|
Puncta 20 September 2025
Pw. St. Andreas Kim Taegon, Imam Paulus Chong Hasang dkk, martir Lukas 8:4-15 DALAM kunjungan pastoral ke keluarga-keluarga di lingkungan, kami menemukan iman yang tumbuh subur dalam keluarga. Kami bertemu keluarga Pak Katino, Pak Wandi, Pak Jumiran di lingkungan Tiken, Paroki Wonogiri. Mereka ini hidup di tengah masyarakat non katolik. Mereka masing-masing hanya sendirian di tengah kampung. Tetapi kehidupan rukun, damai dan gotong royong sungguh dirasakan. Bahkan mereka juga dipercaya menjadi pengurus di RT ikut menjadi anggota Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) di desa. Cerita dan pengalaman mereka berjuang menghidupi iman Kristiani sungguh mengharukan. Benih yang kuat dan subur. Mereka seperti benih yang tumbuh di semak berduri, tetapi dapat hidup dengan kuat dan berkembang. Benih iman mereka sangat kuat. Yesus memberi perumpamaan tentang benih yang jatuh di berbagai jenis tanah. Ada empat jenis tanah. Tanah di pinggir jalan, tanah berbatu-batu, tanah yang penuh semak duri dan tanah yang baik. Benih yang tumbuh di tanah yang baik pasti akan tumbuh dengan baik karena kondisi dan situasinya sangat mendukung. Namun kalau kami berjumpa Pak Katino, Pak Wandi, Pak Jumiran dan masih banyak keluarga di wilayah lain, mereka adalah benih yang harus berjuang mempertahankan hidup di tanah yang kurang baik. Iman mereka justru ditempa oleh tantangan dan kesulitan yang harus dihadapi. Mereka tidak mundur dan lemah, tetapi justru berdiri tegak membawa iman akan Kristus di tengah masyarakat. Bagaimana dengan diri kita? Kita ini menjadi tanah yang baik atau berbatu dan bersemak duri? Apakah benih iman bisa tumbuh dengan berbagai tantangan dan kesulitan yang kita hadapi? Tiap hari datang jatah rantangan, Lauknya ikan goreng yang segar. Iman tumbuh dalam tantangan, Tetap tegar jadi Katolik yang benar. Wonogiri, jadi tanah yang subur Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2034
Categories |
RSS Feed