Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki

katekese

Mencintai Musuh

9/11/2025

0 Comments

 
Puncta 11 September 2025
Kamis Biasa XXIII
Lukas 6: 27-36

KETIKA terjadi pengrusakan villa atau rumah yang dipakai untuk retret anak-anak Kristen di Cidahu, KDM (Kang Dedi Mulyadi), Gubernur Jawa Barat langsung turun memberi sumbangan perbaikan rumah yang dirusak massa. 

Namun pemilik rumah berniat memberikan dananya untuk membantu rumah ibadah yang ada di desa itu.

Inilah wujud kongkret dari perintah Yesus untuk mengasihi mereka yang membenci kita. 

Ada banyak tindakan intoleransi, kebencian, pengrusakan karena perbedaan agama. Ada yang sengaja menanamkan bahwa orang yang berbeda itu adalah musuh, pesaing, lawan yang harus dihancurkan. 

Padahal agama seharusnya mengajarkan cintakasih, saling menghormati dan hidup rukun dalam keberagaman. 

Di tengah-tengah kita masih ada gesekan-gesekan karena perbedaan agama, suku, ras dan adat istiadat. 

Sabda Yesus hari ini mengajak kita untuk menerima dan mencintai siapa pun, juga musuh-musuh atau orang-orang yang membenci kita. 

"Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.”

Mengasihi itu tidak pilih kasih, hanya untuk kelompok sendiri, yang seiman atau sedaerah. Tetapi bagi siapa saja tanpa pandang bulu.

Yesus menegaskan ini, “Jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? 
Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. 

Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian.”

Menjadi pengikut Kristus dituntut lebih daripada yang lain. Tidak hanya mengasihi orang yang mengasihi kita, tetapi juga orang-orang yang membenci kita. 

Berani mengampuni atau paling sedikit mendoakan mereka yang membenci kita adalah perwujudan kasih yang nyata.

Jalan-jalan di Pangandaran,
Menikmati ombak dari lautan.
Kasih tidak membeda-bedakan,
Kasih membangun kerukunan.

Wonogiri, kasihilah musuhmu
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Prabu Bel Gedhuwel Beh

9/10/2025

0 Comments

 
Puncta 10 September 2025
Rabu Biasa XXIII
Lukas 6:20-26

DUNIA ini bisa berputar seperti roda. Kadang ada di atas, kadang ada di bawah. Begitu pula dengan hidup kita. Orang Jawa bilang, “Urip kuwi kaya cakra manggilingan.” Artinya hidup itu ibarat sebuah roda yang berputar.

Dalam dunia wayang, ada sebuah lakon carangan “Petruk dadi Ratu.” Petruk yang senyatanya adalah hamba, rakyat jelata berhasil menjadi raja. 

Ia bergelar Prabu Bel Gedhuwel Beh. Dia berkuasa di Kerajaan Mulwarengka.

Nama ini adalah akronim untuk menyindir kondisi sosial masyarakat.  Rajane sugih blegedhu rakyate dhedel dhuwel kabeh (Raja atau pejabatnya kaya raya, rakyatnya miskin dan hancur semuanya). Cerita ini masih tetap relevan bagi kondisi kita saat ini.

Yesus mengingatkan dan memberi pengharapan kepada mereka yang sedang miskin, lapar, menangis dan menderita karena dianiaya demi kebenaran. 

Tuhan tidak tidur, ya “Gusti mboten sare.” Pada saatnya nanti Tuhan pasti akan bertindak.

Demikian juga bagi mereka yang sedang berkuasa, kaya, kenyang dan senang dipuji-puja diperingatkan oleh Tuhan, agar tidak jumawa dan puas diri. 

Yang berkuasa bisa diturunkan dari tahta. Yang kenyang akan mengalami kelaparan. Yang kaya hartanya akan hilang seketika.

Leluhur kita memberi pesan singkat dalam hidup yakni, “Ojo Dumeh.” Nasehat ini mengandung makna jangan pakai aji mumpung. 

Mumpung berkuasa lalu menindas rakyatnya. Mumpung kaya lalu berfoya-foya. Mumpung hebat lalu bertindak nekad.

Di dunia ini segala sesuatu ada waktunya. Ketika sedang ada di bawah, kita terus berusaha dengan tawakal. Ketika berada di atas, kita tetap rendah hati dan jangan terlena. 

Dalam kutipan injil ini Yesus memberi pengharapan kepada mereka yang miskin, lapar dan dianiaya. Berbahagialah….sebab upahmu besar di surga. 

Tetapi Yesus juga memperingatkan kepada mereka yang sekarang kenyang, berkuasa, tertawa-tawa, karena kita bisa jatuh oleh kecerobohan kita.

Petruk dadi Ratu bisa menjadi cermin yang mengingatkan kita untuk selalu waspada dan hati-hati dalam bertindak dan membuat segala keputusan agar tidak terjungkal-jungkal di jalan kehidupan.

Bapak Petruk pernah jadi raja,
Bikin istana di Mulwarengka.
Lebih baik miskin tapi bahagia,
Darpada kaya malah menderita.

Wonogiri, berbahagialah kamu….
Rm. A.Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Doa Adalah Kekuatan Langit

9/9/2025

0 Comments

 
Puncta 9 September 2025
Selasa Biasa XXIII
Lukas 6: 12-19

UNTUK memulai atau melakukan sesuatu yang penting dan besar kita biasanya memohon pertolongan Tuhan lewat doa. Menjelang ujian atau pendadaran, anak-anak pergi ke gereja untuk berdoa. Ada juga yang berziarah ke Bunda Maria, mohon pertolongan.

Tidak jarang pada musim-musim ujian gereja dipenuhi anak muda dan ibu-ibu yang mendoakan anak-anaknya. Pada saat-saat yang menentukan, orang membutuhkan pertolongan dari Tuhan. 

Ketika Yesus hendak memilih rasul-rasul-Nya, Dia juga memerlukan dialog dengan Bapa-Nya dalam keheningan dan doa. 

Lukas menceritakan bahwa pemilihan murid ini diawali Yesus dengan berdoa di atas bukit dan semalam-malaman Dia mencari keheningan.

Yesus memilih tempat khusus dan waktu yang lama. Semalam-malamam Dia berdoa. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memilih murid-murid yang nanti akan mengikuti dan melanjutkan karya-Nya.

Kita diajarkan oleh Tuhan Yesus bahwa dalam setiap pilihan dan keputusan kita mesti memulainya dengan doa, berdialog dengan Tuhan. Entah masalahnya berat atau ringan, kita membutuhkan pertolongan Tuhan.

Kita juga diajarkan untuk mengajak orang lain ikut terlibat dalam langkah hidup kita. Entah itu saudara dekat, keluarga, atau sahabat dapat kita ajak bekerjasama melakukan karya-karya kebaikan. 

Yesus tidak berkarya sendiri. Ia sekarang memanggil kita semua masuk dalam lingkaran rasul-rasul-Nya. Kita juga dipanggil melanjutkan karya-Nya di tengah-tengah dunia. Beranikah kita menjawab panggilan-Nya?

Jangan lupa memulai sesuatu dengan berdoa. Doa adalah kekuatan langit yang tiada taranya. Doa membuat yang mustahil menjadi nyata.

Berziarah ke Kapel Pajangan,
Melihat wajah penuh kerahiman.
Panjatkan doa pada Tuhan,
Dia pasti akan mengabulkan.

Wonogiri, berdoalah senantiasa
Rm. A.Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Maria, Teladan Hidup Beriman

9/8/2025

0 Comments

 
Puncta 8 September 2025
Pesta Kelahiran St. Maria
Matius 1.1-16.18-23

WANITA selalu menjadi sumber inspirasi yang tak pernah habis. Banyak karya agung muncul dari kehadiran wanita. Ambil contoh Leonardo da Vinci melukis wajah perempuan yang diberi nama Mona Lisa. 

Lukisan yang sangat terkenal ini menggambarkan kekaguman da Vinci pada sosok perempuan yang sangat luar biasa. Lukisan ini kini tersimpan di Museum Louvre di Perancis dan selalu ramai dikunjungi orang.

Dalam iman Katolik, kita juga memiliki perempuan yang luar biasa yaitu Bunda Maria. Dialah pribadi yang dipilih Allah untuk melahirkan Mesias, Sang Penebus. 

Sejak manusia jatuh dalam dosa oleh seorang peremuan, yaitu Hawa, Allah menjanjikan penyelamat melalui perempuan juga.

Kitab Nabi Yesaya dan Nabi Mikha telah meramalkan bahwa akan muncul seorang Mesias, penyelamat Israel yang dilahirkan dari rahim seorang wanita. 

Jadi sejak sediakala Allah telah menyiapkan perempuan untuk menjadi sarana keselamatan kita.

Kepenuhan nubuat Mikha itu dikisahkan dalam Injil Matius yang menuliskan silsilah dan kelahiran Yesus dari seorang perempuan, yaitu Maria. 

Hari ini kita merayakan pesta kelahiran Maria. Tentu saja, dalam Kitab Suci tidak dikisahkan lahirnya Maria.

Kita membaca dari tulisan St. Paulus yang berkata, “…Setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan…” Nama perempuan itu adalah Maria yang ditulis dalam Kitab Suci.

Gereja percaya bahwa sejak semula Allah telah memilih Maria sebagai penyalur rahmat penebusan bagi manusia. Gereja mengajarkan bahwa Maria telah ditentukan Allah sedari kekal untuk mengandung dan melahirkan AnakNya. Untuk itu ia suci sejak lahirnya dan dikandung tanpa noda dosa asal.

Kita menerima pengakuan iman ini dan memuliakan Maria sebagai teladan hidup beriman semua orang. Kita bisa mencontoh kesetiaan, kerendahan hati, ketulusan dan pengorbanan Maria dari awal sampai akhir hidup Yesus. 

Dari melahirkan sampai menerima jenasah Yesus di pangkuannya, Maria menunjukkan keteguhan imannya yang sangat kuat. 

Bunda Maria, doakanlah kami orang yang lemah ini. Semoga kami mampu meneladan sikapmu yang taat pada kehendak Bapa.

Bunga mawar merah merona,
Tumbuh subur di Gunung Lawu.
Santa Maria teladan penuh cinta,
Ajari kami mencintai Putramu.

Wonogiri, doakanlah kami Maria
Rm. A.Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Bagaimana Nasib IKN?

9/7/2025

0 Comments

 
Puncta 7 September 2025
Minggu Biasa XXIII, Minggu Kitab Suci Nasional
Lukas 14: 25-33

MEMBANGUN rumah kecil saja harus memperhitungkan berbagai hal. Bagaimana modalnya, apakah sudah mencukupi atau belum. Harus hutang atau pinjam mertua? 

Bagaimana dengan bahan materialnya, pilih yang kawe-kawe atau yang kualitas bagus? Kapan waktu pembangunannya. Semua harus dipikir dengan cermat.

Apalagi membangun Ibukota Negara yang akan pindah dari Jakarta ke Kalimantan Timur, yang masih hutan perawan. Bagaimana nasib pembangunan IKN sekarang? Semoga tidak mangkrak seperti kasus Hambalang. 

Untuk menjadi murid Yesus, orang juga harus mempertimbangkan diri dengan matang. Ia harus berpikir sungguh-sungguh ibarat seorang yang akan membangun rumah, menyiapkan segala-galanya.

Yesus menuntut persyaratan yang tidak mudah. "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”

Mengikuti Yesus tidak bisa setengah-setengah. Ia harus total mengorbankan banyak hal; orangtua, sanak saudara, bahkan berani mati mengorbankan nyawanya. 

Santo Polikarpus diancam dan ditangkap oleh Gubernur Roma. Ia diadili dan dituduh kafir. Ia dipaksa menyembah Kaisar dan menghujat Kristus. 

“Ubahlah pendirianmu dan kamu akan selamat,” bujuk Gubernur. Tetapi Polikarpus menjawab, "Selama 86 tahun aku telah mengabdi kepada Kristus dan Ia tidak pernah menyakitiku. Bagaimana aku dapat mencaci Raja Kristus yang telah menyelamatkanku?" 

Polikarpus Uskup Smyrna (sekarang wilayah Turki) dibakar hidup-hidup dan ditikam oleh algojo. Ia mengikuti Kristus sampai akhir hayatnya. Ia menjalankan apa yang disyaratkan Kristus sebagai murid yang setia.

Bagaimanakah dengan kita yang mengaku diri sebagai murid-muridNya? 

Beranikah kita berkorban dan memberikan diri secara total kepada Kristus? Maka pikirkanlah dengan matang jika ingin menjadi murid-Nya.

Tuntutan pendemo harus dikawal,
Jangan berhenti pada janji-janji belaka.
Mengikuti Kristus harus total,
Tidak mungkin hanya semaunya saja.

Wonogiri, totalitas dan loyalitas
Rm. A.Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Mobil Ambulance Prioritas

9/6/2025

0 Comments

 
Puncta 6 September 2025
Sabtu Biasa XXII
Lukas 6:1-5

ATURAN memang harus ditaati dan dilaksanakan. Kalau tidak, masyarakat menjadi kacau dan semaunya sendiri. Kita bisa bayangkan kalau lampu lalu lintas di jalan mati. 

Pengemudi jadi kacau balau tak beraturan. Kemacetan dan suara klakson dan orang marah membentak-bentak saling teriak.

Peraturan itu perlu demi keteraturan hidup bersama. Tetapi juga dipahami pada saatnya ada pengecualian. Misalnya, jika ada orang sakit kritis dibawa mobil ambulance.  

Ambulance itu boleh melanggar aturan demi menyelamatkan nyawa orang. Semua orang harus memberi jalan bagi ambulance yang melintas. Kalau tidak, dia kena pasal menghalangi ambulance.

Kaum Farisi memandang aturan secara harafiah atau letterlijk. Aturan adalah aturan, harus ditaati sedetail-detailnya. Kalau tidak, orang mendapat hukuman atau sangsi. Mereka menegur murid-murid Yesus yang memetik gandum pada hari Sabat. 

Yesus berbeda pandangan dengan kaum Farisi. Mentaati aturan harus disertai dengan motivasi atau niat yang benar. Ia mengambil contoh saat Daud dan pengikutnya makan roti sajian yang dipersembahkan hanya untuk para imam Bait Allah.

Daud melanggar aturan demi menyelamatkan nyawa prajuritnya yang kelaparan. Yang utama adalah keselamatan manusia, bukan aturannya. Maka Yesus mengatakan “Anak Manusia adalah tuan atas hari Sabat.” 

Yang diutamakan disini adalah Tuhan, bukan hari Sabatnya. Tuhan datang untuk menyelamatkan manusia bukan menyengsarakan, mempersulit dan membuat manusia menderita. Keselamatan manusialah yang bagi Tuhan menjadi nilai utama.

Aturan dijunjung demi keselamatan bersama. Kalau aturan membelenggu dan mempersulit untuk menyelamatkan manusia, ya seperti mobil ambulance itu harus diberi jalan demi keselamatan kita.

Jangan mudah menggunakan aturan hanya untuk menyalahkan atau menghakimi orang lain. Apalagi untuk mencari amplop demi kantong sendiri.

Pergi ke kota naik delman,
Kudanya kecing di pinggir jalan.
Kita harus mentaati aturan,
Keselamatan harus diutamakan.

Wonogiri, ikuti aturan yang baik
Rm. A. Joko Purwanto,Pr
0 Comments

Alasan Sebuah Tindakan

9/5/2025

0 Comments

 
Puncta 5 September 2025
Jum’at Biasa XXII
Lukas, 5:33-39

YESUS sedang makan di rumah Lewi si pemungut cukai bersama dengan sahabat-sahabatnya. Orang-orang Farisi juga ada bersama mereka. 

Orang Farisi itu bertanya, "Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum."

Kaum Farisi mempunyai tradisi berpuasa. Puasa dilakukan sebagai sebuah ritual pendamaian. Mereka memperingati peristiwa pembuangan, sebuah bencana besar bagi Israel. Mereka berdukacita atas sejarah kelam bangsa. 

Puasa mengajak orang untuk bertobat, kembali pada Allah. Puasa juga memohon pertolongan Tuhan untuk melindungi bangsa. Inilah awalnya mereka berpuasa. 

Namun selanjutnya puasa dihayati hanya sebagai sebuah ritual biasa, demi sebuah kewajiban dari aturan keagamaan.

Pertanyaan mereka bernada menyalahkan dan menghakimi murid-murid Yesus yang tidak mengikuti tradisi mereka. 

Masalahnya bukan ikut berpuasa atau tidak. Tetapi apa dasarnya melakukan puasa. Jangan hanya mengikuti tradisi tetapi tidak tahu alasan yang mendasarinya.

Yesus menjawab dengan peristiwa perjamuan kawin. "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sementara mempelai itu bersama mereka?" 
Orang Yahudi tidak berpuasa saat mempelai ada di antara mereka.

Yesus menempatkan diri sebagai mempelai yang berada di tengah-tengah mereka. Kerajaan Allah diumpamakan sebagai perjamuan nikah. 

Sang Mempelai ada bersama kita. Maka kita berpesta, bergembira dan tidak berpuasa. Kita merayakan kegembiraan bersama mempelai pria.

Yesus mengajarkan bahwa puasa tanpa dasar yang jelas hanyalah tradisi buta. Melakukan ajaran agama tanpa tahu dasar-dasarnya menjadi sia-sia belaka. 

Akibatnya bisa berbahaya. Orang mudah menghakimi dan menyalahkan orang lain yang berbeda dengan tradisi mereka.

Dari sini kita diajari untuk mengetahui alasan yang mendasari tradisi atau kebiasaan agama. Tidak hanya asal ikut-ikutan tanpa tahu dasarnya yang jelas. 

Berlari-lari di tengah hutan,
Dikejar-kejar oleh anak-anak macan.
Jangan hanya suka ikut-ikutan,
Nanti kita bisa diombang-ambingkan.

Wonogiri, bertindak atas dasar yang tegas.
Rm. A. Joko Purwanto,Pr
0 Comments

Di Luar Nalar

9/4/2025

0 Comments

 
Puncta 4 September 2025
Kamis Biasa XXII
Lukas 5:1-11

SATU-SATUNYA penumpang yang selamat dalam kecelakaan naas pesawat Air India AI 171 pada 12 Juni 2025 adalah Vishwash Kumar Rames. 

Pria Inggris keturunan India ini duduk di kursi 11A dan berhasil selamat di antara reruntuhan puing-puing dan kobaran api di pesawat.

Ada 142 penumpang yang tewas dan belasan penduduk di sekitar jatuhnya pesawat juga menjadi korban. Tidak ada semenit setelah lepas landas di Bandara Ahmedabad, Gujarat India, pesawat itu jatuh di pemukiman. 

Yang mengherankan dan menjadi perbincangan adalah bagaimana Kumar Rames bisa hidup dan selamat. Sesuatu yang tidak bisa dipikir secara akal sehat. Semua crew, pramugari dan penumpang tewas. Tetapi ada satu orang yang masih hidup.

Rencana Tuhan tidak bisa ditebak. Kehendak-Nya tetap menjadi misteri bagi manusia yang kerdil ini. Begitu pun yang dialami oleh Petrus dan teman-temannya. Sepanjang malam mereka mencari ikan di danau. Tetapi mereka tak mendapatkan apa-apa.

Mereka adalah nelayan yang sudah berpengalaman. Danau Genesaret adalah hidup mereka. Setiap hari mereka bekerja di danau itu. Mereka sangat paham dimana ada ikan yang bisa ditangkap. Tetapi malam itu, tak seekor pun yang dibawa pulang.

"Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa,” keluh kesah Simon ketika disuruh untuk menebarkan jala. Mereka sudah kerja mati-matian di malam gelap. Tetapi hasilnya nihil.

Rencana Tuhan berbeda dengan kemauan manusia. "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Perintah Yesus berwibawa. 

Yesus bukan nelayan. Ia hanya anak tukang kayu, guru desa yang berkeliling kemana-mana. Tidak punya pengalaman seperti Petrus dan teman-temannya.

“Karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Kesetiaan dan keyakinan Petrus pada Sang Guru menuai hasil di luar logika. Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.

Apakah kita berani mempercayakan diri kepada Tuhan seperti Petrus yang yakin akan sabda-Nya? Rencana dan kehendak-Nya seringkali di luar jangkauan akal budi kita, asal kita mau percaya kepada-Nya.

Terburu-buru pakai celana terbalik,
Umat senyum dan tertawa-tawa.
Kehendak Tuhan pasti yang terbaik,
Kita hanya bisa pasrah mengikuti-Nya.

Wonogiri, ikuti sabda-Nya
Rm. A. Joko Purwanto,Pr
0 Comments

Egoisme Spiritual

9/3/2025

0 Comments

 
Puncta 3 September 2025
Pw. St. Gregorius Agung, Uskup dan Pujangga Gereja
Lukas 4:38-44

DALAM perikop ini ada banyak hal bisa direnungkan. Karya dan kata-kata Yesus sangat inspiratif sehingga kita bisa memetik hikmat dari apa yang diajarkan. 

Setelah penyembuhan di Sinagoga, Yesus diajak berkunjung ke rumah ibu mertua Simon yang sedang sakit. Yesus menyembuhkan ibu mertua Simon. 

Tetapi setelah itu banyak orang sakit yang dibawa ke hadapan Yesus, mereka semua juga disembuhkan dengan penumpangan tangan-Nya. Sepanjang hari Yesus berkarya menolong orang sakit.

Saya tertarik dengan reaksi orang-orang yang ada di situ. Mereka semua meminta agar Yesus tetap tinggal di kota mereka. 

Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka.

Mereka ingin agar mukjizat-mukjizat itu hanya untuk mereka saja. Yesus tidak boleh pergi dari kota mereka. Inilah yang disebut egoisme spiritual. Kekayaan rohani hanya dimiliki untuk diri sendiri dan tidak dikembangkan untuk melayani banyak orang.

Kita sering merasa bangga dan puas kalau bisa berbahasa roh, berkotbah sampai berkobar-kobar, punya kuasa menyembuhkan, mendoakan, tetapi hanya berhenti pada kepuasan diri sendiri dan mengejar harga diri.

Yesus mengajak kita untuk melayani siapa pun dan dimana pun tanpa mengejar kepuasan diri atau kehormatan atas segala keberhasilan.

 Ia berkata kepada mereka: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.”

Yesus menegaskan bahwa panggilan kita adalah untuk diutus mewartakan Kabar Sukacita kepada siapa pun juga. Karunia itu tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi demi keselamatan banyak orang.

Apakah kita sudah menjadi utusan yang baik, tidak berhenti pada kepuasan diri karena banyak dipuja-puja? Karunia itu untuk dibagikan, bukan digenggam untuk diri sendiri.

Kalau demo jangan bikin kerusakan,
Awas ada pihak yang menunggangi.
Kita diberi karunia untuk dibagikan,
Bukan untuk kepuasan diri sendiri.

Wonogiri, mari saling berbagi
Rm. A. Joko Purwanto,Pr
0 Comments

Mampu Mengenal Allah

9/2/2025

0 Comments

 
Puncta 2 September 2025
Selasa Biasa XXII
Lukas 4: 31-37

KENDATI Kumbakarna itu berada di pihak yang salah, tetapi dia mempunyai prinsip yang tegas untuk membela kebenaran. 

Dia menasehati kakaknya, Rahwana untuk mengembalikan Sinta kepada Rama, suaminya. Dia mengkritik tindakan Rahwana menculik Sinta sebagai hal yang tidak benar. 

Begitu pula Bisma, kendati dia berada di pihak Kurawa, namun sebagai resi dia selalu menasehati agar negeri itu dikembalikan kepada yang berhak yaitu Pandawa. 

Bisma menyatakan apa yang benar adalah benar. Kurawa salah harus dikatakan salah.

Mereka berdua ibarat bunga teratai, walaupun berada di lumpur yang kotor dan bau, keindahannya tidak terpengaruh oleh lingkungannya. 

Apa yang baik akan terlihat baik dan apa yang buruk tetap nampak buruk.

Yesus datang ke Kapernaum. Di rumah ibadat ada seorang yang kerasukan iblis. Dari iblis itu terucap siapakah Yesus yang sebenarnya. “Aku tahu siapa Engkau: yang Kudus dari Allah.”

Walaupun kata-kata itu keluar dari mulut si iblis, tetapi kualitas atau isi pernyataan yang diucapkan adalah benar. Ungkapan itu menunjukkan nilai dari tindakan dan kata-kata Yesus menegaskan kuasa Allah.

Kita kadang bisa belajar dari pihak yang berbeda, yang berlawanan, mereka yang dianggap kotor, jelek, bodoh atau tolol. 

Dalam perikope ini kita bisa belajar dari orang yang kerasukan iblis. Dia bisa mengenal dan mengakui siapa Yesus itu.

Iblis yang berseberangan dengan manusia saja bisa mengenal siapa Yesus sesungguhnya, apalagi kita manusia yang punya otak, pikiran dan nalar yang genap. 

Apakah kita yang mengaku sebagai pengikut Kristus sungguh-sungguh bisa mengenali dan mengikuti Dia, Yang Kudus dari Allah?

Danau Toba airnya bersih,
Banyak ikan mencari mangsa.
Kita gunakan pikiran jernih,
Mari kita saling berbela rasa.

Wonogiri, Indonesia damai
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments
<<Previous

    Archives

    December 2034
    September 2025
    August 2025
    July 2025
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    February 2024
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    July 2021

    Categories

    All
    Hello Romo!
    Katekese
    Puncta
    Rubrik Alkitab

    RSS Feed

Site powered by Weebly. Managed by Rumahweb Indonesia
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki