Wonogiri, 24 Februari 2025 – Dalam upaya mempererat tali persaudaraan, tiga tim pastoral dari Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri, yaitu Tim Nazaret, Tim Kana, dan Tim Betlehem. Ketiga tim ini melakukan kunjungan keluarga ke berbagai lingkungan di Wilayah Mento. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang sapaan hangat dari Gereja kepada umat, tetapi juga membuka ruang bagi mereka untuk berbagi kisah hidup, pergumulan iman, dan harapan bagi Gereja.
Tim Nazaret: Menyapa dan Mendengarkan dengan Hati Tujuan kunjungan Tim Nazaret adalah Lingkungan Barnabas Mento yang dipimpin oleh Romo Joko dengan anggota, yaitu Pak Aji, Bu Yulia, Bu Yuni, dan Pak Anton Djamiko (Tim TPKP). Dan, keluarga yang dikunjungi oleh Tim Nazaret adalah Keluarga Bapak Maryono, Keluarga Bapak Sriyanto, Keluarga Ibu Prapti, Keluarga Ibu Dwi Winarni dan Keluarga Bapak Pardi Kegiatan yang dilakukan yang dilakukan Tim Nazaret: Kegiatan kunjungan keluarga ini meliputi menyapa keluarga, berkenalan dengan anggota keluarga, mendengarkan cerita mereka, dan memberikan informasi serta solusi sesuai kebutuhan umat. Beberapa keluarga juga bertanya berbagai hal kepada Romo. Tidak hanya itu, para anggota dari Tim Nazaret juga berusaha memberikan penjelasan serta bantuan yang dibutuhkan oleh umat dikemudian harinya. Pengalaman paling berkesan: Setiap kunjungan memiliki kesan tersendiri karena kami selalu disambut dengan hangat dan penuh keakraban. Namun, yang paling berkesan kali ini adalah kisah dari dua keluarga yang dengan terbuka menceritakan kondisi perkawinan anak-anak mereka. Mereka menghadapi kesulitan akibat perkawinan beda agama, salah satunya terkait dengan pendidikan anak-anak yang harus sesuai dengan dokumen Kartu Keluarga, sementara dua anak mereka sejak kecil mendapat dididikan secara Katolik oleh neneknya. Hal ini menjadi perhatian yang mengharukan bagi kami, terutama karena ini terjadi di Paroki kita. Romo memberikan solusi agar anak-anak mereka tetap dapat diproses penerimaan sakramen baptis dengan izin orang tua demi penyelamatan jiwa. Cerita ini membuka mata hati kami tentang banyaknya jiwa yang perlu diselamatkan. Sambutan umat: Keluarga yang dikunjungi menyambut dengan sangat baik kegiatan ini. Mereka terlihat antusias dalam mempersiapkan diri, tempat, dan segala sesuatu untuk menyambut kedatangan kami. Mereka merasa senang dan bersyukur karena mendapatkan giliran kunjungan pada tahap pertama ini. Salah satu keluarga bahkan telah mempersiapkan diri untuk berbagi pengalaman iman dan mujizat yang pernah dialami. Pengaruh kunjungan terhadap hubungan umat dan gereja: Dalam kunjungan ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara umat dan Gereja. Melalui sapaan kami, umat merasa diperhatikan dan semakin berani untuk berbagi cerita secara terbuka. Bayangan akan rasa takut untuk berkomunikasi dengan pengurus atau Romo diharapkan menjadi hilang. Sehingga, diharapkan umat menjadi merasa lebih dekat dengan para pengurus Gereja ataupun Romo Paroki. Harapan umat: Umat sangat berharap agar kegiatan kunjungan ini dapat terus dilanjutkan karena mereka benar-benar merasa tersapa secara pribadi. Kebahagiaan mereka semakin bertambah dengan kehadiran Romo yang memberikan perhatian langsung. Kesimpulan dari agenda kegiatan kunjungan Pastoral: Gereja Hadir di Tengah Umat Dalam kunjungan ini, tim banyak menerima berbagai cerita dari para umat. Mereka secara terbuka menceritakan berbagai kisah tentang pergumulan mereka, mulai dari anak-anak yang berpindah keyakinan hingga yang mulai jarang ke gereja. Atau kisah kesulitan yang dihadapi saat pernikahan beda agama. Mereka berharap ada bimbingan lebih lanjut dari Romo dalam menghadapi tantangan iman dalam keluarga. Kedatangan segenap tim di keluarga-keluarga di lingkungan ternyata sangat dinanti dan dihargai. Karena di setiap tim mendengar proses kehidupan dalam keluarga yang ternyata penuh dengan pergolakan, tak jarang umat membutuhkan bantuan dari Paroki untuk peneguhan dan penguatan iman. Tidak hanya itu, kita dapat banyak belajar dan mengambil hikmah dari proses "mendengarkan" kisah para umat. Jadi, kita dapat mengambil hikmah dari kunjungan ini bahwa kehadiran Gereja di tengah umat sangatlah penting dan ternyata sangat dinanti. Umat merasa bahwa kunjungan ini sangat berarti karena mereka benar-benar tersapa secara pribadi. Selain mempererat hubungan, umat merasa diperhatikan dan semakin berani terbuka kepada Romo serta pengurus Gereja. Kegiatan ini diharapkan dapat terus berlanjut, membawa terang dan harapan bagi setiap keluarga Katolik di Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri.
1 Comment
Kegiatan Anjangsana PIAR Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri - Paroki Santa Maria Assumpta Cawas2/23/2025 Pada hari Minggu, 23 Februari 2025, telah terlaksana kegiatan Anjangsana PIAR antara Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri dan Paroki Santa Maria Assumpta Cawas yang diadakan di Gereja Santa Maria Assumpta Cawas, Kalten. Acara ini mencakup berbagai kegiatan, seperti ramah tamah, games interaktif, dan sambutan, serta peneguhan dari Romo Simon Atas Wahyudi Pr selaku Romo Paroki Santa Maria Assumpta Cawas, Klaten.
Banyak kesan dan pesan kegembiraan yang dapat ditangkap dari kegiatan ini, salah satunya anak-anak PIAR mendapat teman baru dari Paroki Cawas. Dalam Anjangsana PIAR ini, anak-anak PIAR sangat antusias dan gembira atas kunjungan balasan ke Paroki Cawas ini. Mereka sangat senang dapat berwisata rohani, bertemu teman baru dari Paroki Cawas, dan berinteraksi dalam berbagai kegiatan yang telah disiapkan oleh teman-teman dari Paroki Cawas. Sehingga harapan kami ke depannya dari kegiatan Anjangsana PIAR ini dapat rutin dilakukan untuk memupuk tali silaturahmi tidak hanya di Cawas saja, tetapi juga ke Paroki lain di sekitar Wilayah Santo Yohanes Rasul Wonogiri. Mengapa memilih ke Cawas, Klaten? Kunjungan ini dilakukan sebagai kunjungan balasan ke Paroki Cawas. Dalam kunjungan ini diharapkan dapat mempererat tali silaturahmi yang telah terjalin. Hanya saja, dengan kegiatan ini, anak-anak PIAR memiliki wawasan dan pengetahuan yang menjadi langkah awal dari kebangkitan rohani anak-anak dan juga sebagai ajakan bagi anak-anak PIAR agar lebih terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan di gereja, seperti kegiatan Bina Iman Anak PIAR yang rutin dilaksanakan pada minggu kedua dan keempat setiap bulannya. Selain itu, kami berharap agar anjangsana ini bisa menjadi kegiatan yang rutin dilakukan, baik ke luar Paroki maupun dalam Paroki sendiri, bahkan ke wilayah-wilayah di sekitar. Yang Terlibat: Selain pendamping dari Yoras dan Cawas, terdapat juga suster dari Yoras serta Romo Simon Atas Wahyudi Pr, Romo Paroki Cawas, yang sudah meluangkan waktu untuk menyambut kedatangan kami. Tak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah memberikan dukungan besar hingga acara ini dapat terlaksana. Total pendamping yang hadir terdiri dari 7 orang pendamping dari Yoras, 2 suster dari Yoras, serta 16 orang pendamping dari Paroki Cawas. Pada kesempatan ini, pendamping dari Yoras Wonogiri hanya melibatkan pendamping dari Paroki belum melibatkan pendamping wilayah. Harapan: Dengan adanya kegiatan ini, kami berharap semakin banyak anak-anak PIAR yang mau terlibat aktif dan mengikuti kegiatan Bina Iman Anak yang kami adakan. Kami berharap kegiatan ini dapat menarik dan menggerakkan anak-anak serta orang tua, dan semakin menunjukkan bahwa kami berkomitmen untuk memberikan yang terbaik dalam pendampingan ini. Selain itu, kami sebagai pendamping juga dapat berbagi pengalaman, menambah wawasan, dan merefresh diri agar dapat melayani dengan lebih baik lagi. Pada akhirnya, kami berharap kegiatan seperti ini bisa menjadi agenda rutin yang kami jalankan ke depannya. Wonogiri, Minggu, 23 Feb 2025, Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri baru saja mengadakan Seminar Hukum Perkawinan Katolik yang dipandu oleh Romo Dr. Agustinus Tri Edy warsono, Pr. Seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang pernikahan dalam Gereja Katolik, termasuk tantangan yang sering dihadapi umat dalam kehidupan berkeluarga.
Banyak kasus perkawinan yang dibahas dalam seminar ini, salah satunya perkawinan beda agama. Pernikahan beda agama ini dianggap yang tidak sah menurut Gereja. Hal ini dikarenakan dalam pernikahan hanya sah dalam hukum negara (sipil), tetapi tidak dalam hukum gereja. Ada satu kasus yang menarik perhatian, yaitu kasus seorang wanita yang sudah menikah dan menjadi istri orang diculik. Dalam masa penculikan itu, wanita tersebut menghilang. Hanya saja di kemudian hari wanita tersebut menikah dengan orang lain. Maka dari itu, dapat dikatakan wanita ini menikah dua kali dengan pasangan hanya saja pernikahan yang pertama menikah di gereja, tetapi bercerai dan menikah lagi secara sipil tanpa menyelesaikan pernikahan sebelumnya dalam gereja. Dan tak kalah menarik dalam kasus seorang istri yang meninggalkan suaminya karena alasan ekonomi. Hanya saja di kemudian hari wanita ini tercatat menikah lagi secara Islam melalui Pernikahan Eksklusif Sipil (PES). Dalam Seminar Hukum Perkawinan Katolik ini, Romo Tri Edy menegaskan bahwa dalam ajaran Katolik sebuah perkawinan merupakan sakramen yang tidak dapat diceraikan. Namun, ada beberapa kasus tertentu gereja dapat memberikan kemurahan rohani. Hanya saja kemurahan rohani dalam gereja ini tidak boleh disalahartikan sebagai "izin untuk bercerai”. Selain itu, Romo juga menegaskan bahwa perkawinan beda agama hanya dapat dilakukan dengan dispensasi dari otoritas Gereja. Syaratnya, pasangan Katolik harus tetap menjaga imannya, mendidik anak-anak secara Katolik, dan pihak non-Katolik harus mengetahui komitmen pasangannya. Kemudian, Romo juga membuka memberikan kesempatan untuk peserta bertanya atau memberikan kesan mendalam seputar masalah keluarga dalam perkawinan Katolik. Beberapa pertanyaan atau pernyataan dari para peserta adalah
B. Ada kesepakatan kedua belah pihak. C. Dirayakan di hadapan tiga orang, yaitu petugas resmi Gereja Katolik dan dua orang saksi. D. Diteguhkan oleh petugas resmi Gereja Katolik, seperti uskup, pastor paroki, diakon, atau awam yang mendapat yurisdiksi dari uskup.
B. Perkawinan yang dirayakan tanpa izin tegas dari otoritas Gereja Katolik yang berwenang. C. Perkawinan yang dilakukan dengan maksud untuk menikahi orang tertentu melakukan pembunuhan terhadap pasangan orang itu atau terhadap pasangannya sendiri. D. Perkawinan Katolik bersifat monogami dan indissolubile, artinya tidak dapat diceraikan kecuali oleh kematian. 5. Sekretariat Paroki, banyak kasus yang dihadapi contohnya kasus halangan beda agama, misalnya Katolik menikah dengan non-Katolik. Dalam penjelasannya, Romo menegaskan bahwa pasangan yang menghadapi halangan seperti perbedaan agama harus konsultasi dengan Romo untuk mengurus dispensasi atau izin yang sesuai. Dan, Romo memberikan beberapa tips untuk pasangan muda untuk selalu ingat janji pernikahan dan sakramen yang sangat sakral. Jangan cepat berpikir untuk bercerai, selalu ada jalan untuk menyelesaikan masalah bersama.Sehingga dalam akhir seminar didapatkan beberapa pesan dan kesan yang dapat disimpulkan di antaranya
Dan sebagai penutup, peserta seminar diajak untuk melakukan pembinaan bagi umat mengenai hidup berkeluarga yang baik. Harapan Romo dan peserta seminar, untuk yang belum menikah dapat melakukan persiapan kursus persiapan perkawinan yang lebih komprehensif. Dan, bagi peserta seminar yang sudah menikah dapat menjalankan perkawinan dengan penuh sukacita dalam lindungan Roh Kudus. Sehingga, keluarga Katolik dapat semakin kuat dalam iman dan tetap setia pada janji perkawinan mereka. Suasana penuh syukur menyelimuti Misa Wilayah Kota Timur yang berlangsung pada Jumat malam, 14 Februari 2025, pukul 18.00 WIB, di kediaman Bapak Thomas Suwarno, Lingkungan Xaverius. Misa ini tidak hanya menjadi ajang kebersamaan umat, tetapi juga momen istimewa dengan diterimanya dua warga baru ke dalam Gereja Katolik Santo Yohanes Rasul.
Dua warga baru yang diterima dalam persekutuan Gereja Katolik adalah Irene Herliana Widyasari dari Lingkungan Ignatius dan Debora Desi Santiyawati dari Lingkungan Xaverius. Sebelum resmi bergabung, mereka berasal dari Gereja Kristen. Irene Herliana Widyasari dari Lingkungan Ignatius dan Debora Desi Santiyawati dari Lingkungan Xaverius telah menjalani pendidikan tentang ajaran Gereja Katolik selama empat hingga lima bulan dan sudah dinyatakan resmi diterima sebagai anggota gereja. Kedua warga tersebut telah mengikuti 16 kali pertemuan bersama katekis sebelum momen penerimaan ini. Dalam Misa Penerimaan Warga Baru dalam Lingkungan Gereja Katolik ini dipimpin oleh Romo A. Joko Purwanto, Pr. MisaWilayah Kota Timur ini disemarakkan oleh Paduan Suara Ignatius yang telah menyanyikan beberapa lagu pujian dari teks liturgi khusus buku Madah Bakti sehingga menambah syadu misa tersebut. Tak lupa, kesyahduan tersebut berkat iringan organ dari Organis Okky. Dan, umat yang hadir untuk menyaksikan penerimaan warga baru gereja katolik pun turut membawa Buku Madah Bakti. Dalam homilinya, Romo Joko, mengingatkan Irene dan Debora untuk aktif dalam kehidupan menggereja dan berperan aktif dalam lingkungan masing-masing. "Sekarang Kalian telah resmi menjadi bagian dari Gereja Katolik. Jagalah dan kembangkanlah iman kalian dengan terus berpartisipasi dalam kehidupan menggereja," pesan Romo Joko. Selamat kepada Irene dan Debora atas perjalanan iman mereka yang baru. Semoga mereka semakin bertumbuh dalam kasih dan iman Katolik, selalu terlibat dalam kegidatan menggereja, serta setia dalam pelayanan di lingkungan dan paroki. Berkah Dalem! Tim Penyegaran dari Tim TPKP Kevikepan Surakarta mengadakan pelatihan untuk para pengajar Kelas Persiapan Hidup Berkeluarga (KPHB) di Aula Susteran Hendragiri Gereja Katolik Santo Yohanes Rasul. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan teknik baru dalam menyampaikan materi kepada calon pasangan suami istri agar sesi KPHB lebih menarik dan dapat menyentuh hati peserta.
Acara ini diisi oleh narasumber, Romo Yoseph Aris Triyanto, MSF, yang berbagi pengalaman dan strategi dalam menyampaikan materi dengan cara yang tidak membosankan. "Penting bagi pengajar KPHB untuk dapat berkomunikasi dengan cara yang menyentuh hati peserta, sehingga mereka merasa lebih terhubung dan termotivasi untuk menerapkan nilai-nilai yang diajarkan dalam kehidupan rumah tangga mereka," ujar Romo Yoseph. Salah satu fokus dari kegiatan ini adalah regenerasi para pengajar KPHB, yang diharapkan dapat terus berkembang dan memiliki pendekatan yang lebih segar dalam mengajar. Romo Yoseph menambahkan, "Selain memberikan materi yang berbobot, kita juga harus memastikan bahwa para peserta merasa didorong untuk terlibat aktif dalam kehidupan paroki setelah mereka menikah. Ini penting untuk membangun komunitas gereja yang lebih solid dan saling mendukung." Diharapkan, dengan pendekatan baru ini, KPHB dapat memberikan dampak yang lebih besar bagi para calon pasangan suami istri, tidak hanya dalam mempersiapkan kehidupan berkeluarga mereka, tetapi juga dalam mendorong mereka untuk terlibat lebih dalam dalam kegiatan paroki dan gereja secara keseluruhan. Acara ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Tim TPKP Kevikepan Surakarta untuk memperkuat pembinaan keluarga Katolik di wilayah Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri. Sabtu, 12 Oktober 2024 dan Minggu, 13 Oktober 2024 Paguyuban Ibu Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri mengadakan rekoleksi. Rekoleksi diadakan di Rumah Retret Syalom, Bandungan. Acara tersebut diikuti oleh ibu-ibu yang tergabung dalam paguyuban ibu paroki dari beberapa wilayah di Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri. Acara dimulai pada hari Sabtu, 12 Oktober 2024. Rombongan berangkat dari Wonogiri menggunakan bus pada pukul 13.30 WIB. Adapun pemandu acara yang memberikan materi dan juga permenungan pada hari tersebut di Rumah Retret Syalom adalah beliau Bruder Albertus Hariadi,FIC. Materi yang disampaikan Bruder Hari mengenai bahagia menjadi ibu di rumah dan menjadi ibu yang melayani di Paroki. Beliau mengambil bacaan Alkitab mengenai Maria dan Marta. Hal tersebut disampaikan agar ibu-ibu dapat mendalami peran sebagai ibu rumah tangga dan ibu yang aktif dalam kegaiatan gereja. Beliau juga menyampaikan agar ibu-ibu tidak membandingkan dirinya dengan ibu-ibu yang lain karena kita semua memiliki peran masing-masing dalam keluarga dan juga menggereja. Bruder Hari juga mengajak bahwa sebagai ibu hendaknya dapat melihat maksud Allah dalam setiap pribadi dan peristiwa dengan mengingat bahwa manusia adalah citra Allah.
Pada keesokan paginya di tanggal 13 Oktober 2024 acara didahului dengan meditasi dan dilanjutkan dengan dinamika kelompok yang diwujudkan dalam senam pagi dan juga outbound. Acara tersebut dimaksudkan untuk mempererat hubungan pribadi dalam paguyuban agar dapat bekerja sama secara sinergi yang dapat menciptakan harmoni dalam keaktivan kegiatan menggereja. Rekoleksi ditutup dengan Misa Perutusan yang dipimpin oleh Romo Alexander Joko Purwanto,Pr. Dalam kotbahnya, Romo Joko menyampaikan agar sepulang dari rekoleksi ibu-ibu paroki bahagia dan bukan hanya senang dalam menjalankan perannya di Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri dan juga dalam keluarga. Romo Joko juga mengajak agar sekembalinya dari Bandungan ke Wonogiri, ibu-ibu paroki memiliki program yang semakin maju dan kreatif guna mengembangkan pelayanan dan dapat menyentuh setiap keluarga di Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri. Tahun ini paroki kita merayakan hari jadinya yang ke- 57, tepatnya pada 11 Juli 2024. Berbagai kegiatan berlangsung sejak Juli hingga Agustus, melibatkan seluruh umat, mulai dari malam tirakatan, perlombaan, hingga Misa Syukur. Misa syukur menjadi puncak acara, bersamaan dengan penerimaan Sakramen Krisma. Berikut ulasan kegiatannya,:
Pagelaran Wayang di Malam Tirakatan Malam tirakatan tahun ini menjadi spesial dengan adanya pagelaran Wayang Purwo. Selain itu, acara berlangsung di gedung serbaguna Domus Mariae kawasan Kapel St. Paulus Wonokarto yang baru saja selesai direnovasi. Tirakatan diawali dengan doa Syukur dan pemotongan tumpeng. Puncak acara tirakatan adalah pagelaran Wayang Wahyu dengan lakon St. Yohanes Rasul yang dibawakan oleh Romo Agustinus Handi Setyanto,Pr selaku dalang dari Keuskupan Purwokerto. Tamu undangan berasal dari perwakilan wilayah di Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri, dihadiri pula oleh perwakilan dari Forum Kerukunan Umat Beragama (Forkopimda) Kecamatan Wonogiri serta Kabupaten Wonogiri. Lomba Voli Lomba Voli dibagi dalam dua kelompok besar berdasarkan rayon, yaitu Rayon 3 dan Rayon 2. Masing-masing memperebutkan dua posisi pemenang. Pada lomba Voli Rayon 3 dilaksanakan pada Minggu, 14 Juli 2024 di lapangan sepak bola Dusun Glogok, Ngadirojo. Peserta meliputi Wilayah Jatisrono, Ngadirojo, Sidoharjo, Kota Tengah, Mloko, Girimarto, Kota Timur, dan Purwantoro. Adapun pemenang lomba voli dari Rayon 3 adalah sebagai berikut:
Selanjutnya untuk Lomba Voli Rayon 2 dilaksanakan pada Minggu, 21 Juli 2024 di lapangan sepak voli Dusun Putuksari, Mlopoharjo Wuryantoro. Pesertanya meliputi tim dari Wilayah Kota Utara, Mento, Timang, Kota Selatan, Eromoko, Manyaran, Wuryantoro, dan Selogiri. Pemenang lomba voli dari Rayon 2 adalah sebagai berikut:
Misa Syukur dan Penerimaan Sakramen Krisma Sebagai puncak acara HUT Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri diadakan Perayaan Ekaristi pada Minggu, 11 Agustus 2024. Acara puncak ini diadakan bersamaan dengan Penerimaan Sakramen Krisma kepada 151 peserta oleh Uskup Keuskupan Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Pr. Bapa Uskup bertindak sebagai Selebran utama, didampingi tiga konselebran yaitu:
Rangkaian acara HUT Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri ditutup dengan pesan dari Bapa Uskup supaya umat Wonogiri semakin kompak, ngempel, dan gayeng sehingga semakin padu dan semakin berkiprah di tengah masyarakat. Beliau menekankan, perlunya gereja kita semakin ketampa lan ketara. Umat Wonogiri diharapkan semakin terlibat dalam dinamika paroki sekaligus melibatkan diri di tengah masyarakat agar gereja semakin hadir dan dirasakan peran dan kontribusinya bagi kemajuan masyarakat. Doa Bapa Uskup bagi Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri agar semakin maju, jaya, dan mengembangkan karya pelayanan di tengah masyarakat. Setelah perayaan Ekaristi, diselenggarakan pula aksi sosial yaitu donor darah. Bekerjasama dengan PMI Kabupaten Wonogiri, aksi donor darah bertempat di Aula Susteran CB Hendragiri. Jalan Salib Gunung Gandul merupakan kekhasan Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri dari masa ke masa. Jalan Salib Gunung Gandul terakhir diadakan pada Jumat Agung tahun 2018. Pandemi CoVid 19 membuat semua kegiatan terhenti termasuk visuaisasi ini. Pada Jumat Agung 2024 ini Orang Muda Katolik Beato Carlo Acutis Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri berkesempatan untuk menghidupkan kembali Visualisasi Jalan Salib Gunung Gandul. Persiapan mulai bulan Februari setelah Rabu Abu. Persiapan yang cukup singkat tidak membuat para Orang Muda gentar. Mereka berusaha menghadirkan permenungan Kisah Sengsara dan wafat Tuhan melalui visualisasi ini.
Pendopo rumah dinas Bupati Wonogiri pada Jumat, 29 Desember 2023 menyelenggarakan Natal bersama seluruh umat kristiani se-Kabupaten Wonogiri. Umat yang hadir sekitar 3000 orang Acara natal bersama ini mengambil tema “ Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi”. Selain dihadiri oleh para pemuka agama kristiani di Kabupaten Wonogiri, acara tersebut juga dihadiri oleh Bapak Wakil Bupati Setyo Sukarno. Acara dimulai pukul 14.00 WIB dan selesai tepat pukul 17.00 WIB. Doa pembuka dibawakan oleh Pdt. Stefanus Mulyadi. Renungan Natal dibawakan oleh Romo Dr. Agus Widodo,Pr. M.Hum. Dalam renungan tersebut Romo Agus Widodo mengajak umat untuk “Manggiyo Tentrem Manungso Ing Donya Kang Kinasih Ing Gusti”. Doa penutup dibawakan oleh beliau Romo Yosafat Dhani Puspantoro,Pr. Adapun pengisi acara adalah sebagai berikut :
Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri memiliki kegiatan yakni Sekolah Tenaga Pastoral (STP). STP merupakan program Tim Pewartaan Dewan Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri. Program ini berawal dari kebutuhan katekis yang cukup banyak untuk menjangkau seluruh wilayah di Paroki Wonogiri dan kebutuhan manajemen umat yang masih memerlukan pendampingan. STP dilaksanakan dalam dua gelombang. Gelombang pertama diadakan pada bulan Agustus 2022 hingga Desember 2022 dalam 11 kali pertemuan. Gelombang pertama diadakan bagi katekis wilayah. Para katekis wilayah ini kemudian terjun dalam pelayanan untuk menangani inisiasi. Gelombang kedua diadakan pada bulan September 2023 hinga November 2023 dalam 3 kali pertemuan. Gelombang kedua diperuntukkan bagi ketua wilayah dan ketua lingkungan. Gelombang ini menyasar mengenai manajemen lingkungan dan wilayah di Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri. Harapannya para ketua wilayah dan ketua lingkungan ini dapat memanajemen wilayah dan lingkungan dengan lebih bijaksana. Sekolah Tenaga Pastoral ini bertujuan agar Paroki Wonogiri memiliki kader dan pemimpin yang militan dalam mengemban umat. Selain itu, tujuan lain adalah para katekis dan pemimpin umat dapat menggiring umatnya untuk tetap berada pada iman katolik dan apostolik.
|
Archives
June 2025
Categories
All
|