Puncta 18 Oktober 2025
Pesta St. Lukas, Penulis Injil Lukas 10:1-9 DALAM retret bersama angkatan di Pacet kemarin, salah satu yang kami bahas adalah tema “Kekudusan Imam,” dari tulisan Kardinal Fulton Sheen yang berjudul “Imam Bukan Miliknya Sendiri.” Kami merenungkan apa yang ditulis oleh Mgr. Fulton Sheen. Seringkali kami terjebak dalam berbagai acara aksi-aksi panggilan. Mengundang para biawawan-biarawati ke paroki pada Minggu Panggilan. Mereka bercerita tentang hidup membiara. Kami bikin acara live in panggilan di biara atau seminari. Tetapi yang diceritakan biasanya hal-hal yang baik-baik. Seperti sebuah dongeng yang jauh dari kehidupan nyata. Kegiatan pameran panggilan di paroki bergema sesaat saja seperti kegiatan-kegiatan lainnya. Kardinal Sheen lebih menekankan gerakan doa bagi setiap orang untuk memohon panggilan. “Mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” Minta kepada Tuhan itu artinya berdoa mohon panggilan. Kebiasaan berdoa di tengah keluarga menjadi agenda wajib yang harus dihidupi. Doa yang rutin membuat keluarga mencapai kekudusan. Keluarga yang kudus akan menjamin tumbuhnya benih-benih panggilan. Ada banyak imam lahir dari keluarga-keluarga yang rutin berdoa. Keluarga adalah seminari awal tumbuhnya benih panggilan. Dengan berdoa di tengah keluarga, seminari kecil sudah dibangun. Seorang uskup di Amerika tidak membuat kegiatan aksi panggilan, tetapi dia mengajak anak anak sekolah untuk berdoa mohon panggilan. Pada akhir tahun pelajaran, dia menuai 40 anak masuk seminari. Mari kita biasakan berdoa malam bersama di keluarga. Ajaklah anak-anak untuk berdoa mohon panggilan. Yakinlah pasti nanti akan ada di antara mereka yang tergerak untuk masuk seminari. Naik kereta api ke Surabaya, Malah salah masuk yang ke Jakarta. Mari kita terus berdoa meminta, Untuk para pekerja di ladang-Nya. Wonogiri, teruslah berdoa Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2034
Categories |