Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki

katekese

Menghargai Perjuangan Orang

12/13/2024

0 Comments

 
Puncta 13 Desember 2024
PW. St. Lusia, Perawan dan Martir
Matius 11: 16-19

MENGIKUTI kemauan atau pikiran orang banyak pasti tidak akan ada habis-habisnya. Bahkan kita bisa dibikin pusing karenanya. Begitu pun melayani umat yang banyak maunya, tidak mungkin kita bisa memuaskan semuanya. Ada orang yang puas, pasti ada pula yang kecewa.

Yesus mengkritik sikap orang-orang Yahudi yang seperti anak-anak di pasar. “Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? 

Kata Yesus, “Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung.”

Seorang Guru Besar Fisika Amerika keturunan China, Lin Lian Duo mengungkapkan kegelisahannya atas penilaian Orang Barat terhadap bangsanya. 

Puisi berjudul “Bagaimana Anda Ingin Kami Bertahan Hidup?” menggambarkan bagaimana dunia Barat menghadapi kemajuan di China. Saya kutip sebagian puisinya:

Di masa lampau, saat kami masih sebagai bangsa pesakitan di Asia Timur, kami dituding “Bencana Kuning.” Sekarang ini saat kami diramalkan akan menjadi negara super power, kami dituduh sebagai ancaman utama terhadap dunia

Di masa lampau, kami menganut faham komunisme untuk membangun negeri, kalian menghujat kami sebagai pembangkang. Sekarang ini saat kami melaksanakan sistem kapitalisme, lagi-lagi kalian pula yang mencaci kami sebagai kaum kapitalis.

Di masa lampau, saat kami sangat sangat miskin, kalian memandang kami seperti anjing. Sekarang ini saat kami meminjamkan uang untuk kalian, kalian menyalahkan kami telah menyebabkan hutang luar negri kalian membengkak. 

Sekarang kami mengembangkan industrialisasi, kalian menuding kami sebagai pencemar lingkungan. Sekarang kami menjual produk kami kepada kalian, kalian pula yang menuduh kami biang kerok pemanasan global.

Marilah kita menghargai karya-karya baik dan perjuangan orang, jangan mudah mencari keburukannya. Kalau anda diminta melakukannya, belum tentu anda bisa mewujudkannya. Mari kita belajar menghargai jerih payah orang lain.

Ke pasar membeli es lilin,
Jatuh ke tanah dijilat anjing.
Sukanya menuntut orang lain,
Disuruh kerja lari pontang-panting.

Wonogiri, jangan berpikiran plin-plan
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Belajar dari Nelson Mandela

12/12/2024

0 Comments

 
Puncta 12 Desember 2024
Kamis Adven II
Matius 11: 11-15

PADA tanggal 5 Desember 2013, Afrika Selatan kehilangan seorang presiden yang telah mengubah peradaban bangsa itu. Dialah Nelson Mandela. Dia berjuang melawan politik apartheid yaitu pembedaan warna kulit. 

Puluhan tahun kaum kulit hitam Afrika Selatan dijajah oleh orang Inggris dan Belanda. Mandela melawan politik yang diskriminatif dan menindas ini. Ia pernah dipenjara selama 27 tahun. Hidup dalam penderitaan dan penganiayaan.

Tahun 1994 ia terpilih menjadi presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan. Ia berjanji hanya akan memerintah selama satu periode. 

Ia menciptakan dasar-dasar hidup bagi emansipasi, kesetaraan gender, demokrasi, hak asasi dan keadilan sosial.

Jejak perjuangannya diakui oleh dunia. Maka PBB menetapkan tanggal 18 Juli yaitu hari kelahirannya, sebagai Hari Internasional Nelson Mandela. Ia membuka jalan bagi para penerusnya agar membangun Afrika secara demokratis dan berkeadilan.

Hari ini Yesus memuji kehadiran Yohanes Pembaptis di tengah-tengah bangsanya. Yesus berkata; ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.”

Yohanes adalah perintis, pembuka jalan bagi Sang Juruselamat. Ia berjuang melawan kekuasaan Herodes. Yohanes mewartakan tentang kebenaran, keadilan dan hidup sosial yang benar. 

Ia pernah dipenjara karena memprotes kelakuan Herodes yang melanggar norma moral. Yohanes mati dipenggal kepalanya.

Banyak orang diinspirasi oleh perjuangan Yohanes Pembaptis ini. Ada Gandhi, Mandela, Mother Teresa, Romo Mangunwijaya dan tokoh-tokoh yang lain. Mereka berjuang untuk kebebasan, keadilan dan kemanusiaan.

Marilah kita teruskan perjuangan mereka. Dunia masih membutuhkan pejuang-pejuang hak asasi manusia, keadilan dan kesetaraan. 

Penindasan dan ketidakadilan masih ada dimana-mana. Jangan lelah bekerja bersama Tuhan demi memanusiakan manusia dengan martabatnya yang luhur.

Banyak pengamen jalanan,
menyanyi tanpa perasaan.
Berjuang untuk keadilan,
Menjunjung nilai kebenaran.

Wonogiri, mari berjuang bersama
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

A Shoulder to Cry On

12/11/2024

0 Comments

 
Puncta 11 Desember 2024
Rabu Adven II
Matius 11: 28-30

SALAH satu lirik dalam lagu A Shoulder to Cry On yang dilantunkan Tommy Page berbunyi demikian:

And when you need a shoulder to cry on,
When you need a friend to rely on,
When the whole world is gone,
You won’t be alone, cause I’ll be there,
I’ll be your shoulder to cry on,

I’ll be there,
I’ll be a friend to rely on,
When the whole world is gone,
you won’t be alone, cause I’ll be there.

(Saat kamu membutuhkan bahu untuk menangis, Bila kamu membutuhkan teman untuk diandalkan, Bila seluruh dunia hilang, kamu tidak akan sendirian, karena aku akan berada di sana, Aku akan menjadi bahumu untuk menangis, Aku akan berada di sana. Aku akan menjadi teman untuk diandalkan, Bila seluruh dunia hilang, kamu tidak akan sendirian, karena aku akan berada di sana)

Ada saat dimana kita mengalami beban hidup yang sangat berat. Ada kalanya kita menjumpai jalan yang buntu dan gelap. Saat itulah kita membutuhkan tempat “Curhat.” 

Dibutuhkan teman yang bisa mendengarkan dan meringankan sedikit beban yang ada di pundak kita.

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan”

Kata-kata Yesus ini seperti sebuah embun pagi yang menyejukkan. Dia menawarkan bahu-Nya menjadi tempat sandaran bagi kita yang menanggung beban berat.  Dia membuka tangan-Nya untuk menolong kita yang sedang kesulitan.

Apakah kita mau datang kepada-Nya dan menyandarkan diri dari segala persoalan yang sedang kita hadapi? 

Maukah kita datang mencurahkan segala kepenatan hidup kepada-Nya?
Yesus pun tidak ingin kita berbeban berat. Ia juga berkata pada kita seperti syair lagu itu: “You won’t be alone, cause I’ll be there, I’ll be your shoulder to cry on.” 

Mari kita datang kepada Yesus. Dia akan memberi kelegaan kepada kita.

Beli emas duapuluh dua karat,
Disimpan di atas kayu belandar.
Jika kita sedang letih lesu dan berat,
Pastikan ada bahu tempat bersandar.

Wonogiri, I’ll be there for you
Rm. A. Joko Purwanto,Pr
0 Comments

Not One Less

12/10/2024

0 Comments

 
Puncta 10 Desember 2024
Selasa Adven II
Matius 18: 12-14

FILM berjudul “Not One Less” sangat edukatif dan menyentuh perasaan kita yang menikmati. Judul itu mewakili kisah yang terjadi di Sekolah Dasar Shuiquan, Desa Zenningbao, Kabupaten Chicheng, Provinsi Hebei, Tiongkok. 

"Tak seorang pun murid boleh pergi atau tidak boleh satu murid pun meninggalkan kelas," demikian pesan Pak Guru Gao kepada Wei Minzhi, penggantinya.

Wei Minzhi, 13 tahun lulusan SD ditunjuk mengganti Guru Gao yang akan cuti mengurus ibunya yang sakit. Wei dipesan oleh Guru Gao supaya menjaga anak-anak agar jangan sampai ada yang hilang atau pergi.

Wei tidak punya pengalaman sebagai guru. Ia hanya hapal satu lagu, dan itupun sering lupa liriknya. Namun kejadian tak terduga menimpanya.  Zang Huike salah satu muridnya lari dari sekolah untuk mencari kerja di kota.

Wei berusaha mengumpulkan uang untuk mencari Zang ke kota. Dengan susah payah dia pergi ke sana kemari mencari anak didiknya. Digambarkan bagaimana perjuangan seorang pendidik yang bertanggungjawab mencari siswanya yang pergi.

Adegan sangat menyentuh ketika dia diwawancari reporter stasiun TV local. Dengan mimik memelas hampir putus asa, dia berkata terbata-bata, “Zang Huike, pulanglah, kami semua merindukanmu.” 

Kebetulan pemilik warung dimana Zang Huike bekerja sebagai pencuci piring melihat acaraTV. Dia kemudian membawa Zang Huike kepada Guru Wei dan mereka ketemu dengan bahagia. Sangat mengharukan, usaha Guru Wei mencari satu muridnya yang hilang. 

Yesus mengajarkan betapa Allah itu sungguh baik. Ia sangat mengasihi kita. Domba yang hilang dicari-Nya sampai ketemu. Yesus berkata,”Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang."

Kendati kita seperti domba yang tersesat, namun Allah mencari kita dengan penuh kasih-Nya. Kasih-Nya lebih besar daripada dosa-dosa kita. Kita pantas bersyukur karena kasih-Nya.

Kalau sakit makanlah pisang,
Kalau belum sembuh minumlah jamu.
Kita adalah domba yang hilang,
Allah terus mencari sampai ketemu.

Wonogiri, tak dibiarkan-Nya hilang
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Mawar di Taman Senopati

12/9/2024

0 Comments

 
Puncta 9 Desember 2024
HR. St. Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda
Lukas 1: 26-38

KETIKA Shopping Center (Sekarang Taman Pintar) dan terminal angkutan kota Yogyakarta masih berada di belakang Benteng Vredeburg, ada taman kecil di Jalan Senopati, di depan Gereja Kidul Loji. 

Di Taman itu sering dipakai mangkal para waria sampai dini hari. (Rm. Benny Sumintarto punya pengalaman lucu dengan mereka di depan Gereja Kidul Loji)

Dulu ada WC umum di taman itu yang kumuh dan bau. Tetapi anehnya di dekatnya ada tanaman bunga mawar yang indah warnanya. Bunga mawar itu disirami denga air comberan dari WC umum itu. 

Walau pun airnya kotor dan bau tetapi mawar itu tetap menunjukkan keindahan dan kemegahannya.

Hari ini kita merayakan Bunda Maria yang dikandung tanpa noda dosa. Setiap manusia mewarisi dosa asal dari Adam.  Oleh karena warisan dosa asal itu melekat, menyatu pada kemanusiaan kita, kita tampaknya lebih cenderung dan mudah untuk berdosa dan melakukan kejahatan daripada melakukan kebajikan-kebajikan.

Kendati kemanusiaan kita berdosa, tetapi Allah mengecualikan Maria sebagai Perawan yang dikandung tanpa dosa. Karena Maria melahirkan Sang Juruselamat yang kudus, tak berdosa. Maka Rahim Maria pun disucikan oleh Sang Putra yang lahir daripadanya.

Sebagaimana mawar itu tetap indah, mulia, harum, dan cantik warnanya, kendati dia tumbuh dan disiram dengan air yang kotor dan berbau. Demikian pun Maria tetap suci murni dan bersih dari noda dosa kendati hidup di tengah dunia yang kotor dan berdosa. 

Maria sudah sejak kekal ditentukan Allah untuk menjadi Bunda PuteraNya, Sang Penebus dunia. Ia ditentukan untuk melahirkan Yesus, Anak Allah, dan karena itu sejak awal hidupnya, ia dipersiapkan untuk mengemban tugas luhur ini dengan kesucian. Melalui dialah Tuhan menyalurkan rahmat keselamatan. 

Maria menjadi teladan kesucian kita umat manusia. Dengan kesetiaan dan kesuciannya, kita bisa meniru perjuangannya mencapai kekudusan. Per Mariam ad Jesum, melalui kesucian Maria kita sampai pada keselamatan Yesus Kristus.

Naik perahu menuju Kalimantan,
Bersandar dulu di Pulau Bawean.
Maria teladan kaum beriman,
Tetap setia menuju keselamatan.

Wonogiri, salam ya Maria
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Voorijder; Petugas Pembuka Jalan

12/8/2024

0 Comments

 
Puncta 8 Desember 2024
Minggu Adven II
Lukas 3:1-6

ISTILAH Voorijder dalam Bahasa Belanda berarti “Pengendara depan.” Mereka adalah pengendara motor yang bertugas mencarikan jalan bagi pejabat penting. 

Pada zaman kolonial, voorijder adalah pengawal pejabat tinggi pemerintah kolonial. Mereka adalah anggota Polisi Militer. 

Saat kemerdekaan Indonesia, voorijder tetap dipakai untuk membuka jalan bagi para pejabat seperti Presiden, Menteri dan anggota DPR. Belakangan masyarakat umum juga boleh menggunakan jasa voorijder untuk membukakan jalan. 

Mereka yang lebih didahulukan untuk akses jalan seperti ambulans, mobil jenasah, pemadam kebakaran dan pertolongan kecelakaan lalu lintas dipandu oleh voorijder. 

Tugas voorijder adalah membuka jalan bagi mereka yang dalam kondisi darurat dan penting serta kritis.

Yohanes Pembaptis boleh diumpamakan sebagai petugas Voorijder. Dia membuka jalan bagi kedatangan orang paling penting yaitu Sang Juruselamat. Sirine yang didengungkan mengajak kita semua untuk bertobat dan memberi diri dibaptis.

Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu, seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.

Yohanes Pembaptis mengajak kita mempersiapkan jalan bagi kedatangan Mesias. Yohanes mengajak kita melakukan perubahan hidup. Dari yang bersifat egoistik menuju kepada semangat mengasihi dan mengampuni.

Yohanes juga mengajak setiap orang melakukan pertobatan sosial. Menghilangkan kesenjangan sosial dengan semangat berbagi kepada mereka yang miskin dan menderita. 

Kita mesti peduli terhadap kaum lemah, anak yatim piatu, janda, kaum difabel dan mereka yang terpinggirkan.

Masa Adven ini warta Yohanes masih sangat relevan di tengah zaman yang makin egosentris dan acuh tak acuh. Yohanes telah membuka jalan, mari kita semua mewujudkan pertobatan.

Desember mulai ada buah durian,
Datangnya dari daerah Mojogedang.
Masa Adven masa untuk pertobatan,
Menyiapkan jalan bagi Mesias yang datang.

Wonogiri, siapkanlah jalan bagi Tuhan
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Wajah Belas Kasih

12/7/2024

0 Comments

 
Puncta 7 Desember 2024
PW. St. Ambrosius Uskup dan Pujangga Gereja
Matius 9: 35- 10: 1.51.6-8

DALAM bukunya yang berjudul “Confessiones” Santo Agustinus menceritakan tentang proses pertobatannya. Orang yang membuatnya terkesan untuk masuk Kristen dan mempelajari iman akan Kristus adalah Uskup Ambrosius. 

“Bukan karena kotbah-kotbahnya yang menarik dan membuat orang kagum, tetapi karena peri hidupnya yang sahaja dan penuh belas kasihan,” itulah kesan Agustinus terhadap St. Ambrosius. Sejak saat itu dia belajar kepada Uskup di Milan ini untuk semakin mengenal Kristus.

Belas kasih dan sapaan ramah penuh kebapaan Ambrosius itulah yang dikenang Agustinus sehingga ia bertobat dan menemukan Kristus. Memang Ambrosius adalah pengkotbah ulung karena dia berlatar belakang ahli hukum dan penasehat kaisar.

Bukan karena kehebatannya, tetapi justru karena sisi kebapaannya dan sapaan penuh kasih itulah yang membuat seorang atheis seperti Agustinus bertobat kepada Tuhan.

Sisi belas kasih itu juga yang ditunjukkan Yesus kepada orang banyak yang mengikuti Dia. Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.

Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Belas kasihan itulah wajah Allah yang ditampilkan Yesus.

Dalam kunjungan lawatannya ke Indonesia, Paus juga menampilkan belas kasihan, compassion bagi mereka yang kecil, lemah dan menderita. 

Beliau menyapa orang di pinggir jalan, mendengarkan mereka yang cacat dan menderita, memberkati ibu hamil dan menyapa sebagai bapa yang penuh kasih.

Wajah Allah yang penuh belas kasih ini harus kita bawa dalam perjumpaan dengan siapapun, sebab Allah adalah kasih. 

Mari kita kembangkan semangat 3S (Sapa, Senyum, Salam)

Sejak pagi tidak ada mentari,
Hujan deras seperti air bah.
Mari kita saling mengasihi,
Karena kasih berasal dari Allah.

Wonogiri, wajah kerahiman Allah
Rm. A.Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Berbagi Kasih Berbela Rasa

12/6/2024

0 Comments

 
Puncta, 6 Desember 2024
Jumat Adven 1
Matius 9: 27-31

SUATU kali saya naik KRL dari Jogjakarta ke Solo. Kereta sudah mulai penuh dengan penumpang. Bahkan baru sampai Stasiun Lempuyangan saja, kursi-kursi sudah terisi, tak ada sisa. Akibatnya banyak orang berdiri berdesak-desakan.

Ada seorang nenek tua membawa cucu-cucunya mau piknik ke Solo. Nenek itu berdiri di antara para penumpang. Tak ada seorang pun peduli, memberikan tempat duduk. 

Padahal di dinding kereta ada peringatan: “Prioritaskan para lansia, ibu hamil dan kaum difabel.”

Orang-orang yang duduk di kursi menyibukkan diri dengan main HP dan pura-pura tidak melihat kondisi nenek tua itu. Saya merasa kasihan kalau nenek tua ini tidak tahan berdiri. 

Saya persilahkan dia duduk dengan cucunya. Saya masih bisa kuat berdiri. Sampai Stasiun Purwosari saya baru mendapat kursi kosong. 

Yesus menolong orang buta dan orang bisu. Ia menyembuhkan mereka karena belas kasihan kepada orang-orang yang menderita. Yesus senantiasa mengedepankan belas kasih kepada orang lain. Kasih adalah dasar pelayanan bagi sesama.

Melihat penderitaan orang, kesulitan dan beban sesama, sakit dan kesedihan orang lain membuat Yesus bertindak membantu dan meringankan beban mereka. Peka dan peduli pada orang-orang sekitar yang menderita itulah yang mendasari tindakan Yesus untuk “cawe-cawe” menolong.

Pedulikah kita akan penderitaan sesama di sekitar kita? Atau sudah tumpulkan hati kita melihat beban penderitaan orang lain? 

Kitab Suci mencatat, “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.”

Belas kasih membuat hati Yesus tergerak untuk menolong. Kita juga diajak untuk tergerak hati melihat penderitaan sesama. 

Orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakan adalah orang bijaksana yang mendirikan rumahnya di atas batu yang kuat.

Orang yang demikian hidupnya akan memiliki kebahagiaan karena dibangun atas dasar belas kasih. Kebahagiaan yang tumbuh karena belas kasih akan kekal selamanya. 

Sedang kebahagiaan karena materi, kuasa dan popularitas hanyalah sesaat saja. Marilah kita menabung kebahagiaan yang kekal dengan mewujudkan belas kasihan pada sesama kita.

Bunga mawar jatuh di rerumputan,
Ditaruh di kepala sebagai hiasan.
Melayani dengan penuh belas kasihan,
Kita akan bahagia penuh kelimpahan.

Wonogiri, mari berbela rasa
Rm. A.Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Pondasi yang Kokoh

12/5/2024

0 Comments

 
Puncta 5 Desember 2024
Kamis Adven 1
Matius 7: 21.24-27

“KALAU kamu kuat menghadapi kesulitan saat ini, kelak kamu pun akan tegar menghadapi cobaan apapun,” Itulah kata-kata nasehat yang disampaikan Fr. A. Suparyono, teman seperjalanan di Tahun Rohani Jangli, Semarang. 

Dia memang frater paling senior, dari segi usia maupun pengalaman hidup di antara kami waktu itu. Dia pernah bekerja sebagai PNS di Wonosobo. Dia juga pernah ditolak di sebuah konggregasi, tetapi dia tidak mundur. Ia lalu menjalani panggilan sebagai imam di KAS sampai wafatnya.

Nasehatnya adalah pondasi yang menguatkan perjalanan imamat saya sampai sekarang. Romo Suparyono ikut meletakkan dasar semangat dan tegar menghadapi aneka kesulitan hidup.

Yesus juga memberi nasehat kepada orang-orang di sekitarnya dengan perumpamaan tentang batu dan pasir. 

Setiap orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya diibaratkan seperti orang yang mendirikan rumah di atas batu. Badai, taufan, banjir datang menerjang, rumah itu tetap kokoh berdiri.

Sebaliknya orang yang mendengarkan sabda Tuhan tetapi tidak melakukannya, ia seperti membangun rumah di atas pasir. Saat hujan badai, banjir datang, rumah itu langsung roboh tiada bekasnya.

Sabda Tuhan bisa kita dengarkan lewat Kitab Suci, nasehat orangtua, teman seperjalanan atau siapa pun yang mengingatkan. Kalau kita bersedia menjalankan, kita akan tetap berdiri kokoh. 

Terimakasih kepada Romo Suparyono almarhum. Terimakasih kepada anda semua yang ikut meletakkan dasar pondasi yang kuat dalam perjalanan imamat ini. 

Tiga puluh tahun bangunan ini terus berdiri dan saya masih tetap membutuhkan doa-doa dan nasehat anda semua. 

Mari kita berjalan bersama melewati tantangan zaman. Kita bangun pondasi yang kuat agar iman kita kuat dan kokoh berdiri melintasi kesulitan.

Lempok durian dari Kalimantan,
Sebagai oleh-oleh untuk sang pacar.
Sabda Tuhan adalah kekuatan,
Di atasnya kita akan berdiri tegar.

Wonogiri, bangun pondasi kuat
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Misteri Angka Tujuh

12/4/2024

0 Comments

 
Puncta 4 Desember 2024
Rabu Adven 1
Matius 15: 29-37

DALAM banyak kelompok, agama, budaya, ilmu pengetahuan dan masyarakat angka tujuh adalah angka yang penting. 

Di dalam Kitab Suci, kisah penciptaan mengalami kesempurnaanya pada hari ketujuh. Ada tujuh tahun masa kelaparan dan tujuh tahun kemakmuran di Mesir pada masa Yusuf jadi pejabat kepercayaan Firaun.

Ada tujuh dosa yang mematikan, ada tujuh sakramen yang menyembuhkan dalam gereja dan sekarang Yesus memakai tujuh roti untuk memberi makan banyak orang, dan itu masih ada sisa tujuh bakul.

Dalam agama lain, angka tujuh juga dianggap sebagai angka yang sakral, mistis dan penuh makna. Di dalam budaya Jawa, tujuh sama dengan "Pitu" yang dimaknai sebagai pitulungan atau pertolongan Tuhan. 

Ada tradisi “Mitoni” peringatan tujuh bulan ibu hamil. Ada doa tujuh hari orang yang telah meninggal.

Isaac Newton membagi pelangi dengan tujuh warna; merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Dalam notasi musik diatonik ada tujuh nada dasar yang kita pelajari sejak kecil. Do, re, mi, fa, sol, la, si. 

Orang yang sedang rindu pada kekasih hatinya yang sangat jauh digambarkan dalam lagu berjudul “Sail Over Seven Seas.” Ia rela mengarungi tujuh samudera demi dapat bertemu dengan kekasih hatinya.

Hari ini Yesus membuat mukjizat dengan mempergandakan tujuh roti untuk sekian ribu orang yang mengikutinya. Ia jatuh belas kasihan kepada orang banyak yang sakit dan kelaparan. 

Dengan tujuh roti ia memberi mereka makan dan sisanya dikumpulkan masih ada tujuh bakul.

Tujuh melambangkan pertolongan Tuhan yang tiada habis-habisnya. Ketika kita berani menyerahkan apa yang kita miliki kepada Tuhan, maka Tuhan akan menggantinya dengan penuh kelimpahan.

Kendati dalam kaca mata manusia, hanya roti tujuh buah. Namun jika kita mensyukurinya bersama Tuhan, maka Tuhan akan memperbanyaknya dengan kelimpahan. 

Maukah kita dipakai oleh Tuhan untuk menurunkan berkat bagi banyak orang?

Walau usia merangkak uzur,
Masih suka minum anggur.
Kalau kita selalu bersyukur,
Berkat Tuhan akan tersalur.

Wonogiri, pertolonganku dari Tuhan
Rm. A.Joko Purwanto, Pr
0 Comments
<<Previous
Forward>>

    Archives

    December 2034
    July 2025
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    February 2024
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    July 2021

    Categories

    All
    Hello Romo!
    Katekese
    Puncta
    Rubrik Alkitab

    RSS Feed

Site powered by Weebly. Managed by Rumahweb Indonesia
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki