Puncta 5 September 2025
Jum’at Biasa XXII Lukas, 5:33-39 YESUS sedang makan di rumah Lewi si pemungut cukai bersama dengan sahabat-sahabatnya. Orang-orang Farisi juga ada bersama mereka. Orang Farisi itu bertanya, "Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum." Kaum Farisi mempunyai tradisi berpuasa. Puasa dilakukan sebagai sebuah ritual pendamaian. Mereka memperingati peristiwa pembuangan, sebuah bencana besar bagi Israel. Mereka berdukacita atas sejarah kelam bangsa. Puasa mengajak orang untuk bertobat, kembali pada Allah. Puasa juga memohon pertolongan Tuhan untuk melindungi bangsa. Inilah awalnya mereka berpuasa. Namun selanjutnya puasa dihayati hanya sebagai sebuah ritual biasa, demi sebuah kewajiban dari aturan keagamaan. Pertanyaan mereka bernada menyalahkan dan menghakimi murid-murid Yesus yang tidak mengikuti tradisi mereka. Masalahnya bukan ikut berpuasa atau tidak. Tetapi apa dasarnya melakukan puasa. Jangan hanya mengikuti tradisi tetapi tidak tahu alasan yang mendasarinya. Yesus menjawab dengan peristiwa perjamuan kawin. "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sementara mempelai itu bersama mereka?" Orang Yahudi tidak berpuasa saat mempelai ada di antara mereka. Yesus menempatkan diri sebagai mempelai yang berada di tengah-tengah mereka. Kerajaan Allah diumpamakan sebagai perjamuan nikah. Sang Mempelai ada bersama kita. Maka kita berpesta, bergembira dan tidak berpuasa. Kita merayakan kegembiraan bersama mempelai pria. Yesus mengajarkan bahwa puasa tanpa dasar yang jelas hanyalah tradisi buta. Melakukan ajaran agama tanpa tahu dasar-dasarnya menjadi sia-sia belaka. Akibatnya bisa berbahaya. Orang mudah menghakimi dan menyalahkan orang lain yang berbeda dengan tradisi mereka. Dari sini kita diajari untuk mengetahui alasan yang mendasari tradisi atau kebiasaan agama. Tidak hanya asal ikut-ikutan tanpa tahu dasarnya yang jelas. Berlari-lari di tengah hutan, Dikejar-kejar oleh anak-anak macan. Jangan hanya suka ikut-ikutan, Nanti kita bisa diombang-ambingkan. Wonogiri, bertindak atas dasar yang tegas. Rm. A. Joko Purwanto,Pr
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2034
Categories |