Puncta 11 Juni 2025
Pw. St. Barnabas, Rasul Matius 5:17-19 HARI ini kita memperingati tokoh penting dalam sejarah gereja perdana. Dia adalah St. Barnabas rasul yang membawa Injil keluar wilayah Yahudi. Nama aslinya adalah Yusuf seorang Yahudi keturunan Lewi. Barnabas artinya “Anak Penghiburan,” adalah nama julukan dari para rasul karena dia menjual ladangnya dan menyerahkannya di depan kaki rasul-rasul. Ia melakukan apa yang diajarkan Yesus. Tindakannya ini adalah sebuah penghiburan dan bernilai positif bagi jemaat. Ia diutus mengabarkan Injil ke Antiokhia dan pengajarannya membuahkan hasil yang subur. Barnabas adalah pemimpin yang dihormati dan dikasihi jemaat. Karenanya jemaat berkembang dan mereka untuk pertama kalinya disebut Kristen. Sebagai pemimpin ia terbuka terhadap kharisma orang lain. Dialah yang menerima Saulus dan membawanya kepada para rasul. Banyak orang menjauhi Saulus karena dia sebagai penganiaya jemaat. Namun Barnabas menerima Saulus. Dia bisa melihat bakat dan kharisma Saulus untuk pekabaran Injil. Barnabas seorang pemimpin yang visioner dan mau bekerja sama dengan siapa pun. Ia berani berbeda sikap dengan para penatua di Yerusalem. Seorang pemimpin harus berani ambil keputusan dan bertanggungjawab dengan tindakannya. Ia mengadakan perjalanan dengan Saulus. Pada awal perjalanan, nama Barnabas ditulis di depan oleh Lukas. Barnabas dan Paulus. Namun di tengah jalan, posisi nama berubah. Paulus berada di depan baru kemudian Barnabas. Seorang pemimpin tidak harus selalu di depan. Ia membiarkan Paulus maju dan berperan dalam pekabaran Injil. Barnabas tahu saatnya harus mundur dan memberi kesempatan kepada orang lain. Pekabaran Injil adalah sebuah pelayanan bukan ambisi kekuasaan. Barnabas memberi contoh sikap kerendahan hati seorang hamba yang taat menjalankan tugasnya. Jika kita menjadi pemimpin atau tetua, kita bisa belajar dari Santo Barnabas ini. Ia membawa penghiburan bagi siapa pun yang dilayaninya. Ia tidak gundah digantikan orang lain. Ia lega rila mundur agar orang lain tumbuh berkembang. Ada lho pemimpin yang tidak rela digantikan orang lain. Ibarat “wong sing ngemut manising madu banjur lali anggone nglepeh.” Kalau orang sudah terlena oleh nikmatnya kekuasaan, dia lupa harus melepaskannya karena semua ada batasnya. Nikel sedang jadi bancakan, Papua dikeruk habis-habisan. Tahta bisa menjadi godaan, Ada yang tak rela melepaskan. Wonogiri, semua ada batasnya Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2034
Categories |