Puncta 31 Mei 2025
Pesta St. Maria Mengunjungi Elisabet Lukas 1: 39-56 “SALAM Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu.” Doa Salam Maria itu lebih sering kita daraskan daripada doa Bapa Kami. Entah itu dalam rangkaian doa Rosario atau doa-doa harian yang terucap dari mulut kita. Doa itu sangat biblis karena diambil dari peristiwa Maria mengunjungi Elisabet di rumahnya. Dalam kutipan Injil yang kita renungkan hari ini, Maria, gadis muda yang sedang mengandung pergi ke rumah Elisabet. Ia mendapat pesan dari Malaikat bahwa Elisabet pada hari tuanya juga dikaruniai anak oleh Tuhan. Peristiwa ini adalah suatu mukjizat karena Elisabet dikatakan mandul. Tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil. Maria ingin membuktikan, tetapi lebih dari itu, Ia ingin berbagi pengalaman rohani dengan Elisabet tentang sukacita besar dan belaskasih Allah yang begitu agung melampui pikiran manusia. Karena ini adalah pengalaman akan Allah, maka pembicaraan mereka juga tentang karya-karya Allah yang melampaui ekspektasi harapan. Elisabet memuji Maria sebagai ibu Tuhan. Maria memuji Allah sebagai sumber kehidupan. Dalam kunjungan, perjumpaan dengan teman, saudara atau kenalan, kita seringkali hanya berbincang tentang hal-hal yang remeh temeh. Kita jarang sekali berbicara tentang karya-karya agung Tuhan. Bahkan dalam pertemuan lingkungan, kalau ada kata “sharing pengalaman” banyak yang takut datang. Mereka menghindari dan tidak berani berbagi pengalaman dengan orang lain. Apakah kita tidak punya pengalaman rohani sebagaimana Maria dan Elisabet yang dengan sukacita berbagi? Mari kita belajar dari perjumpaan dan kunjungan Maria kepada Elisabet ini. Mereka menemukan kasih Allah yang besar dan rela berbagi dengan orang lain, kendati Maria harus rela pergi jauh ke rumah Elisabet. Jalan pagi di alun-alun Wonogiri, Sambil berjemur di terik matahari. Lebih banyak berjumpa untuk berbagi, Banyak berkat tidak untuk diri sendiri. Wonogiri, ayo kita berkunjung Rm. A. Joko Purwanto, Pr
1 Comment
Puncta 30 Mei 2025
Jum’at Paskah VI Yohanes 16: 20-23a HARI Rabu tanggal 21 Mei 2025 pukul 19.32 waktu Belanda atau Kamis pukul 00.32 WIB terdengar tangisan bayi di kesunyian malam. Ya, Madeleine Eva Brylian telah lahir di Ziekenhuis Gelderse Vallei Hospital dengan tangisan yang membawa bahagia bagi semua orang. Tangisan seorang bayi adalah tanda kehidupan. Ia menangis seorang diri, tetapi dunia dan orang-orang di sekitarnya sangat bahagia. Orangtua dan saudara-saudaranya bergembira ria mengiringi tangisan seorang bayi yang baru lahir. Perpisahan selalu membawa kesedihan. Bayi menangis karena harus berpisah dengan rahim ibu yang memberi kehidupan. Sementara ibunya merasa bahagia kendati harus mengalami kesakitan yang luar biasa saat melahirkan. Kesedihan dan penderitaan akan berubah menjadi sukacita bagi semua keluarga karena lahirnya makhluk baru di dunia. Dukacita akan menjadi sukacita ketika Yesus pergi namun Roh Kudus hadir menemani. Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia.” Dengan pencurahan Roh Kudus, Gereja lahir di tengah-tengah dunia menjadi tanda keselamatan bagi segala makhluk. Di tengah-tengah penantian para murid berduka karena ditinggal Yesus. Tetapi di hari Pentakosta nanti, Gereja lahir membawa sukacita bagi seluruh dunia. Seperti seorang bayi yang menangis, namun membawa kegembiraan, demikian juga Gereja lahir membawa kabar sukacita. Semoga keberadaan kita sebagai Gereja mampu membawa kegembiraan bagi setiap orang di sekitar kita. Biarlah kita menangis seorang diri, tetapi dunia akan bergembira karena derita kita membawa keselamatan bagi dunia. Sejarah diciptakan penguasa, Untuk menghapus gelap gulita. Pengorbanan tak akan sia-sia, Sebab banyak orang bahagia. Wonogiri, tangisan sukacita Rm. A.Joko Purwanto, Pr Puncta 29 Mei 2025
Hari Kenaikan Tuhan Yesus Lukas 24: 46-53 DALAM epos Ramayana ada satu sequel kisah tentang Anoman yang diutus oleh Rama untuk pergi Alengka. Dia diberi tugas untuk menyampaikan pesan kepada Dewi Sinta, bahwa Rama akan menjemput istrinya itu jika ia masih tetap setia mencintainya. Untuk membuktikan cintanya, Rama menitipkan cincin kepada Anoman agar diberikan kepada Sinta. Tugas ini sangat berat karena banyak bahaya menghadang di jalan. Selain medan yang jauh dan sulit, juga musuh berkeliaran dimana-mana. Dengan kesaktiannya, Anoman berhasil sampai di Taman Argasoka dan bertemu dengan Dewi Sinta. Ia menyampaikan pesan Rama bahwa ia dan prajuritnya akan menjemputnya dan membumihanguskan Alengka. Yesus berpisah dengan murid-murid-Nya ketika Dia terangkat ke Sorga. Namun sebelum itu, Dia memberi perintah kepada murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil kepada segala bangsa mulai dari Yerusalem. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.” Yesus tahu bahwa tugas pemberitaan Injil ini sangat berat, maka Dia menjanjikan Roh Kudus agar membimbing dan menuntun mereka. Para murid diminta menanti sampai Roh Kudus dicurahkan. “Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi." Sekarang tugas kitalah umat yang telah diberi kuasa Roh Kudus dalam Sakramen Krisma untuk menjadi saksi Kristus kepada semua orang. Dengan cara hidup dan teladan, kita mewartakan kasih Tuhan. Mari kita menjadi saksi Kristus. Ke Surabaya jangan Pasuruhan, Lebih baik lewat kota Bangil. Sesudah dirimu diselamatkan, Jadilah saksi dan pewarta Injil. Wonogiri, Wartakanlah kebaikan Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 28 Mei 2025
Rabu Paskah VI Yohanes 16: 12-15 LIRIK Lagu yang dinyanyikan Mike Mohede berbunyi: “Banyak perkara yang tak dapat kumengerti. Mengapakah harus terjadi di dalam kehidupan ini. Satu perkara yang kusimpan dalam hati. Tiada satupun yang terjadi tanpa Allah peduli. Allah mengerti. Allah peduli. Segala persoalan yang kita hadapi Tak akan pernah dibiarkannya. Kubergumul sendiri s'bab Allah mengerti.” Lirik itu menggambarkan kita yang menghadapi banyak perkara yang tak dapat kita mengerti. Namun Allah peduli untuk menolong kita. Ia tidak membiarkan kita bergumul sendiri. Tapi Ia akan mengirimkan Roh Penolong yaitu Roh Kudus. Yesus memberi nasehat pada murid-murid-Nya saat akan berpisah dengan mereka: “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.” Roh Kudus itu akan menuntun kita kepada seluruh kebenaran. Ia diutus oleh Bapa dalam nama Yesus. Roh itu akan mengingatkan kita akan sabda dan ajaran Yesus agar kita teguh memperjuangkannya. Kita harus menghadapi dunia yang semakin menjauh dari kasih Allah. Banyak orang acuh tak acuh dengan hidup rohaninya. Banyak orang hanya mengejar hal-hal duniawi semata. Tuhan disingkirkan dari kehidupan manusia. Roh Kudus akan membantu kita menghadapi tantangan dunia yang semakin sekuler dan individualis. Roh Kudus menjadi penolong dan pembimbing agar kita tidak menjauh dari Tuhan. Ia akan mengatakan kebenaran yang berasal dari Allah, bukan dari dunia ini. Roh Kudus akan berdiam dalam hati kita, asalkan kita tetap setia dan percaya kepada Yesus yang telah mengajarkannya pada kita. Maukah kita terbuka pada suara Roh Kudus ? Gunung Merbabu dekat Salatiga, Kalau Merapi ada di Yogyakarta. Kuasa Roh Kudus menuntun kita, Melakukan karya Allah yang mahakuasa. Wonogiri, dituntun oleh Roh Kudus Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 27 Mei 2025
Selasa Paskah VI Yohanes 16: 5-11 ITULAH pesan terakhir Jack Dawson (Leonardo di Caprio) kepada Rose (Kate Winslet) kekasihnya yang mencoba mempertahankan hidup dalam dinginnya samudera Atlantik. Perpisahan yang sangat tragis setelah mereka berkenalan dan menjalin cinta di Kapal Titanic. Mereka bergelayutan di atas puing kapal yang tenggelam. Rose menguatkan Jack untuk bertahan hidup. Namun sayang, hipotermia menyerangnya dan Jack mati membeku dan tenggelam bersama Titanic. Sebelum ajal menjemput Jack berpesan singkat pada Rose, “Never let go.” Jack berharap agar Rose tetap berjuang dan hidup untuk cinta mereka berdua. Cinta yang indah di sebuah kapal yang sedang berjalan di samudera luas. Yesus juga mengadakan salam perpisahan dengan murid-murid-Nya. Dia bersama mereka mengadakan perjamuan makan. Di situ Da memberi amanat perpisahan. Dia berjanji akan selalu menuntun dan menemani langkah mereka dalam mewartakan Injil. Dia akan mengutus Roh Penghibur yaitu Roh Kudus. Dia berpesan, “Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.” Kepergian Yesus tidak meninggalkan kita. Dia pergi untuk menyiapkan tempat bagi kita di rumah Bapa yaitu sorga. Dia mengaruniakan Roh-Nya bagi kita agar kita tetap setia mengikuti dan mewartakan kasih-Nya. Kita ini seperti kapal yang mengarungi samudera luas kehidupan. Kita tidak berjalan sendiri. Roh Kudus diutus membimbing kita. Seperti Jack dan Rose yang saling menguatkan, kita juga diajak untuk saling meneguhkan. Roh Kudus menjadi tali pengikat yang mempersatukan kita. Sebagaimana Jack dan Rose disatukan dalam cinta, dan terus berjuang, kita pun disatukan oleh Roh Kudus untuk saling mengasihi satu sama lain. Mari kita berjalan saling meneguhkan untuk melaksanakan amanat Tuhan. Menanti senja di Pantai Ngobaran, Suara ombak datang berganti-gantian. Kasih itu harus rela berkorban, Mau mengasihi tanpa memaksakan. Wonogiri, amanat kasih setia Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 26 Mei 2025
PW. St. Filipus Neri, Imam Yohanes 15:26-16:4a WAFATNYA Paus Fransiskus memberi kesaksian indah bagi banyak orang. Hal ini terlihat di laman internet, banyak orang menulis “How to become Catholic.” Rasa kehilangan seorang bapa memang dirasakan umat Katolik sepeninggal Paus. Tetapi kenangan yang indah terus terukir sangat dalam. Namun berita yang menggembirakan justru muncul saat banyak orang mencari tahu bagaimana caranya menjadi seorang Katolik. Berita dari Zenith News mengabarkan bahwa pencarian”How to become Catholic melonjak sangat tinggi yakni mencapai 373 persen di kanal google sejak wafatnya Paus. Wafatnya Paus justru membawa orang pada pertobatan. Mereka terkesan dengan pribadi Paus Fransiskus yang rendah hati, penuh belas kasih, keteladanan dalam hal-hal yang sederhana tetapi menyentuh, menyapa orang kecil, membasuh kaki para pengungsi dan imigran, hadir di penjara-penjara. Kesaksian hidup Paus Fransiskus membuka sekat-sekat pemisah, mengasihi tanpa membedakan, mengampuni daripada menghakimi orang lain. Cara hidup seperti itu nampaknya yang membuat banyak orang tertarik mencari jalan menjadi Katolik. Yesus memberi perintah kepada murid-murid-Nya, ”Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.” Dunia terhenti sejenak, terhenyak saat Paus wafat. Semua orang disadarkan akan tujuan hidup yang sebenarnya. Dunia menawarkan kemewahan, tetapi hati kosong. Hidup berkelimpahan tetapi batin tak terisi apa-apa alias hampa. Manusia terus mencari kebahagiaan dunia tetapi tak mendapat apa-apa. Paus Fransiskus memberi kesaksian bukan dengan kotbah panjang bertele-tele, tetapi dengan tindakan kasih yang nyata. Ia menyatakan bahwa gereja bukan tempat orang suci, tetapi rumah bagi jiwa-jiwa yang sakit dan terluka, yang mencari Tuhan. Ia mewujudkan kasih Allah dengan teladan nyata. Benar pepatah yang berkata, “Mati satu tumbuh seribu.” Paus Fransiskus wafat, tetapi ada ribuan orang yang pulang kembali ke pangkuan Gereja Katolik. Inilah karya Roh Kudus yang dijanjikan Yesus kepada kita. Roh Kudus bekerja di tengah-tengah kita. Waduk Gajah Mungkur banyak ikan, Sampai dijajakan di pinggir jalan. Kita semua bisa menjadi saksi iman, Jika kita hidup memberi keteladanan. Wonogiri, kamu adalah saksi-Ku Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 25 Mei 2025
Minggu Paskah VI Yohanes 14: 23-29 PERNAH ke Mandalika? Bukan sirkuitnya saja yang terkenal karena dikunjungi Marc Marques atau Daniel Pedrosa dan Valentino Rosi, tetapi di Pantai Seger, bersebelahan dengan arena sirkuit ada legenda cinta yang diabadikan dalam patung Dewi Mandalika dan ketiga pangeran. Mandalika adalah gadis cantik anak dari raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting. Ia diperebutkan oleh tiga pangeran dari kerajaan tetangga. Karena tidak ingin terjadi pertumpahan darah akibat persaingan, Sang Puteri memutuskan terjun ke laut. Sebelum terjun, dia berpesan, “Aku akan datang setiap tahun pada waktu tertentu. Datanglah ke pantai dan kalian akan menjumpai aku.” Lalu terjunlah sang puteri ke laut dan hilang dibawa ombak. Bersamaan itu muncullah nyale palolo (cacing warna-warni) dari balik bebatuan. Rakyat percaya itu pemberian sang putri. Tradisi bau nyale (menangkap cacing) masih hidup sampai sekarang sebagai penghormatan kepada Putri Mandalika atau Putri Bau Nyale. Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berpesan kepada para murid-Nya, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu.” Yesus akan pergi meninggalkan para murid. Tetapi Dia akan datang kembali. “Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Aku pergi tetapi Aku datang kembali kepadamu.” Yesus akan mengutus Roh Penghibur, yaitu Roh Kudus. Kata Yesus, ”Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” Roh Kudus atau Roh Yesus Kristus itulah yang menuntun kita sekarang. Yesus tidak hadir tetapi Dia mengutus Roh-Nya untuk mengajari kita akan segala sesuatu. Dengan Roh-Nya itu, Yesus menjanjikan damai sejahtera kepada kita semua. Kalau Putri Mandalika memberi nyale kepada rakyatnya, Yesus memberikan Roh Kudus kepada kita. Kita tidak melangkah sendirian. Hidup kita selalu ada dalam perlindungan-Nya karena Roh Penghibur yang diberikan kepada kita. Jalan-jalan ke Mandalika, Menangkap nyale di pinggir pantai. Yesus mengutus Roh Kudus-Nya, Agar kita hidup dalam damai. Wonogiri, Roh Kudus diberikan pada kita Rm. A. Joko Purwanto,Pr Puncta 24 Mei 2025
Sabtu Paskah V Yohanes 15: 18-21 KUMBAKARNA adalah adik Rahwana. Ia menasehati kakaknya untuk tidak memperistri Shinta, karena Shinta adalah istri Rama. Rahwana menculik Shinta. Hal ini adalah sebuah kejahatan. Ia memperingatkan kakaknya yang serakah dan jahat. Namun Kumbakarna justru diusir oleh Rahwana. Raja yang jahat itu marah karena adiknya tidak menyetujui niatnya. Begitu juga kepada Gunawan Wibisana. Ia menasehati kakaknya agar bertindak benar dan lurus. Menculik Shinta adalah kejahatan. Gunawan tidak setuju dengan tindakan jahat kakaknya. Ia lebih memilih berpihak kepada Rama yang jujur dan benar. Namun tindakannya ini dibenci oleh Rahwana. Ia juga diusir dari Alengkadiraja. Orang yang memilih kebenaran akan dibenci dan dijauhi oleh orang banyak. Mereka yang berjuang membela keadilan dan kebenaran akan menghadapi banyak hambatan dan kesulitan. Yesus sudah memprediksi sejak awal. Maka Dia berkata sembari mengingatkan murid-murid-Nya, “"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.” Berjuang membela kebenaran seperti melawan tembok tebal yang sulit ditembus. Ada banyak hambatan. Mereka sering menghadapi teror dan intimidasi, kekerasan dan hinaan, tuduhan dan ancaman. Bahkan nyawa menjadi taruhan. Yesus berjuang mewartakan kebenaran. Ia harus menerima salib dan kematian. Maka para murid-Nya diminta untuk teguh berdiri jika menghadapi segala tantangan. Berani memanggul salib adalah tanda dan cara kita mengikuti Kristus. Mereka sering memakai nama Tuhan untuk menentang kebenaran. Sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh mengenal Tuhan. “Semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku,” itulah yang dikatakan Yesus. Terus berjuang mengikuti Yesus mewartakan kebenaran dan keadilan bagi semua orang. Salib adalah mahkota kemuliaan. Wibisana bergabung ke pasukan Rama, Berjuang melawan dusta angkara murka. Membela kebenaran akan dibenci dunia, Mereka tidak mengenal Allah sesungguhnya. Wonogiri, tetap teguh berjuang Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 23 Mei 2025
Jum’at Paskah V Yohanes 15: 12-17 GEREJA KATOLIK memang sangat unik, kaya akan pengalaman rohani dan terbuka akan karya Roh Kudus. Pemilihan pemimpin agama dan juga kepala pemerintahan Negara Vatican paling cepat dan damai adalah pemilihan Paus Leo XIV kemarin. Hanya dalam waktu yang singkat, dua hari saja dan dipenuhi dengan suasana suka cita terpilih pimpinan tertinggi agama Katolik. Sharing pengalaman Kardinal Suharyo yang ikut dalam konklaf meneguhkan kasih Allah dan kuasa Roh Kudus bekerja dalam Gereja. “Tidak ada kampanye, tidak ada suap menyuap, tidak ada amplop. Kalau ada, saya pasti sudah menerima,” kata Kardinal disambut tawa umat yang hadir. Ya, pemilihan yang sarat dengan doa dan percaya pada kuasa Roh Kudus. Kalau tidak didasari oleh cintakasih dan kuasa Roh Kudus, tak mungkin bisa terjadi. Tidak ada nama Kardinal Robert Prevost beredar. Dalam bursa media massa, nama itu tidak muncul. Yang sering disebut Kardinal Erdo, Kardinal Parolin, Kardinal Luis Tagle dari Filipina. Nama Robert Prevost dari Peru tersembunyi di sudut Basilika. Hanya karena kasih persaudaraan, pemilihan itu berlangsung dengan cepat. Seratus tigapuluh tiga kardinal dalam tiga kali putaran langsung menemukan nama yang menjadi Paus Leo XIV. Ajaran kasih Kristus terus berlangsung dalam Gereja Katolik. “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Ku perintahkan kepadamu.” Sabda Yesus inilah yang menjadi kunci pemilihan pimpinan. Menjadi pemimpin sejatinya bukan untuk rebutan jabatan, bahkan menghalalkan segala cara untuk mengalahkan musuhnya, tetapi pemimpin adalah pelayanan untuk mengasihi sesama sebagaimana Kristus telah mengasihi manusia. Kalau pemimpin didasari oleh kasih akan yang lain, dia tidak akan memikirkan dirinya sendiri, tetapi berusaha untuk menyejahterakan dan membahagiakan orang-orang yang dikasihi Tuhan, yakni mereka yang kecil, lemah, miskin dan tersingkir. Bersama Paus Leo XIV mari kita wujudkan kasih persaudaraan kepada semua orang. Kuda liar ada di Pulau Bima, Susu kuda bisa bikin awet muda. Perintah kasihilah pada sesama, Bukan kasih untuk yang sama saja. Wonogiri, love each other Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 22 Mei 2025
Kamis Paskah V Yohanes 15: 9-11 KATA dari Bahasa Latin di atas berarti Benalu, yaitu tumbuhan yang menempel, mengambil hara, makanan dari pohon inang yang diserapnya. Benalu makan dari induk yang ditempelinya sehingga akhirnya malah mematikan. Benalu sangat merugikan karena membuat tidak subur, tidak produktif dan menghancurkan. Maka orang memotong benalu yang mengganggu kesuburan tanaman. Ranting-ranting yang tidak menghasilkan dipangkas bersama dengan benalu yang hanya numpang makan. Dalam perumpamaan tentang Pokok Anggur, Yesus berbicara tentang “tinggal di dalam Aku,” sampai tujuh kali. Itu menggambarkan betapa pentingnya kita tinggal di dalam Kristus. Seperti ranting yang tinggal di dalam pokok, tujuannya supaya berbuah banyak. Kalau tidak berbuah akan dipotong. Ranting yang tidak berbuah saja dipangkas, apalagi benalu yang hanya mengisap makanan tetapi tidak menghasilkan apa-apa. Analog yang dijelaskan Yesus adalah seperti Diri-Nya yang tinggal di dalam Bapa dan menghasilkan buah-buah penebusan. Yesus menyatu dengan Bapa seperti ranting menyatu dengan pokoknya. Kita juga diharapkan menyatu dengan Kristus dan merasakan sukacita yang berbuah banyak bagi lingkungan sekitarnya. Cirinya orang yang tinggal di dalam Kristus adalah sukacita. “Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.” Merasakan sukacita gak anda tinggal di dalam Kristus? Jika selama ini anda belum menemukan sukacita, mungkin anda tidak benar-benar menyatu dengan Kristus. Jangan-jangan anda hanyalah benalu yang mengambil manfaat dari pokok inang tetapi tidak menghasilkan apa-apa. Ada benalu di pohon anggur, Numpang makan di pucuknya. Gembala jangan banyak nganggur, Domba-domba lari keluar gereja. Wonogiri, suka jadi benalu ya? Rm. A. Joko Purwanto, Pr |
Archives
December 2034
Categories |