Puncta 3 Oktober 2025
Jum’at Biasa XXVI Lukas 10:13-16 KITA pasti hapal dengan kisah Malin Kundang. Cerita rakyat ini berasal dari Sumatera Barat. Tepatnya di desa Air Manis yang diapit oleh Pulau Pisang Besar dan Pisang kecil. Sekarang menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi turis. Tokoh utama dalam kisah ini adalah Malin dan ibunya Mande. Ibu Mande memelihara Malin yang dikundang-kundang (digendong kemana-mana) sendirian, karena suaminya pergi merantau tak pernah kembali. Oleh orang kampung, anak ibu Mande dikenal dengan Malin Kundang. Ia tumbuh menjadi pemuda yang gagah. Malin akhirnya juga berlayar untuk merantau. Dia berhasil menjadi saudagar kaya raya. Ia pulang ke kampung halamannya, disambut oleh warga dan ibunya yang miskin tua renta. Namun Malin tidak mau mengakui Mande sebagai ibunya. Karena kaya, ia menjadi angkuh dan sombong. Akibatnya, Mande mengutuk anak yang durhaka itu. Ia minta kepada Tuhan Yang Mahakuasa, agar menghukum anaknya. Malin Kundang dikutuk menjadi batu dan terdampar di pantai bersama puing-puing kapalnya. Yesus mengecam tiga kota yakni Khorazim, Betsaida dan Kapernaum. Kecaman adalah peringatan kepada warga kota itu untuk bertobat. Mereka diminta untuk bertobat karena telah mendapat banyak mukjizat Tuhan. Kebaikan Tuhan harus ditanggapi dengan perubahan hidup, alias bertobat. Tanpa usaha pertobatan atau perubahan ke arah kebaikan, tidak ada artinya belas kasih Tuhan itu. Maka Yesus prihatin dan mengungkapkan kecamannya terhadap penduduk tiga kota itu. "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung.” Kita pun juga diajak bertobat, memperbaharui diri karena Allah begitu baik kepada kita. Tanpa pembaharuan hidup kita tidak menghasilkan buah-buah iman. Janganlah kita menjadi anak durhaka seperti Malin Kundang. Mari kita bertobat. Malin Kundang naik pesawat, Menuju ke Padang, Sumatra Barat. Mari kita semua bertobat, Perbaharui diri agar kita selamat. Wonogiri, tak ada kata terlambat. Rm. A.Joko Purwanto,Pr
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2034
Categories |