|
Berikut adalah kolom untuk bertanya pada Romo. Silakan menulis nama dan pertanyaan di kolom komentar. E-mail dan website dikosongkan saja apabila tidak punya.
15 Comments
Puncta 2 Desember 2025
Selasa Adven I Lukas 10:21-24 DALAM kunjungan keluarga di lingkungan-lingkungan saya merasa senang dan dikuatkan. Umat sederhana di desa-desa yang saya temui memberi kekuatan dalam beriman. Sharing-sharing mereka justru menguatkan dan meneguhkan kami yang datang. Mereka menunjukkan iman yang kuat kendati hidup sendirian di tengah-tengah masyarakat. Mereka selalu bersyukur karena kebaikan Tuhan yang mengalir tiada henti. Mereka bisa melihat karya Tuhan itu lewat pengalaman hidup sehari-hari. Hidup rukun di tengah warga, guyub dan saling membantu satu sama lain, selalu ada pertolongan dalam setiap kesulitan, selalu dicukupkan oleh Tuhan walau tidak kaya raya. Itulah campur tangan Tuhan yang selalu hadir secara nyata. Selalu bersyukur membuat orang mampu melihat karya Allah dalam kehidupan sehari-hari. Bersyukur memungkinkan orang melihat peristiwa kehidupan sebagai tindakan Allah. Kita bisa melihat karya besar Allah dalam hidup kita. Itu dimulai dari hati yang selalu bersyukur. Yesus sendiri mengalami karya Bapa dalam Diri-Nya, maka Dia bersyukur. "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.” Yesus mengajak para murid-Nya untuk bersyukur. Para murid semestinya bersyukur karena melihat langsung karya Allah dalam diri Yesus. Maka Yesus berkata kepada mereka, “"Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya." Banyak orang ingin melihat tetapi tidak bisa melihat. Banyak orang ingin mendengar tetapi tidak mendengar, karena tidak ada rasa syukur dalam hati mereka. Kalau hati kita dipenuhi rasa syukur, maka kita akan melihat karya-karya besar Allah bagi kita. Hal itu yang dikejar dan didambakan oleh orang-orang besar, cerdik pandai dan bijak. Bersyukurlah karena anda telah mengalami dan melihat kasih karunia Allah dalam diri anda dan itu tidak diberikan kepada semua orang, bahkan mereka yang cerdik dan bijak sekalipun. Bersukacita dan bergembiralah anda karena Tuhan selalu ada dalam segala situasi. Sebelum Sabtu adalah hari Jum’at, Kalau hari Minggu kita mesti beribadat. Hati yang bersyukur adalah berkat, Mereka yang sakit serasa ketemu obat. Wonogiri, kebijaksanaan rakyat jelata Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 1 Desember 2025
Pw. B.Dionesius dan Redemptus, Biarw Martir Indonesia Matius 8: 5-11 atau RUybs PIERRE Berthelot (1600-1638) - demikian nama asli Santo Dionisius yang berasal dari keluarga pelaut. Sejak kecil ia ikut ayahnya mengarungi lautan. Usia 19 tahun dia sudah jadi pelaut ulung. Ia masuk angkatan laut di Goa, India. Ia pernah terdampar di Banten karena kapalnya dibakar oleh VOC. Namun dia tidak puas jadi pelaut. Ia selalu merenungkan panggilan Tuhan dalam Kitab Suci dan hidup menurut sabda-Nya. Pada usia 35 tahun ia masuk Ordo Karmel dan bertugas di Goa, India. Di biara inilah dia bertemu dengan Bruder Redemptus (Thomas Rodriguez da Cunha) yang juga bekas tentara Portugis. Mereka berdua ditugaskan oleh Raja Muda Goa untuk menjalin hubungan dengan Kerajaan Aceh, di bawah Raja Iskandar Thani. Namun hasutan VOC membuat orang Aceh memusuhinya. Mereka difitnah ingin menyebarkan agama Katolik. Mereka ditangkap, disiksa dan dipenjara. Di tengah penganiayaan itu Dionesius meneguhkan iman para anak buah kapal. Dia terakhir dibunuh dengan kelewang dan dipenggal kepalanya. Namun anehnya setiap kali tubuhnya dibuang ke laut, jenasah Dionesius kembali ke tempat dia dibunuh. Akhirnya dia dimakamkan secara hormat di Pulau Dien. Para martir itu dibunuh pada tanggal 29 November 1938. Dionesius dipindahkan ke Goa. Semangat dan mentalnya sebagai perwira surgawi diwujudkan dalam kesetiaan dan loyalitasnya kepada Raja Semesta yaitu Yesus Kristus. Ia taat sampai mati membela iman dan mengikuti perintah-Nya. Dalam Injil, seorang perwira Romawi juga menunjukkan kesetiaan dan ketaatannya dan merasa tidak pantas di hadapan Raja Segala Raja. Kata perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Apakah kita juga punya sikap taat dan setia kepada Kristus Sang Raja Segala Raja? Ketaatan perwira Romawi itu menunjukkan imannya yang dalam. Kita juga bisa meneladan kesetiaan dan ketaatan Dionesius, Redemptus dan perwira Romawi itu. Ke Tawangmangu beli pisang, Makan sebiji seperti makan sepuluh. Aku tidak pantas Tuhan datang, Bersabdalah saja aku pasti sembuh. Wonogiri, selamat jalan sahabatku Asmi Ariyanto... Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 30 November 2025
Minggu Adven Pertama Matius 24:37-44 TANDA atau rambu-rambu adalah petunjuk awal bagi setiap orang untuk berhati-hati. Ia semacam “warning” pengingat bagi kita semua akan suatu hal atau peristiwa yang akan terjadi. Misalnya, penyakit kronis pasti dimulai dengan tanda-tanda atau gejala-gejala awal yang mesti kita perhatikan. Serangan jantung mendadak sebetulnya sudah diawali dengan tanda atau gejala-gejala tertentu yang mungkin tidak kita sadari. Semakin kita peka terhadap tanda, kita akan cepat mengambil langkah pencegahan. Kalau kita mengabaikannya, kita akan mengalami dampak buruk bagi hidup kita. Bacaan Minggu ini mengantarkan kita akan datangnya Yesus yang akan mengadili dunia. Yesus akan datang kembali. Namun kita tidak tahu kapan hari kedatangan itu terjadi. Maka kita diajak untuk berjaga-jaga. Yesus memberi contoh orang yang berjaga-jaga adalah Nuh. Nuh percaya pada Tuhan dan hidup menurut perintah-Nya. Sementara orang-orang sibuk dengan urusannya sendiri. Mereka mengejar hal-hal duniawi dan berlaku jahat. Nuh membuat bahtera sebagai kesiapsiagaan kendati tanda-tanda air bah belum ada. Bagi orang awam, Nuh dianggap aneh dan gila. Tetapi Nuh percaya “lebih baik sedia payung sebelum hujan.” Mereka yang tidak siap akan datangnya air bah, hanyut dan hancur oleh perbuatannya sendiri. Mereka tidak peka terhadap tanda-tanda alam di sekitarnya. “Wong urip iku bakal ngundhuh wohing pakarti.” Orang akan memetik dari hasil perbuatannya sendiri. Pada masa Adven ini kita diajak siap siaga menyambut kedatangan Tuhan. Jangan terlena oleh urusan duniawi, tetapi siapkan dirimu untuk kedatangan Yesus. Mari kita peka akan tanda-tanda kehadiran Allah di sekitar kita. Kita siapkan diri menyambut kedatangan Mesias. Keluarga Nuh membuat bahtera, Air bah menerjang tanpa diduga. Tuhan akan mendatangi kita, Kita siap siaga menyambut-Nya. Wonogiri, sambutlah kedatangan-Nya Rm. A.Joko Purwanto,Pr Puncta 29 November 2025
Sabtu Biasa XXXIV Lukas 21:34-36 KITA ini kadang memiliki pikiran terbalik. Baru ketika ada kejadian maling di kampung, kita ribut mengadakan ronda atau jaga kampung. Sebelum ada kejadian, orang terlena dengan acaranya masing-masing. Baru mengadakan ronda kalau sudah ada rumah yang dibobol maling. Lha sebelumnya ngapain kita tenang-tenang saja? Maling pasti tidak akan datang lagi karena tahu orang ramai berjaga-jaga. Berjaga-jaga justru dilakukan ketika belum terjadi kemalingan, kebakaran atau bencana. Sikap berjaga-jaga harus dilakukan setiap saat, tidak menunggu kalau sudah ada kejadian. Yesus menyatakan bahwa Hari Tuhan pasti akan datang. Maka kita diajak untuk selalu berjaga-jaga. "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.” Yesus mengajak kita untuk tidak terlena oleh pesta pora dan kemabukan, serta kepentingan-kepentingan duniawi. Memang kenikmatan duniawi ini sangat menggiurkan dan menggoda kita. Salah satu contoh yang sekarang menjadi keprihatinan banyak orang, adalah maraknya peredaran narkoba di tengah masyarakat. Bahkan barang haram itu sudah menjalar ke anak-anak pelajar di sekolah. Kalau hal ini tidak diwaspadai, cita-cita luhur kita untuk mencetak generasi emas tahun 2045 bisa kandas tak ada bekas. Oleh karena itu kita diingatkan agar tidak terlena dan tergoda oleh hal-hal duniawi yang menyesatkan. Itu baru satu contoh, ada banyak hal lain yang juga memprihatinkan kita; judi online, perdagangan manusia, kerusakan lingkungan dan lainnya. Berjaga dan berdoa, itulah ajakan Yesus agar kita tidak terkena masalah yang menjerat kita dan tetap bisa bertahan dengan baik sampai pada akhirnya. Ke Jakarta naik kereta senja, Tiba di Gambir subuh waktunya. Mari kita berjaga dan berdoa, Kematian datang tak bisa diduga. Wonogiri, waspadalah senantiasa Rm. A.Joko Purwanto, Pr Puncta 28 November 2025
Jumat Biasa XXXIV Lukas 21:29-33 SEBELUM terjadi tsunami di Aceh, ada tanda-tanda alam yang tidak wajar yang mendahuluinya. Misalnya ada gempa di laut yang menyebabkan suara dentuman “mak jleguuur….” yang sangat besar di kejauhan seperti jatuhnya bom. Kemudian secara cepat air laut surut dan menampakkan dasar samudera yang jauh dari pantai. Lalu disusul dengan gelombang besar yang datang menerjang tiba-tiba. Perilaku hewan-hewan seperti burung di pantai juga terasa aneh. Mereka beterbangan kian kemari menjauhi bibir pantai. Kebanyakan orang waktu itu sibuk dengan urusannya sendiri sehingga tidak menyadari tanda-tanda akan datangnya bahaya besar. Tanda-tanda alam seperti itu mengisyaratkan akan terjadinya sesuatu yang dahsyat. Yesus membaca tanda-tanda alam dari pohon ara atau pohon lain yang bertunas. Tanda-tanda itu menunjukkan akan datangnya musim panas. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia adalah tanda-tanda bahwa Kerajaan Allah sudah dekat dan waktu-Nya akan segera tiba. Dengan mengetahui tanda-tanda itu Yesus mengajak kepada kita untuk waspada akan datangnya akhir zaman. Kita tidak tahu kapan akhir zaman terjadi. Tetapi yang kita tahu bumi ini sudah tua dan akan musnah. Segala sesuatu di bumi ada masanya. Orang beriman selalu mempunyai pengharapan. Kehancuran atau penghabisan masa bukan yang terpenting. Yang utama adalah keyakinan bahwa Tuhan akan menyelamatkan kita. Itulah pengharapan dan keyakinan kita. Kristuslah Penyelamat kita di saat yang menentukan itu. Dengan iman itu kita diajak hidup seturut dengan apa yang kita imani. Tetap setia mengikuti Kristus sampai akhir. Karena kita percaya akan sabda-Nya; “Aku akan menyertai engkau sampai akhir zaman.” Mari kita tetap setia menjalani hidup sesuai kehendak dan ajaran-Nya. Kita mengasihi sesama sebagaimana Kristus telah mengasihi kita. Kalau ada kera-kera turun ke kota, Tanda kekeringan melanda dimana-mana. Bukalah hatimu agar semakin peka, Tuhan hadir melalui tanda-tanda alam raya. Wonogiri, tetaplah waspada Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 27 November 2025
Kamis Biasa XXXIV Lukas 21:20-28 MBAH Yohana Saminem (82) harus berpindah rumah dari Dusun Banasan ke Pondok mengikuti anaknya karena rumah yang ditinggali dihantam bukit yang longsor. Dapur rumahnya rusak parah tertimpa bebatuan dan tanah longsor. Kami mengunjunginya dan mendengarkan kisah hidupnya yang sangat meneguhkan dan mengagumkan. Ia menikah dengan Pak Yusup Sumarto dan tinggal di Banasan. Rumahnya terletak di bawah jalan dan tebing yang tinggi. Untuk menuju ke Dusun Banasan memang harus melalui tanjakan dan turunan yang tajam karena letaknya di atas bukit. Pak Yusup Sumarto meninggal 4 tahun yang lalu. Mbah Saminem tinggal sendirian. Tahun lalu waktu musim hujan deras dan lama membuat bukit di dekat rumahnya longsor, menimpa rumah Mbah Saminem. Untung dia selamat dan harus mengungsi di rumah anaknya. “Matur nuwun Rama, taksih dipun paringi gesang dening Gusti Allah. Kula sagedipun nggih namung matur nuwun,” ujarnya bercerita tentang musibah itu. (Terimakasih Rama masih diberi hidup oleh Yang Kuasa. Bisanya ya hanya bersyukur) Dalam perikope ini Yesus menceritakan kepada murid-murid-Nya bahwa kehancuran Yerusalem sudah mendekat. Hal itu akan ditandai dengan peperangan, bencana, tanda-tanda dari langit. Akan ada kelaparan, penyakit, malapetaka dan aneka macam penderitaan. Tetapi Yesus mengingatkan agar kita teguh berdiri, “Apabila semuanya itu terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.” Seperti yang dibuat oleh Mbah Saminem, menghadapi bencana dalam hidupnya, ia tetap bersyukur pada Tuhan karena masih diberi kehidupan. “Sagedipun nggih namung matur nuwun,” (Bisa saya ya hanya berterimakasih pada Tuhan) adalah ungkapan iman yang sederhana namun punya daya kekuatan yang teguh dalam menghadapi derita dan bencana. Mampukan kita menghadapi semua derita dan bencana dengan tetap teguh di hadapan Tuhan? Berani menyerahkan diri kepada-Nya? Ada pelajar di bullying temannya, Sampai mati meninggalkan duka lara. Bencana dan derita akan selalu ada, Tetap teguh dan percaya adalah senjatanya. Wonogiri, beriman dengan teguh Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 26 November 2025
Rabu Biasa XXXIV Lukas 21:12-19 TIGA tahun setelah kemerdekaan Indonesia, kondisi keamanan belum kondusif. Masih terjadi perang di daerah-daerah. Apalagi Belanda masih ingin menguasai Indonesia. Beberapa kali terjadi agresi di Semarang, Ambarawa, Muntilan dan Yogya. Rm. Sandjaya bertugas di Seminari Muntilan. Situasi revolusi masih belum aman. Seminari mau dibakar oleh para pejuang kiri. Situasi mencekam karena ancaman dan teror. Rama Rektor yang adalah pastor Belanda diundang rapat oleh para pemuda. Rama Sandjaya mencium ada gelagat yang mencurigakan. Maka ia minta ijin menggantikan Rama Rektor menghadiri “rapat” di desa sebelah. Bersama Fr. Bouwens SJ, Rama dijemput pemuda-pemuda Muntilan. Tanggal 20 Desember 1948 malam hari Rama Sandjaya dibawa pemuda-pemuda kampung. Itu adalah malam terakhir hidup Rama Sandjaya. Belum sampai di Bale desa, Rama Sandjaya dan Fr. Bouwens dibunuh oleh para pemuda di antara desa Kembaran dan Patosan. Jenasahnya ditemukan di tengah sawah dalam kondisi yang mengenaskan. Ia mengalami penyiksaan dan kemudian ditembak di malam yang gelap itu. Kini makam Rama Sandjaya di Kerkhof Muntilan dikunjungi banyak peziarah. Mereka percaya Rm. Sandjaya adalah martir suci yang membela imannya. Yesus menasehatkan kepada para murid-Nya untuk tetap teguh dan percaya menghadapi segala pencobaan dan penderitaan demi imannya. Ia berkata, “Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.” Yesus juga berpesan agar para murid tetap tenang dan yakin, tidak perlu takut karena Dia akan menjaga dan melindungi mereka. “Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu." Nyawa tidak lebih berharga dengan jaminan keselamatannya. Apa gunanya punya nyawa tetapi akhirnya tidak selamat, tidak masuk sorga? Orang rela mengorbankan nyawanya karena ia percaya akan selamat di sorga. Yesuslah yang menjamin keselamatan kita. Beli empek-empek ke Palembang, Aku suka yang rasa kapal selam. Janganlah takut dan bimbang Yesus siap memberikan jaminan. Wonogiri, jangan takut Rm. A.Joko Purwanto, Pr Puncta 25 November 2025
Selasa Biasa XXXIII Lukas 21: 5-11 RIBUAN pelacong baik domestik maupun mancanegara berbondong-bondong datang ke Candi Borobudur di Magelang. Mereka mengagumi hasil karya abad ke 8 Masehi zaman Dinasti Syailendra yang hebat ini. Mereka berdecak kagum akan karya besar manusia pada zaman itu. Mereka mengelilingi candi yang berbentuk mandala dan menaiki tanggga-tangga menuju puncak. Di atas candi mereka bisa melihat pemandangan indah. Ada banyak stupa-stupa yang di dalamnya ada patung Budha bersemadi. Banyak turis asing naik ke puncak juga ingin menikmati pemandangan matahari terbit yang sangat indah. Walau harus membayar tiket mahal, namun menikmati keindahan Candi Borobudur tak seberapa dengan harga yang harus dibayar. Namun orang sering hanya berhenti mengagumi keindahan luarnya saja. Keindahan fisik itu hanya sementara saja. Orang lupa bahkan tidak tahu bahwa di balik keindahan Borobudur itu ada nilai-nilai kekal yang diajarkan lewat panel-panel dinding candi. Relief candi mengajarkan nilai-nilai luhur untuk mencapai kesempurnaan hidup. Dalam relief itu ada tingkatan perjalanan hidup manusia; Kamadhatu (dunia nafsu), Rupadhatu (dunia bentuk, wujud) dan Arupadhatu (dunia tanpa wujud, kosong, hampa). Yesus memperingatkan orang-orang yang datang ke Bait Suci untuk mengagumi bangunan yang indah dan megah itu. Tetapi itu hanyalah bangunan fisik atau wujud yang akan hancur. Orang tidak sadar siapa yang ada di dalam bangunan itu. Dia adalah Allah yang tak kelihatan. "Semua hal yang kamu lihat ini sekarang – akan datang saatnya di mana tidak satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain: semuanya akan hancur,” kata Yesus. Iman kepada Allah-lah yang semestinya dicari orang, bukan bangunan atau gedung yang megah dan indah. Gedung hanyalah sarana fisik yang bisa roboh, tetapi iman yang kuat kepada Tuhan tak bisa diruntuhkan. Marilah kita memperkuat iman kita kepada Tuhan, agar dalam situasi apa pun kita tidak akan digoyahkan. Entah penderitaan, ancaman, kesulitan menghadang tidak akan mempengaruhi iman kita. Borobudur adalah mahakarya dunia, Dikagumi oleh orang dari segala bangsa. Jangan mengagumi keindahan luarnya, Tetapi kagumilah Tuhan Sang Pencipta. Wonogiri, Bersyukurlah kepada Tuhan Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 24 November 2025
Pw. St. Andreas Dung Lac, Imam dkk, Martir Lukas 21:1-4 atau Ruybs SUATU sore di halaman depan Pastoran Sedayu. Saya sedang menyapu halaman di bawah pohon beringin. Terdengar suara pesawat terbang yang melintas di atas gereja. Memang waktu itu di atas Sedayu adalah jalur lalu lintas pesawat yang akan turun atau naik dari dan ke Bandara Adisucipto. Sekarang sudah sepi karena Bandara pindah di Kulon Progo. Melihat pesawat terbang itu, terucap sebuah mimpi, suatu saat saya prngin naik pesawat terbang. Ucapan itu tersimpul dalam sebuah doa dan harapan di depan Gereja Sedayu. Apa yang terjadi kemudian? Tidak berselang beberapa bulan, mimpi itu terwujud menjadi kenyataan. Pada Bulan Agustus 1997 saya diminta mengikuti World Youth Day di Paris. Tidak hanya terbang ke Jakarta, tetapi ke Paris! Tidak hanya naik pesawat domestik, tetapi Air France! Tidak cuma satu dua jam penerbangan, tetapi 19 jam terbang di udara! Pengalaman itu lebih dari sekedar mimpi dan harapan. Doa dan keyakinan punya daya kekuatan yang luar biasa. Para perempuan yang datang ke kubur itu tidak menduga sama sekali apa yang terjadi. Mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah untuk merawat jenasah Yesus. Hal itu sudah biasa dilakukan kalau ada orang yang meninggal. Namun mereka mendapati batu penutup makam sudah terguling. Ini hal pertama yang melampaui pikiran mereka. Mereka tak menduga batu sudah terguling. Mereka terkejut ketika mendapati jenasah Yesus tidak ada. Mereka termangu-mangu dan bingung. Ada pertanyaan dalam hati mereka, “Dimana jenasah Yesus? Siapa yang mengambil? Banyak pikiran berkecamuk, tanpa ada kejelasan dan tiba-tiba ada dua malaikat berdiri dengan pakaian berkilauan dengan berita yang mengejutkan, “Yesus sudah bangkit!” Seperti mimpi di siang bolong. Mau pergi ke makam, ternyata batu sudah terguling! Mau merawat orang mati, ternyata Dia telah hidup! Seperti dikatakan malaikat, “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati!” Tuhan menuntun mereka melebihi apa yang mereka pikirkan. Tuhan memberikan pengalaman dahsyat dan menggetarkan, melampaui apa yang mereka harapkan. Kegembiraan meluap dari hati mereka, dan mereka langsung kembali mewartakan kabar sukacita kepada murid yang lain. Pernahkah anda punya pengalaman diberi lebih dari apa yang anda harapkan oleh Tuhan? Sebuah mimpi yang menjadi kenyataan karena tangan Tuhan. Pasti ada banyak pengalaman doa yang dikabulkan melebihi apa yang anda minta. Silahkan sharing pengalaman anda. Makan gelato seperti ngisap gulali, Ada rasa coklat dicampur strawbery. Yesus hadir menampakkan diri, Para wanita terpana seperti mimpi. Wonogiri, mimpi jadi nyata Rm. A. Joko Purwanto, Pr |
Archives
December 2034
Categories |
RSS Feed