Puncta 4 September 2025
Kamis Biasa XXII Lukas 5:1-11 SATU-SATUNYA penumpang yang selamat dalam kecelakaan naas pesawat Air India AI 171 pada 12 Juni 2025 adalah Vishwash Kumar Rames. Pria Inggris keturunan India ini duduk di kursi 11A dan berhasil selamat di antara reruntuhan puing-puing dan kobaran api di pesawat. Ada 142 penumpang yang tewas dan belasan penduduk di sekitar jatuhnya pesawat juga menjadi korban. Tidak ada semenit setelah lepas landas di Bandara Ahmedabad, Gujarat India, pesawat itu jatuh di pemukiman. Yang mengherankan dan menjadi perbincangan adalah bagaimana Kumar Rames bisa hidup dan selamat. Sesuatu yang tidak bisa dipikir secara akal sehat. Semua crew, pramugari dan penumpang tewas. Tetapi ada satu orang yang masih hidup. Rencana Tuhan tidak bisa ditebak. Kehendak-Nya tetap menjadi misteri bagi manusia yang kerdil ini. Begitu pun yang dialami oleh Petrus dan teman-temannya. Sepanjang malam mereka mencari ikan di danau. Tetapi mereka tak mendapatkan apa-apa. Mereka adalah nelayan yang sudah berpengalaman. Danau Genesaret adalah hidup mereka. Setiap hari mereka bekerja di danau itu. Mereka sangat paham dimana ada ikan yang bisa ditangkap. Tetapi malam itu, tak seekor pun yang dibawa pulang. "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa,” keluh kesah Simon ketika disuruh untuk menebarkan jala. Mereka sudah kerja mati-matian di malam gelap. Tetapi hasilnya nihil. Rencana Tuhan berbeda dengan kemauan manusia. "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Perintah Yesus berwibawa. Yesus bukan nelayan. Ia hanya anak tukang kayu, guru desa yang berkeliling kemana-mana. Tidak punya pengalaman seperti Petrus dan teman-temannya. “Karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Kesetiaan dan keyakinan Petrus pada Sang Guru menuai hasil di luar logika. Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Apakah kita berani mempercayakan diri kepada Tuhan seperti Petrus yang yakin akan sabda-Nya? Rencana dan kehendak-Nya seringkali di luar jangkauan akal budi kita, asal kita mau percaya kepada-Nya. Terburu-buru pakai celana terbalik, Umat senyum dan tertawa-tawa. Kehendak Tuhan pasti yang terbaik, Kita hanya bisa pasrah mengikuti-Nya. Wonogiri, ikuti sabda-Nya Rm. A. Joko Purwanto,Pr
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2034
Categories |