|
Puncta 10 November 2025
Pw. St. Leo Agung, Paus Lukas 17:1-6 atau Ruybs SUATU hari Christy Jones menerima surat elektronik di alamat emailnya. Surat itu berasal dari seorang perempuan yang tidak dikenalnya. “Kamu tidak mengenalku. Tetapi ketahuilah, aku sudah tidak berpacaran lagi dengan suamimu. Maafkan aku… atas segala rasa sakit yang telah kuperbuat terhadapmu.” Demikian isi surat itu. “Saat itu saya merasa hancur dan tak berdaya,” kata Christy Jones. Ia berusaha tenang untuk menghubungi suaminya di kantor. “Maafkan aku sayang, aku telah mengkhianatimu,” kata sang suami penuh sesal. Suami Christy mengaku telah empat bulan berselingkuh dengan rekan kerjanya di kantor. Christy mengalami perang batin antara memaafkan atau meninggalkan suaminya. Namun dengan berani dia mengambil keputusan untuk memaafkan. Ini (memaafkan) adalah hal yang paling sulit saya lakukan,” ujar Christy. “Tetapi Tuhan menolong saya untuk tidak menyimpan dendam. Itu lebih melegakan dan membuat ringan.” Mereka kemudian memperbaharui janji perkawinan di hadapan imam. Christy berkata, “Kini kami menjalani perkawinan lebih kuat. Dan saya tidak menyesal mengalami peristiwa ini. Pengampunan adalah obat yang menyembuhkan” Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya agar berani mengampuni kesalahan sesama. “Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia." Tidak ada orang yang sempurna di hadapan Tuhan. Kita pasti pernah berbuat salah. Tetapi dengan pengampunan kita bisa menyelamatkan relasi dengan sesama. Memang kata itu mudah diucapkan, namun sulit dilakukan. Walau sulit, tetapi tidak berarti tidak bisa dilakukan. Ada banyak tokoh besar bisa hidup damai dengan pengampunan. Sebutlah misalnya Nelson Mandela. Mahatma Gandhi dan lainnya. Yesus tidak hanya mengajarkan dengan nasehat, tetapi Dia sendiri mengampuni orang yang telah menyalibkan-Nya. “Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak mengetahui apa yang mereka perbuat.” Hidup akan menjadi damai dan bahagia, kalau kita berani mengampuni orang-orang yang menyengsarakan kita. Mancing ikan di pinggir kali, Ikannya direbus pakai kuali. Dibutuhkan kerendahan hati, Agar kita bisa mengampuni. Wonogiri, rela mengampuni sesana. Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments
Puncta 9 November 2025
Pesta Pemberkatan Basilika Lateran Yohanes 2:13-22 PADA Pesta pemberkatan Basilika Lateran ini, kita disajikan bacaan Injil Yohanes yang mengisahkan tindakan Yesus yang mengobrak-abrik para pedagang di Bait Suci. Yesus marah karena Bait Suci sudah berubah fungsi menjadi tempat transaksi mencari keuntungan pribadi. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Kemarahan Yesus itu bisa jadi ditujukan pada kita juga sekarang. Gereja menjadi tempat mencari keuntungan, baik finansial, ekonomi, kehormatan maupun kedudukan. Gereja menjadi ajang persaingan untuk mengejar kekuasaan. Ada banyak peluang dan kesempatan untuk mencari keuntungan di Gereja. Para hamba Allah berubah jadi pedagang yang mengejar kekayaan dengan mengatasnamakan pelayanan sakramental. Gereja menjadi institusi yang kaku bukan sebagai paguyuban cinta kasih. Para pastor lebih menjadi manager administrasi daripada jadi pelayan jemaat. Kekuasaan lebih diutamakan. Banyak petugas gereja lebih otoriter, suka main kuasa karena jabatan. Tidak mau mendengarkan kritik dari umat. Merasa paling hebat dan tidak menghargai aspirasi umat. Para pelayan gereja lebih suka pada kemapanan, hidup dalam zona nyaman. Orang Jawa bilang, “jirih ora wani nggetih,” tidak ada totalitas, tidak berani keluar dari zona nyaman. Paus Fransiskus sampai mengharapkan seorang “Gembala yang berbau domba.” Pada Pesta Pemberkatan Basilika Lateran ini, kita bisa bertanya Gereja atau umat macam apa yang akan kita bangun agar semakin mengikuti kehendak Kristus? Apakah Gereja hanya menjadi institusi administratif yang kaku atau tempat orang menimba kasih dan kerahiman Allah? Visi seperti itu pasti juga akan menyangkut mentalitas para pelayannya. Pelayan macam apa yang ditawarkan agar Gereja menjadi tempat orang menemukan belas kasih Allah yang menghidupkan. Tindakan Yesus adalah pembaharuan bagi mentalitas pelayanan Gereja. Mari kita mengikuti semangat-Nya agar Gereja menjadi tempat orang bertemu dengan Allah yang mengasihi dan menyelamatkan. Jalan-jalan di atas pematang, Melihat padi menguning di persawahan. Yesus mengusir para pedagang, Gereja Allah bukan sebuah perusahaan. Wonogiri, mari membaharui diri Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 8 November 2025
Sabtu Biasa XXXII Lukas 16:9-15 KESUKSESAN tidak jatuh dari langit begitu saja. Untuk bisa mencapai sukses orang harus berjuang dengan keras. Banyak tokoh-tokoh sukses yang harus memulai usahanya dari nol. Ambil contoh misalnya, Bob Sadino atau Ciputra. Mereka tidak langsung jadi pengusaha sukses dan besar. Tetapi memulai dengan usaha kecil-kecilan dan dengan ketekunan. Bob Sadino misalnya pernah menjadi kuli bangunan, sopir taxi dan pengantar telur ayam. Namun tugas dan pekerjaan kecil itu dijalani dengan tekun dan setia, penuh dedikasi dan komitmen yang tinggi. Akhirnya mampu menghasilkan kesuksesan juga. Jika kita setia dalam perkara kecil, maka kita juga akan dipercaya dalam perkara yang besar. “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar,” demikian ajaran Yesus kepada para murid-Nya. Laksamana Angkatan Laut Amerika Serikat William H. McRaven pernah berpidato, "If you can't do the little things right, you will never do the big things right." (Jika kamu tidak bisa melakukan hal-hal kecil dengan benar, kamu tidak akan pernah bisa melakukan hal-hal besar dengan benar.) Dalam pidatonya itu ia menjelaskan bahwa melipat selimut setelah bangun pagi adalah tugas kecil yang mesti dilakukan. Jika itu dilakukan terus menerus akan memberi dorongan untuk penyelesaian tugas-tugas besar selanjutnya. Tindakan kecil ini menekankan pentingnya disiplin dan perhatian terhadap detail sebagai fondasi untuk mencapai hal-hal yang lebih besar dalam hidup. Maka lakukanlah hal-hal kecil dalam hidupmu, maka engkau akan mampu menyelesaikan hal-hal yang besar yang jadi tanggungjawabmu. Pak Ogah lari mengejar Unyil, Mereka ditertawai sama Meylan. Setialah dalam perkara kecil, Tugas besar akan menanti di depan. Wonogiri, kerjakan yang kecil-kecil Rm.A. Joko Purwanto, Pr Puncta 7 November 2025
Jumat Biasa XXXI Lukas 16:1-8 PERUMPAMAAN Yesus tentang perbuatan bendahara ini terasa rumit dan kontroversial. Kita tidak bisa memahaminya hanya dengan membaca kata per kata atau kalimat per kalimat. Apakah benar bendahara ini tidak jujur? Apakah anda mau bersahabat dengan orang yang tidak jujur? Apakah anda mau menerima orang yang tidak jujur menjadi teman anda? Apakah tidak mungkin anda juga diperlakukan dengan tidak jujur nantinya. Kepada para murid-Nya Yesus berkata, “Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.” Bendahara itu dituduh menghamburkan harta milik tuannya. Ia berbuat boros dengan harta majikannya. Dalam hukum agama Yahudi, orang tidak boleh meminjamkan dengan bunga kepada orang sebangsanya. Tetapi dunia bisnis sangat menggiurkan, maka kaum Farisi menepis aturan ini dan membiarkan ada pinjaman bunga berbunga. Jika si bendahara itu memotong bunga dari si peminjam, maka dia sedang berbuat baik. Ia meringankan beban si peminjam. Seratus tempayan minyak, artinya ia berhutang 50 tempayan kepada majikannya dan dikenai bunga 50 tempayan. Bunga untuk komoditas minyak cukup mahal, seratus persen. Sedangkan gandum, suku bunga yang berlaku untuk gandum berkisar antara 20-25%. Jadi nasabah yang satunya lagi telah meminjam 80 pikul gandum dengan hutang yang berbunga sehingga ia harus melunasinya dengan 100 pikul gandum. Ia hanya disuruh melunasi 80 pikul saja. Tindakan bendahara ini tidak merugikan majikannya. Sang Majikan tetap mendapat miliknya. Yang dipuji bukan tidak jujurnya. Tetapi kecerdikannya memikirkan masa depan hidupnya agar selamat. Menghambur-hamburkan harta tidak sama dengan tidak jujur. Menghamburkan itu mungkin konotasinya seperti kita yang suka mentraktir makan teman-teman di warung atau restoran. Ia tidak berpikir tentang uang, tetapi suka membahagiakan dengan mengajak temannya makan-makan. Perumpamaan ini lebih mengajak kita memikirkan keselamatan yang kekal. Mari kita menaburkan kebaikan untuk kehidupan abadi. Harta, uang, kedudukan atau milik kita adalah sarana mencari kebahagiaan kekal. Semua harus digunakan dengan sebaik-baiknya. Mencari ijasah sampai Australia, Kaya orang nganggur tak punya kerja. Berbuat kebaikan dimana-mana, Kita akan banyak sahabat dan saudara. Wonogiri, teruslah berbuat baik Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 6 November 2025
Kamis Biasa XXXI Lukas 15:1-10 FILM “Not One Less” mendapat penghargaan Golden Rooster kategori sutradara terbaik. Film ini menggambarkan kondisi sekolah dasar di pedalaman China yang amat miskin. Tokoh utamanya adalah Guru kecil Wei Minzhi yang harus menggantikan Guru Gao yang cuti karena ibunya sakit. Guru Wei diberi pesan agar tak satu pun murid boleh pergi dari sekolah. Guru kecil yang hanya lulus SD, polos, lugu, tak berpengalaman ini mulai mengajar dengan mengikuti pesan Guru Gao. Namun belum lama bertugas, ada dua anak pergi dari sekolah. Yang satu diambil pencari bakat dari kota. Yang lain adalah Zang Huike, murid badung di kelas, yang minggat dari sekolah karena mau mencari kerja di kota untuk menebus hutang ortunya. Dari sinilah kisah kegigihan Wei dimulai. Ia berusaha ke kota untuk menemukan Zang Huike. Dengan berjerih lelah, segala usaha ditempuh agar murid badung itu ditemukan. Dengan menahan lapar, haus, kelelahan dan putus asa, Wei sampai di depan kantor stasiun TV lokal. Ia akhirnya dipanggil manager TV dan diwawancarai. Adegan yang sangat mengharukan ketika ia disorot kamera dan memohon agar Zang Huike kembali ke sekolah. Sementara Zang terlunta-lunta menjadi gelandangan cilik di kota. Ketika ia sedang meminta makan di warung, pemilik warung melihat acara “Mencari Anak Hilang” di TV. Ia memanggil Zang untuk melihat Guru Wei di TV. Akhirnya anak hilang ini ditemukan. Mereka kembali ke desa dengan membawa banyak sumbangan dari warga yang tersentuh oleh perjuangan Guru kecil Wei. Yesus menceritakan perumpamaan tentang domba yang hilang. Bagi Tuhan seorang manusia sangat berarti. Ia akan mencari sampai bisa menemukan yang tersesat itu. Tak seorang pun dibiarkannya hilang, tidak selamat. Allah akan terus mencari sampai diketemukan. Sorga akan bergembira atas satu orang yang bertobat melebihi mereka yang tidak membutuhkan pertobatan. Sangat besarlah kasih dan kerahiman Allah sehingga Dia mau mencari sampai menemukannya karena yang Ia kehendaki hanya satu: keselamatan umat-Nya. Beli buah-buahan di dalam pasar, Banyak ibu juga sedang berbalanja. Kerahiman Tuhan sungguh besar, Orang berdosa diselamatkan-Nya. Wonogiri, mencari dan menyelamatkan Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 5 November 2025
Rabu Biasa XXXI Lukas 14:25-33 DALAM lakon Mahabarata, terkisah seorang pangeran dari Kerajaan Ekalaya bernama Palgunadi. Ia ingin menjadi murid Pandita Dorna, guru yang terkenal dari Hastinapura. Tetapi karena Dorna sudah berjanji hanya ingin memberi ilmu kepada para pangeran darah Kuru, maka Palgunadi ditolak. Merasa kecewa dan sedih, Palgunadi pergi ke hutan dan belajar otodidak agar lihai dalam ilmu memanah. Di dalam hutan ia membayangkan Resi Dornalah yang hadir memberi ilmu kesaktian. Berbulan-bulan Palgunadi belajar sendiri dalam keseriusan dan ketekunan. Suatu malam, terdengarlah lolongan anjing hutan membelah kesunyian. Palgunadi ingin menguji kesaktiannya. Ia mengarahkan mata batinnya kepada anjing yang melolong di kegelapan. Panah diarahkan pada sumber suara di kejauhan. Pada saat yang tepat ia melepaskan sembilan anak panah sekaligus. Anjing hutan itu terdiam seketika dan mati di tempatnya. Para kstaria Pandawa yang sedang berburu di hutan menemukan anjing itu mati terpanah. Ada sembilan anak panah menancap di mulut anjing itu. mereka heran campur kagum pada orang yang mampu menyaingi kemampuan Arjuna. Arjuna marah, merasa tersaingi dan bilang kepada Dorna, bahwa ada orang yang mampu menyaingi kemampuan memanahnya. Dorna memanggil Palgunadi yang ingin diterima sebagai murid. Dorna meminta satu syarat kepada Palgunadi. Ia harus rela menyerahkan jimat kekuatannya yaitu Mustika Ampal yang melekat di ibu jarinya. Demi bisa menjadi murid Dorna, Palgunadi merelakan ibu jarinya di potong. Ia kehilangan kesaktiannya. Untuk mengikuti Yesus ada harga yang harus diberikan oleh para murid-Nya yaitu kesetiaan total pada Sang Guru. Mengikut Tuhan Yesus berarti mengasihi Dia secara total. Mengikut Yesus berarti rela melepaskan dirinya secara total dari segala miliknya. "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” Beranikah kita merelakan apa yang kita miliki dan meninggalkan segala sesuatu untuk dapat menjadi murid Yesus? Sungguh totalkah kita menjadi murid Yesus? Pergi ke Bromo naik ke puncak atas, Walau badan capek nafas terengah-engah. Yesus menuntut semangat totalitas, Jadi murid tidak boleh setengah-setengah. Wonogiri, totalitas pelayanan Rm.A. Joko Purwanto, Pr Puncta 4 November 2025
Pw. St. Carolus Boromeus, Uskup Lukas 14: 15-24 SUATU kali saya mendapat undangan pesta perkawinan yang diadakan warga Melayu di Nanga Tayap. Saya tidak kenal keluarga yang mengundang. Undangan itu diedarkan tanpa nama melalui orang yang tidak saya kenal juga. Nampaknya memang undangan disebarkan kepada siapapun, bahkan yang tidak dikenal pun juga diundang ikut pesta resepsi pernikahan. Saya pernah datang di sana untuk ikut resepsi demi menghormati yang mengundang. Dalam Injil, ajaran Yesus ditanggapi oleh orang yang hadir mendengar-Nya. Orang itu berkata, "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." Mungkinkah ia berpikir bahwa Allah memilih-milih orang yang akan dijamu di dalam perjamuan-Nya? Yesus memberi perumpamaan tentang perjamuan besar. Tetapi orang-orang yang diundang memberi alasan tidak bisa datang. Ada yang membeli ladang. Ada yang membeli lembu dan mau mencobanya. Ada pula yang sedang kawin dan tidak bisa datang. Untuk itu Tuan yang empunya pesta menyuruh siapa saja diundang datang. Mereka yang ada di jalan-jalan, orang miskin, orang cacat, orang buta dan orang lumpuh. Tuan pesta belum akan puas jika tempat pesta masih ada yang tersisa. Siapa pun boleh datang ke perjamuan pesta. Kebaikan Allah ini harusnya ditanggapi dengan antusias dan sukacita. Bukan malah mencari aneka alasan untuk menolaknya. Kita sering mengabaikan kebaikan Tuhan. Tidak punya waktulah, sibuklah, banyak urusan dan pekerjaanlah. Sampai-sampai kita lupa tidak sempat datang ke pesta perjamuan-Nya. Jangan menyesal di kemudian hari, jika pintu perjamuan ditutup dan orang lain sudah masuk ke pesta itu. Kita terlalu sibuk dengan urusan diri sendiri, sehingga pintu Kerajaan Allah sudah tertutup bagi kita. Ke Pantai Jepara mencari udang, Udangnya lari ke Karimunjawa. Tuhan mengundang semua orang, Untuk memperoleh damai sejahtera. Wonogiri, datang ke undangan pesta Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 3 November 2025
Senin Biasa XXXI Lukas 14: 12-14 KETIKA adik saya menikah, mereka berdua sepakat untuk tidak mengadakan pesta resepsi. Mereka hanya mengundang rekan kerja dan beberapa orang ikut misa pemberkatan di gereja. Sesudah itu tidak ada acara pesta-pesta. “Yang penting bukan pestanya. Apa gunanya pesta besar-besaran kalau harus hutang banyak dan nanti sulit mengembalikannya. Yang penting kami sudah diberkati rama di gereja. Sudah sah resmi sebagai suami istri sakramental menurut aturan gereja,” begitu alasan mereka. Di rumah pun, mereka hanya mengadakan kenduri untuk tetangga sekitar untuk syukuran dan mohon doa restu bahwa mereka sudah diberkati di gereja. Sesudah itu keluarga berjalan dengan lega, gembira dan siap menjalani masa depan. Memang tidak mudah mengubah kebiasaan di desa. Orang menikah mesti harus pesta mengundang banyak orang. Walaupun harus berhutang, pinjam sana pinjam sini. Keluarga baru akan bertambah bebannya karena harus menanggung hutang. Yesus mengubah kebiasaan orang dalam mengadakan perjamuan. "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.” Yesus mengajak kita untuk berbagi kepada mereka yang miskin, lemah dan tersingkir. “Apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.” Yesus mau menegaskan bahwa perbuatan baik tidak harus dipamer-pamerkan agar diketahui banyak orang. Kita juga diajak untuk tidak menuntut balasan atas kebaikan yang kita berikan kepada orang lain. “Engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar." Memberi tanpa pamrih itulah yang dikehendaki Tuhan. Maukah kita berbagi tanpa mengharapkan balasan agar kemuliaan Tuhan makin diwartakan bagi semua orang? Bikin sambal bawang putih, Dicocol sama daging bergajih. Rela berbagi tanpa pamrih, Agar Tuhan dimuliakan lebih. Wonogiri, sepi ing pamrih Rm. A.Joko Purwanto, Pr Puncta 2 November 2025
Peringatan Arwah Semua Orang Beriman Yohanes 6: 37-40 KETIKA terjadi tsunami di Aceh, seorang Bruder Karmelit dari Tim PSE Keuskupan Medan ditugasi untuk menjadi relawan. Ia datang ke Meulaboh sehari setelah tsunami. Kota itu luluh lantak dan banyak korban berjatuhan. Ia menyaksikan banyak jenasah di mana-mana. Waktu itu masih sedikit relawan yang datang. Tugas pertama adalah memasukkan jenasah-jenasah itu ke kantong mayat dan menguburkannya. Suatu sore sesudah maghrib, Bruder masih memasukkan beberapa jenasah ke kantong mayat. Diperkirakan satu keluarga tertimbun reruntuhan bangunan. Karena malam makin gelap, ada satu jenasah yang sulit diambil dari reruntuhan. Bruder berpikir jenasah itu akan diangkat besuk saja. Ia meninggalkannya dan menguburkan yang lain. Namun pada malam hari, saat tidur, ia didatangi arwah jenasah yang ditinggalkan tadi. Orang itu bertanya, kenapa dia ditinggal sendiri dan tidak dimakamkan bersama saudaranya yang lain. Pada subuh yang masih gelap, Bruder bangun dan langsung menuju jenasah yang ditinggalkan semalam. Dengan mudah ia mengambil jenasah itu. Ia memakamkannya dengan berdoa semoga arwah-arwah itu damai dalam keabadian. Pada malam berikutnya, orang yang sudah dimakamkan itu mendatangi Bruder lagi dan mengucapkan banyak terimakasih. Ia pergi dengan damai. Sabda Yesus hari ini menguatkan kita bahwa siapa saja yang percaya kepada-Nya akan diselamatkan. Semua yang diberikan Bapa kepada Yesus akan datang kepada-Nya, dan Yesus tidak akan menolak siapa pun yang datang kepada-Nya. Bruder itu menjadi perpanjangan tangan Tuhan yang mengasihi siapapun tanpa terkecuali. Mendoakan, merawat orang yang meninggal dengan baik adalah cara membahagiakan mereka di alam baka. Mereka akan pergi dengan damai dan tenang karena dicintai dan disucikan dengan doa-doa dan penghormatan yang layak. Mari kita mendoakan para leluhur dan saudara-saudara kita yang meninggal. Karena kehendak Bapa adalah supaya setiap orang yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya memperoleh hidup yang kekal, dan akan dibangkitkan oleh Yesus pada akhir zaman. Makan mangut lele di kota Kendal, Pesan sepiring dimakan bertiga. Kita doakan mereka yang meninggal, Agar Yesus menyambutnya di sorga. Wonogiri, mendoakan arwah keluarga Rm. A. Joko Purwanto, Pr Puncta 1 November 2025
HR. Semua Orang Kudus Matius 5:1-12a NYADRAN atau Ruwahan dilakukan masyarakat Jawa untuk menghormati leluhur yang sudah meninggal. Nyadran berasal dari Bahasa Sansekerta “Sraddha” artinya kepercayaan. Sedang Ruwahan berasal dari kata Ruwah adalah salah satu nama kalender Jawa. Dalam acara Nyadran ada beberapa kegiatan yakni; membersihkan (besik) makam leluhur, kondangan atau kenduri, bersyukur dan berdoa serta kembul bojana atau makan bersama di jalan dekat makam desa. Di Banyuaeng, tempat saya lahir, tradisi Nyadran masih dan selalu dilaksanakan di dua pemakaman. Sesudah gotong royong bersih makam, keluarga-keluarga membawa jodhang tempat makanan untuk di doakan Pak Modin. Setelah doa selesai, kami berbagi untuk makan bersama dengan seluruh warga dengan sukacita dan penuh keakraban. Siapa pun boleh ikut di sana merayakan pesta Nyadran. Kerukunan dan silaturahmi kebersamaan dapat dirasakan bareng-bareng. Nyadran ala Katolik terjadi pada Bulan November ini. Gereja secara berturut-turut hari ini merayakan Hari Raya Semua orang Kudus. Pada hari berikutnya, kita merayakan peringatan arwah semua orang beriman. Makna dari perayaan ini adalah hidup orang-orang kudus itu menjadi teladan atau jalan bagi kita untuk mencapai kesempurnaan. Kita bisa mengikuti cara hidup mereka yang suci, tekun dalam iman dan dekat dengan Tuhan. Kita juga diingatkan bahwa kelak kita pun menuju kepada kematian. Mereka adalah Gereja yang jaya mulia bersama Tuhan. Kita semua sedang berziarah menuju ke sana. Nama orang-orang kudus ini kita pakai merasuk dalam diri kita sebagai nama baptis. Mereka adalah pendoa sekaligus teladan untuk kita mencapai kesucian. Kita bersyukur memiliki arah dan rambu-rambu yang jelas menuju keselamatan dengan teladan para kudus dalam Gereja yang disatukan dalam iman akan Kristus. Orang Kudus Santo pelindung kami, doakanlah dan tuntunlah kami menuju hidup surgawi. Minum anggur di pinggir telaga, Mabuk sedikit lupa pulangnya. Orang kudus hidup bahagia, Bersama Allah di dalam surga. Wonogiri, meneladan orang kudus Rm. A. Joko Purwanto, Pr |
Archives
December 2034
Categories |
RSS Feed