Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki

katekese

Menemukan Terang dalam Kasih

4/30/2025

0 Comments

 
Puncta 30 April 2025
Rabu Paskah II
Yohanes 3: 16-21

ORANG-ORANG hebat selalu muncul dari pengalaman penderitaan dan kegelapan. Mahatma Gandhi ditempa oleh penderitaan dan diskriminasi warna kulit di Afrika Selatan. Ketidakadilan dan penindasan adalah pengalaman gelap yang harus dihadapi.

Nelson Mandela juga mengalami penderitaan. Ia dipenjara dan disiksa karena politik Apartheid pemerintahan yang tidak adil dan diskriminatif. 

Pengalaman gelap dan derita itu bagi Gandhi dan Mandela adalah bagian dari pencerahan hidup.

Mereka mampu mengarungi sisi gelap dan menemukan terang di dalam kasih untuk bangkit memperbaharui hidup bagi seluruh bangsanya. Gandhi dan Mandela menjadi Bapak Kemerdekaan bagi negaranya.

Perikop Injil hari ini adalah bagian akhir dari dialog Nikodemus dengan Yesus. 

Nikodemus melintasi sisi gelap hidup rohaninya. Ia datang pada Yesus pada malam yang gelap, segelap hatinya yang dikungkung oleh hukum Taurat.

Ia datang kepada Yesus yang adalah Terang. Ia datang ke dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, karena perbuatan-perbuatan manusia adalah jahat. 

Nikodemus menyadari dirinya berada dalam gelap, maka dia datang mencari Terang.

Sang Terang mengajarkan tentang kasih Allah yang tiada batas sampai Ia menyerahkan Putera Tunggal-Nya untuk menebus kita. 

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Nikodemus datang kepada Terang itu. Ia mendapat pencerahan baru dan memeluk Terang itu dalam hidupnya. Yesus adalah Kasih dan Terang itu sendiri. Ia menjadi murid Yesus dengan diam-diam. 

Dia tunjukkan kasihnya kepada Yesus dengan memakamkan jenasah-Nya secara pantas dan terhormat. 

Apakah kita sudah menemukan Terang sejati dalam hidup kita seperti Nikodemus?


Saya punya matahari kembar,
Satu di bawah yang lain di atas.
Tiada kasih yang lebih besar.
Kasih Allah yang tanpa batas.

Wonogiri, Yesus adalah Kasih Allah
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Syekh Siti Jenar

4/29/2025

1 Comment

 
Puncta 29 April 2025
PW. St. Katarina dari Siena
Yohanes 3: 7-15

DALAM penyebaran agama Islam di Tanah Jawa, kita mengenal nama Syekh Siti Jenar. Ia berbeda dengan ajaran mainstream yang disebarkan oleh Walisanga. Siti Jenar lebih menguasai ilmu tasawuf atau sufisme.

Ajaran Syekh Siti Jenar tentang Tuhan berkaitan dengan konsep “Manunggaling Kawula Gusti.” Dalam konsep ini manusia digambarkan sebagai manifestasi keberadaan Tuhan. Banyak pengikutnya yang percaya pada ajarannya.

Syekh Siti Jenar dengan ajarannya yang kontroversial itu dituduh menyamakan dirinya dengan Tuhan. Karena tidak sejalan dengan ajaran para wali, Syekh Siti Jenar dihukum mati. 

Nikodemus adalah seorang tokoh terhormat Yahudi yang tertarik pada ajaran Yesus. Ia mungkin mengalami kekeringan dalam kerohanian yang hanya didasarkan pada hukum-hukum dan aturan ketat Taurat. Ia berbeda dengan pandangan mainstream para ulama Yahudi.

Ia datang dan berdialog dengan Yesus pada malam gelap. Hal ini supaya tidak diketahui orang banyak karena ia tokoh penting dan terpandang di kalangan Yahudi atau malam hari adalah waktu yang tepat untuk berbicara tentang ketuhanan.

Pembicaraan mereka sangat mendalam dan Yesus mengantarkan Nikodemus menemukan kebenaran sejati. Bersama Yesus, Ia merasa dilahirkan kembali dalam Roh dan Kebenaran. Ia menjadi pengikut Yesus dalam diam. 

“Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh," kata Yesus kepadanya.

Nikodemus tidak sehebat dan seheboh Paulus. Tetapi ia menemukan hidup sejati dalam Kristus dan menjalaninya dalam hidup yang damai dan tentram. Ia telah dilahirkan kembali dalam Roh.

Apakah kita dapat menemukan kehidupan kekal dalam Kristus dan mampu merasakan kedamaian dan ketentraman bersama Dia?


Ada mata pelajaran kebencian,
Malah diajarkan di sekolah keagamaan.
Hiduplah dalam Roh dan Kebenaran,
Percaya pada Kristus yang menyelamatakan.

Wonogiri, carilah kebenaran yang sejati
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
1 Comment

Melawan Arus

4/28/2025

1 Comment

 
Puncta 28 April 2025
Senin Paskah II
Yohanes 3: 1-8

TAHUN 2006 terjadi gempa bumi di Jogja. Tepatnya pada hari Sabtu 27 Mei 2006 pada pukul 05.53 wib Gempa mengguncang Jogja dengan kekuatan 5.9 skala Richter dan menghancurkan banyak gedung dan bangunan.

Setelah ada gempa, orang dikejutkan dengan berita adanya tzunami dari laut selatan. Seluruh jalanan di wilayah Jogja penuh dengan hirup pikuk kendaraan orang  ingin menyelamatkan diri. 

Dari daerah selatan, orang hiruk pikuk menuju ke utara. Jalan Kaliurang penuh sesak kendaraan menuju ke Merapi. 

Sementara banyak korban berjatuhan dibawa ke Rumah Sakit. Panti Rapih kebanjiran pasien korban gempa. Pihak Rumah Sakit minta bantuan para frater Seminari Tinggi untuk ikut jadi relawan.

Para frater tidak bisa menggunakan kendaraan menuju ke selatan saking berjubelnya arus ke Kaliurang. 

Akhirnya mereka memutuskan jalan kaki menembus arus kendaraan menuju Rumah Sakit. Banyak orang lari dari bahaya mati. Para frater justru menghadapi dengan tegar.

Semua orang menyelamatkan diri ke arah Merapi. Tetapi frater-frater ini justru menuju ke Rumah Sakit untuk menyelamatkan nyawa orang lain. 

Banyak orang takut pada kematian. Para frater justru ingin membantu menyelamatkan hidup orang.

Merekalah orang-orang yang dilahirkan dari Roh. Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.”

Orang yang dilahirkan dari Roh memikirkan kehidupan. Orang yang dilahirkan dari daging berpikir takut pada kematian. 

Para frater itu menembus arus sebagian besar orang yang ingin menyelematkan diri sendiri. Mereka tidak peduli dengan nyawanya sendiri, namun justru nyawa pasien yang dipikirkan.

Orang-orang seperti inilah yang telah dilahirkan kembali dari air dan Roh lewat pembaptisan. Baptis membuat orang berani berkorban demi keselamatan orang lain. Iman membuat mereka berani menantang arus budaya kematian.

Apakah kita yang sudah dilahirkan dari Roh lewat pembaptisan, berani melawan arus zaman yakni budaya kematian yang melanda dunia sekarang ini?

Melayat di pemakaman Bapa Suci,
Hanya bisa melihat di depan TV.
Setiap orang bisa lahir kembali,
Untuk hidup baru bernuansa ilahi.

Wonogiri, lahir dalam Roh
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
1 Comment

Bau Kentut di dalam Mobil

4/27/2025

1 Comment

 
Puncta 27 April 2025
Minggu Paskah II
Minggu Kerahiman Ilahi
Yohanes 20: 19-31

SUATU kali Romo Adiwardoyo naik angkutan umum dari Muntilan ke Nanggulan. Satu mobil hiace itu penuh dengan penumpang berdesak-desakan. 

Tiba-tiba tercium bau kentut yang menyengat di dalam mobil. Semua orang menutup hidung sambil berpandang-pandangan “celingukan.”

Romo Adi berpikir kalau dia bertanya, “siapa yang kentut ini?” pasti tidak ada yang mau mengaku. Maka dia nyeletuk begini, “Yang kentut ini pasti tadi belum bayar kepada kondektur?”

Tiba-tiba ada ibu yang langsung menyahut, “Ngawur wae Pak’e ki, nuduh sembarangan. aku ki wis bayar lunas lho kait saka Terminal Muntilan mau!!” 

(Ngawur saja Bapak ini menuduh sembarangan. Saya sudah bayar sejak di Terminal Muntilan tadi).

Nah, sekarang ketahuan siapa yang kentut sampai baunya “mblandreng ora ilang-ilang,” bikin mabuk banyak penumpang di dalam angkutan. 

Orang perlu bukti untuk bisa mempercayai sesuatu. Entah yang bisa dirasa, dibaui, diraba, dilihat dengan panca indera kita.

Begitu pula Tomas. Dia tidak percaya bahwa Yesus bangkit kalau tidak bisa meraba bekas luka di tangan dan lambung-Nya. 

Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."

Kita kadang bertindak seperti Tomas. Baru bisa percaya kalau melihat bukti nyata. Namun Yesus berkata, "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Apakah kita mampu beriman kepada Yesus yang hadir di tengah kita kendati kita tidak melihat Dia atau berjumpa dengan-Nya? 

Berbahagialah kita yang mampu melihat Tuhan dengan kacamata iman! Walau tidak melihat langsung.

Menikmati senja di Pulau Bawean,
Pasirnya putih seperti berkilauan.
Tuhan hadir di tengah kehidupan,
Walaupun kita sulit membuktikan.

Wonogiri, berbahagialah yang tidak melihat
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
1 Comment

Awalnya Tidak Dipercaya.

4/26/2025

1 Comment

 
Puncta 26 April 2025
Sabtu Oktaf Paskah
Markus 16: 9-15

SIAPA yang belum pernah nonton Film Harry Potter? Nama Joanne Kathleen Rowling atau J.K. Rowling identik dengan Harry Potter. 

Ya dialah penulis novel-novel Harry Potter yang terkenal itu. Ada tidak kurang 450 juta novelnya dicetak.

Inilah urutan film-film Harry Potter yang berhasil ditonton oleh jutaan orang di dunia:
1. Harry Potter and The Sorcerer’s Stone (2001)
2. Harry Potter and The Chamber of Secrets (2002)
3. Harry Potter and The Prisoner of Azkaban
4. Harry Potter and The Goblet of Fire (2005)
5. Harry Potter and The Order of The Phoenix (2007)
6. Harry Potter and The Half-Blood Prince (2009)
7. Harry Potter and The Deathly Hallows (2010-2011)

Dibalik kesuksesan dan ketenaran karya-karyanya, tahukah anda bahwa JK Rowling pernah ditolak oleh beberapa penerbit? 

Ia diremehkan karena tidak punya pengalaman. Ia tidak dipercaya karena dia adalah perempuan miskin yang gagal dalam perkawinan. Namun ia berjuang, berjuang dan terus berjuang.

Maria Magdalena awalnya diremehkan dan tidak dipercaya. Ceritanya tentang Yesus yang hidup dianggap omong kosong. 

Dua orang murid yang pulang ke Emaus juga diragukan. Mereka tidak percaya. Tetapi orang-orang ini terus bersaksi.

Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. 

Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Jangan putus asa jika anda tidak dipercaya. Jangan menyerah jika orang-orang menolak atau tidak menerima apa yang anda yakini. 

Terus maju dan berjuang untuk mewartakan keyakinan seperti Maria Magdalena. Kebenaran akan menemukan jalannya sendiri. 

Gua Maria Jlegong banyak tanjakan,
Sampai di puncak bisa lihat pemandangan.
Jangan putus asa walau diremehkan,
Terus berjuang dengan penuh keyakinan.

Wonogiri, iman adalah perjuangan
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
1 Comment

“Gusti mBoten Sare”

4/25/2025

1 Comment

 
Puncta 25 April2025
Jum’at Oktaf Paskah
Yohanes 21: 1-14

UNGKAPAN dalam Bahasa Jawa ini secara harafiah berarti Tuhan tidak tidur. Ungkapan itu menyatakan bahwa Tuhan selalu hadir dalam kehidupan kita, terutama ketika kita mengalami beban hidup yang berat.

Tuhan Allah senantiasa hadir dan berpihak bagi mereka yang kecil, tertindas, menderita dan terpinggirkan. “Gusti mboten sare” mau menyatakan keyakinan dari pihak manusia yang percaya dan berharap Allah akan segera bertindak.

Inilah pengalaman para murid yang mengalami “Gusti mboten sare.” Mereka pergi ke danau Genesaret untuk menangkap ikan. 

Tetapi semalam-malaman mereka tidak mendapat apa-apa. Kerja keras tetapi tidak mendapat hasil apapun. Seperti sia-sia rasanya.

Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di tepi danau. Ia menyuruh para murid-Nya menebarkan jala ke sebelah kanan perahu. Mereka mengikuti perintah-Nya dan mendapatkan ikan yang banyak. 

153 ekor!!  Jika angka ini dijumlahkan, totalnya adalah 9, angka terbanyak, sempurna.

Melihat peristiwa mengagumkan ini, murid yang dikasihi Tuhan langsung tahu bahwa (Orang) “itu adalah Tuhan.” Petrus langsung terjun ke danau dan menuju ke Yesus. 

Dalam hening dan kedamaian mereka bersatu dengan Kristus yang bangkit. Mereka mengalami penyertaan Tuhan. Sungguh Gusti mboten sare.

Bagi kita sekarang, ‘Gusti ugi mboten sare.” Tuhan juga tidak diam tak peduli. Ia tetap hadir di tengah-tengah kita. Ia akan menolong kita yang sedang punya beban hidup, dalam tugas pekerjaan berat seperti yang dialami para murid.

Yang kita perlukan adalah peka seperti murid yang dikasihi itu. Ia bisa melihat kehadiran Tuhan yang nyata. Apakah hati kita juga peka akan kehadiran Tuhan di tengah pergumulan hidup kita?

Tuhan dimana pun dan kapan pun selalu hadir untuk menolong kita, sadarkah hati kita akan penyertaan-Nya ketika kita sedang berbeban berat?

Enaknya sayur pare,
Dioseng tambahi pete.
Gusti mboten sare,
Ia hadir dari pagi sampai sore.

Wonogiri, Yesus selalu menyertai
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
1 Comment

Percaya Setahap demi Setahap

4/24/2025

1 Comment

 
Puncta 24 April 2025
Kamis Oktaf Paskah
Lukas 24: 35-48

PERISTIWA Kebangkitan adalah sesuatu yang baru dan asing bagi para murid. Mereka sulit memahami bagaimana Yesus bangkit dari kematian. Masing-masing mempunyai pengalaman yang berbeda-beda.

Dua orang murid yang pulang ke Emaus mendapati Yesus berjalan bersama mereka. Ia juga makan bersama saat memecah-mecahkan roti. Berbeda dengan para perempuan yang berjumpa dengan Yesus di makam.

Mereka saling meragukan dan menganggap pengalaman itu sebagai omong kosong. Mereka bahkan salah menduga kalau Yesus itu adalah hantu. 

Secara bertahap dan perlahan-lahan, Yesus membimbing pemahaman mereka bahwa Ia sekarang bangkit dan hidup kembali.

Yesus meminta ikan untuk dimakan. Mereka memberi-Nya ikan bakar, bukan ikan goreng. Yesus makan di hadapan mereka. 

Ini mau membuktikan bahwa Ia bukan hantu seperti yang mereka kira. Hantu tidak makan ikan, tetapi makan kemenyan.

Yang mau disampaikan intinya adalah bahwa Yesus sungguh-sungguh hidup lagi. Ia hadir secara nyata menyertai kita semua. 

Walaupun peristiwanya berbeda-beda tetapi intinya adalah Yesus hidup bersama kita. Ia masih hidup menyertai kita.

Selama empat puluh hari Yesus membimbing mereka, menampakkan Diri kepada mereka. Saat bekerja menjala ikan, saat dalam perjalanan, saat di rumah dan dimana pun, Yesus tetap hidup menyertai dan mendampingi kita.

Peristiwa Paskah adalah saat ketika kita menyadari dibimbing, ditemani, dituntun oleh Tuhan Yesus. Kita sadar bahwa Dia ada bersama kita dalam suka duka perjalanan hidup kita. 

Sadarilah bahwa Yesus ada di dekat kita. Itulah Paskah kita. Yesus hadir di mana pun bersama kita. Pernahkah kita mengalami Paskah?

Naik perahu diombang-ambing di samudera,
Terbawa arus sampai di daratan singapura.
Paus Fransiskus adalah Bapa dan Gembala,
Ia menghadirkan Kristus yang penuh cinta.

Wonogiri, Yesus bersama kita
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
1 Comment

Tidak Berjalan Sendiri

4/23/2025

0 Comments

 
Puncta 23 April 2025
Rabu Oktaf Paskah
Lukas 24: 13-35

ADA banyak orang mengalami kehilangan harapan. Mereka putus asa menghadapi persoalan hidup dan masa depan yang sangat gelap. 

Hal ini telah dialami oleh ribuan karyawan PT. Sritex di Sukoharjo, Solo yang dirumahkan. 

Mereka mengalami kebingungan dan putus asa. Apalagi menjelang lebaran aneka kebutuhan pokok melambung tinggi. Sedangkan pesangon tidak segera dicairkan. 

Mereka harus menghidupi keluarga. Harapan yang melambung tinggi akhirnya terpuruk oleh pepesan kosong.

Sebelumnya mereka berharap pada janji pemerintah  yang mengatakan bahwa tidak akan ada PHK. Ternyata janji tinggal janji. 

Orang Jawa bilang, “Esuk dhele sore tempe.” Pemimpin yang “mencla-mencle” tidak dapat dipercaya. 

Banyak orang mengalami kekecewaan menghadapi realita hidup. Slogan “Indonesia Gelap” menunjukkan apa yang diharapkan masyarakat tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi.

Situasi kekecewaan, putus asa dan muram itulah yang sedang dialami dua orang murid yang pulang ke Emaus. Mereka mempunyai harapan tinggi terhadap Yesus. Mereka berharap Yesus bisa membebaskan Israel dari penindasan Romawi.

Tetapi harapan itu kandas karena Yesus mati di kayu salib. Mereka putus asa. Mereka pulang kampung dengan muka muram. Bahkan mereka dinilai sebagai orang yang bodoh dan lamban hati.

Yesus datang menemani perjalanan mereka. Yesus menjelaskan bahwa Mesias harus menderita semua itu untuk menyelamatkan seluruh bangsa. 

Ia juga menjelaskan isi kitab suci yang menubuatkan tentang Mesias. Mereka sedikit mengalami pencerahan.

Ketika dalam perjamuan (Ekaristi) Yesus memecah-mecah roti, mereka baru tersadar bahwa Yesus sejak tadi berjalan bersama mereka; menemani, menuntun, membimbing langkah mereka.

Dalam Ekaristi, Tuhan hadir menguatkan para murid yang putus asa dan sedih. Kita tidak berjalan sendirian. 

Tuhan senantiasa hadir di tengah kesulitan dan keputusasaan. Marilah kita tetap terbuka terhadap kehendak-Nya. Tuhan hadir dalam peziarahan hidup kita. Kita tidak berjalan sendiri.

Indonesia sedang gelap gulita,
Di langit ada matahari kembar tiga.
Kalau kita gagal dan putus asa,
Cari teman yang bisa diajak bicara.

Wonogiri, jangan putus asa, Tuhan selalu ada.
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Kenal Pribadi, Mengubah Relasi

4/22/2025

1 Comment

 
Puncta 22 April 2025
Selasa Oktaf Paskah
Yohanes 20: 11-18

ROMO MARTONO pernah menjadi pamong di Seminari Menengah Mertoyudan. Dia mampu mengenali semua siswa. Tidak hanya siswa di Medan yang dia pamongi, tetapi juga murid-murid di medan lain.

Dia hapal nama-nama para seminaris. Dia mudah bergaul dan sering terjun langsung dalam kegiatan para seminaris. Mulai dari opera bersama, olahraga dan bahkan dia tidak sungkan-sungkan makan bersama siswa di refter besar.

Kalau dia memimpin misa, saat membagi komuni, dia menyebut satu per satu nama siswa yang maju. “Tubuh Kristus, Sandy. Tubuh Kristus Tomy, Tubuh Kristus Hari, Tubuh Kristus Lastsendy.” 

Menyebut nama tidak sekedar tahu, tetapi dia mengenal secara pribadi dan dekat dengan murid-muridnya. Menyebut nama berarti juga mempunyai relasi yang kuat dan mendalam. 

Ketika Maria Magdalena sedang bingung, sedih dan putus asa, dia tidak mengenali siapa yang ada didekatnya. Yesus menampakkan diri di situ, tetapi Maria Magdalena tidak menyadarinya.

Bahkan Maria menduga orang itu sebagai tukang penjaga taman. Kebingungan sering membutakan mata. Kebimbangan mudah menggelapkan hati. Keputusasaan sering mengacaukan pikiran. Maria tidak mampu mengenali siapa yang berada di dekatnya.

Baru setelah Yesus menyapa namanya, “Maria,” ia tidak lupa suara khas dan intim yang sering memanggilnya. Panggilan mesra seseorang akan menggugah hati dan ingatan akan adanya relasi khusus.

Maria langsung hapal pada suara itu. Ia langsung menjawab, “Rabuni.” Hanya Yesus Sang Guru yang punya suara itu. Ia langsung sujud menyembah-Nya. Dialah perempuan pertama yang didatangi Yesus setelah kebangkitan-Nya.

Tidak hanya dikasihi, Maria juga diutus menjadi pewarta kebangkitan yang pertama. “Aku telah melihat Tuhan,” adalah pewartaan Maria untuk mengawali tumbuhnya iman bagi murid-murid yang lain.

Apakah kita juga berani menjadi pewarta kabar sukacita kepada orang lain? Apakah Maria Magdalena bisa menginspirasi kita untuk berani bersaksi di tengah ketakutan, kesedihan dan keputusasaan dunia saat ini?

Minum juice segar di hari siang,
Sambil berendam di tengah kolam.
Menyebut nama dengan sayang,
Tanda relasi yang makin mendalam.

Wonogiri, mengenal secara mendalam
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
1 Comment

Kebohongan Sistematis

4/21/2025

0 Comments

 
Puncta 21 April 2025
Senin Oktaf Paskah
Matius 28: 8-15

DALAM dunia modern yang dijejali dengan berbagai informasi ini, kita mesti hati-hati dan waspada. Ada banyak berita-berita bohong yang disebar tanpa sumber yang pasti. 

Berita hoax atau kabar bohong dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu untuk mencari keuntungan pribadi atau korporasi.

Orang-orang munafik cenderung memanipulasi kebohongan untuk tujuan yang egoistik dan pragmatis. Orang-orang seperti ini pandai membuat alasan-alasan logis untuk membenarkan tindakannya. Kata-katanya sangat logis dan masuk akal. 

Kaum munafik itu sering melakukan kebohongan tanpa merasa bersalah. Secara psikologis, mereka cenderung narsistik, ingin berkuasa, butuh pengakuan sosial, suka puji-pujian yang melambungkan harga diri.

Mari kita pelajari apa yang dilakukan para imam-imam kepala berhadapan dengan peristiwa kebangkitan. Merekalah yang dikritik oleh Yesus sebagai kaum munafik. Mereka adalah para pemimpin agama yang punya kekuasaan.

Mereka sering tampil dihormati di depan umum. Mereka punya banyak pengagum dan pengikut fanatik. Pastilah jika orang banyak mengetahui bahwa Yesus bangkit, orang-orang akan meninggalkan mereka.

Maka dibuatlah kebohongan yang sistematis agar khalayak ramai tidak mempercayai apa yang disampaikan para murid. 

Mereka menyuap para penjaga makam dengan memberi uang. Kebohongan sistematik melibatkan banyak kelompok; imam-imam kepala; tua-tua; para serdadu, wali negeri, juga harus ada modal yang besar.

Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa."

Sebagai murid Kristus, kita diajak memberitakan kebenaran. Jangan percaya – apalagi menyebarkan berita bohong. Kemunafikan pada saatnya akan terbongkar. 

Kebenaran selalu mencari jalannya sendiri. Tetaplah konsisten berpijak pada nilai-nilai kebenaran. Hidup akan aman dan damai.

Habis bensin langsung beli pertamax,
Mau beli barang bekas di pasar loak.
Jangan suka sebarkan berita hoax,
Hidup bisa hancur lebur dan soak.

Wonogiri, wartakan kebenaran dan kedamaian
Rm. A. Joko Purwanto,Pr
0 Comments
<<Previous

    Archives

    December 2034
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    February 2024
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    July 2021

    Categories

    All
    Hello Romo!
    Katekese
    Puncta
    Rubrik Alkitab

    RSS Feed

Site powered by Weebly. Managed by Rumahweb Indonesia
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki