Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki

katekese

Apa yang Kaukehendaki Aku Perbuat Bagimu?

11/17/2025

0 Comments

 
Puncta 17 November 2025
Pw. St. Elisabet dari Hungaria, Biarawati
Lukas 18:35-43 atau Ruybs

SAYA terkesan ketika Rama Hartosubono suatu kali menerima telpon. Dia menjawab dengan berkata, “Halo, disini Rama Bono, apa yang bisa saya bantu?”  

Kalimat itu menarik bagi saya karena tersirat kesiapsediaan hati untuk membantu orang lain.

Orang tidak perlu basa-basi, “ngalor-ngidul” tetapi to the point pada permasalahan dan siap untuk membantu apa yang dibutuhkan orang. 

Rama memposisikan diri pada orang lain yang sedang telpon itu. Ada hati yang siap mendengarkan dan menolong.

Ketika Yesus mendekati Yerikho, ada pengemis buta yang berteriak-teriak. "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Orang-orang yang ada di sekitarnya berusaha agar dia diam. 

Mungkin kita sering bersikap seperti orang banyak ini. Tidak menolong malah menghalangi atau membungkam orang yang butuh bantuan.

Orang banyak itu sudah punya praduga, penilaian awal bahwa orang buta adalah orang berdosa. Kalau kita bergaul dengannya bisa ketularan najis, kotor dan berdosa. Apalagi dia seorang pengemis yang stratanya rendah dalam masyarakat. 

Yesus berbeda dengan pandangan orang banyak. Ia justru menawarkan diri, ”Apa yang kaukehendaki Aku perbuat bagimu?” Dengan pertanyaan ini Yesus ingin orang itu menyatakan keinginannya yang utama. 

Orang buta itu tahu prioritas kebutuhannya. Ia tidak minta uang yang banyak, walaupun dia pengemis. Tetapi dia minta supaya dapat melihat. “Tuhan, tolong buatlah aku melihat.” 

Dengan berkata begitu, si pengemis itu yakin dan percaya bahwa Yesus mampu melakukannya.

Karena keyakinan pengemis yang besar itu, maka Yesus berkata, “Imanmu telah menyelamatkan engkau.” Iman bukan sekedar angan-angan. Iman dibangun atas dasar fakta dan bukti nyata.

Pengemis buta itu mungkin telah mendengar cerita-cerita reputasi Yesus yang bisa menyembuhkan. Ia jadi percaya pasti Yesus mampu menyembuhkannya. Dia kemudian berserah (beriman) kepada-Nya.

Karena iman, orang bisa berserah dan berkata amin sehingga hidupnya aman. Kalau kita mau membuka hati seperti Yesus, “Apa yang kaukehendaki Aku perbuat bagimu?” orang akan tumbuh iman atau keyakinan.

Sikap orang buta itu bisa jadi teladan. Setelah dia bisa melihat, hal pertama yang dilakukan adalah mengikuti Yesus. Setelah kita diselamatkan, kita juga diajak mengikuti-Nya. 

Ada mawar yang tidak berduri,
Milik St. Fransiskus di Porziuncola.
Keselamatan bukan untuk sendiri,
Kita diutus untuk membagikannya.

Wonogiri, iman, amin, aman
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Tetap Percaya Sampai Akhir

11/16/2025

0 Comments

 
Puncta 16 November 2025
Minggu Biasa XXXIII
Lukas 21: 5-19

PARA Turis dan wisatawan asing sangat mengagumi Candi Borobudur yang megah dan indah peninggalan Dinasti Syailendra abad ke 8 Masehi. Mereka memuji betapa agung mahakarya yang dihasilkan masyarakat pada masa itu.

Bangunan megah itu adalah hasil budi luhur dan budaya adiluhung sebuah masyarakat pada pemerintahan Raja Samaratungga yang mulai membangun pada tahun 770 M dan selesai tahun 825 M. 

Kita mungkin tidak tahu bahwa kemegahan Borobudur pernah hilang ketika terjadi erupsi Merapi tahun 1006 M. Candi tertutup oleh abu vulkanik bertahun-tahun dan terkubur tidak diketahui orang. 

Tahun 2010 Merapi meletus lagi dan abunya sampai di Borobudur, menimbulkan kerusakan struktur kimiawi karena zat-zat dari abu vulkanik.

Kehancuran Borobudur juga terjadi ketika tahun 1985 ada kelompok teroris yang memasng bom di atas candi dan menghancurkan 9 stupa di dalamnya. 

Hanya manusia tak bermartabat yang tidak bisa menghargai nilai-nilai luhur suatu bangsa.

Kejadian seperti itu pasti akan terulang dalam bentuk dan tindakan lain di masa-masa yang akan datang. Dengan melihat peristiwa ini kita bisa merenungkan perikop Injil Lukas hari ini.

Yesus memperingatkan orang-orang yang mengagumi kemegahan Bait Allah. "Apa yang kamu lihat di situ--akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."

Orang Yahudi semestinya melihat sejarah lama ketika Bait Suci buah karya Raja Salomo dihancurkan oleh penjajah asing. Bait Suci adalah tempat Tabut Perjanjian yang melambangkan kehadiran Allah bagi Israel.

Setelah Salomo tiada, Israel terpecah menjadi dua; Israel Utara dan Israel Selatan. Mereka dikalahkan oleh Babilonia dan Bait Suci dihancurkan menjadi puing-puing. 

Pembangunan kembali Bait Suci dilakukan zaman Zerubabel dan didukung Nabi Hagai dan Zakharia. Ezra dan Nehemia melanjutkan pembangunan lagi.

Pada zaman Herodes Agung, ia membongkar Bait Suci lama dan mendirikan yang baru demi ambisi pribadinya untuk membuat monumen bagi kemuliaannya sendiri. 

Namun pada tahun 70 masehi Bait Suci dihancurkan oleh tentara Romawi. Peristiwa ini sudah dinubuatkan Yesus dalam perikop ini.

Dengan melihat sejarah ini, Yesus mau mengingatkan bahwa Bait Suci yang sejati tempat Allah bersemayam adalah di dalam hati kita sendiri.

Maka Yesus mengingatkan walaupun harus menghadapi tantangan dan kesulitan, pengadilan dan penganiayaan, perlawanan dan kekerasan, ancaman dan intimidasi, teror dan ketakutan, para murid harus teguh beriman sampai akhir.

“Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu," kata Yesus. 

Maukah kita tetap setia pada Yesus sampai akhir walau harus memanggul salib?

Pergi ke Jogja ketemu kawan karib,
Ngobrol di warung bercanda ria.
Ikut Yesus berani memanggul salib,
Hidup kekal sudah dijamin oleh-Nya.

Wonogiri, tetap teguh percaya
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Frank Caprio, Hakim Paling Baik di Dunia

11/15/2025

0 Comments

 
Puncta 15 November 2025
Sabtu Biasa XXXII
Lukas 18:1-8

FRANK CAPRIO menjadi hakim sudah puluhan tahun. Ia meninggal 20 Agustus 2025. Tetapi dia dikenang banyak orang sebagai hakim yang bijaksana, humanis dan murah hati. Baginya aturan dipakai untuk menolong orang bukan menghukum.

Tidak jarang dia meringankan denda, membebaskan hukuman, bahkan membantu terdakwa secara finansial dari kas kantornya. 

Ia pernah berkata, “Seandainya aku jadi mereka (terdakwa) bagaimanakah kehidupan keluarga dan masa depannya?” 

Proses pengadilan yang dipimpinnya tidak berjalan kaku dan menakutkan. Tetapi relaks, kadang ada canda tawa. Bahkan dia pernah meminta anak terdakwa untuk memberi pendapat dan memutuskan denda.

Seorang anak diminta maju untuk memberi pendapat tentang pelanggaran lalu lintas yang dilakukan ibunya. Dengan polos anak itu berkata, “Guilty” (bersalah) dan disambut tawa para hadirin.

Dalam Injil Yesus menceritakan kisah seorang hakim – bukan Frank Caprio – yang tidak takut akan Allah. Dia menolak membantu seorang janda, mungkin karena tidak ada uangnya. Kalau janda kaya mungkin dia cepat bertindak.

Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku."

Yang ditekankan Yesus bukan sikap hakimnya yang lalim itu, tetapi sikap janda yang terus menerus datang dan meminta tanpa henti. 

Kalau hakim yang kejam saja bisa iba dan jatuh belas kasihan. Betapa Allah tidak akan mendengarkan orang yang siang malam berdoa kepada-Nya.

Oleh karena itu, jangan berhenti berdoa. Jangan putus-putus datang kepada Tuhan dan memohon kepada-Nya. 

Kalau belum terkabul, jangan putus asa. Datanglah dan ketuklah pintunya lebih keras lagi. Kalau Dia tidak membuka pintu, pasti akan membuka jendela-Nya.

Datang ke kraton duduk bersimpuh,
Kepala tertunduk sampai ke tanah.
Doa adalah senjata paling ampuh,
Untuk meruntuhkan belas kasih Allah.

Wonogiri, teruslah berdoa
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Rayakan Natal, Selamat dari Tsunami

11/14/2025

0 Comments

 
Puncta 14 November 2025
Jumat Biasa XXXIII
Lukas 17.26-37

KETIKA kami mengadakan kunjungan keluarga di Nglangkir, Manyaran, kami ngobrol dengan Pak Tardi. Beliau cerita bahwa sebelum kejadian tsunami Aceh, anaknya yang polisi bertugas di sana. 

Pada tanggal 24 Desember, anaknya mendapat cuti pulang ke Wonogiri untuk merayakan Natal bersama keluarga. Namun betapa terkejutnya dia, ketika ada berita bahwa Aceh diterjang tsunami sehari setelah Natal. 

Minggu, 26 Desember 2004 ada gempa dahsyat berkekuatan 9,3 SR di Samudera Hindia, 250 KM dari Barat Daya Aceh. 

Lalu disusul gelombang besar berkecepatan 800km/jam menerjang Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Barat, dan Aceh Jaya, menghancurkan segala sesuatu yang ada di jalurnya.

Ketika Pak Anton sang Polisi kembali ke asramanya di Aceh, tempat itu sudah rata dengan tanah dan semua rekan kerja yang bertugas disana waktu itu meninggal menjadi korban. Tidak kurang dari 170,000 orang tewas jadi korban tusnami Aceh.

Yesus menggambarkan akhir zaman sebagai kejadian yang tidak bisa diduga sebelumnya. Sama seperti zaman Nuh dan Lot waktu itu. Orang makan dan minum, kawin dan dikawinkan, membeli dan menjual, menanam dan membangun. Semua berjalan normal seperti biasanya.

Air bah datang tiba-tiba. Hujan api turun tanpa diduga, menghancurkan semuanya. Begitupun kedatangan Anak Manusia tanpa dapat diprediksikan sebelumnya. Seperti bencana tsunami juga tak bisa diperkirakan.

Keselamatan tidak tergantung dari harta duniawi. Sikap terikat pada harta duniawi akan menghambat orang untuk menyelamatkan diri. 

Yesus mengingatkan untuk tidak menoleh ke belakang, seperti istri Lot yang berubah menjadi tiang garam karena menoleh ke arah Sodom. Hal ini berarti kita tidak boleh kembali terikat pada masa lalu atau hal-hal duniawi.

Barangsiapa yang berusaha mempertahankan hidupnya dengan mengumpulkan harta dunia akan kehilangan segalanya. Sebaliknya, barangsiapa yang menyerahkan hidupnya demi Kristus akan diselamatkan.

Mari kita hanya mengandalkan Kristus saja sebagai Penyelamat dan Penebus agar kita memperoleh damai sejahtera bersama-Nya.

Penari Bali pinter main mata,
Gerakannya lincah kesini dan kesana.
Kematian datang tanpa diduga,
Kita harus siap siaga menerimanya.

Wonogiri, siapkan diri senantiasa
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Tahu Berterimakasih

11/12/2025

0 Comments

 
Puncta 12 November 2025
Pw. St. Yosafat, Uskup dan Martir
Lukas 17:11-19 atau Ruybs

KISAH Malin Kundang memberi pelajaran kepada kita supaya kita tahu berterimakasih kepada orang yang telah berjasa dalam hidup kita. Malin Kundang adalah anak durhaka yang tidak mau mengakui ibunya setelah dia sukses dan kaya raya.

Konon, Malin Kundang berasal dari keluarga miskin. Ia dididik oleh ibunya sendiri, karena ayahnya pergi berlayar tidak kembali. Oleh didikan ibunya, Malin menjadi anak yang pintar, tetapi sedikit nakal.

Ia minta ijin ibunya untuk berlayar ikut nakhoda kapal. Ibunya berkeberatan, tetapi karena kemauan Malin yang kuat, akhirnya ia melepaskan anak satu-satunya, dengan pesan, "Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang sukses, jangan lupa dengan ibumu dan kampung halamanmu ini, Nak."

Singkat cerita, Malin berhasil menjadi saudagar kaya raya. Ia kembali ke kampung halamannya. Namun ia tidak mau mengakui ibunya yang miskin, tua renta. Akhirnya ibunya mengutuk Malin Kundang menjadi batu di pinggir pantai.

Yesus menyembuhkan sepuluh orang kusta. Tetapi yang kembali mengucap syukur hanya satu yaitu orang Samaria. Yang lainnya lupa untuk berterimakasih kepada Tuhan. 

Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"

Kita harus menanamkan sikap hormat, tahu berterimakasih kepada orang yang telah menolong kita. Kalau kita sedang butuh - seperti sepuluh orang kusta itu, mereka berteriak-teriak;  Guru, kasihanilah aku.” – kita mengiba-iba minta dibantu.

Tetapi setelah dibantu, mengucap terimakasih saja tidak. Bahkan kadang malah berpura-pura lupa kalau sudah ditolong, dicarikan pekerjaan, dipinjami modal, dan lain sebagainya. 

Yesus tidak minta dihargai atau dipuji. Tetapi Dia mengajak orang untuk bersyukur atas pertolongan Tuhan. 

Syukur itu menunjukkan imannya pada Tuhan. Dengan iman, kita akan melihat pengalaman yang lebih besar lagi yakni keselamatan hidup.

Ada unta malah makan pisang,
Badannya lemah tak bisa berdiri.
Jangan lupakan kebaikan orang,
Lupakanlah kebaikanmu sendiri.

Wonogiri, tahu berterimakasih
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Semar, Hamba yang Tulus

11/11/2025

0 Comments

 
Puncta 11 November 2025
Pw. St. Martinus dari Tours, Uskup
Lukas 17: 7-10 atau RUybs

PARA Ksatria Pandawa memiliki abdi atau hamba yang disebut Punakawan. Mereka adalah Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. 

Punakawan artinya sahabat atau kawan yang baik. Mereka juga disebut sebagai “Batur” atau pangembating catur artinya sebagai teman berdiskusi atau berdialog. 

Tidak jarang para punakawan ini memberi nasehat kepada para ksatria agar mereka memilih jalan yang benar dan menjauhi segala hal yang buruk. 

Mereka tidak hanya melayani bendara atau tuannya tetapi juga menjadi pamomong, penjaga yang mengingatkan.

Yesus juga mengajarkan kepada para murid-Nya untuk menjadi hamba yang taat dan setia kepada Tuannya.

 “Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

Pelajaran penting yang dapat kita petik dari ajaran Yesus ini adalah; Pertama, Tanpa pamrih dan tulus, ketika seorang hamba menjalankan tugas, ia tidak mengharapkan pujian atau imbalan. Dengan tulus ikhlas ia menjalankan kewajibannya.

Kedua, bertanggungjawab. “Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.” 

Perintah tuannya adalah tanggungjawab yang harus dikerjakan oleh hambanya. Ia mengerjakan tugasnya dengan baik dan benar.

Ketiga adalah sikap tahu diri. Seorang hamba mengerti akan posisinya. Ia tahu dan sadar diri sebagai pelayan bertugas untuk melayani. 

Semestinya demikian juga sikap para pelayan gereja. bukan minta dilayani tetapi mau melayani.

Kita harus berefleksi apakah sudah menjadi pelayan atau hamba yang baik bagi Tuhan. Tidak jarang para pelayan gereja itu tidak melayani umat tetapi malah minta dilayani, dan mencari kesenangannya sendiri. 

Tuhan akan menilai melalui umat yang melihat bagaimana pelayanan, ketulusan dan tanggungjawab para hamba Allah. 

Semoga kita bisa menjalankan tugas pelayanan ini dengan tulus dan bertanggungjawab.

Naik ke Dieng menikmati kopi,
Cuaca dingin sampai ke pori-pori.
Melayani dengan tulus hati,
Adalah teladan dari para abdi.

Wonogiri, setia sebagai abdi
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Memaafkan Adalah Obat

11/10/2025

0 Comments

 
Puncta 10 November 2025
Pw. St. Leo Agung, Paus
Lukas 17:1-6 atau Ruybs

SUATU hari Christy Jones menerima surat elektronik di alamat emailnya. Surat itu berasal dari seorang perempuan yang tidak dikenalnya. 

“Kamu tidak mengenalku. Tetapi ketahuilah, aku sudah tidak berpacaran lagi dengan suamimu. Maafkan aku… atas segala rasa sakit yang telah kuperbuat terhadapmu.” Demikian isi surat itu.

“Saat itu saya merasa hancur dan tak berdaya,” kata Christy Jones. Ia berusaha tenang untuk menghubungi suaminya di kantor. 

“Maafkan aku sayang, aku telah mengkhianatimu,” kata sang suami penuh sesal.

Suami Christy mengaku telah empat bulan berselingkuh dengan rekan kerjanya di kantor. Christy mengalami perang batin antara memaafkan atau meninggalkan suaminya. Namun dengan berani dia mengambil keputusan untuk memaafkan.

Ini (memaafkan) adalah hal yang paling sulit saya lakukan,” ujar Christy. “Tetapi Tuhan menolong saya untuk tidak menyimpan dendam. Itu lebih melegakan dan membuat ringan.” 

Mereka kemudian memperbaharui janji perkawinan di hadapan imam. 

Christy berkata, “Kini kami menjalani perkawinan lebih kuat. Dan saya tidak menyesal mengalami peristiwa ini. Pengampunan adalah obat yang menyembuhkan”

Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya agar berani mengampuni kesalahan sesama. “Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. 

Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia."

Tidak ada orang yang sempurna di hadapan Tuhan. Kita pasti pernah berbuat salah. Tetapi dengan pengampunan kita bisa menyelamatkan relasi dengan sesama. Memang kata itu mudah diucapkan, namun sulit dilakukan.

Walau sulit, tetapi tidak berarti tidak bisa dilakukan. Ada banyak tokoh besar bisa hidup damai dengan pengampunan. Sebutlah misalnya Nelson Mandela. Mahatma Gandhi dan lainnya. 

Yesus tidak hanya mengajarkan dengan nasehat, tetapi Dia sendiri mengampuni orang yang telah menyalibkan-Nya. “Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak mengetahui apa yang mereka perbuat.”

Hidup akan menjadi damai dan bahagia, kalau kita berani mengampuni orang-orang yang menyengsarakan kita.

Mancing ikan di pinggir kali,
Ikannya direbus pakai kuali.
Dibutuhkan kerendahan hati,
Agar kita bisa mengampuni.

Wonogiri, rela mengampuni sesana.
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Autokritik Bagi Gereja

11/9/2025

0 Comments

 
Puncta 9 November 2025
Pesta Pemberkatan Basilika Lateran
Yohanes 2:13-22

PADA Pesta pemberkatan Basilika Lateran ini, kita disajikan bacaan Injil Yohanes yang mengisahkan tindakan Yesus yang mengobrak-abrik para pedagang di Bait Suci. Yesus marah karena Bait Suci sudah berubah fungsi menjadi tempat transaksi mencari keuntungan pribadi.

Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.

Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."

Kemarahan Yesus itu bisa jadi ditujukan pada kita juga sekarang. Gereja menjadi tempat mencari keuntungan, baik finansial, ekonomi, kehormatan maupun kedudukan. 

Gereja menjadi ajang persaingan untuk mengejar kekuasaan. Ada banyak peluang dan kesempatan untuk mencari keuntungan di Gereja. 

Para hamba Allah berubah jadi pedagang yang mengejar kekayaan dengan mengatasnamakan pelayanan sakramental. 

Gereja menjadi institusi yang kaku bukan sebagai paguyuban cinta kasih. Para pastor lebih menjadi manager administrasi daripada jadi pelayan jemaat.

Kekuasaan lebih diutamakan. Banyak petugas gereja lebih otoriter, suka main kuasa karena jabatan. Tidak mau mendengarkan kritik dari umat. Merasa paling hebat dan tidak menghargai aspirasi umat.

Para pelayan gereja lebih suka pada kemapanan, hidup dalam zona nyaman. Orang Jawa bilang, “jirih ora wani nggetih,” tidak ada totalitas, tidak berani keluar dari zona nyaman. Paus Fransiskus sampai mengharapkan seorang “Gembala yang berbau domba.”

Pada Pesta Pemberkatan Basilika Lateran ini, kita bisa bertanya Gereja atau umat macam apa yang akan kita bangun agar semakin mengikuti kehendak Kristus? 

Apakah Gereja hanya menjadi institusi administratif yang kaku atau tempat orang menimba kasih dan kerahiman Allah?

Visi seperti itu pasti juga akan menyangkut mentalitas para pelayannya. Pelayan macam apa yang ditawarkan agar Gereja menjadi tempat orang menemukan belas kasih Allah yang menghidupkan.

Tindakan Yesus adalah pembaharuan bagi mentalitas pelayanan Gereja. Mari kita mengikuti semangat-Nya agar Gereja menjadi tempat orang bertemu dengan Allah yang mengasihi dan menyelamatkan.

Jalan-jalan di atas pematang,
Melihat padi menguning di persawahan.
Yesus mengusir para pedagang,
Gereja Allah bukan sebuah perusahaan.

Wonogiri, mari membaharui diri
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Setia Dalam Perkara Kecil

11/8/2025

0 Comments

 
Puncta 8 November 2025
Sabtu Biasa XXXII
Lukas 16:9-15

KESUKSESAN tidak jatuh dari langit begitu saja. Untuk bisa mencapai sukses orang harus berjuang dengan keras. Banyak tokoh-tokoh sukses yang harus memulai usahanya dari nol. Ambil contoh misalnya, Bob Sadino atau Ciputra.

Mereka tidak langsung jadi pengusaha sukses dan besar. Tetapi memulai dengan usaha kecil-kecilan dan dengan ketekunan. Bob Sadino misalnya pernah menjadi kuli bangunan, sopir taxi dan pengantar telur ayam.

Namun tugas dan pekerjaan kecil itu dijalani dengan tekun dan setia, penuh dedikasi dan komitmen yang tinggi. Akhirnya mampu menghasilkan kesuksesan juga. 

Jika kita setia dalam perkara kecil, maka kita juga akan dipercaya dalam perkara yang besar.

“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar,” demikian ajaran Yesus kepada para murid-Nya.

Laksamana Angkatan Laut Amerika Serikat William H. McRaven pernah berpidato, "If you can't do the little things right, you will never do the big things right." 

(Jika kamu tidak bisa melakukan hal-hal kecil dengan benar, kamu tidak akan pernah bisa melakukan hal-hal besar dengan benar.)

Dalam pidatonya itu ia menjelaskan bahwa melipat selimut setelah bangun pagi adalah tugas kecil yang mesti dilakukan. Jika itu dilakukan terus menerus akan memberi dorongan untuk penyelesaian tugas-tugas besar selanjutnya.

Tindakan kecil ini menekankan pentingnya disiplin dan perhatian terhadap detail sebagai fondasi untuk mencapai hal-hal yang lebih besar dalam hidup. 

Maka lakukanlah hal-hal kecil dalam hidupmu, maka engkau akan mampu menyelesaikan hal-hal yang besar yang jadi tanggungjawabmu.

Pak Ogah lari mengejar Unyil,
Mereka ditertawai sama Meylan.
Setialah dalam perkara kecil,
Tugas besar akan menanti di depan.

Wonogiri, kerjakan yang kecil-kecil
Rm.A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Bendahara Tidak Jujur?

11/7/2025

0 Comments

 
Puncta 7 November 2025
Jumat Biasa XXXI
Lukas 16:1-8

PERUMPAMAAN Yesus tentang perbuatan bendahara ini terasa rumit dan kontroversial. Kita tidak bisa memahaminya hanya dengan membaca kata per kata atau kalimat per kalimat. 

Apakah benar bendahara ini tidak jujur? Apakah anda mau bersahabat dengan orang yang tidak jujur? Apakah anda mau menerima orang yang tidak jujur menjadi teman anda? Apakah tidak mungkin anda juga diperlakukan dengan tidak jujur nantinya. 

Kepada para murid-Nya Yesus berkata, “Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.” 

Bendahara itu dituduh menghamburkan harta milik tuannya. Ia berbuat boros dengan harta majikannya. 

Dalam hukum agama Yahudi, orang tidak boleh meminjamkan dengan bunga kepada orang sebangsanya. Tetapi dunia bisnis sangat menggiurkan, maka kaum Farisi menepis aturan ini dan membiarkan ada pinjaman bunga berbunga.

Jika si bendahara itu memotong bunga dari si peminjam, maka dia sedang berbuat baik. Ia meringankan beban si peminjam. 

Seratus tempayan minyak, artinya ia berhutang 50 tempayan kepada majikannya dan dikenai bunga 50 tempayan. Bunga untuk komoditas minyak cukup mahal, seratus persen.

Sedangkan gandum, suku bunga yang berlaku untuk gandum berkisar antara 20-25%. Jadi nasabah yang satunya lagi telah meminjam 80 pikul gandum dengan hutang yang berbunga sehingga ia harus melunasinya dengan 100 pikul gandum. Ia hanya disuruh melunasi 80 pikul saja. 

Tindakan bendahara ini tidak merugikan majikannya. Sang Majikan tetap mendapat miliknya. Yang dipuji bukan tidak jujurnya. Tetapi kecerdikannya memikirkan masa depan hidupnya agar selamat. Menghambur-hamburkan harta tidak sama dengan tidak jujur.

Menghamburkan itu mungkin konotasinya seperti kita yang suka mentraktir makan teman-teman di warung atau restoran. Ia tidak berpikir tentang uang, tetapi suka membahagiakan dengan mengajak temannya makan-makan.

Perumpamaan ini lebih mengajak kita memikirkan keselamatan yang kekal. Mari kita menaburkan kebaikan untuk kehidupan abadi. 

Harta, uang, kedudukan atau milik kita adalah sarana mencari kebahagiaan kekal. Semua harus digunakan dengan sebaik-baiknya.

Mencari ijasah sampai Australia,
Kaya orang nganggur tak punya kerja.
Berbuat kebaikan dimana-mana,
Kita akan banyak sahabat dan saudara.

Wonogiri, teruslah berbuat baik
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments
<<Previous

    Archives

    December 2034
    September 2025
    August 2025
    July 2025
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    February 2024
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    July 2021

    Categories

    All
    Hello Romo!
    Katekese
    Puncta
    Rubrik Alkitab

    RSS Feed

Site powered by Weebly. Managed by Rumahweb Indonesia
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki