Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki

katekese

Hello Romo!

12/25/2034

15 Comments

 
Berikut adalah kolom untuk bertanya pada Romo. Silakan menulis nama dan pertanyaan di kolom komentar. E-mail dan website dikosongkan saja apabila tidak punya.
15 Comments

Tidak Jemu-Jemu Berdoa

10/19/2025

0 Comments

 
Puncta 19 Oktober 2025
Mingu Biasa XXIX
Lukas 18:1-18

YESUS menggunakan perumpamaan seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun untuk memotivasi kita agar tidak jemu-jemu dan terus menerus untuk berdoa kepada Allah.

Kendati hakim itu jahat, namun janda yang tidak punya apa-apa itu terus menerus meminta pertolongannya untuk membela haknya. 

Seperti perumpamaan bendahara yang tidak jujur, atau seorang ayah yang tidak peduli pada sahabatnya yang minta roti dipakai oleh Yesus untuk menekankan pentingnya usaha yang terus menerus.

Hakim yang jahat, bendahara yang tidak jujur dan ayah yang tidak peduli dibandingkan dengan Allah yang maha baik dan penuh belas kasihan. Manusia yang jahat saja bisa berbuat baik, apalagi Allah yang mahamurah pasti akan menolong.

Dari pihak kita dianjurkan agar terus menerus berdoa dan berusaha dengan tiada henti-hentinya. Sebagaimana janda miskin itu terus menerus berusaha agar sang ,hakim mau membela haknya.

Tetapi doa tidak cukup hanya ritual rohani belaka. Doa adalah perwujudan iman. Doa berarti juga kesediaan untuk melaksanakan kehendak Tuhan. 

Kendati hakim itu adalah seorang lalim, tetapi ia tahu juga untuk berbuat baik. Ia bersedia membela hak janda miskin itu.

Janda itu terus berusaha mendatangi hakim. Ia terus meminta agar dikabulkan. Usaha dan doa yang tiada hentinya itu akhirnya di kabulkan. Kita pun juga bisa melakukan hal yang sama. Berdoa dan berusaha terus menerus pasti suatu saat akan dikabulkan.

Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" inilah penegasan Yesus. Doa adalah bagian dari iman yang harus terus menerus dihayati sampai Anak Manusia datang kembali.

Ketekunan, kerajinan, kesetiaan terus berdoa sampai Tuhan datang itulah yang mesti kita lakukan setiap hari. mari kita tidak jemu-jemu berdoa.

Sum Kuning penjual jamu,
Dipanggil masuk ke istana raja.
Mari berdoa dengan tiada jemu,
Tuhan pasti akan mengabulkannya.

Wonogiri, terus berdoa saja
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Gerakan Doa Panggilan

10/18/2025

0 Comments

 
Puncta 18 Oktober 2025
Pesta St. Lukas, Penulis Injil
Lukas 10:1-9

DALAM retret bersama angkatan di Pacet kemarin, salah satu yang kami bahas adalah tema “Kekudusan Imam,” dari tulisan Kardinal Fulton Sheen yang berjudul “Imam Bukan Miliknya Sendiri.”

Kami merenungkan apa yang ditulis oleh Mgr. Fulton Sheen. Seringkali kami terjebak dalam berbagai acara aksi-aksi panggilan. 

Mengundang para biawawan-biarawati ke paroki pada Minggu Panggilan. Mereka bercerita tentang hidup membiara. Kami bikin acara live in panggilan di biara atau seminari.

Tetapi yang diceritakan biasanya hal-hal yang baik-baik. Seperti sebuah dongeng yang jauh dari kehidupan nyata. Kegiatan pameran panggilan di paroki bergema sesaat saja seperti kegiatan-kegiatan lainnya.

Kardinal Sheen lebih menekankan gerakan doa bagi setiap orang untuk memohon panggilan. “Mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” 

Minta kepada Tuhan itu artinya berdoa mohon panggilan.

Kebiasaan berdoa di tengah keluarga menjadi agenda wajib yang harus dihidupi. Doa yang rutin membuat keluarga mencapai kekudusan. Keluarga yang kudus akan menjamin tumbuhnya benih-benih panggilan.

Ada banyak imam lahir dari keluarga-keluarga yang rutin berdoa. Keluarga adalah seminari awal tumbuhnya benih panggilan. Dengan berdoa di tengah keluarga, seminari kecil sudah dibangun. 

Seorang uskup di Amerika tidak membuat kegiatan aksi panggilan, tetapi dia mengajak anak anak sekolah untuk berdoa mohon panggilan. Pada akhir tahun pelajaran, dia menuai 40 anak masuk seminari. 

Mari kita biasakan berdoa malam bersama di keluarga. Ajaklah anak-anak untuk berdoa mohon panggilan. Yakinlah pasti nanti akan ada di antara mereka yang tergerak untuk masuk seminari.

Naik kereta api ke Surabaya,
Malah salah masuk yang ke Jakarta.
Mari kita terus berdoa meminta,
Untuk para pekerja di ladang-Nya.

Wonogiri, teruslah berdoa
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Sepandai-pandainya…..

10/17/2025

0 Comments

 
Puncta 17 Oktober 2025
Pw. St. Ignatius dari Antiokhia, Uskup, Martir
Lukas 12:1-7

TUPAI melompat akhirnya jatuh ke pelimbahan juga. Itulah pepatah yang mau menggambarkan sepandai apapun jika waktunya apes akhirnya akan jatuh juga. 

Sepandai-pandainya koruptor menyembunyikan harta rakyat yang digasak, akhirnya ketangkap juga.

Kejahatan apa pun yang disembunyikan pada waktunya akan tersingkap juga, karena tak ada yang bisa ditutupi di hadapan Tuhan. 

Kita bisa mengelabui manusia, tetapi kita tidak bisa mengelabui Tuhan. Ia maha mengetahui. Dengan cara-Nya sendiri, Ia akan menyingkapkan segala sesuatu yang kita buat.

Yesus mengingatkan kepada orang banyak akan bahaya kemunafikan. Itulah ragi yang tidak kelihatan yang disebarkan oleh kaum Farisi. 

Mereka berpura-pura baik, sopan, saleh, taat hukum. Tetapi niat yang sesungguhnya adalah menindas rakyat untuk mencari keuntungan sendiri.

"Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui,” kata Yesus.

Murid-murid diajak tidak takut mewartakan dan membuka kebenaran. Orang-orang yang membela kebenaran bahkan rela mengorbankan nyawanya. Contohnya, Munir, Marsinah, Udin dan para mahasiswa yang berjuang melawan kelalilam penguasa.

Pada saatnya kebenaran akan menyingkapkan diri dan ketidakadilan akan terungkap di depan mata. Yesus meneguhkan kita untuk terus berjuang demi kebenaran dan keadilan. 

Yesus mengajak kita untuk tidak takut berjalan demi kebenaran dan keadilan. “Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! 

Ya, seharusnya kita lebih takut pada Tuhan daripada manusia. Ketika pejabat dilantik, orang berjanji pada Tuhan. Tetapi kalau korupsi, orang tidak takut sama Tuhan lagi. Ingatlah, suatu saat tupai akan jatuh juga.

Koruptor berpesta pora,
Hotel prodeo menunggunya.
Jangan takut pada senjata,
Takutilah jiwamu masuk neraka.

Wonogiri, terus berjuang 
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

No Viral, No Justice

10/16/2025

0 Comments

 
Puncta 16 Oktober 2025
Kamis Biasa XXVIII
Lukas 11:47-54

AKHIR-AKHIR ini banyak terjadi kasus-kasus sosial kemasyarakatan baru ditangani ketika kejadiannya diviralkan di media massa. Masih ingat kisah Bima Lampung? 

Dia menjadi trending topik ketika melaporkan kondisi jalan rusak di daerahnya. Bahkan Presiden waktu itu sempat meninjau kondisi jalan-jalan di Propinsi Lampung yang tak pernah disentuh oleh pembangunan. 

Dari kasus itu kemudian menyusul kasus-kasus lain yang diviralkan supaya mendapat perhatian dan keadilan dari para penegak hukum. 

Ada kasus pengeroyokan dokter koas di Palembang. Kasus kekerasan pemilik toko roti terhadap karyawan di Jakarta Timur.

Fenomena No Viral, No Justice menggambarkan kekecewaan publik terhadap penanganan masalah ketidakadilan di masyarakat. Publik menilai kalau tidak diviralkan, masalahnya tidak ditangani. 

Zaman dahulu belum ada medsos secanggih sekarang. Tetapi tindakan Yesus mengkritik cara hidup kaum Farisi dan Ahli-ahli Taurat bisa dimaknai sebagai peringatan agar mereka melakukan perubahan atau pertobatan.

Para ahli Kitab itu menindas rakyat kecil dengan memberi beban-beban berat lewat ayat-ayat suci. 

Sementara mereka hidup enak-enak di atas penderitaan rakyat. Situasi ketidakadilan inilah yang disuarakan Yesus kepada orang banyak.

Tentu saja, Yesus menghadapi perlawanan. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus-menerus mengintai dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal. 

Untuk itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya.

Suara-suara keadilan sering dimusuhi oleh banyak orang yang tidak suka. Tetapi kita tetap harus berani menjadi nabi-nabi keadilan di zaman ini. 

Masih banyak hati nurani yang berjuang di jalan kebenaran dan keadilan. Kita tidak sendirian. 

Netizen di Nepal berjuang,
Mereka menuntut perubahan.
Yesus bersuara dengan lantang,
Mari kita lakukan pertobatan.

Wonogiri, no viral, no change
Rm. A. Joko Purwanto,Pr
0 Comments

Nada Te Turbe

10/15/2025

0 Comments

 
Puncta 15 Oktober 2025
Pw. St. Teresia dari Avila, Prw dan PujG
Lukas 11:42-46

PUISI atau tulisan St. Teresia dari Yesus atau Teresia Avila: “Nada te turbe;  nada te espante;  todo se pasa.  Dios no se muda;  la paciencia todo lo alcanza;  quien a Dios tiene;  nada le falta  Solo Dios basta!” 

(Tak ada apa pun yang mengganggumu; tak ada apa pun yang menakutkanmu; semuanya berlalu.  Allah tidak membisu;  kesabaran menggapai segalanya;  siapa yang memiliki Allah, tak kekurangan apa pun;  Allah saja, cukup!).

Santa Teresia adalah tokoh pembaharu dalam Ordo Karmel. Bersama St.Yohanes dari Salib, dia membaharui semangat anggota ordo yang santai-santai menjalankan aturan-aturan atau regula biara. 

Dia menjalani kehidupan biara dengan keras demi mencapai kekudusan. Aturan-aturan biara diperbaharui dan Teresia menjalaninya dengan tekun dan setia. Dia menjadi teladan bagi anggota lainnya.

Ungkapan “Siapa yang memiliki Allah tak kurang suatu pun. Allah saja sudah cukup,” menggambarkan kecintaan Teresia untuk bersatu dan bersama Allah. Ia dengan senang menjalani derita dan pengorbanan demi Allah.

Berbeda dengan kaum Farisi dan Ahli Taurat yang dikecam Yesus dalam Injil hari ini. Mereka melakukan aturan agama hanya untuk pencitraan. 

Biar nampak baik di mata orang banyak. Biar mendapat pujian tetapi mereka tidak tulus.

Begitu pun Ahli Taurat dikecam oleh Yesus. "Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jaripun.”

Teresia membaharui hukum ordo, tetapi dia sendiri yang tekun dan rajin menjalaninya. Ia tidak memberi beban pada anggota-anggotanya, tetapi dia jadi teladan mentaati peraturan yang keras di biaranya. 

Teresia dikanonisasi menjadi kudus oleh Paus Gregorius XV tahun 1622, dan Paus Paulus VI memproklamirkannya sebagai “doktor Gereja” pada tahun 1970. Kita bersyukur punya teladan kekudusan seperti St.Teresia Avila.

Tawangmangu ada air terjun,
Airnya dingin menjadi embun.
Menjalani hidup dengan tekun,
Pasti Tuhan akan menuntun.

Wonogiri, punya Yesus sudah cukup
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Menerima Kritikan

10/14/2025

0 Comments

 
Puncta 14 Oktober 2025
Selasa Biasa XXVIII
Lukas 11:37-41

HALO bapak ibu ketua lingkungan atau wilayah, pengurus gereja atau aktivis paroki. Pernah gak anda dikritik atau dikecam oleh umat karena pelayanan yang kita buat? 

Kita sering dikomentari dengan kata-kata menyakitkan. Gak becuslah, pilih kasihlah, makan duit umatlah, pengin tampillah, penggoda pastorlah dan seribu satu ungkapan miring yang terlontar.

Semua komentar dan kritik itu pasti makan hati, menyakitkan dan tak menghargai sama sekali. Pelayanan tulus tanpa pamrih dan tidak ada imbalan, bahkan sering nombok-nombok dianggap hanya cari muka dan pengin tampil.

Kalau yang mengkritik atau mengecam kita itu cara hidupnya lebih baik atau pelayanannya di gereja juga aktif mungkin bisa diterima. Lha wong mereka itu doa lingkungan saja jarang muncul je…!

Dalam Injil hari ini, Yesus mengkritik cara hidup orang-orang Farisi. Yesus melihat kaum Farisi ini adalah kaum munafik. 

Mereka merasa paling benar dalam menjalankan hukum Taurat. Tetapi dalam prakteknya, mereka ini seperti kuburan yang tidak memakai tanda.

Yesus melihat kemunafikan mereka. Kaum Farisi merasa paling benar dan suka menyalahkan orang lain kalau tidak mentaati aturan agama. Mereka heran ketika melihat Yesus makan tidak mencuci tangan lebih dahulu.

Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.

Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam?”

Kritikan Yesus itu bukan hanya untuk orang Farisi, tetapi juga untuk kita semua. Apakah perilaku kita setiap hari sudah sesuai dengan nilai-nilai keagamaan yang kita anut? Atau kita berlaku munafik seperti kaum Farisi itu?

Tiap pagi minum obat antibiotik,
Bisa dibeli di toko obat yang baik.
Jangan jadi orang yang munafik,
Kata dan tindakannya serba terbalik.

Wonogiri, mau jadi Farisi?
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Melihat Tuhan di Bulan

10/13/2025

0 Comments

 
Puncta 13 Oktober 2025
Senin Biasa XXVIII
Lukas 11: 29-32

YURI GAGARIN, kosmonot asal Uni Soviet waktu itu, ditunjuk sebagai propaganda komunis yang tidak percaya adanya Tuhan. Setelah mendarat di bumi, dia berkata, “Saya pergi ke ruang angkasa, tetapi saya tidak menemukan Tuhan.”

Tetapi keyakinan Kristen tidak dapat dibendung dengan ungkapan Gagarin. Rakyat tetap meyakini adanya Tuhan walau mereka tidak dapat melihat secara langsung. 

Dalam anekdot  yang beredar di kalangan rakyat jelata, dikisahkan Gagarin bertemu dengan Presiden Nikita Khrushchev dalam jamuan kenegaraan.

Pemimpin Soviet sekaligus ketua Partai Komunis itu bertanya pada Gagarin, apakah dia melihat Tuhan di ruang angkasa? 

Jawab Gagarin, “Tentu saja, saya melihatnya.”

Balasan Khrushchev tak kalah lucu daripada jawaban Gagarin. “Saya tahu itu, tetapi jangan beri tahu kepada siapa pun!”

Orang sering membutuhkan suatu tanda atau mukjizat agar dapat mempercayai Tuhan. Bahkan kisah pendaratan manusia di bulan, oleh orang-orang Komunis dijadikan propaganda bahwa Tuhan itu tidak ada.

Sama seperti orang-orang pada zaman Yesus, mereka menuntut suatu tanda agar mereka percaya bahwa Yesus adalah Utusan Allah. 

"Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus,” kata Yesus.

Orang-orang Ninive percaya pada pewartaan Yunus. Mereka bertobat dan berbalik kepada Tuhan. Tetapi orang-orang Yahudi tidak mau percaya pada Yesus sebagai utusan Tuhan. Padahal Yesus lebih berkuasa daripada Yunus ataupun Salomo.

Percaya pada Yesus bukan berdasarkan adanya tanda. Tetapi landasannya adalah Sabda Tuhan sendiri. Yesus adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup. 

Kasih-Nya yang total tiada batas sudah menjadi tanda bahwa Ia ada untuk menjamin kehidupan kita sampai kekal.

Kalau kamu bisa mengalami dan merasakan kasih Tuhan, maka kamu akan meyakini Tuhan ada dan dekat di hatimu. 

Alamilah dan rasakanlah sendiri. Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan.

Yuri Gagarin pergi ke angkasa,
Melihat Tuhan ada di sana.
Tuhan ada di hati manusia,
Ia mengasihi tiada batasnya.

Wonogiri, Tuhan ada di hatimu
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Lupa Berterimakasih

10/12/2025

0 Comments

 
​Puncta 12 Oktober 2025
Minggu Biasa XXVIII
Lukas 17:11-19

KALAU musim ujian sekolah atau semesteran, bangku-bangku gereja St. Yohanes Rasul Pringwulung penuh dengan siswa-siswi atau mahasiswa yang mengikuti misa pagi. Yang tidak pernah misa pun, ikut datang pagi-pagi. 

Gereja ini dikelilingi oleh kost-kost-an, apartemen dan kontrakan mahasiswa yang belajar di Yogyakarta. 

Mereka meminta ujud doa agar lulus ujian dan berhasil menyelesaikan study dengan lancar. Setelah misa mereka masih mampir lagi di depan Bunda Maria untuk memohon doa restu dan bantuan pertolongannya.

Namun sebaliknya kalau musim ujian sudah berlalu, gereja itu lengang dan sepi. Hanya orang-orang tua saja yang mengikuti misa pagi. 

Bangku-bangku itu kosong. Kemana para pelajar dan mahasiswa yang kemarin khusuk berdoa dan sudah berhasil lulus studynya?

Itulah yang terjadi dengan sepuluh orang kusta yang datang berseru kepada Tuhan, "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" 

 Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.

Hanya satu yang datang kembali dan bersyukur kepada Tuhan. Sembilan yang lainnya lupa berterimakasih atas pentahirannya. 

Kita sering berbuat demikian juga. Kalau sudah diberi lupa berterimakasih. Lupa berdoa dan bersyukur kepada Tuhan.

Kalau sedang menderita, berbeban berat, kita memohon-mohon dan menjerit pada Tuhan. Tetapi kalau sudah diberi pertolongan lupa mengucap syukur. 

Belajarlah bersyukur seperti orang Samaria itu 

Ingat lagunya Elvi Sukaesih,
Mendayu-dayu bikin hati perih.
Jangan lupa berterima kasih,
Pada Tuhan yang Maha Pengasih.

Wonogiri, ayo berterimakasih
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Hari Ibu

10/11/2025

0 Comments

 
Puncta 11 Oktober 2025
Sabtu Biasa XXVII
Lukas 11:27-28

Pada tahun 1959 Presiden Soekarno menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu, bertepatan dengan Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta. Mengapa tidak ada Hari Bapak? Karena semua orang dilahirkan dari rahim Ibu dan peran Ibu sangatlah vital dan sentral dalam kehidupan keluarga.

Sejak pagi hingga larut malam seorang ibu tak berhenti bekerja. Menyediakan makanan, membersihkan rumah, mencuci pakaian, menjaga anak-anak dan menyediakan kebutuhan seluruh anggota keluarga.

Banyak ungkapan berkaitan dengan peran penting seorang Ibu. Surga ada di bawah telapak kaki ibu, misalnya. Atau, di balik kesuksesan seorang pria, ada seorang wanita hebat di belakangnya. Ungkapan ini hendak mengapresiasi peran seorang wanita atau ibu. Wujudnya bisa berupa dukungan nyata, motivasi, atau cinta yang tulus.

Maka peran Ibu tidak bisa dikesampingkan. Keberhasilan keluarga yang hakiki adalah hasil kerjasama seorang ayah dan ibu. Bisa jadi seorang ibu banyak berperan di belakang layar. Namun justru peran ini menjadi vital ketika seorang suami atau anak sedang membutuhkan dukungan motivasi atau inspirasi.

Di banyak tradisi bahkan meyakini doa Ibulah yang dianggap paling bertuah untuk suksesnya karier seorang suami atau anak. Sebaliknya, celakalah orang yang disumpahi seorang Ibu seperti Malin Kundang, anak durhaka yang tidak mau mengakui ibunya.

Syukurilah dan hargailah perjuangan seorang istri atau ibu yang membesarkan kita. Yesus mengungkapkan penghargaan-Nya dengan berkata, 
"Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."

Tiap pagi kita minum susu dan madu,
Agar badan sehat kuat dan tidak bau.
Jangan sia-siakan kasih istri dan ibu,
Dari merekalah kita dididik untuk maju.

Wonogiri, hormati istri dan ibu
Rm. A.Joko Purwanto, Pr
0 Comments
<<Previous

    Archives

    December 2034
    September 2025
    August 2025
    July 2025
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    February 2024
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    July 2021

    Categories

    All
    Hello Romo!
    Katekese
    Puncta
    Rubrik Alkitab

    RSS Feed

Site powered by Weebly. Managed by Rumahweb Indonesia
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki