Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki

katekese

Penjaga Nilai-Nilai Adat

6/12/2025

1 Comment

 
Puncta 12 Juni 2025
Kamis Biasa X
Matius 5: 20-26

KALAU ada upacara adat di Bali, pasti ada pecalang yang bertugas mengamankan dan menertibkan kegiatan masyarakat. Mereka menjaga agar adat istiadat dihormati dan dijunjung tinggi. Pecalang menjadi representasi kearifan lokal yang adi luhung dan harus ditaati.

Dalam kehidupan kaum Yahudi, kelompok Farisi adalah penjaga hukum Taurat. Mereka bertindak seperti hakim yang mengadili apakah orang sudah bertindak sesuai dengan hukum atau tidak.

Mereka tidak hanya mengajarkan tata aturan Taurat, tetapi juga bertindak sebagai wasit yang mengadili. Hal ini membuat status mereka menjadi lebih tinggi, merasa paling benar dan berlaku munafik.

Sikap seperti itulah yang dikritik oleh Yesus; merasa paling benar dan munafik. Maka Yesus mengingatkan agar orang menuruti ajarannya tetapi jangan menirukan kelakuannya. Kaum Farisi mengajarkan Taurat tetapi tidak melakukannya.

Kata Yesus, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”

Kita diingatkan agar tidak berpuas diri karena telah menuruti aturan-aturan hukum (legalitas, literalistis), tetapi selalu berusaha untuk memahami inti, maksud dan tujuan Allah memberikan hukum itu. 

Yesus mengajak kita untuk kembali ke dalam diri dan hati nurani, melihat motif, lalu berusaha untuk menghindari hal-hal kecil yang bisa berujung pada dosa besar.

Yesus menginterpretasikan, “Jangan membunuh,” bukan soal pembunuhan fisik dengan senjata. Tetapi pembunuhan karakter dengan kata-kata kasar, marah, benci dan tuduhan-tuduhan jahat sudah menjadi tindakan pembunuhan.

Aku berkata kepadamu: “Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.”

Yesus mengharapkan kita bertindak “magis” dalam arti lebih berkualitas dibanding para ahli Taurat dan kaum Farisi. Kita harus bisa menyelaraskan antara kata dan tindakan sehingga dapat dipercaya oleh orang lain.

Mari kita pergi ke Raja Ampat,
Dengan naik kapal Dewi Iriana.
Orang tidak percaya pada pejabat,
Antara kata dan kelakuan jauh berbeda.

Wonogiri, katakan sejujurnya
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
1 Comment
NR. Hartutiningsih.
6/11/2025 19:55:53

Sugeng dalu BD matur nuwun Romo Puncta nipun dinten meniko. 🙏🙏🙏

Reply



Leave a Reply.

    Archives

    December 2034
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    February 2024
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    July 2021

    Categories

    All
    Hello Romo!
    Katekese
    Puncta
    Rubrik Alkitab

    RSS Feed

Site powered by Weebly. Managed by Rumahweb Indonesia
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki