Marilah kita memahami dan meresapi setiap bagian-bagian dalam perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi dapat dibagi menjadi empat bagian penting yakni: Ritus Pembuka, Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi, dan Ritus Penutup. Keempat bagian dapat dijelaskan sebagai berikut: A. Ritus Pembuka 1. Perarakan Masuk Menjadi simbol umat Allah yang sedang berziarah di dunia ini. Terus bergerak dan dinamis. Biasanya diiringi dengan lagu pembuka yang berfungsi untuk membina kesatuan umat dan menghantar kepada misteri iman yang dirayakan. 2. Penghormatan Altar, Tanda Salib, dan Salam kepada Umat Sebagai tanda penghormatan, imam dan pelayan membungkuk khidmat di depan Altar kemudian imam mencium Altar (relikwi) sebagai tanda siap sedia untuk menjadi martir kecil bagi Gereja. Tanda salib yang membuka perayaan ini mengingatkan akan misteri Allah Tritunggal yang mengundang kita dalam satu persekutuan persaudaraan ini. Salam menunjukkan bahwa Tuhan hadir di tengah-tengah umat-Nya. Salam tersebut kemudian mendapat jawaban dari umat yang memperlihatkan misteri Gereja yang sedang berkumpul. 3. Pernyataan Tobat Imam mengajak umat untuk berseru kepada Tuhan dan memohon belas kasih-Nya karena menyadari kita adalah himpunan orang yang berdosa. 4. Tuhan Kasihanilah Merupakan kelanjutan dari penyataan tobat yang menyerukan kepada Allah bahwa kita senantiasa memerlukan kerahiman-Nya. Komunitas Ekaristis adalah komunitas yang mewartakan pesan perdamaian, mengembangkan dialog dan persaudaraan serta berjuang untuk menyelesaikan konflik. 5. Kemuliaan Melalui madah ini Gereja yang berkumpul atas dorongan Roh Kudus memuji Allah menjadi suatu komunitas yang hidup. 6. Doa Pembuka Doa pembuka lazim juga disebut sebagai ‘collecta’ yang mengungkapkan inti perayaan liturgi yang bersangkutan. Umat memadukan hati dalam doa pembuka dan menjadikannya doa mereka sendiri dengan aklamasi: amin! B. Liturgi Sabda
2. Mazmur Tanggapan Mazmur tanggapan memiliki makna liturgis serta pastoral yang penting karena menopang permenungan atas Sabda Allah. Dianjurkan bahwa mazmur tanggapan dilagukan, sekurang-kurangnya bagian ulangan yang dibawakan oleh umat. 3. Bait Pengantar Injil Dengan aklamasi ini umat beriman menyambut dan menyapa Tuhan yang siap bersabda kepada mereka dalam Injil dan sekaligus menyatakan iman. 4. Homili Homili berguna untuk memupuk semangat hidup kristen. Pada umumnya yang memberikan homili adalah imam yang memimpin perayaan. Homili janganlah ditiadakan kecuali kalau ada alasan berat. 5. Pernyataan Iman Pernyataan iman merupakan tanggapan atas Sabda Allah yang baru saja diterima. Dengan melafalkan pokok-pokok kebenaran iman, umat mengingat kembali dan mengakui iman Kristiani yang sedang dirayakan. 6. Doa Umat Doa umat merupakan tanggapan atas Sabda Allah melalui aneka permohonan untuk kepentingan Gereja, negara, banyak orang, dan untuk keselamatan seluruh dunia. C. Liturgi Ekaristi
2. Doa Persiapan Persembahan Selanjutnya imam mengundang umat berdoa dan diakhiri dengan doa persiapan persembahan. 3. Doa Syukur Agung Doa Syukur Agung merupakan pusat dan pucak seluruh perayaan berupa doa syukur dan pengudusan. Imam mengajak umat untuk mengarahkan hati kepada Tuhan. Bagian-bagian yang penting dalam DSA: ucapan syukur, aklamasi, epiklesis, kisah institusi dan konsekrasi, anamnesis, persembahan, permohonan, doksologi penutup. 4. Ritus Komuni Perayaan Ekaristi adalah perjamuan Paskah. Maka hendaknya umat mempersiapkan hati dengan baik untuk menyambut Tubuh dan Darah Tuhan sebagai makanan rohani. 5. Bapa Kami Dalam doa Bapa Kami umat memohon rejeki sehari-hari yakni roti ekaristi, juga pengampunan dosa, dan dibebaskan dari kejahatan. Imam kemudian mengucapkan embolisme dan diakhiri dengan doksologi oleh umat. 6. Ritus Damai Gereja memohon damai dan kesatuan bagi Gereja dan seluruh umat manusia. Cara memberikan salam damai disesuaikan dengan kekhasan dan kebiasaan masing-masing bangsa. 7. Pemecahan Roti Pemecahan roti menandakan bahwa umat beriman yang banyakitu menjadi satu (1 Kor. 10:17) karena menyambut komuni dari roti yang satu yakni Kristus, yang wafat dan bangkit demi keselamatan dunia. Biasanya diiringi dengan Anak Domba Allah. 8. Komuni Mempersiapkan komuni dengan berdoa di dalam hati agar tubuh dan darah Kristus yang ia sambut sungguh membawa buah bagi hidup dan pelayanannya. D. Ritus Penutup Terdiri dari amanat singkat (jika diperlukan), salam dan berkat imam dalam perayaan khusus dapat menggunakan berkat meriah, pengutusan, dan penghormatan Altar. Berkah Dalem! – Rama Dhani Pr
0 Comments
Dalam beberapa tahun terakhir ini, Ekaristi boleh dikatakan menjadi salah satu tema utama yang sangat mewarnai kehidupan Gereja. Diharapkan agar ekaristi tidak hanya menjadi bahan pembicaraan maupun konggres ekaristi, namun juga turut berdampak bagi kehidupan umat sehari-hari. Ekaristi bagaikan sumber yang mengalirkan rahmat kepada kita dan dengan hasil guna yang amat besar diperoleh pengudusan manusia dan pemuliaan Allah dalam Kristus, tujuan semua karya Gereja lainnya (SC 10). Pada perjamuan terakhir, pada malam Ia diserahkan, penyelamat kita mengadakan Korban Ekaristi Tubuh dan Darah-Nya. Dengan demikian Ia mengabadikan Korban Salib untuk selamanya, dan mempercayakan kepada Gereja Mempelai-Nya yang terkasih kenangan Wafat dan Kebangkitan-Nya: sakramen cinta kasih, lambang kesatuan, ikatan cinta kasih, perjamuan Paska. Dalam perjamuan itu Kristus disambut, jiwa dipenuhi rahmat, dan kita dikurniai jaminan kemuliaan yang akan datang (SC 47).
Maka dari itu Gereja dengan susah payah berusaha, jangan sampai umat beriman menghadiri misteri iman itu sebagai orang luar atau penonton yang bisu, melainkan supaya melalui upacara dan doa-doa memahami misteri itu dengan baik, dan ikut serta penuh hikmat dan secara aktif (SC 14). Hendaknya mereka rela diajar oleh Sabda Allah, disegarkan oleh santapan Tubuh Tuhan, bersyukur kepada Allah. Hendaknya sambil mempersembahkan Hosti yang tak bernoda bukan saja melalui tangan imam melainkan juga bersama dengannya, mereka belajar mempersembahkan diri, dari hari ke hari –berkat perantaraan Kristus- makin penuh dipersatukan dengan Allah dan antar mereka sendiri, sehingga akhirnya Allah menjadi segalanya dalam semua (SC 48). Ekaristi merupakan sumber dan puncak kehidupan kristiani. Maka, kiranya apa yang diterima umat dengan iman dan secara sakramental dalam perayaan Ekaristi, harus memberikan dampak nyata dalam tingkah laku mereka. Oleh karena itu, hendaklah mereka berusaha menempuh seluruh hidup mereka dengan gembira dan penuh rasa syukur ditopang oleh santapan surgawi, sambil turut serta dalam wafat dan kebangkitan Tuhan. Dengan demikian, setiap orang yang mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi, haruslah penuh gairah ingin berbuat baik, menyenangkan Allah dan hidup pantas sambil membaktikan diri kepada Gereja, melaksanakan apa yang diajarkan kepadanya, dan bertumbuh dalam kesalehan. Ia pun akan siap menjadi saksi Kristus di dalam segala hal, dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup manusia, agar dunia diresapi dengan semangat Kristus. Sebab tidak ada satu umat Kristiani pun dapat dibangun, kecuali kalau berakar dan berporos pada perayaan Ekaristi Mahakudus (Eucharisticum Mysterium 13). Mari bergairah dalam iman dan bersemangat dalam Ekaristi. Berkah Dalem – Romo Dhani Pr |