Gelombang umat yang hendak pulang Misa belum usai, saat beberapa Orang Muda Katolik (OMK) memasuki aula gereja Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri, Minggu 18 Mei 2025. Pagi itu, mereka memenuhi undangan Tim Kerja Komsos untuk bergabung dalam pelatihan multimedia.
Ada 31 peserta yang mendaftarkan diri pada pelatihan jurnalistik, fotografi dan audio visual kali ini. Natalia Astra selaku koordinator Komsos mengawali acara dengan bercerita tentang seluk beluk Komsos dari masa ke masa. Mulai dari sejarah, struktur organisasi, hingga tim di balik layar coba dipaparkan. Dinamika saat pandemi menjadi salah satu topik, tentang bagaimana usaha Komsos untuk terus melayani umat bahkan dalam kondisi yang cukup sulit saat itu. Peserta kemudian dibagi menjadi tiga kelompok sesuai bidang minat. Materi jurnalistik bertempat di Aula Gereja, materi fotografi di Gereja dan audio visual di area Gua Maria. Masing-masing didampingi oleh pemateri dari tim Komsos. Melalui materi jurnalistik, peserta diajak mengenal konsep jurnalisme warga. Sebuah praktek jurnalisme yang dilakukan oleh awan, namun dengan tetap menerapkan prinsip-prinsip jurnalistik. Pada materi fotografi, peserta belajar dasar-dasar fotografi hingga mencoba mengoperasikan kamera. Peserta juga diberi wawasan bagaimana membuat foto yang berhubungan dengan liturgi. Adapun untuk audio visual, mereka diajak mengoptimalkan kamera di handphone untuk membuat konten video singkat. Selesai materi, peserta lalu diajak untuk praktek dalam konsep kompetisi. Mereka digabungkan kembali di aula, untuk selanjutnya dibagi dalam 5 kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan tugas untuk menerjemahkan satu soal dalam tiga konten: tulisan, fotografi dan video singkat. Salah satu peserta dari Wilayah Kota Timur, Maria Klara Widowati mengungkapkan antusiasmenya. "Sebelumnya pernah ikut pelatihan seperti ini juga, tapi ada hal baru yang di dapat. Contohnya kalau dulu pendekatannya umum, kali ini dapat pendekatan sebagai remaja Katolik." Terkait durasi, ia merasa waktunya terlalu terbatas. "Kalau ada pelatihan lanjutan tertarik," begitu ia bersemangat. Panitia menyambut baik keinginan peserta yang mengharapkan adanya materi lanjutan. "Akan ada lanjutan, terdekat untuk meliput kegiatan HUT Paroki, terutama di wilayah. Narasumber akan diminta membuat materi lanjutan", ungkap Natalia Astra. Ia merasa puas, karena jumlah peserta yang memenuhi target. Adapun Romo H. Budi Purwantoro, Pr selalu pendamping Komsos, mengapresiasi pelaksanaan pelatihan kali ini. "Bagus ya. Saya kira respon yang baik ini karena ini (materi pelatihan) dunia mereka. Mereka hadir karena ingin mendalami dunia mereka. Ini kesempatan bagi gereja buat mendampingi mereka supaya berkiprah lebih baik di wilayah digital." Selain pengenalan Komsos dan upaya berbagi ilmu serta keterampilan seputar komunikasi, acara ini mempunyai tujuan untuk kaderisasi di tubuh Komsos. Ibarat pepatah "Tak Kenal Maka Tak Sayang", dengan mencoba mengenalkan Komsos, semoga ini menjadi awalan yang baik untuk keterlibatan OMK.
0 Comments
Kesederhanaan dan ketegasan menjadi ciri khas Bapa Paus Fransiskus dalam memimpin kita umat Katolik Beliau mengantarkan kita semakin mengenal ajaran kasih dengan teladan menyapa sesama tanpa mengenal batas perbedaan Selamat jalan Bapa Paus Fransiskus... Pendoa sejati berpulang dan kembali bersama Para Kudus di Surga Romo, Suster, Bapak/Ibu, Sdr/i dipersilakan menuliskan kesan, ungkapan hati ataupun ucapan belasungkawa atas berpulangnya Bapa Paus Fransiskus pada kolom komentar di bawah. Terima kasih untuk perhatian, doa, dan simpati yang disampaikan.
Siapakah yang Kamu Cari? Visualisasi Jalan Salib: Mengenang Wafat dan Sengsara Tuhan Yesus Kristus4/18/2025 Wonogiri, 18 April 2025 – Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri kembali menyelenggarakan Visualisasi Jalan Salib di Gunung Gandul Wonogiri. Kegiatan yang sudah menjadi tradisi bagi Umat Katolik Wonogiri pada saat Perayaan Jumat Agung. Perayaan ini bertujuan untuk mengenang dan merenungkan sengsara dan wafat Tuhan Yesus Kristus melalui peragaan yang menggambarkan perjalanan Yesus Kristus sejak mulai ditangkap, dicela, disiksa, dan akhirnya mati di kayu salib. Tidak hanya itu, Umat diajak untuk berjalan menuju puncak Gunung Gandul yang berjarak kurang lebih tiga kilometer. Perjalanan umat ini dimaknai sebagai bentuk penghayatan atas penderitaan hingga wafat Yesus Kristus. Dalam perjalanan menuju lokasi penyaliban tersebut, setiap perhentian akan dihidupkan melalui drama teatrikal, narasi, dan musik yang akan membawa umat untuk lebih mendalami makna pengorbanan Yesus.
Acara Visualisasi Jalan Salib yang dilaksanakan pada Jumat, 18 April 2025, mulai pukul 07.30 WIB di Gunung Gandul, Wonogiri cukup syahdu. Kegiatan visualisasi ini diikuti oleh umat di Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri sebagai bagian dari rangkaian perayaan Paskah. Segenap panitia pun mengundang seluruh umat Katolik di Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri dan umat paroki lain untuk hadir dan bersama-sama merenungkan makna pengorbanan Yesus Kristus. Siapakah yang Kamu Cari? Tema yang diusung kali ini adalah Siapakah yang Kamu Cari? Dalam Yohanes 18:4-7, Yesus bertanya kepada para serdadu dan penjaga yang datang menangkap-Nya, “Siapakah yang kamu cari?” Pertanyaan ini tidak hanya untuk mereka, tetapi juga untuk kita semua yang mengikuti perjalanan-Nya melalui Jalan Salib. Di tengah zaman yang penuh kebingungan, hoaks, manipulasi kebenaran, dan nilai-nilai yang dipelintir, membuat pertanyaan ini menggema dengan kuat: Siapakah yang kamu cari? Banyak orang di zaman ini haus akan kebenaran dan keselamatan. Namun, kita selalu mencarinya di tempat yang salah—dalam kekuasaan, kekayaan, atau popularitas. Dalam dunia yang serba instan dan serba bisa dibeli, kebenaran seakan menjadi barang langka. Kita hidup di tengah budaya relativisme yang menuntut kebenaran dapat disesuaikan menurut kenyamanan pribadi. Akan tetapi, salib Kristus justru menunjukkan bahwa kebenaran itu mutlak dan bukan tanpa harga. Yesus tidak hanya menunjukkan jalan menuju kebenaran—Dia adalah Kebenaran itu sendiri (Yohanes 14:6). Jalan salib-Nya adalah bukti kasih dan ketaatan total kepada kehendak Bapa, demi keselamatan manusia. Di sanalah kita melihat bahwa kebenaran sejati bukanlah tentang membenarkan diri, tetapi tentang mengorbankan diri demi kasih. Refleksi Jalan Salib mengajak kita untuk merenungkan kembali apa yang kita cari dalam hidup ini. Apakah kita benar-benar mencari Yesus—sang Kebenaran dan sang Juru Selamat—atau hanya mencari berkat-Nya tanpa mau memikul salib bersama-Nya? Di tengah dunia yang bingung dan gelap, kita dipanggil untuk menjadi saksi kebenaran. Bukan dengan argumen yang keras, melainkan dengan hidup yang mencerminkan kasih dan pengorbanan Kristus. Dan, ketika kita bertanya, “Siapakah yang kamu cari?”, semoga hati kita menjawab dengan tulus: “Yesus, Sang Kebenaran dan Sang Keselamatan.” Semoga kita yang datang dapat merasakan maknanya dalam perjalanan penuh refleksi ini! Berkah Dalem. Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri mengadakan kegiatan bakti sosial Paskah dengan mengunjungi para lansia, orang sakit dan difabel di lingkungan-lingkungan yang tergabung dalam Rayon Dua yakni Wilayah Manyaran, Wuryantoro dan Eromoko. Kegiatan ini dirancang oleh Panitia Paskah Paroki tahun 2025 ini.
Sejak masa Prapaskah umat diajak untuk peduli dan berbagi. Setiap Minggu mereka diajak mengumpulkan bahan-bahan sembako seperti; beras, minyak goreng, teh, kopi, gula dan mie rebus. Semangat berbagi ini juga bagian pertobatan dengan aksi nyata bagi mereka yang kecil lemah miskin, tersingkir dan difabel. Setelah lima minggu mengumpulkan barang-barang sembako, maka tim baksos Paskah merangkum dan melakukan packing untuk 65 paket sembako yang siap dibagikan ke lingkungan-lingkungan. Hasilnya sungguh luar biasa. Kemurahan hati umat nampak dari banyaknya bahan-bahan sembako yang terkumpul. Seperti peristiwa Lima Roti dan Dua ikan itu, masih ada yang tersisa. Romo Joko bilang, “Kumpulkanlah yang tersisa itu dan lengkapi kembali agar bisa dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.” Ketua Panitia Paskah, Bapak FX. Triyoga Baskara mengatakan, “Kami sudah berkoordinasi dengan ketua-ketua lingkungan untuk membagi paket bingkisan Paskah pada Rabu, 8 April 2025 ini. Apa yang diberikan oleh umat, mari kita bagikan kepada mereka yang membutuhkan.” Ada 8 tim terdiri dari para Romo, suster dan ibu-bapak dari Panitia Paskah yang ikut beredar di lingkungan untuk mengunjungi, menyapa dan berbagi kasih kepada orang-orang tua, lansia, sakit dan difabel yang tersebar di Rayon Dua, Paroki Wonogiri. Mbah Ginem dari Lingkungan Tiken mengucapkan banyak terimakasih karena perhatian dan kunjungan dari Romo Paroki dan ibu-ibu Paroki. Beliau merasa bahagia dan gembira karena kunjungan ini. Begitu juga yang dialami Ibu Wahini, seorang janda yang hidup sendiri di tengah lingkungan non Katolik di Dusun Kedung Pelem. Dengan mata berkaca-kaca mengungkapkan rasa syukurnya diperhatikan sang gembala dari Paroki. Keluarga Bapak Katino di Dusun Pulutan juga tinggal sendirian sebagai umat Katolik namun imannya sangat kuat dan kokoh. Beliau merasa mendapat siraman air sejuk dengan adanya kunjungan dan sapaan Paskah ini. Kunjungan Paskah Tahun ini dikhususkan untuk umat di Rayon Dua yang terdiri dari Wilayah Manyaran (5 lingkungan), Wilayah Wuryantoro (4 lingkungan) dan Wilayah Eromoko (3 lingkungan). Sebelum tim kunjungan disebar ke lingkungan-lingkungan, Romo A. Joko Purwanto, Pr, sebagai Pastor Paroki membuka dengan doa dan menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk membangun semangat kepedulian dan berbagi sebagai wujud pertobatan nyata dalam masa Prapaskah ini. “Selain berdoa, jalan salib, puasa dan pantang, kita juga melakukan aksi puasa yang kongkret yakni dengan berbagi rejeki kepada mereka yang membutuhkan. Inilah wujud kecil dari puasa yang nyata,” tegas Romo Joko. “Mari kita membawa kegembiraan, sukacita dan kepedulian melalui kunjungan ini. Kita dipakai oleh Tuhan untuk membawa damai dan sukacita Paskah. Semoga kita sendiri juga merasakan damai dan sukacita itu melalui kegiatan ini.” Demikian harapan Romo Joko kepada tim yang akan berkunjung ke keluarga-keluarga. Tim Warta Paroki Wonogiri Dalam rangka merayakan kemenangan setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, Paroki Wonogiri dan Paroki Danan dengan penuh semangat hadir dalam acara Open House Idul Fitri 2025 yang diselenggarakan di Kantor Bupati Wonogiri. Acara ini menjadi momen spesial untuk mempererat tali silaturahmi antar umat beragama, khususnya umat Muslim dan umat Katolik di wilayah Wonogiri.
Acara halal bihalal ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, pejabat pemerintahan, hingga masyarakat umum. Kehadiran para romo dan dewan paroki dari Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri dan Paroki Santo Ignatius Danan di acara tersebut menunjukkan komitmen untuk membangun hubungan yang harmonis antara umat beragama di Kabupaten Wonogiri. Para hadirin juga merasakan suasana penuh kedamaian, saling berbagi kebahagiaan, dan membangun pemahaman yang lebih baik antar warga. Bapak Setyo Sukarno, bupati Wonogiri menyabut umat Katolik dengan ramah dan penuh rasa syukur atas kehadiran umat Katolik dalam acara ini. Bapak Bupati menyempatkan diri untuk bersalaman, berbincang sejenak, foto bersama dan mempersilahkan untuk menikmati hidangan yang telah tersedia. Open House Idul Fitri 2025 bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga merupakan wujud nyata dari kebersamaan dan kerukunan yang telah terjalin di Kabupaten Wonogiri. Sementara itu, rama Alexander Joko Purwanto, Pr selaku pastor kepala Paroki Wonogiri juga mengungkapkan harapannya agar dengan silaturahmi ini dapat terjalin persaudaraan, kerukunan antar umat beragama dan tokoh-tokoh masyarakat di Wonogiri. Relasi yang baik adalah modal untuk membangun Wonogiri yang maju, humanis dan toleran. Semoga umat Katolik juga ikut memberikan sumbangsih yang kontributif terhadap masyarakat di Wonogiri. Tak lupa juga memberikan salam Selamat Idul Fitri 2025, mohon maaf lahir dan batin serta rasa terima kasih atas undangan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri. Acara berlangsung dengan santai dan penuh keakraban. Para peserta menikmati hidangan khas Idul Fitri yang disajikan dalam open house, seperti ketupat, opor ayam, dan kue-kue lebaran. Suasana kekeluargaan terasa begitu kental, dan banyak di antara peserta yang saling menyapa dan menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri. Harapannya, acara seperti ini dapat terus berlanjut dan menjadi contoh nyata bagi masyarakat lain di Indonesia untuk menjaga persatuan dan kesatuan, serta memperkuat nilai-nilai saling menghargai dan menghormati antar umat beragama. Semoga kedamaian dan kebersamaan yang terjalin melalui acara ini dapat terus memberi manfaat bagi semua pihak. Tujuan Pelatihan:
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang mendalam kepada para peserta sehingga mereka siap dan terampil dalam menjalankan pelayanan misa di Wilayah atau Kapel. Dalam konteks pelayanan liturgi, Paramenta memiliki peran yang sangat penting untuk memastikan setiap perlengkapan misa tersedia dengan rapi dan sesuai dengan ketentuan liturgis. Oleh karena itu, pelatihan ini dirancang agar para peserta dapat memahami secara menyeluruh tentang berbagai perlengkapan misa, cara menata dan mempersiapkannya dengan baik, serta pentingnya menjaga kebersihan dan ketepatan penggunaan perlengkapan yang digunakan selama perayaan Ekaristi. Melalui pelatihan ini, peserta juga akan diberikan pemahaman yang lebih dalam tentang liturgi Misa, termasuk bagaimana mengikuti dan mendalami bacaan Misa sesuai dengan Tahun Liturgi yang sedang berlangsung. Tak hanya itu, sesi praktik langsung yang diadakan akan memperkuat kemampuan peserta dalam melakukan tugas-tugas teknis, seperti membersihkan Piala, Sibori, serta perlengkapan lainnya yang digunakan dalam misa. Diharapkan, setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta dapat lebih percaya diri dan profesional dalam menjalankan tugas mereka sebagai Paramenta, mendukung kelancaran Misa di Wilayah/Kapel masing-masing, serta memperdalam penghayatan iman mereka. Waktu dan Tempat Kegiatan: Kegiatan ini dilakukan pada hari Minggu, 16 Maret 2025, bertempat di Kapel Santa Maria Bunda Allah Jatisrono. Pelatihan mencakup pemahaman tentang perlengkapan Misa, cara menatanya, serta praktik langsung. Selain itu, peserta juga diberikan pengetahuan tentang bacaan Misa sesuai dengan Tahun Liturgi. Rangkaian Kegiatan: Pelatihan dimulai dengan Prakata Pengantar yang disampaikan oleh Wakil Ketua Wilayah Jatisrono, Bapak Anton. Beliau menjelaskan bahwa pelatihan ini berguna untuk meningkatkan keterampilan pelayanan misa. Selanjutnya, Doa Pembukaan dipimpin oleh Ibu Cecilia, memohon berkat Tuhan agar pelatihan berjalan lancar dan bermanfaat bagi para peserta. Setelah itu, dilakukan Perkenalan Tim Kerja Paramenta Paroki, yang terdiri dari anggota yang akan memfasilitasi pelatihan dan mendampingi peserta dalam menjalankan tugas-tugas mereka sebagai Paramenta, guna memastikan kelancaran pelaksanaan misa di Wilayah/Kapel masing-masing. Materi 1: Suster Yanti, SRM, memberikan materi mengenai pengenalan nama-nama perlengkapan misa dan cara menata serta mempersiapkannya dengan benar. Materi ini sangat penting untuk memastikan semua perlengkapan tersedia dan siap digunakan selama perayaan misa. Selain itu, Suster Yanti juga menjelaskan dengan rinci cara membersihkan Piala dan Sibori dengan tepat, mengingat perlengkapan ini sering digunakan dalam liturgi dan memerlukan perawatan khusus. Materi 2: Pada pemateri yang kedua disampaikan oleh Romo Heribertus Budi Purwantoro, Pr, yang memberikan pemahaman mendalam mengenai bacaan misa sesuai dengan Tahun Liturgi. Romo Budi menjelaskan bagaimana bacaan dalam misa dapat menguatkan penghayatan iman umat dan mencerminkan tema-tema yang relevan dalam perjalanan liturgis sepanjang tahun. Pemahaman ini sangat penting agar peserta dapat lebih memahami konteks bacaan dalam misa dan memberikan pelayanan yang lebih bermakna. Praktik: Pelatihan diikuti oleh 20 orang peserta yang terdiri dari perwakilan wilayah berikut:
Peserta pelatihan dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari lima orang. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk melakukan praktik langsung dalam menata dan mempersiapkan perlengkapan misa. Melalui sesi praktik ini, peserta dapat mengaplikasikan materi yang telah diterima sebelumnya, seperti cara membersihkan Piala dan Sibori serta menata perlengkapan misa dengan benar. Pembagian kelompok ini bertujuan agar peserta dapat berlatih secara langsung dalam suasana yang lebih interaktif dan praktis, serta saling berbagi pengetahuan dan keterampilan dalam menjalankan tugas Paramenta di Wilayah/Kapel masing-masing. Demonstrasi: Suster Yanti, SRM, melakukan demonstrasi mengenai cara membersihkan Piala dan perlengkapan Misa yang dilapis emas. Ia menjelaskan dengan teliti langkah-langkah yang harus dilakukan untuk merawat perlengkapan liturgi ini dengan hati-hati agar tetap terjaga kebersihan dan keindahannya. Suster Yanti juga memberikan tips penting tentang penggunaan bahan pembersih yang tepat agar tidak merusak lapisan emas. Demonstrasi ini bertujuan agar peserta memahami teknik yang benar dalam merawat perlengkapan misa. Kata Penutup oleh Bapak Anton Pada pelatihan ditutup dengan Doa Penutup yang dipimpin oleh Bapak Anton dengan mengucap syukur atas berkat yang diterima selama pelatihan. Doa ini memohon kekuatan dan bimbingan Tuhan agar para peserta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam pelayanan Misa di Wilayah/Kapel masing-masing, serta selalu diberkati dalam tugas mereka. Wonogiri, Minggu, 2 Maret 2025 Ibu Paroki melakukan pertemuan perdana di tahun ini. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Gereja Santo Yohanes Rasul Wonogiri. Dalam kegiatan ini diikuti sebanyak 30 peserta dengan agenda kegiatan yaitu :
Ibu paroki merupakan sebutan untuk wanita Katolik yang terlibat dalam kegiatan paroki. Pertemuan Ibu Paroki ini melakukan dalam berbagai kegiatan, seperti pendampingan pasangan muda, persiapan prapaskah, dan mengikuti berbagai sarasehan untuk menambah wawasan. Kegiatan: Pertemuan Ibu Paroki ini merupakan pertemuan pertama yang diselenggarakan sebagai bagian dari agenda atau program kerja Ibu Paroki Tahun 2025. Kegiatan ini terinspirasi oleh harapan gereja/paroki untuk mengumpulkan ibu-ibu dari seluruh paroki dalam rangka membangun relasi dan kebersamaan melalui sebuah paguyuban Ibu Paroki yang tidak terkotak-kotak meskipun terkendala oleh jarak atau wilayah yang jauh. Harapan ini adalah agar ibu-ibu merasa tetap menjadi bagian dari Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri. Dengan demikian, gerak langkah ibu-ibu dapat disatukan untuk turut serta dalam kehidupan menggereja di lingkungan mereka masing-masing. Kegiatan Ibu Paroki di setiap lingkungan diharapkan dapat berkontribusi dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Pertemuan pertama ini diisi oleh Romo Lambertus Isri Purnomo, Pr, yang membahas mengenai persiapan masa prapaskah dan pertobatan. Banyak hal yang disampaikan oleh Romo Isri, khususnya terkait dengan upaya membangun spiritualitas iman di masa prapaskah dan pertobatan melalui doa, mati raga, dan amal kasih. Ibu-ibu diajak untuk lebih berperan dalam pendidikan iman di keluarga pada masa prapaskah ini. Selain itu, pertemuan ini juga membahas program kerja Ibu Paroki Tahun 2025 yang lebih sederhana namun memberi kesempatan dan ruang bagi ibu-ibu untuk memberikan ide, gagasan, dan potensi yang mereka miliki. Para ibu diajak untuk membentuk kegiatan di lingkungan yang bermanfaat dalam pengembangan diri untuk keluarga, gereja, dan sesama. Tim Kana Mengunjungi Lingkungan Paulus Mento: Mukjizat dan Kesaksian Iman yang Menginspirasi2/24/2025 Wonogiri, 24 Februari 2025 – Dalam rangka mempererat hubungan antara Gereja dan umat, tiga tim pastoral dari Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri, yaitu Tim Nazaret, Tim Kana, dan Tim Betlehem, melakukan kunjungan keluarga ke berbagai lingkungan di Wilayah Mento. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan perhatian lebih kepada umat serta memperkuat iman mereka.
Tim Kana, yang dipimpin oleh Romo Isri, melakukan kunjungan pastoral ke Lingkungan Paulus Mento. Kegiatan ini bertujuan untuk mendengarkan pergumulan iman umat, memperkuat ikatan persaudaraan, serta memberikan peneguhan iman. Tim Kana mengunjungi enam keluarga di lingkungan tersebut, yaitu Keluarga Bapak G. Suwondo, Keluarga Ibu Elisabeth Sukatmi, Keluarga Bapak A. B. Yadi, Keluarga Bapak Heri/Anasthasia Harjanti, Keluarga Bapak Yosafat Sularno, dan Keluarga Bapak G. Suparno BS. Kegiatan yang Dilakukan: Selama kunjungan, Tim Kana memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dari kegiatan ini, yaitu untuk melihat lebih dekat kondisi umat serta mempererat hubungan antara umat dan Paroki. Tim juga mendengarkan keluh kesah dan harapan umat terhadap Gereja. Salah satu sesi yang sangat berarti adalah berbagi pengalaman iman antarumat, yang memberikan kesempatan untuk saling menguatkan. Romo Isri pun memberikan pengarahan dan peneguhan iman bagi umat yang membutuhkan. Kunjungan ditutup dengan doa penutup dan berkat dari Romo. Pengalaman Berkesan: Salah satu momen paling berkesan dalam kunjungan ini adalah kesaksian iman yang dibagikan oleh Ibu Elisabeth Sukatmi. Beliau mengisahkan mukjizat yang dialaminya, di mana cucunya yang sudah dinyatakan meninggal dunia secara medis saat masih bayi, ternyata kembali hidup setelah beliau berdoa dengan kepasrahan total kepada Tuhan Yesus. Kisah mukjizat ini memberikan pengingat yang mendalam tentang kuasa Tuhan yang menyembuhkan dan membangkitkan iman umat. Sambutan Umat: Umat sangat antusias dan gembira menerima kedatangan Tim Kana. Mereka merasa dihargai dan senang dapat berbagi cerita dengan Romo Isri dan tim. Para umat menunggu dengan sabar giliran kedatangan tim, serta merasa bebas untuk mengungkapkan suka dan duka yang mereka alami selama ini. Harapan Umat: Umat berharap agar program kunjungan pastoral ini terus berlanjut, dan mereka juga berharap dapat memperoleh pendalaman iman dari Romo, serta kesempatan untuk berdiskusi mengenai doa. Beberapa umat juga menyampaikan harapan agar perhatian lebih diberikan kepada lansia yang sakit, dengan pemberian sakramen tobat di rumah. Kunjungan ini diakhiri dengan doa bersama yang penuh harapan dan sukacita, menguatkan umat dalam iman mereka. Dengan kesaksian iman yang dibagikan, diharapkan umat semakin diperkuat dalam perjalanan iman mereka dan semakin dekat dengan Gereja. Kesimpulan dari agenda kegiatan kunjungan Pastoral: Gereja Hadir di Tengah Umat Kunjungan Tim Kana ke Lingkungan Paulus Mento berakhir dengan penuh sukacita dan pengharapan. Suasana kebersamaan yang hangat terasa selama kegiatan ini, dengan umat yang merasa dihargai dan diperhatikan. Kisah-kisah iman yang dibagikan, terutama pengalaman mukjizat yang dialami oleh Ibu Elisabeth Sukatmi, semakin memperkuat ikatan spiritual antar umat dan tim pastoral. Dengan harapan agar program kunjungan pastoral ini terus berlanjut, umat berharap dapat terus menerima perhatian dan bimbingan dari Gereja dalam perjalanan iman mereka. Kunjungan ini pun menjadi wujud nyata perhatian Gereja terhadap umat, yang diakhiri dengan doa bersama dan berkat dari Romo Isri. Setelah itu, Tim Kana melanjutkan perjalanan kembali ke Paroki dengan hati yang penuh sukacita dan harapan bagi masa depan yang lebih kuat dalam iman. Wonogiri, 24 Februari 2025 – Dalam rangka mempererat hubungan antara Gereja dan umat, tiga tim pastoral dari Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri, yaitu Tim Nazaret, Tim Kana, dan Tim Betlehem, melakukan kunjungan keluarga ke berbagai lingkungan di Wilayah Mento. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan perhatian lebih kepada umat serta memperkuat iman mereka.
Tim Betlehem yang dipimpin oleh Romo Budi ini mengunjungi beberapa keluarga di lingkungan Petrus Mento, yaitu Keluarga Bapak Pono, Keluarga Bapak Pur, Keluarga Bapak Sugeng, Keluarga Bapak Driyono, Keluarga Mbah Mariyo, dan Keluarga Ibu Sam. Kunjungan tim ini bertujuan untuk menyapa umat, mendengarkan cerita hidup mereka, dan memberikan pencerahan mengenai pergumulan iman yang mereka hadapi. Selain itu, kunjungan ini juga menjadi kesempatan bagi umat untuk berbagi harapan mereka terkait perkembangan Gereja dan kehidupan spiritual mereka. Selama kunjungan, umat mengungkapkan berbagai cerita, termasuk keluhan mengenai tantangan hidup dan pergolakan iman dalam keluarga. Para keluarga yang dikunjungi merasa sangat dihargai dan diberkati, karena mereka diberi kesempatan untuk berbicara langsung dengan Romo dan tim pastoral. Tidak hanya itu, tim pastoral juga memberikan pengarahan, doa bersama, dan berkat bagi keluarga yang dikunjungi. Kunjungan pastoral ini diakhiri dengan makan malam bersama di kediaman salah satu umat, yang menambah kehangatan dan kebersamaan antara tim pastoral dan keluarga yang mereka kunjungi. Dengan suasana yang penuh keakraban, kegiatan ini menjadi salah satu wujud nyata perhatian Gereja terhadap umatnya. Kegiatan ini pun menumbuhkan rasa saling peduli dan memperkuat semangat bersama dalam menjalani kehidupan beriman. Dengan kunjungan ini, diharapkan umat semakin merasakan kedekatannya dengan Gereja dan memperkuat iman mereka dalam kehidupan sehari-hari. Tim pastoral pun kembali ke Paroki dengan hati yang penuh sukacita, berdoa agar setiap keluarga yang mereka kunjungi senantiasa diberikan berkat dan kekuatan dalam iman. Kunjungan pastoral di Lingkungan Petrus Mento pun ditutup dengan penuh kehangatan dan kebersamaan. Kegiatan ini tidak hanya mempererat tali persaudaraan antara umat dan Gereja, tetapi juga memberikan kesempatan bagi umat untuk berbagi cerita dan pengalaman iman yang menginspirasi. Tim pastoral yang melakukan kunjungan merasa berbahagia dapat mendengarkan pergumulan iman umat dan memberikan penguatan melalui doa serta pengarahan. Dengan harapan agar kegiatan serupa dapat terus berlanjut, umat di Lingkungan Mento merasa lebih dekat dengan Gereja dan lebih kuat dalam iman. Kunjungan ini berakhir dengan doa penutup dan berkat dari Romo, sebelum Tim pastoral kembali ke Paroki dengan sukacita, membawa harapan dan berkat bagi setiap keluarga yang telah mereka kunjungi. |
Archives
June 2025
Categories
All
|