Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki

Berita Paroki

Perayaan Pentakosta: Mengenang Sejarah Lahirnya Gereja dan Semangat Untuk Terus Berbuah

6/9/2025

0 Comments

 
Picture
Sabtu (7/6/2025) Senja memancar di sudut langit barat, saat sebuah lonceng nyaring berbunyi. Suara musik pengiring pun mulai memainkan perannya. Barisan berjubah putih lalu berjalan memasuki altar, diiringi lagu "Datanglah Roh Pencipta". Sore itu, seluruh umat di kapel  St. Christoporus Wuryantoro, Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri bersiap menyambut perayaan Ekaristi Vigili Pentakosta.

Roh Kudus itu membimbing kita, Roh Kudus itu menuntun kita, Roh Kudus itu menyatukan kita. Sehingga persatuan iman di dalam Kristus, kita hidup bersama. Kita Disadarkan oleh nilai-nilai yang diajarkan oleh Kristus sendiri. Dan nilai-nilai itu adalah yang terutama dalam hukum cinta kasih” begitu tutur Romo Alexander Joko Purwanto, Pr dalam homilinya. Romo Joko juga menyinggung tentang keterbatasan manusia, seperti dalam bacaan pertama dari Kitab Kejadian, saat sekelompok orang ingin setara dengan Tuhan. Maka mereka membangun kota dengan menara yang tinggi, supaya mereka mampu menyetarai Tuhan. Tetapi kita perlu sadar diri bahwa seorang manusia memiliki keterbatasan, kerapuhan. Sehingga, perasaan ingin setara dengan Tuhan merupakan perasaan angkuh manusia dan tidak mencerminkan buah-buah Roh Kudus.

Perayaan Pentakosta menjadi momentum umat untuk kembali merefleksikan bagaimana Roh Kudus selalu menuntun untuk berbuah kepada Tuhan dan sesama. Seperti diungkapkan oleh salah seorang umat yang hadir. "Secara pribadi aku harus banyak belajar memahami dan menaati apa yang dibisikan Roh Kudus kepadaku agar dalam kehidupanku seturut dengan kehendak Roh kudus yang selalu membimbing dan menuntunku, sehingga buah-buah Roh Kudus menjadi nyata dalam kehidupanku"” ungkap Gegod (67), seorang umat di wilayah St. Christoporus Wuryantoro.

Buah-buah Roh Kudus adalah kasih sayang, damai sejahtera, suka cita, kerendahan hati, pengampunan, kerukunan. “Saya juga berharap setiap pribadi mau belajar mentaati apa yg menjadi kehendak/bisikan Roh, sehingga tidak hanya mengikuti ego pribadi yang menjauhkan kasih Tuhan”, Imbuh Gegot. Perayaan Ekaristi malam itu berjalan begitu hangat. Selain membawa ingatan akan terbentuknya gereja, peristiwa Pentakosta memperbaharui semangat umat pada Kuasa Roh Kudus untuk terus berbuah seperti apa yang sudah diajarkan Tuhan.

Menyoal tentang Pentakosta, yakni peristiwa yang begitu sakral bagi umat katolik di seluruh dunia. Sebab hal tersebut tentunya berkaitan tentang sejarah gereja, yaitu bermula saat Roh Kudus turun atas para rasul pada hari ke-50 setelah paskah. Peristiwa Pentakosta menjadi momentum Roh Kudus memberikan karunia-Nya kepada para rasul untuk menjalankan misi penginjilan di seluruh dunia. Kuasa Roh Kudus tersebut memampukan para rasul dalam mengajar, memberkati, dan mepertobatkan orang-orang sehingga terbentuklah komunitas beriman yang menjadi dasar Gereja Katolik.


Oleh: Rachel Sukma/Peserta Magang Komsos
0 Comments

Pentakosta: Memperbarui Semangat Iman dalam Roh Kudus

6/9/2025

0 Comments

 
Picture
Pada Minggu pekan kedua Juni, gereja Katolik merayakan Hari Raya Pentakosta, yaitu peringatan akan turunnya Roh Kudus. Perayaan Ekaristi Hari Raya Pentakosta di Gereja Katolik Santo Yohanes Rasul Wonogiri berlangsung khidmat dan lancar. Misa terselenggara dalam dua jadwal,  yaitu Sabtu, 7 Juni 2025 pukul 17.00 WIB dan hari Minggu, 8 Juni 2025 pukul 07.00 WIB. Khusus untuk hari Minggu, misa juga disiarkan secara online melalu platform YouTube di channel yang bertajuk “KOMSOS St. Yohanes Rasul Wonogiri”.
 
Dengan warna Liturgi merah, Perayaan Ekaristi Hari Raya Pentakosta memuat makna perwujudan dari api semangat Roh Kudus yang turun ke atas Para Rasul. Warna merah juga memberikan tanda bahwa Roh Kudus selalu hadir dalam pengorbanan, keberanian iman, serta kekuatan bagi umat Katolik.
 
Romo Heribertus Budi Purwantoro, Pr, yang memimpin jalannya Perayaan Ekaristi pada hari Minggu menegaskan, bahwa warna merah adalah lambang kemartiran seorang Katolik. Berani mengakui iman sebagai pengikut Kristus serta berani berkorban untuk kasih adalah contoh sederhana menjadi “martir” dalam menghidupi api semangat Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari.
 
Pentakosta juga mengingatkan kita akan 9 buah karunia Roh Kudus, yakni: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Pentakosta adalah momen yang tepat untuk merenungkan apakah kita telah menghidupi buah karunia Roh Kudus dalam hidup kita selama ini sekaligus menjadi pengingat penting akan semangat iman yang selalu diperbarui layaknya api yang terus bekorbar. (Maria Klara Widowati/ Komsos)
0 Comments

Penuh Sukacita dan Kejutan: Pesta Emas 50 Tahun Gereja Katolik Stasi Roh Kudus Timang Dimeriahkan dengan Pentas Seni dan Ketoprak Imam

6/7/2025

1 Comment

 
Wonogiri, 7 Juni 2025 — Halaman Gereja Katolik Stasi Roh Kudus Timang dipenuhi sorak dan tawa bahagia saat umat dari berbagai usia berkumpul merayakan Pesta Emas 50 Tahun berdirinya gereja tercinta. Sabtu pagi itu menjadi momen penuh syukur, nostalgia, dan harapan baru bagi seluruh umat paroki. Suasana haru dan gembira menyelimuti halaman Gereja Katolik Stasi Roh Kudus Timang saat umat berkumpul merayakan momen bersejarah: Pesta Emas 50 Tahun berdirinya gereja yang menjadi pusat iman bagi masyarakat setempat. Sabtu (7/6) itu, menjadi hari yang tak terlupakan bagi seluruh umat, dari anak-anak hingga para imam, yang hadir dalam semangat syukur dan kebersamaan.

Perayaan diawali dengan Misa Syukur yang khidmat dan menyentuh, dipimpin oleh Romo Erwin. Dalam homilinya, Romo menekankan pentingnya mengenang perjalanan panjang gereja sebagai bentuk kesetiaan umat dan penyertaan Tuhan yang tak putus selama lima dekade. Misa menjadi momen reflektif sekaligus penuh harapan bagi masa depan pelayanan gereja.

Usai misa, umat disambut dengan suguhan hidangan bersama di halaman gereja. Suasana penuh keakraban terasa ketika para keluarga dan komunitas saling berbagi cerita dan tawa. Hidangan ini bukan sekadar makanan, melainkan simbol persaudaraan dan rasa syukur yang nyata.

Kemeriahan pun semakin terasa saat rangkaian pentas seni dimulai. Dengan antusiasme tinggi, umat dari berbagai usia menampilkan bakat mereka, mulai dari tarian anak-anak, paduan suara remaja, hingga pertunjukan musik dan drama yang disiapkan oleh kelompok dewasa. Panggung sederhana di depan gereja berubah menjadi pusat kreativitas yang menggugah semangat.

Namun, sorotan utama malam itu adalah ketoprak spesial yang sukses menyita perhatian penonton. Uniknya, pertunjukan ini melibatkan langsung para imam paroki—Romo Joko, Romo Budi, dan Romo Erwin—serta seorang frater, yang tampil memukau dalam balutan kostum dan riasan yang nyaris membuat penonton tak mengenali mereka.

Mengangkat kisah Injil "Anak yang Hilang" ketoprak ini dikemas dengan nuansa komedi ringan, tetapi tetap sarat makna. Tawa penonton pecah berkali-kali. Akan tetapi di balik kelucuan tersebut, terdapat pesan moral tentang kasih dan pengampunan yang tersampaikan dengan kuat. Dan, hehadiran para imam di atas panggung menambah kesan hangat dan dekat antara gembala dan umat.

Kejutan demi kejutan di atas panggung menjadi perekat suasana. Tak sedikit umat yang tak menyangka bahwa sosok ayah dalam cerita ketoprak ternyata diperankan oleh Romo Joko yang dikenal serius. Kehadiran Romo yang turut menjadi aktor ‘dadakan’ telah membuka ruang keakraban baru yang mempererat hubungan antarumat dan pemimpin rohani mereka.

Lebih dari sekadar hiburan, pentas seni dan ketoprak ini menjadi simbol hidupnya semangat komunitas. Perayaan 50 tahun ini bukan hanya mengenang masa lalu, melainkan juga menyulut api semangat baru untuk terus membangun gereja sebagai tempat yang hidup, penuh cinta, dan terbuka bagi siapa saja.
​

Pesta Emas Gereja Katolik Stasi Roh Kudus Timang pun menjadi bukti nyata bahwa kebersamaan dalam iman dapat dirayakan dengan cara yang menyenangkan, bermakna, dan tak terlupakan.
1 Comment

Menjaga Iman, Merawat Alam: OMK Paroki Yohanes Rasul Gelar Camping dan Misa Alam di Waduk Song Putri

6/6/2025

0 Comments

 
Wonogiri, 6 Juni 2025 — Dalam semangat iman, ekologi, dan kebersamaan, Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri bersama Romo Heribertus Budi Purwantoro, Pr, Frater Bonfilius Monaldio, dan Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri menyelenggarakan kegiatan kamping dan pelantikan pengurus baru yang penuh makna di kawasan indah Waduk Song Putri, Kecamatan Eromoko, Wonogiri. Kegiatan yang digelar Jumat (6/6) ini menjadi momen spiritual dan ekologis yang menyatukan kaum muda Katolik dalam suasana doa, alam, dan aksi nyata untuk lingkungan.

Dengan mengusung tema “Menjadi Penjaga Ciptaan dalam Iman dan Kebersamaan”, kegiatan ini menjadi penanda dimulainya masa bakti pengurus OMK yang baru. Tak sekadar seremoni pelantikan, acara ini dikemas dalam rangkaian kegiatan yang mencerminkan nilai-nilai iman Katolik, kecintaan terhadap alam, dan semangat solidaritas lintas generasi.

Misa Alam: Doa yang Bersatu dengan Alam
Kegiatan dimulai dengan Misa Alam dan Tebar Benih Ikan yang dipimpin oleh Romo Heribertus Budi Purwantoro, Pr. Perayaan ekaristi yang berlangsung di tengah alam terbuka Waduk Song Putri itu menciptakan suasana syahdu dan penuh syukur. Suara alam berpadu dengan nyanyian umat menciptakan harmoni spiritual yang mendalam.

“Alam adalah kitab kedua setelah Kitab Suci,” ucap Romo Budi dalam homilinya. “Di tengah keheningan alam ini, kita bisa lebih mudah mendengar suara Tuhan dan merasakan kehadiran-Nya yang nyata.”

Suasana misa yang terbuka, tenang, dan menyatu dengan alam memberikan pengalaman rohani yang berbeda bagi para peserta. Bukan hanya menjadi momen reflektif, misa ini juga menjadi bentuk nyata penghormatan terhadap bumi sebagai rumah bersama.

Tebar Benih dan Eco Enzim: Aksi Nyata untuk Bumi
Usai misa, kegiatan dilanjutkan dengan aksi tebar benih ikan sebanyak 22 ribu ekor ke perairan waduk dan pelaksanaan tahap kedua pembuatan eco enzim. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya konkret mendukung gerakan Laudato Si’, ensiklik Paus Fransiskus tentang pentingnya merawat bumi. Laudato Si’ adalah surat penting dari Paus Fransiskus yang mengajak semua orang, khususnya umat Katolik, untuk mengajak bahwa merawat bumi adalah bagian dari iman dan tanggung jawab moral sebagai umat beriman. Alam bukan sekadar tempat tinggal, melainkan bagian dari ciptaan Tuhan yang harus dihormati dan dilestarikan.

Dalam wawancara bersama Koordinator Kegiatan, Michael Wahyu Kristian, Misa Alam dan Tebar Benih Ikan, ia menjelaskan bahwa kegiatan ini lahir dari keinginan untuk menghubungkan dimensi spiritual dengan aksi ekologis.

"Kami ingin menyampaikan bahwa iman itu tidak hanya soal berdoa, tetapi juga bertindak. Misa dan tebar benih adalah simbol penaburan benih kebaikan dan tanggung jawab terhadap ciptaan Tuhan," ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa persiapan dilakukan secara kolaboratif antara panitia HUT Paroki, OMK, umat Rayon 2 (Wuryantoro, Manyaran, dan Eromoko), serta komunitas lokal seperti Karang Taruna Desa Sindukarto dan pihak Dinas Perikanan.

“Kami ingin kegiatan ini menjadi ruang belajar dan juga ruang inspirasi bagi OMK agar semangat pelayanan tumbuh bukan hanya di gereja, tetapi juga di lingkungan sekitar,” tambahnya.

Dukungan dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan berupa tambahan benih ikan serta kehadiran tokoh masyarakat desa memperkuat dimensi sosial dan ekologis kegiatan ini. Tidak hanya itu, banyak dukungan masyarakat atas kegiatan ini, salah satunya dukungan dari Karang Taruna Desa Sindukarto yang ikut menjaga ketertiban dan keamanan selama kegiatan di Waduk Song Putri.

Kamping dan Malam Keakraban
Setelah rangkaian kegiatan utama, para peserta melanjutkan malam dengan kamping bersama di sekitar waduk. Dapur sederhana dibuka dan para suster, dibantu ibu-ibu paroki, menyiapkan makan malam hangat yang dinikmati bersama.

Malam keakraban diisi dengan karaoke, sesi sharing pengalaman iman, serta refleksi bersama. Suasana penuh kehangatan dan kekeluargaan tercipta, menjadikan kegiatan ini bukan hanya spiritual tetapi juga healing space bagi para peserta.

“Suasana malam itu luar biasa. Kami bernyanyi, bercerita, dan tertawa bersama di bawah langit terbuka. Rasanya seperti keluarga besar yang berkumpul kembali,” ujar salah satu peserta OMK.

Di akhir kegiatan, dilaksanakan briefing dan pembekalan untuk pengurus baru OMK. Di momen ini ditekankan pentingnya semangat kolaboratif, ketulusan dalam pelayanan, dan keberanian menjadi terang di tengah dunia yang penuh tantangan.

Kesaksian Umat: Merasa Lebih Dekat dengan Tuhan
Tak hanya panitia, umat yang hadir pun merasakan pengalaman spiritual yang menyentuh. Salah seorang masyarakat menyatakan bahwa dalam Misa Alam dan Tebar Benih Ikan, ia merasakan pesan Tuhan tentang pentingnya menjaga ciptaan-Nya. Saat kita berdoa di tengah alam, merasa benar-benar dekat dengan Tuhan. Udara segar, suara air, dan nyanyian alam membuat misa terasa sangat sakral.

"Yang paling menyentuh hatinya adalah melihat Romo, suster, dan umat saling bekerja sama menebar benih ikan. Itu seperti gambaran kecil dari Kerajaan Allah—di mana semua orang berperan, tak ada yang kecil di mata Tuhan," lanjutnya.
​
Kegiatan ini, katanya, juga mengajarkan pentingnya berpikir jangka panjang dan bertindak bagi keberlangsungan bumi dan generasi mendatang.

Melangkah ke Masa Depan dengan Harapan Baru
Kegiatan di Waduk Song Putri ini menjadi gambaran bagaimana kaum muda Katolik bisa memadukan iman, pelayanan, dan aksi sosial-ekologis dalam satu kegiatan yang sederhana namun bermakna. Dalam dunia yang serba cepat dan individualistik, kegiatan seperti ini mengingatkan kembali pada nilai dasar hidup Kristiani: kasih, kepedulian, dan komunitas.

Panitia berharap kegiatan ini tidak berhenti di sini. Mereka berencana menjadikan kegiatan serupa sebagai agenda rutin baik dalam bentuk kamping, edukasi lingkungan, maupun aksi sosial lainnya.
"Kami ingin membangun semangat baru dalam pelayanan, bahwa Gereja itu hidup, dinamis, dan menyatu dengan realitas zaman," tegas koordinator kegiatan.

Dengan semangat Laudato Si’ dan teladan Yesus yang peduli pada sesama dan ciptaan, OMK Paroki Yohanes Rasul Wonogiri siap menyongsong masa depan dengan iman yang kokoh, hati yang peka, dan tangan yang siap bekerja.
0 Comments

​Magang Jadi Komsos Sehari: Melihat Lebih Dekat untuk Terlibat

5/18/2025

0 Comments

 
Gelombang umat yang hendak pulang Misa belum usai, saat beberapa Orang Muda Katolik (OMK) memasuki aula gereja Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri, Minggu 18 Mei 2025. Pagi itu, mereka memenuhi undangan Tim Kerja Komsos untuk bergabung dalam pelatihan multimedia.

Ada 31 peserta yang mendaftarkan diri pada pelatihan jurnalistik, fotografi dan audio visual kali ini. Natalia Astra selaku koordinator Komsos mengawali acara dengan bercerita tentang seluk beluk Komsos dari masa ke masa. Mulai dari sejarah, struktur organisasi, hingga tim di balik layar coba dipaparkan. Dinamika saat pandemi menjadi salah satu topik, tentang bagaimana usaha Komsos untuk terus melayani umat bahkan dalam kondisi yang cukup sulit saat itu.

Peserta kemudian dibagi menjadi tiga kelompok sesuai bidang minat. Materi jurnalistik bertempat di Aula Gereja, materi fotografi di Gereja dan audio visual di area Gua Maria. Masing-masing didampingi oleh pemateri dari tim Komsos.

Melalui materi jurnalistik, peserta diajak mengenal konsep jurnalisme warga. Sebuah praktek jurnalisme yang dilakukan oleh awan, namun dengan tetap menerapkan prinsip-prinsip jurnalistik. Pada materi fotografi, peserta belajar dasar-dasar fotografi hingga mencoba mengoperasikan kamera. Peserta juga diberi wawasan bagaimana membuat foto yang berhubungan dengan liturgi. Adapun untuk audio visual, mereka diajak mengoptimalkan kamera di handphone untuk membuat konten video singkat. 

Selesai materi, peserta lalu diajak untuk praktek dalam konsep kompetisi. Mereka digabungkan kembali di aula, untuk selanjutnya dibagi dalam 5 kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan tugas untuk menerjemahkan satu soal dalam tiga konten: tulisan, fotografi dan video singkat.

Salah satu peserta dari Wilayah Kota Timur, Maria Klara Widowati mengungkapkan antusiasmenya. "Sebelumnya pernah ikut pelatihan seperti ini juga, tapi ada hal baru yang di dapat. Contohnya kalau dulu pendekatannya umum, kali ini dapat pendekatan sebagai remaja Katolik." Terkait durasi, ia merasa waktunya terlalu terbatas. "Kalau ada pelatihan lanjutan tertarik," begitu ia bersemangat.

Panitia menyambut baik keinginan peserta yang mengharapkan adanya materi lanjutan. "Akan ada lanjutan, terdekat untuk meliput kegiatan HUT Paroki, terutama di wilayah. Narasumber akan diminta membuat materi lanjutan", ungkap Natalia Astra. Ia merasa puas, karena jumlah peserta yang memenuhi target.

Adapun Romo H. Budi Purwantoro, Pr selalu pendamping Komsos, mengapresiasi pelaksanaan pelatihan kali ini. "Bagus ya. Saya kira respon yang baik ini karena ini (materi pelatihan) dunia mereka. Mereka hadir karena ingin mendalami dunia mereka. Ini kesempatan bagi gereja buat mendampingi mereka supaya berkiprah lebih baik di wilayah digital."

Selain pengenalan Komsos dan upaya berbagi ilmu serta keterampilan seputar komunikasi, acara ini mempunyai tujuan untuk kaderisasi di tubuh Komsos. Ibarat pepatah "Tak Kenal Maka Tak Sayang", dengan mencoba mengenalkan Komsos, semoga ini menjadi awalan yang baik untuk keterlibatan OMK.
0 Comments

Mengenang Bapa Paus Fransiskus

4/25/2025

9 Comments

 
Picture
​Kesederhanaan dan ketegasan menjadi ciri khas Bapa Paus Fransiskus dalam memimpin kita umat Katolik

Beliau mengantarkan kita semakin mengenal ajaran kasih dengan teladan menyapa sesama tanpa mengenal batas perbedaan

Selamat jalan Bapa Paus Fransiskus... Pendoa sejati berpulang dan kembali bersama Para Kudus di Surga
Romo, Suster, Bapak/Ibu, Sdr/i dipersilakan menuliskan kesan, ungkapan hati ataupun ucapan belasungkawa atas berpulangnya Bapa Paus Fransiskus pada kolom komentar di bawah.
Terima kasih untuk perhatian, doa, dan simpati yang disampaikan.
9 Comments

Siapakah yang Kamu Cari? Visualisasi Jalan Salib: Mengenang Wafat dan Sengsara Tuhan Yesus Kristus

4/18/2025

0 Comments

 
Wonogiri, 18 April 2025 – Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri kembali menyelenggarakan Visualisasi Jalan Salib di Gunung Gandul Wonogiri. Kegiatan yang sudah menjadi tradisi bagi Umat Katolik Wonogiri pada saat Perayaan Jumat Agung. Perayaan ini bertujuan untuk mengenang dan merenungkan sengsara dan wafat Tuhan Yesus Kristus melalui peragaan yang menggambarkan perjalanan Yesus Kristus sejak mulai ditangkap, dicela, disiksa, dan akhirnya mati di kayu salib. Tidak hanya itu, Umat diajak untuk berjalan menuju puncak Gunung Gandul yang berjarak kurang lebih tiga kilometer. Perjalanan umat ini dimaknai sebagai bentuk penghayatan atas penderitaan hingga wafat Yesus Kristus. Dalam perjalanan menuju lokasi penyaliban tersebut, setiap perhentian akan dihidupkan melalui drama teatrikal, narasi, dan musik yang akan membawa umat untuk lebih mendalami makna pengorbanan Yesus.

Acara Visualisasi Jalan Salib yang  dilaksanakan pada Jumat, 18 April 2025, mulai pukul 07.30 WIB di Gunung Gandul, Wonogiri cukup syahdu. Kegiatan visualisasi ini diikuti oleh umat di Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri sebagai bagian dari rangkaian perayaan Paskah. Segenap panitia pun mengundang seluruh umat Katolik di Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri dan umat paroki lain untuk hadir dan bersama-sama merenungkan makna pengorbanan Yesus Kristus.
 
Siapakah yang Kamu Cari?
Tema yang diusung kali ini adalah Siapakah yang Kamu Cari? Dalam Yohanes 18:4-7, Yesus bertanya kepada para serdadu dan penjaga yang datang menangkap-Nya, “Siapakah yang kamu cari?” Pertanyaan ini tidak hanya untuk mereka, tetapi  juga untuk kita semua yang mengikuti perjalanan-Nya melalui Jalan Salib. Di tengah zaman yang penuh kebingungan, hoaks, manipulasi kebenaran, dan nilai-nilai yang dipelintir, membuat pertanyaan ini menggema dengan kuat: Siapakah yang kamu cari?

Banyak orang di zaman ini haus akan kebenaran dan keselamatan. Namun, kita selalu mencarinya di tempat yang salah—dalam kekuasaan, kekayaan, atau popularitas. Dalam dunia yang serba instan dan serba bisa dibeli, kebenaran seakan menjadi barang langka. Kita hidup di tengah budaya relativisme yang menuntut kebenaran dapat disesuaikan menurut kenyamanan pribadi. Akan tetapi, salib Kristus justru menunjukkan bahwa kebenaran itu mutlak dan bukan tanpa harga.

Yesus tidak hanya menunjukkan jalan menuju kebenaran—Dia adalah Kebenaran itu sendiri (Yohanes 14:6). Jalan salib-Nya adalah bukti kasih dan ketaatan total kepada kehendak Bapa, demi keselamatan manusia. Di sanalah kita melihat bahwa kebenaran sejati bukanlah tentang membenarkan diri, tetapi tentang mengorbankan diri demi kasih.

Refleksi Jalan Salib mengajak kita untuk merenungkan kembali apa yang kita cari dalam hidup ini. Apakah kita benar-benar mencari Yesus—sang Kebenaran dan sang Juru Selamat—atau hanya mencari berkat-Nya tanpa mau memikul salib bersama-Nya?
 
Di tengah dunia yang bingung dan gelap, kita dipanggil untuk menjadi saksi kebenaran. Bukan dengan argumen yang keras, melainkan dengan hidup yang mencerminkan kasih dan pengorbanan Kristus. Dan, ketika kita bertanya, “Siapakah yang kamu cari?”, semoga hati kita menjawab dengan tulus: “Yesus, Sang Kebenaran dan Sang Keselamatan.”
 
Semoga kita yang datang dapat merasakan maknanya dalam perjalanan penuh refleksi ini!
Berkah Dalem.
​
0 Comments

Kunjungan Paskah Bagi Umat Lansia dan Sakit

4/9/2025

0 Comments

 
Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri mengadakan kegiatan bakti sosial Paskah dengan mengunjungi para lansia, orang sakit dan difabel di lingkungan-lingkungan yang tergabung dalam Rayon Dua yakni Wilayah Manyaran, Wuryantoro dan Eromoko. Kegiatan ini dirancang oleh Panitia Paskah Paroki tahun 2025 ini.
 
Sejak masa Prapaskah umat diajak untuk peduli dan berbagi. Setiap Minggu mereka diajak mengumpulkan bahan-bahan sembako seperti; beras, minyak goreng, teh, kopi, gula dan mie rebus. Semangat berbagi ini juga bagian pertobatan dengan aksi nyata bagi mereka yang kecil lemah miskin, tersingkir dan difabel.
 
Setelah lima minggu mengumpulkan barang-barang sembako, maka tim baksos Paskah merangkum dan melakukan packing untuk 65 paket sembako yang siap dibagikan ke lingkungan-lingkungan. Hasilnya sungguh luar biasa. Kemurahan hati umat nampak dari banyaknya bahan-bahan sembako yang terkumpul. Seperti peristiwa Lima Roti dan Dua ikan itu, masih ada yang tersisa. Romo Joko bilang, “Kumpulkanlah yang tersisa itu dan lengkapi kembali agar bisa dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.”
 
Ketua Panitia Paskah, Bapak FX. Triyoga Baskara mengatakan, “Kami sudah berkoordinasi dengan ketua-ketua lingkungan untuk membagi paket bingkisan Paskah pada Rabu, 8 April 2025 ini. Apa yang diberikan oleh umat, mari kita bagikan kepada mereka yang membutuhkan.”
 
Ada 8 tim terdiri dari para Romo, suster dan ibu-bapak dari Panitia Paskah yang ikut beredar di lingkungan untuk mengunjungi, menyapa dan berbagi kasih kepada orang-orang tua, lansia, sakit dan difabel yang tersebar di Rayon Dua, Paroki Wonogiri.
 
Mbah Ginem dari Lingkungan Tiken mengucapkan banyak terimakasih karena perhatian dan kunjungan dari Romo Paroki dan ibu-ibu Paroki. Beliau merasa bahagia dan gembira karena kunjungan ini.
 
Begitu juga yang dialami Ibu Wahini, seorang janda yang hidup sendiri di tengah lingkungan non Katolik di Dusun Kedung Pelem. Dengan mata berkaca-kaca mengungkapkan rasa syukurnya diperhatikan sang gembala dari Paroki.
 
Keluarga Bapak Katino di Dusun Pulutan juga tinggal sendirian sebagai umat Katolik namun imannya sangat kuat dan kokoh. Beliau merasa mendapat siraman air sejuk dengan adanya kunjungan dan sapaan Paskah ini.
 
Kunjungan Paskah Tahun ini dikhususkan untuk umat di Rayon Dua yang terdiri dari Wilayah Manyaran (5 lingkungan), Wilayah Wuryantoro (4 lingkungan) dan Wilayah Eromoko (3 lingkungan).
 
Sebelum tim kunjungan disebar ke lingkungan-lingkungan, Romo A. Joko Purwanto, Pr, sebagai Pastor Paroki membuka dengan doa dan menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk membangun semangat kepedulian dan berbagi sebagai wujud pertobatan nyata dalam masa Prapaskah ini. “Selain berdoa, jalan salib, puasa dan pantang, kita juga melakukan aksi puasa yang kongkret yakni dengan berbagi rejeki kepada mereka yang membutuhkan. Inilah wujud kecil dari puasa yang nyata,” tegas Romo Joko.
 
“Mari kita membawa kegembiraan, sukacita dan kepedulian melalui kunjungan ini. Kita dipakai oleh Tuhan untuk membawa damai dan sukacita Paskah. Semoga kita sendiri juga merasakan damai dan sukacita itu melalui kegiatan ini.” Demikian harapan Romo Joko kepada tim yang akan berkunjung ke keluarga-keluarga.
 
 
Tim Warta Paroki Wonogiri
0 Comments

Umat Katolik Menghadiri Open House Idul Fitri 2025 di Kantor Bupati Wonogiri

3/31/2025

0 Comments

 
Dalam rangka merayakan kemenangan setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, Paroki Wonogiri dan Paroki Danan dengan penuh semangat hadir dalam acara Open House Idul Fitri 2025 yang diselenggarakan di Kantor Bupati Wonogiri. Acara ini menjadi momen spesial untuk mempererat tali silaturahmi antar umat beragama, khususnya umat Muslim dan umat Katolik di wilayah Wonogiri.

Acara halal bihalal ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, pejabat pemerintahan, hingga masyarakat umum. Kehadiran para romo dan dewan paroki dari Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri dan Paroki Santo Ignatius Danan di acara tersebut menunjukkan komitmen untuk membangun hubungan yang harmonis antara umat beragama di Kabupaten Wonogiri. Para hadirin juga merasakan suasana penuh kedamaian, saling berbagi kebahagiaan, dan membangun pemahaman yang lebih baik antar warga.

Bapak Setyo Sukarno, bupati Wonogiri menyabut umat Katolik dengan ramah dan penuh rasa syukur atas kehadiran umat Katolik dalam acara ini. Bapak Bupati menyempatkan diri untuk bersalaman, berbincang sejenak, foto bersama dan mempersilahkan untuk menikmati hidangan yang telah tersedia. Open House Idul Fitri 2025 bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga merupakan wujud nyata dari kebersamaan dan kerukunan yang telah terjalin di Kabupaten Wonogiri.

Sementara itu, rama Alexander Joko Purwanto, Pr selaku pastor kepala Paroki Wonogiri juga mengungkapkan harapannya agar dengan silaturahmi ini dapat terjalin persaudaraan, kerukunan antar umat beragama dan tokoh-tokoh masyarakat di Wonogiri. Relasi yang baik adalah modal untuk membangun Wonogiri yang maju, humanis dan toleran. Semoga umat Katolik juga ikut memberikan sumbangsih yang kontributif terhadap masyarakat di Wonogiri. Tak lupa juga memberikan salam Selamat Idul Fitri 2025, mohon maaf lahir dan batin serta rasa terima kasih atas undangan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri.
​
Acara berlangsung dengan santai dan penuh keakraban. Para peserta menikmati hidangan khas Idul Fitri yang disajikan dalam open house, seperti ketupat, opor ayam, dan kue-kue lebaran. Suasana kekeluargaan terasa begitu kental, dan banyak di antara peserta yang saling menyapa dan menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri. Harapannya, acara seperti ini dapat terus berlanjut dan menjadi contoh nyata bagi masyarakat lain di Indonesia untuk menjaga persatuan dan kesatuan, serta memperkuat nilai-nilai saling menghargai dan menghormati antar umat beragama. Semoga kedamaian dan kebersamaan yang terjalin melalui acara ini dapat terus memberi manfaat bagi semua pihak.
0 Comments

Pelatihan Paramenta Rayon 4: Meningkatkan Keterampilan Pelayanan Misa di Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri

3/21/2025

0 Comments

 
Tujuan Pelatihan:
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang mendalam kepada para peserta sehingga mereka siap dan terampil dalam menjalankan pelayanan misa di Wilayah atau Kapel. Dalam konteks pelayanan liturgi, Paramenta memiliki peran yang sangat penting untuk memastikan setiap perlengkapan misa tersedia dengan rapi dan sesuai dengan ketentuan liturgis. Oleh karena itu, pelatihan ini dirancang agar para peserta dapat memahami secara menyeluruh tentang berbagai perlengkapan misa, cara menata dan mempersiapkannya dengan baik, serta pentingnya menjaga kebersihan dan ketepatan penggunaan perlengkapan yang digunakan selama perayaan Ekaristi.
​
Melalui pelatihan ini, peserta juga akan diberikan pemahaman yang lebih dalam tentang liturgi Misa, termasuk bagaimana mengikuti dan mendalami bacaan Misa sesuai dengan Tahun Liturgi yang sedang berlangsung. Tak hanya itu, sesi praktik langsung yang diadakan akan memperkuat kemampuan peserta dalam melakukan tugas-tugas teknis, seperti membersihkan Piala, Sibori, serta perlengkapan lainnya yang digunakan dalam misa. Diharapkan, setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta dapat lebih percaya diri dan profesional dalam menjalankan tugas mereka sebagai Paramenta, mendukung kelancaran Misa di Wilayah/Kapel masing-masing, serta memperdalam penghayatan iman mereka.

Waktu dan Tempat Kegiatan:
Kegiatan ini dilakukan pada hari Minggu, 16 Maret 2025, bertempat di Kapel Santa Maria Bunda Allah Jatisrono. Pelatihan mencakup pemahaman tentang perlengkapan Misa, cara menatanya, serta praktik langsung. Selain itu, peserta juga diberikan pengetahuan tentang bacaan Misa sesuai dengan Tahun Liturgi.

Rangkaian Kegiatan:
Pelatihan dimulai dengan Prakata Pengantar yang disampaikan oleh Wakil Ketua Wilayah Jatisrono, Bapak Anton. Beliau  menjelaskan bahwa pelatihan ini berguna untuk meningkatkan keterampilan pelayanan misa. Selanjutnya, Doa Pembukaan dipimpin oleh Ibu Cecilia, memohon berkat Tuhan agar pelatihan berjalan lancar dan bermanfaat bagi para peserta. Setelah itu, dilakukan Perkenalan Tim Kerja Paramenta Paroki, yang terdiri dari anggota yang akan memfasilitasi pelatihan dan mendampingi peserta dalam menjalankan tugas-tugas mereka sebagai Paramenta, guna memastikan kelancaran pelaksanaan misa di Wilayah/Kapel masing-masing.
 
Materi 1:
Suster Yanti, SRM, memberikan materi mengenai pengenalan nama-nama perlengkapan misa dan cara menata serta mempersiapkannya dengan benar. Materi ini sangat penting untuk memastikan semua perlengkapan tersedia dan siap digunakan selama perayaan misa. Selain itu, Suster Yanti juga menjelaskan dengan rinci cara membersihkan Piala dan Sibori dengan tepat, mengingat perlengkapan ini sering digunakan dalam liturgi dan memerlukan perawatan khusus.
 
Materi 2:
Pada pemateri yang kedua disampaikan oleh Romo Heribertus Budi Purwantoro, Pr, yang memberikan pemahaman mendalam mengenai bacaan misa sesuai dengan Tahun Liturgi. Romo Budi menjelaskan bagaimana bacaan dalam misa dapat menguatkan penghayatan iman umat dan mencerminkan tema-tema yang relevan dalam perjalanan liturgis sepanjang tahun. Pemahaman ini sangat penting agar peserta dapat lebih memahami konteks bacaan dalam misa dan memberikan pelayanan yang lebih bermakna.
 
Praktik:
Pelatihan diikuti oleh 20 orang peserta yang terdiri dari perwakilan wilayah berikut:
  1. Wilayah Sidoharjo: Lingkungan Andreas, Lingkungan Paulus, Lingkungan Yakobus.
  2. Wilayah Girimarto: Lingkungan Girimarto 1 dan Lingkungan Girimarto 2.
  3. Wilayah Jatisrono: Lingkungan Fransiskus Solanus, Lingkungan Herman Yoseph, Lingkungan Barnabas Jatiroto
  4. Wilayah Purwantoro: Lingkungan P. Chrisologus, Lingkungan Mikael Slogohimo.

Peserta pelatihan dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari lima orang.  Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk melakukan praktik langsung dalam menata dan mempersiapkan perlengkapan misa. Melalui sesi praktik ini, peserta dapat mengaplikasikan materi yang telah diterima sebelumnya, seperti cara membersihkan Piala dan Sibori serta menata perlengkapan misa dengan benar. Pembagian kelompok ini bertujuan agar peserta dapat berlatih secara langsung dalam suasana yang lebih interaktif dan praktis, serta saling berbagi pengetahuan dan keterampilan dalam menjalankan tugas Paramenta di Wilayah/Kapel masing-masing.
 
Demonstrasi:
Suster Yanti, SRM, melakukan demonstrasi mengenai cara membersihkan Piala dan perlengkapan Misa yang dilapis emas. Ia menjelaskan dengan teliti langkah-langkah yang harus dilakukan untuk merawat perlengkapan liturgi ini dengan hati-hati agar tetap terjaga kebersihan dan keindahannya. Suster Yanti juga memberikan tips penting tentang penggunaan bahan pembersih yang tepat agar tidak merusak lapisan emas. Demonstrasi ini bertujuan agar peserta memahami teknik yang benar dalam merawat perlengkapan misa.

Kata Penutup oleh Bapak Anton
Pada pelatihan ditutup dengan Doa Penutup yang dipimpin oleh Bapak Anton dengan mengucap syukur atas berkat yang diterima selama pelatihan. Doa ini memohon kekuatan dan bimbingan Tuhan agar para peserta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam pelayanan Misa di Wilayah/Kapel masing-masing, serta selalu diberkati dalam tugas mereka.
0 Comments
<<Previous
Forward>>

    Archives

    August 2025
    July 2025
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    October 2024
    August 2024
    April 2024
    December 2023
    November 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    March 2022
    February 2022
    December 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021

    Categories

    All
    Arsip Berita
    Berita Paroki
    Pengumuman
    Surat Edaran
    Surat Gembala

    RSS Feed

Site powered by Weebly. Managed by Rumahweb Indonesia
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki