|
Puncta 2 Desember 2024
Senin Adven 1 Matius 8: 5-11 KALAU kita kedatangan tamu penting dan terhormat, pasti kita akan menyiapkan segalanya dengan baik. Membersihkan rumah, menyapu dan mengepel lantai, pokoknya semua dipersiapkan demi menyambut orang penting. Tidak hanya persiapan fisik tetapi juga menyiapkan batin, menata diri dengan tutur kata dan sopan santun yang baik untuk menghormati tamu agung yang akan datang. Sikap hormat dan perilaku yang baik adalah cara yang pantas untuk menghormati tamu terhormat. Dalam bacaan Injil hari ini, seorang perwira tinggi Romawi memohon Yesus menyembuhkan hambanya yang sakit di rumahnya. Perwira ini seorang yang rendah hati. Ia merasa tidak pantas menerima Yesus di rumahnya. Ia paham siapa Yesus dan ia sadar siapa dirinya. Kata perwira itu kepada Yesus: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” Ia walaupun seorang perwira yang dihormati bawahannya, tetapi merasa tidak pantas di hadapan Yesus. Ia sadar dan paham siapa orang yang dihadapinya. Karena imannya yang mendalam, bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk hambanya dan sikapnya yang mau merendahkan diri, Yesus menjawab permintaan perwira itu. “Aku akan datang menyembuhkannya.” Pada masa adven ini, kita akan menyambut kedatangan tamu agung yakni Kristus Sang Juruselamat. Sudahkah kita mempersiapkan diri dan hati kita agar layak menerima-Nya? Kata-kata perwira itu selalu kita ucapkan saat konsekrasi dalam ekaristi. Apakah kita sungguh-sungguh menyiapkan hati dengan pertobatan diri ataukah kata-kata itu hanya hapalan belaka yang kita ucapkan tanpa makna dan kesadaran? Mengapa kita tidak menerima anugerah seperti perwira itu? Karena kita tidak menyambut Tuhan dengan sungguh-sungguh. Kita menghayati iman hanya karena kewajiban dan hapalan belaka. Di Pontianak ada tugu Katulistiwa, Di Singkawang ada barongsay dan naga. Doa-doa bukanlah hapalan kata-kata, Iman juga bukan kumpulan rutinitas saja. Wonogiri, menyambut Tuhan dengan rendah hati Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments
Puncta 1 Desember 2024
Minggu Adven 1 Lukas 21: 25-28.34-36 SEKOLAH zaman dahulu ada yang namanya ujian sekolah dan ujian nasional. Ujian itu sangat penting untuk menilai kualitas pendidikan seorang anak. Setiap siswa harus mempersiapkan diri dengan baik agar lulus ujian. Dia harus belajar sungguh-sungguh agar bisa naik kelas atau lulus dengan predikat yang baik. Kalau tidak ada ujian tidak ada tantangan. Belajar tidak hanya untuk ujian jangka pendek. Tetapi hasil belajar juga berguna untuk hidup jangka panjang. Maka ada istilah Bahasa Latin yang ditulis oleh Seneca, filsuf Romawi yang hidup abad ke 3 SM, “Non scholae sed vitae discimus,” artinya kita belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk hidup. Jadi belajar itu tidak sekedar agar kita lulus ujian sekolah, melainkan persiapan untuk menghadapi hidup nyata di masa depan. Hari ini Gereja Katolik memasuki masa Adven sebagai awal tahun Liturgi yang baru. Adven mempunyai dua makna sebagai masa persiapan batin, menyambut kedatangan Tuhan yang menjelma menjadi manusia. Dialah Sang Anak Manusia. Makna pertama dalam jangka pendek adalah mempersiapkan kelahiran Sang Juruselamat yang akan menebus dunia pada hari raya Natal. Makna kedua adalah mempersiapkan kedatangan Kristus pada akhir zaman (Parousia) sebagai Hakim atas seluruh ciptaan. Kita semua sedang menuju ke sana. Lukas menuliskan nasehat Yesus agar kita semua berjaga-jaga. “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia." Lukas menghubungkan kehancuran Yerusalem karena serbuan tentara Romawi sebagai tanda datangnya akhir zaman. Akan ada kekacauan dan kengerian di bumi. Manusia akan mengalami ketakutan dan kecemasan yang dahsyat. Berjaga-jaga dan berdoa adalah tindakan bijak menghadapi kenyataan itu. Berjaga dan berdoa adalah kekuatan yang mampu meluputkan orang dari peristiwa dahsyat itu. Dengan berjaga dan berdoa, kita mampu berdiri tegak di hadapan Anak Manusia. Mariah kita memasuki masa Adven dengan berjaga dan berdoa. Berjaga berarti melakukan tugas kewajiban kita dengan sebaik-baiknya. Berdoa berarti mempertebal daya iman kita kepada Tuhan. Dari Ponti menuju simpang Tayan, Makan bipang di jalan Ambawang. Masa adven masa untuk persiapan, Sucikan hati Tuhan Yesus akan datang. Wonogiri, bersiap dan berjaga-jagalah Rm. A. Joko Purwanto, Pr |
Archives
December 2034
Categories |
RSS Feed