tanda atau firasat juga dialami oleh Elisabet saat akan melahirkan anaknya. Ia yang dikatakan mandul dan sudah tua tak mungkin punya anak. Suaminya mengalami bisu ketika Elisabet mengandung juga sebuah firasat karena tidak percaya pada Tuhan. Pemberian nama yang menyimpang dari garis keturunan ayah adalah tanda aneh bagi para tetangga. Seharusnya anak itu diberi nama Zakharia, seperti nama ayahnya. Tetapi orangtuanya menolak dan memberi nama beda yaitu Yohanes. Kata mereka kepadanya: "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian." Dan merekapun heran semuanya. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia. Firasat atau tanda-tanda itu telah memberi isyarat akan menjadi apakah anak itu kelak. Yohanes menjadi nabi yang membuka jalan bagi Mesias yaitu Yesus Sang Penyelamat dunia. Ia menjadi buah tutur akan kebaikan Allah kepada kita. Menjadi apakah kita kelak ditentukan dari apa yang kita buat sekarang ini. Firasat buruk akan menghantar kehancuran, firasat yang baik membawa kemuliaan. Serigala melolong menakutkan, Bulan gelap tertutup oleh awan. Hidup ditentukan oleh perbuatan, Kita akan memetik hasil tindakan. Wonogiri, hidup adalah kesempatan Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 22 Desember 2025
Senin Khusus Adven Lukas 1:46-56 PADEPOKAN Widara Kandang yang sepi, tenang dan tentram dihuni oleh Demang Antagopa dan Nyai Sagopi. Mereka adalah orang yang sederhana, jujur dan bertakwa kepada Tuhan. Mereka dititipi oleh Raja Basudewa untuk mendidik Raden Kakrasana, Narayana dan Lara Ireng. Ketiga anak raja itu disembunyikan di Widara Kandang supaya tidak dibunuh oleh Kangsa Dewa yang memberontak ingin menjadi raja di Mandura. Kakrasana ketika dewasa menjadi Prabu Baladewa. Narayana menjadi Prabu Kresna, penasehat Pandawa dan Lara Ireng menjadi Dewi Sumbadra, istri Arjuna. Demang Antagopa dan Nyai Sagopi mendidik mereka menjadi orang yang berbudi luhur dan memahami penderitaan rakyat kecil. Kelak ketika menjadi raja, mereka selalu berpihak dan membela rakyatnya yang menderita. Dari rakyat jelata, orang kecil dan sederhana ini, Tuhan membentuk Kakrasana dan Narayana menjadi orang-orang yang hebat, bijaksana dan adil paramarta. Dalam Injil hari ini, Maria mengungkapkan pujiannya kepada Allah yang membela kaum kecil dan mengangkatnya ke martabat yang luhur. Allah memperhatikan hambanya yang hina dina dan mengangkatnya seperti para bangsawan. Orang yang congkak hati seperti Kangsa Dewa disingkirkannya dari tahta. Orang sombong diturunkan dari kuasanya. Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah. Allah melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa. Maria mengalami kasih Allah yang bertindak adil bagi orang-orang kecil dan menjungkir-balikkan mereka yang congkak hatinya. Ia mengalami sebagai rakyat kecil atau bangsa yang tertindas oleh kekuasaan Romawi yang bengis. Tetapi kasih setia Allah tidak pernah berpaling dari orang-orang yang takut akan Tuhan. Maria adalah bagian kecil kelompok anawim yakni sekelompok orang yang miskin secara rohani, materiil dan terpinggirkan. Namun tetap setia mengandalkan Roh Allah dalam situasi sesulit apapun. Kelompok Anawim seperti Maria ini memiliki daya resilien yang kuat dan punya pengharapan yang tinggi bahwa Allah akan bertindak menyelamatkan umat-Nya. Semangat itulah yang nampak dalam kidung Magnifikat Maria. Marilah meneladan iman dan kesetiaan Maria yang tangguh menghadapi segala kesulitan dan pencobaan hidup. Pergi ke Blabak beli tahu kupat, Satu porsi bisa dimakan untuk berempat. Maria adalah wanita yang kuat, Imannya nampak dalam kidung Magnifikat. Wonogiri, aku memuji Tuhan Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 21 Desember 2025
Minggu Adven IV Matius 1:18-24 DALAM Injil diceritakan ada dua pria yang mendapat kabar dari Malaikat Gabriel, yakni Zakharia, suami Elisabet dan Yusuf, suami Maria. Namun reaksi mereka jauh berbeda. Zakharia seorang imam yang bertugas di Bait Suci. Bisa ditebak pastilah hidupnya saleh dan memahami kitab suci. Namun saat Gabriel memberitahu bahwa istrinya akan mengandung, Zakharia tidak percaya. Zakharia mempertanyakan kehendak Tuhan, "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku telah lanjut umurnya." Karena meragukan kehendak Allah, Zakharia dihukum menjadi bisu. Yusuf berbeda dengan Zakharia. Ia seorang pria yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan tunangannya. Dengan diam-diam ia hendak meninggalkannya. Tetapi dalam kebimbangan, malaikat Gabriel datang. "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka," tegas sang malaikat. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf BERBUAT seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya. Kata BERBUAT sengaja saya beri huruf kapital. Karena inilah yang membedakan dengan reaksi Zakharia. Tanpa pikir dua tiga kali, tanpa ragu, tanpa banyak kata, tanpa menunda-nunda, setelah bangun dari tidurnya, Yusuf langsung berbuat apa yang diperintahkan Gabriel. Dia menjadi suami yang siap siaga bertanggungjawab untuk Maria dan bayinya. Sikap ragu-ragu membuat kita takut melakukan sesuatu. Zakharia takut untuk percaya bahwa Allah bisa melakukan segala sesuatu. Beda dengan Yusuf. Walaupun dia juga takut, tetapi Yusuf percaya dan segera berbuat apa yang diperintahkan kepadanya. Hasilnya adalah buah keselamatan bagi banyak orang. Belajarlah dari koloni semut, Mereka bersatu dan bekerjasama. Janganlah ragu dan takut, Sabda Tuhan dapat dipercaya. Wonogiri, jangan ragu tapi percaya Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 20 Desember 2025
Sabtu Adven III Lukas 1:26-38 DALAM kisah lahirnya Karna, digambarkan bahwa Kunti berguru pada Resi Druwasa. Ia diberi aji yang dapat menghadirkan dewa. Namun mantra itu tak boleh didoakan pada waktu tidur atau sedang mandi. Karena ingin sekali mengetahui kesaktian mantra itu, Kunti merapalkan saat mandi. Dewa Surya datang dan singkat cerita Kunti mengandung. Maka lahirlah Karna, yang kemudian dibuang di sungai Gangga. Karna kemudian mengabdi kepada Kurawa. Dalam Injil hari ini, Malaikat Gabriel datang kepada Maria. Ia memberitakan kabar bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan seorang bayi yang akan diberi nama Imanuel, artinya Allah beserta kita. Maria terkejut dan bertanya, bagaimana mungkin itu terjadi karena dia masih perawan dan belum pernah berhubungan dengan lelaki. Malaikat menjelaskan bahwa Roh Kudus akan turun atasnya dan kuasa Allah akan menaunginya, sehingga anak itu akan kudus, Anak Allah. Bagi Allah tidak ada yang mustahil. Ia berdaulat atas hidup manusia. Apa yang dikehendaki Tuhan pasti akan terjadi. Gabriel memberi bukti; Elisabet yang sudah tua dan dikatakan mandul jadi wujud nyata daulat Tuhan. Maria tunduk pada kedaulatan Tuhan. Ia berkata, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut firmanmu.” Kesediaan dan ketaatan Maria menyelematkan seluruh umat manusia. Dari dia, lahirlah Sang Penebus yaitu Yesus Kristus. Sabda Allah menjadi manusia dan diam di antara kita. Kunti tidak mau menerima kehendak Allah. Dia membuang anak itu. Karna bergabung di pihak Kurawa yang jahat. Karna harus mati ditumpas oleh Pandawa. Maria menerima kehendak Tuhan dan menjawab panggilan Allah dengan setia. Yesus menjadi penyelamat bagi umat manusia yang berdosa. Kita bersyukur atas iman dan ketaatan Maria. Tanpa jawaban YA dari Maria, kita tak mungkin diselamatkan. Allah menggunakan Maria menjadi pembuka jalan keselamatan kita. Pergi ke Guci mandi air hangat, Hilang rasa penat badan jadi kuat. Salam Maria bunda penuh rahmat, Darimu kami menemukan Penyelamat. Wonogiri, doakan kami ya Bunda Maria Rm. A. Joko Purwanto, Pr |
Archives
December 2034
Categories |
RSS Feed