Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki

katekese

Wafatnya Sang Raja

11/23/2025

0 Comments

 
Puncta 23 November 2025
HR Tuhan Yesus Raja Semesta Alam
Lukas 23:35-43

AWAL Bulan November ini, tepatnya hari Minggu, 2 November 2025, Keraton Kasunanan Surakarta berdukacita atas wafatnya Sang Raja Sri Susuhunan Pakubuwana XIII yang bertahta sejak tahun 2004 menggantikan ayahandanya.

Kendati demikian, sempat terjadi konflik intenal di antara kerabat Keraton karena ada yang menobatkan KGPH Tejowulan sebagai raja. Selama delapan tahun terjadi dua kekuasaan yang diakui oleh masing-masing pihak. 

Baru pada tahun 2012 terjadi rekonsiliasi antara KGPH Tejowulan yang mengakui Pakubuwono XIII sebagai raja yang sah. Kini masyarakat menunggu siapa yang akan menggantikan raja yang telah wafat dan dimakamkan di Pemakaman Raja-raja Mataram di Imogiri.

Di dalam kisah penyaliban terselip dialog beberapa orang dengan Yesus yang dipercaya sebagai raja. Kendati mereka memandangnya dari dua sisi yang berbeda. Ada yang mengolok-olok, dan ada pula yang mempercayai-Nya.

Prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata: "Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!" 

Pilatus sendiri mewakili pemerintahan resmi menulis di atas salib Yesus sebagai tanda pengakuan, "Inilah raja orang Yahudi".

Namun raja yang mereka pikirkan berbeda dengan raja yang diyakini penjahat yang bertobat. 

Dua orang penjahat itu memandang Yesus secara berbeda pula. Yang satu menghojat Dia, satunya lagi mempercayai-Nya sebagai raja. Ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."

Bagi penjahat yang percaya, Yesus adalah raja yang mengalahkan kematian. Sesudah penyaliban ini, Yesus akan datang sebagai Raja yang menyelamatkan. Ia bangkit mengatasi maut. Kerajaan-Nya adalah kerajaan kekal.

Jawaban Yesus menegaskan kekuasaan-Nya yang mengatasi maut. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

Yesus Sang Raja bukan hanya menguasai alam semesta ini, tetapi Dia juga menjamin kita semua pada alam keabadian, yakni Firdaus atau Kerajaan Surga. 

Jika kita percaya kepada-Nya, Firdaus Abadi akan menjadi anugerah sempurna bagi kita.

Imogiri makamnya raja-raja,
Tempatnya tinggi harus naik tangga.
Yesus adalah Raja Alam Semesta,
Yang menjamin kita masuk sorga.

Wonogiri, ingatlah aku ya Raja
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Vita Aeterna

11/22/2025

0 Comments

 
Puncta 22 November 2025
Pw. St. Sesilia, Perawan dan Martir
Lukas 20:27-40 atau Ruybs

DALAM Credo, kita mempercayai kehidupan sesudah kematian. Ada tiga keyakinan kita yakni aku percaya akan kebangkitan badan, kehidupan kekal dan persekutuan dengan para kudus.

Kehidupan kekal adalah tujuan akhir manusia yakni persatuan sempurna dengan Tuhan. Kita mengalami kebahagiaan abadi dengan Tuhan. 

Orang yang masuk dalam hidup kekal akan bersama dengan Tuhan. Mereka akan seperti Tuhan, karena akan melihat “Dia apa adanya, muka dengan muka.”

Yesus menggambarkan kehidupan kekal untuk menjawab pertanyaan orang-orang Saduki yang tidak percaya kepada kebangkitan badan. Pertanyaan mereka ini punya unsur menjebak sekaligus ingin minta penegasan atas keyakinan kaum Saduki sendiri.

Yesus menjawab, "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. 

Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan.”

Kehidupan kekal tidak lagi terpaut pada ruang, waktu dan unsur. Kita hidup namun tidak diukur dengan nilai-nilai duniawi. Kebahagiaan kita bukan lagi terpaku ke hal-hal duniawi; kawin, harta, kenikmatan, kepuasan dunia. Kebahagiaan kekal mengatasi itu semua. 

Kita tidak membutuhkan kenikmatan duniawi karena kita sudah sempurna hidup bersama dengan Tuhan. Kita sudah menjadi anak-anak Allah, karena kita sudah dibangkitkan. 

Orang-orang Saduki masih berpikir dengan pikiran duniawi. Mereka mempersoalkan kawin dan dikawinkan. Kebahagiaan yang sempurna sudah di atas pikiran-pikiran dunia. 

Kita sudah berbahagia bersama Allah. Kita tidak lagi membutuhkan kebahagiaan dunia yang semu dan sementara.

Dunia ini bukan tujuan akhir kita, tetapi tempat berziarah menuju bahagia yang sesungguhnya.

Melihat parade hari Bayangkara,
Pemuda-pemudinya gagah perkasa.
Orang yang sudah bahagia di sorga,
Cukup memandang Allah apa ada-Nya.

Wonogiri, bahagia yang sempurna
Rm.A.Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Rumah Doa Jadi Pasar

11/21/2025

0 Comments

 
Puncta 21 November 2025
Pw. SP. Maria Dipersembahkan pada Allah
Lukas 19: 45-48 atau Ruybs

BANYAK orang Yahudi melakukan ritual doa di Bait Suci. Yerusalem adalah kota raja agung karena Allah bertahta di Bait Suci. Maka segala ritual keagamaan berpusat di Bait Suci. Mereka biasa mempersembahkan segala binatang korban di sana.

Maka terjadilah transaksi ekonomi di Bait Suci. Orang membeli binatang yang halal. Ada institusi pemegang lisensi halal-haram. 

Ada money changer juga di sana. Uang yang berlaku hanya uang Yahudi. Uang dari luar harus ditukarkan. Para penukar uang juga mencari keuntungan.

Seperti upacara sekaten di alun-alun suasananya ketika hari-hari raya tiba di Bait Suci Yerusalem. Hingar bingar, riuh ramai orang bertransaksi menyiapkan ritual. Doa menjadi terganggu oleh kesibukan banyak orang.

Bait Suci adalah rumah Bapa. Yesus kecil pernah berkata pada ibu-Nya, “Bukankah Aku harus berada di rumah Bapa-Ku?” 

Ketika ke Yerusalem, Ia ingin kembali ke rumah Bapa-Nya. Ia ingin berdoa dan bercengkerama dengan Bapa.

Tetapi kondisi tidak memungkinkan karena ramainya. Ia marah dan mengusir semua pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."

Tindakan pembersihan ini tidak disukai oleh pemangku kepentingan di Bait Suci. Ada banyak orang dan lembaga mencari untung di Bait Suci.  

Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia. 

Mungkin kita juga marah dan tersinggung kalau kepentingan kita di gereja diusik. Ada banyak orang mencari keuntungan berkegiatan di gereja. Ada yang korupsi pembangunan. Ada yang buat mark up belanja program peribadatan. Ada yang 'kongkalikong' dengan pejabat gereja.

Yesus membersihkan segala manipulasi dan kepentingan di Bait Allah. Maka banyak orang yang tidak suka dengan tindakan Yesus ini. Mereka ingin membinasakan-Nya. Menegakkan kebenaran pasti akan ditentang banyak orang. 

Mari kita benahi mental kita yang sering cari untung dalam aktivitas menggereja. Bukan demi kemuliaan Tuhan tetapi hanya demi keuntungan diri sendiri. 

Jangan menunggu ada peringatan dari Tuhan yang sering tak terduga. Tetapi mari kita sadar membenahi diri sendiri. Mari kita sadar diri lebih dahulu.

Di Bogor ada istana besar,
Yang dibangun pakai kayu jati.
Rumah Doa bukan pasar,
Untuk cari keuntungan diri sendiri.

Wonogiri, mari bertobat sendiri
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Tangisan Untuk Indonesia

11/20/2025

0 Comments

 
Puncta 20 November 2021
Kamis Biasa XXXIII
Lukas 19: 41-44

KETIKA Bung Hatta diberitahu bahwa Soekarno, sahabatnya sakit parah di Rumah Sakit Angkatan Darat, ia dengan beberapa orang menjenguk ke rumah sakit. Dua tokoh Proklamator ini bertemu dalam keharuan.

Bertahun-tahun mereka dipisahkan oleh tirai yang tidak kelihatan karena Soekarno menjadi tahanan politik Orde Baru. Hatta hanya tercenung melihat kondisi Soekarno berbaring tidak sadarkan diri. 

Ketika mata Soekarno terbuka, Hatta mendekatkan diri dan berbisik, “Ah No (sapaan akrab Soekarno), apa kabarmu?” 

Soekarno tidak menjawab, ia sulit berbicara karena sakitnya. Namun lirih terdengar suara, “hoe gaat het (apa kabarmu)?” sambil mencoba meraih tangan Hatta.

Hatta melihat Soekarno menangis. Air mata keluar tanpa ada suara. Hatta hanya bisa menghibur dengan berkata “Ya, sudahlah. Kuatkan hatimu, tawakal saja pada Allah. Saya doakan agar lekas sembuh.” 

Dua hari kemudian, Soekarno berpulang ke Rahmatullah.

Mungkin dalam hati mereka berkata, mengapa pada akhirnya jadi seperti ini. Bangsa yang telah diperjuangkan dengan susah payah agar merdeka, kini mentelantarkan dan melupakannya. Bangsa ini tidak mengerti makna kemerdekaan dan kebebasan.

Yesus juga menangisi Yerusalem, kota suci tempat Allah meraja di Bait-Nya. Namun mereka tidak mengerti maksud kedatangan Tuhan untuk menyelamatkan bangsa-Nya. Ada beberapa alasan mengapa Yesus menangisi Yerusalem.

Yesus ingin membawa damai bagi Yerusalem, tetapi damai itu tersembunyi bagi mereka. Dari namanya, Yerusalem adalah Kota Damai. Tetapi sejak zaman dahulu kala sampai sekarang, kota ini diliputi pertentangan dan permusuhan. 

Yesus melihat masa depan kota Yerusalem. Kota ini akan dihancurkan karena mereka tidak mau menerima Tuhan melawat umat-Nya. Mereka tidak mengerti kehendak baik Allah yang ingin menyelamatkan manusia.

Menyusuri jalan menuju Lahat,
Jalannya rusak karena kendaraan.
Jadilah bangsa yang bermartabat,
yang menghargai jasa pahlawan.

Wonogiri, tahu bersyukur
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Puncta 18 November 2025

11/18/2025

0 Comments

 
0 Comments

Zakheus “Pendek”

11/18/2025

0 Comments

 
​Puncta 18 November 2025
Selasa Biasa XXXIII
Lukas 19:1-10

DALAM pergaulan dengan teman-teman, kita sering menyebut nama orang dengan “paraban” atau nama panggilan. Kadang paraban itu mengambil sifat-sifat atau ciri-ciri orangnya. 

Misalnya ada nama panggilan Ferry Badrun, Ferry Marduk, Bambang Pusing, Joko Kungkum, Joko si Jack, Hari Dampit, Hari Bagus, Slamet Pendek, Bambang Deglok dan lain-lain. Kalau orang bisa menerima diri apa adanya, nama itu bisa jadi nama kesayangan dan keakraban.

Dalam perikope ini kita bertemu dengan Zakheus yang disebut pendek badannya. Tetapi hambatan ini tidak menghalanginya untuk berjumpa dengan Yesus. Justru mengetahui badannya pendek ia berusaha naik pohon agar bisa melihat Yesus.

Yesus memanggilnya dengan nama Zakheus, tidak si Pendek. Yesus menghargai pribadinya. Hal ini ditunjukkan dengan Yesus melihat ke atas ke arah Zakheus berada. 

Dengan menyebut nama, hubungan penjadi personal dan membuat yang disebut melambung tinggi.

Karena sapaan personal itulah, Zakheus berubah. Yang awalnya sebagai pemungut cukai, sekarang menjadi penderma. 

“Separuh milikku akan kubagikan kepada orang lain. Sekiranya ada yang kuperas, akan kukembalikan empat kali lipat,” janjinya di depan Yesus.

Yang awalnya seorang yang egois, kini menjadi orang sosial. Ia mengumpulkan banyak orang di rumahnya untuk berpesta. Yang awalnya dianggap pendek, pelit, sekarang jadi orang yang panjang sabar, murah hati dan penuh belas kasih.

Perjumpaan dengan Yesus mengubah orang. Ada pertobatan ke arah kebaikan. Apakah kita juga mengalami pertobatan dan perubahan hidup ketika disapa oleh Tuhan Yesus? 

Kalau belum ada perubahan, mungkin kita belum sungguh-sungguh berjumpa dengan Tuhan. Karena sapaan Yesus adalah sapaan yang mengubah orang menjadi lebih baik hidupnya. 

Ke Yeriko naik pohon kurma,
Buahnya jatuh dimakan oleh unta.
Jumpa Yesus berubah hidupnya,
Dari Zakheus kita belajar mencinta.

Wonogiri, marilah berubah
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Apa yang Kaukehendaki Aku Perbuat Bagimu?

11/17/2025

0 Comments

 
Puncta 17 November 2025
Pw. St. Elisabet dari Hungaria, Biarawati
Lukas 18:35-43 atau Ruybs

SAYA terkesan ketika Rama Hartosubono suatu kali menerima telpon. Dia menjawab dengan berkata, “Halo, disini Rama Bono, apa yang bisa saya bantu?”  

Kalimat itu menarik bagi saya karena tersirat kesiapsediaan hati untuk membantu orang lain.

Orang tidak perlu basa-basi, “ngalor-ngidul” tetapi to the point pada permasalahan dan siap untuk membantu apa yang dibutuhkan orang. 

Rama memposisikan diri pada orang lain yang sedang telpon itu. Ada hati yang siap mendengarkan dan menolong.

Ketika Yesus mendekati Yerikho, ada pengemis buta yang berteriak-teriak. "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Orang-orang yang ada di sekitarnya berusaha agar dia diam. 

Mungkin kita sering bersikap seperti orang banyak ini. Tidak menolong malah menghalangi atau membungkam orang yang butuh bantuan.

Orang banyak itu sudah punya praduga, penilaian awal bahwa orang buta adalah orang berdosa. Kalau kita bergaul dengannya bisa ketularan najis, kotor dan berdosa. Apalagi dia seorang pengemis yang stratanya rendah dalam masyarakat. 

Yesus berbeda dengan pandangan orang banyak. Ia justru menawarkan diri, ”Apa yang kaukehendaki Aku perbuat bagimu?” Dengan pertanyaan ini Yesus ingin orang itu menyatakan keinginannya yang utama. 

Orang buta itu tahu prioritas kebutuhannya. Ia tidak minta uang yang banyak, walaupun dia pengemis. Tetapi dia minta supaya dapat melihat. “Tuhan, tolong buatlah aku melihat.” 

Dengan berkata begitu, si pengemis itu yakin dan percaya bahwa Yesus mampu melakukannya.

Karena keyakinan pengemis yang besar itu, maka Yesus berkata, “Imanmu telah menyelamatkan engkau.” Iman bukan sekedar angan-angan. Iman dibangun atas dasar fakta dan bukti nyata.

Pengemis buta itu mungkin telah mendengar cerita-cerita reputasi Yesus yang bisa menyembuhkan. Ia jadi percaya pasti Yesus mampu menyembuhkannya. Dia kemudian berserah (beriman) kepada-Nya.

Karena iman, orang bisa berserah dan berkata amin sehingga hidupnya aman. Kalau kita mau membuka hati seperti Yesus, “Apa yang kaukehendaki Aku perbuat bagimu?” orang akan tumbuh iman atau keyakinan.

Sikap orang buta itu bisa jadi teladan. Setelah dia bisa melihat, hal pertama yang dilakukan adalah mengikuti Yesus. Setelah kita diselamatkan, kita juga diajak mengikuti-Nya. 

Ada mawar yang tidak berduri,
Milik St. Fransiskus di Porziuncola.
Keselamatan bukan untuk sendiri,
Kita diutus untuk membagikannya.

Wonogiri, iman, amin, aman
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Tetap Percaya Sampai Akhir

11/16/2025

0 Comments

 
Puncta 16 November 2025
Minggu Biasa XXXIII
Lukas 21: 5-19

PARA Turis dan wisatawan asing sangat mengagumi Candi Borobudur yang megah dan indah peninggalan Dinasti Syailendra abad ke 8 Masehi. Mereka memuji betapa agung mahakarya yang dihasilkan masyarakat pada masa itu.

Bangunan megah itu adalah hasil budi luhur dan budaya adiluhung sebuah masyarakat pada pemerintahan Raja Samaratungga yang mulai membangun pada tahun 770 M dan selesai tahun 825 M. 

Kita mungkin tidak tahu bahwa kemegahan Borobudur pernah hilang ketika terjadi erupsi Merapi tahun 1006 M. Candi tertutup oleh abu vulkanik bertahun-tahun dan terkubur tidak diketahui orang. 

Tahun 2010 Merapi meletus lagi dan abunya sampai di Borobudur, menimbulkan kerusakan struktur kimiawi karena zat-zat dari abu vulkanik.

Kehancuran Borobudur juga terjadi ketika tahun 1985 ada kelompok teroris yang memasng bom di atas candi dan menghancurkan 9 stupa di dalamnya. 

Hanya manusia tak bermartabat yang tidak bisa menghargai nilai-nilai luhur suatu bangsa.

Kejadian seperti itu pasti akan terulang dalam bentuk dan tindakan lain di masa-masa yang akan datang. Dengan melihat peristiwa ini kita bisa merenungkan perikop Injil Lukas hari ini.

Yesus memperingatkan orang-orang yang mengagumi kemegahan Bait Allah. "Apa yang kamu lihat di situ--akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."

Orang Yahudi semestinya melihat sejarah lama ketika Bait Suci buah karya Raja Salomo dihancurkan oleh penjajah asing. Bait Suci adalah tempat Tabut Perjanjian yang melambangkan kehadiran Allah bagi Israel.

Setelah Salomo tiada, Israel terpecah menjadi dua; Israel Utara dan Israel Selatan. Mereka dikalahkan oleh Babilonia dan Bait Suci dihancurkan menjadi puing-puing. 

Pembangunan kembali Bait Suci dilakukan zaman Zerubabel dan didukung Nabi Hagai dan Zakharia. Ezra dan Nehemia melanjutkan pembangunan lagi.

Pada zaman Herodes Agung, ia membongkar Bait Suci lama dan mendirikan yang baru demi ambisi pribadinya untuk membuat monumen bagi kemuliaannya sendiri. 

Namun pada tahun 70 masehi Bait Suci dihancurkan oleh tentara Romawi. Peristiwa ini sudah dinubuatkan Yesus dalam perikop ini.

Dengan melihat sejarah ini, Yesus mau mengingatkan bahwa Bait Suci yang sejati tempat Allah bersemayam adalah di dalam hati kita sendiri.

Maka Yesus mengingatkan walaupun harus menghadapi tantangan dan kesulitan, pengadilan dan penganiayaan, perlawanan dan kekerasan, ancaman dan intimidasi, teror dan ketakutan, para murid harus teguh beriman sampai akhir.

“Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu," kata Yesus. 

Maukah kita tetap setia pada Yesus sampai akhir walau harus memanggul salib?

Pergi ke Jogja ketemu kawan karib,
Ngobrol di warung bercanda ria.
Ikut Yesus berani memanggul salib,
Hidup kekal sudah dijamin oleh-Nya.

Wonogiri, tetap teguh percaya
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Frank Caprio, Hakim Paling Baik di Dunia

11/15/2025

0 Comments

 
Puncta 15 November 2025
Sabtu Biasa XXXII
Lukas 18:1-8

FRANK CAPRIO menjadi hakim sudah puluhan tahun. Ia meninggal 20 Agustus 2025. Tetapi dia dikenang banyak orang sebagai hakim yang bijaksana, humanis dan murah hati. Baginya aturan dipakai untuk menolong orang bukan menghukum.

Tidak jarang dia meringankan denda, membebaskan hukuman, bahkan membantu terdakwa secara finansial dari kas kantornya. 

Ia pernah berkata, “Seandainya aku jadi mereka (terdakwa) bagaimanakah kehidupan keluarga dan masa depannya?” 

Proses pengadilan yang dipimpinnya tidak berjalan kaku dan menakutkan. Tetapi relaks, kadang ada canda tawa. Bahkan dia pernah meminta anak terdakwa untuk memberi pendapat dan memutuskan denda.

Seorang anak diminta maju untuk memberi pendapat tentang pelanggaran lalu lintas yang dilakukan ibunya. Dengan polos anak itu berkata, “Guilty” (bersalah) dan disambut tawa para hadirin.

Dalam Injil Yesus menceritakan kisah seorang hakim – bukan Frank Caprio – yang tidak takut akan Allah. Dia menolak membantu seorang janda, mungkin karena tidak ada uangnya. Kalau janda kaya mungkin dia cepat bertindak.

Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku."

Yang ditekankan Yesus bukan sikap hakimnya yang lalim itu, tetapi sikap janda yang terus menerus datang dan meminta tanpa henti. 

Kalau hakim yang kejam saja bisa iba dan jatuh belas kasihan. Betapa Allah tidak akan mendengarkan orang yang siang malam berdoa kepada-Nya.

Oleh karena itu, jangan berhenti berdoa. Jangan putus-putus datang kepada Tuhan dan memohon kepada-Nya. 

Kalau belum terkabul, jangan putus asa. Datanglah dan ketuklah pintunya lebih keras lagi. Kalau Dia tidak membuka pintu, pasti akan membuka jendela-Nya.

Datang ke kraton duduk bersimpuh,
Kepala tertunduk sampai ke tanah.
Doa adalah senjata paling ampuh,
Untuk meruntuhkan belas kasih Allah.

Wonogiri, teruslah berdoa
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Rayakan Natal, Selamat dari Tsunami

11/14/2025

0 Comments

 
Puncta 14 November 2025
Jumat Biasa XXXIII
Lukas 17.26-37

KETIKA kami mengadakan kunjungan keluarga di Nglangkir, Manyaran, kami ngobrol dengan Pak Tardi. Beliau cerita bahwa sebelum kejadian tsunami Aceh, anaknya yang polisi bertugas di sana. 

Pada tanggal 24 Desember, anaknya mendapat cuti pulang ke Wonogiri untuk merayakan Natal bersama keluarga. Namun betapa terkejutnya dia, ketika ada berita bahwa Aceh diterjang tsunami sehari setelah Natal. 

Minggu, 26 Desember 2004 ada gempa dahsyat berkekuatan 9,3 SR di Samudera Hindia, 250 KM dari Barat Daya Aceh. 

Lalu disusul gelombang besar berkecepatan 800km/jam menerjang Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Barat, dan Aceh Jaya, menghancurkan segala sesuatu yang ada di jalurnya.

Ketika Pak Anton sang Polisi kembali ke asramanya di Aceh, tempat itu sudah rata dengan tanah dan semua rekan kerja yang bertugas disana waktu itu meninggal menjadi korban. Tidak kurang dari 170,000 orang tewas jadi korban tusnami Aceh.

Yesus menggambarkan akhir zaman sebagai kejadian yang tidak bisa diduga sebelumnya. Sama seperti zaman Nuh dan Lot waktu itu. Orang makan dan minum, kawin dan dikawinkan, membeli dan menjual, menanam dan membangun. Semua berjalan normal seperti biasanya.

Air bah datang tiba-tiba. Hujan api turun tanpa diduga, menghancurkan semuanya. Begitupun kedatangan Anak Manusia tanpa dapat diprediksikan sebelumnya. Seperti bencana tsunami juga tak bisa diperkirakan.

Keselamatan tidak tergantung dari harta duniawi. Sikap terikat pada harta duniawi akan menghambat orang untuk menyelamatkan diri. 

Yesus mengingatkan untuk tidak menoleh ke belakang, seperti istri Lot yang berubah menjadi tiang garam karena menoleh ke arah Sodom. Hal ini berarti kita tidak boleh kembali terikat pada masa lalu atau hal-hal duniawi.

Barangsiapa yang berusaha mempertahankan hidupnya dengan mengumpulkan harta dunia akan kehilangan segalanya. Sebaliknya, barangsiapa yang menyerahkan hidupnya demi Kristus akan diselamatkan.

Mari kita hanya mengandalkan Kristus saja sebagai Penyelamat dan Penebus agar kita memperoleh damai sejahtera bersama-Nya.

Penari Bali pinter main mata,
Gerakannya lincah kesini dan kesana.
Kematian datang tanpa diduga,
Kita harus siap siaga menerimanya.

Wonogiri, siapkan diri senantiasa
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments
<<Previous

    Archives

    December 2034
    September 2025
    August 2025
    July 2025
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    February 2024
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    July 2021

    Categories

    All
    Hello Romo!
    Katekese
    Puncta
    Rubrik Alkitab

    RSS Feed

Site powered by Weebly. Managed by Rumahweb Indonesia
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki