Puncta 17 April 2025
Kamis Putih Yohanes 13: 1-15 SEBAGAI seorang Guru atau Rabi di tengah-tengah orang banyak, Yesus tidak hanya mengajarkan teori-teori. Yesus mengajar berkeliling ke mana-mana. Ia juga berkarya menyembuhkan banyak orang sakit, berbuat baik kepada semua orang. Apa yang diajarkan juga dilaksanakan dalam praktek hidup sehari-hari. Ia sungguh-sungguh bertindak sebagai Guru yang “digugu lan ditiru,” artinya dipatuhi dan diteladani tutur kata dan perilakunya. Ia mengajarkan tentang kasih dan pengampunan, pelayanan dan kerendahan hati. Pengajaran-Nya diwujudkan dalam contoh-teladan nyata. Kepada para murid-Nya, Ia membasuh kaki mereka sebagai tindakan kasih dan kerendahan hati. Warisan ajaran-Nya diberikan secara khusus kepada murid-murid-Nya. Ketika perjamuan malam, Ia melayani seperti seorang hamba. Ia membasuh kaki para murid-Nya yang diangkat sebagai “tuan.” Ia sendiri mengambil rupa sebagai hamba. Ia meminta kepada para murid-Nya untuk tidak meninggikan diri, tetapi berani merendahkan diri satu sama lain. Ia berpesan, “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.” Murid yang baik dan dinilai lulus adalah jika ia mampu melaksanakan perintah dan ajaran gurunya. Kita semua adalah murid-murid-Nya, mampukah kita menjalankan apa yang diperintahkan Yesus, Sang Guru Sejati kita? Maukah kita melayani dan mengasihi saudara-saudara kita yang kecil, lemah dan tersingkir sebagaimana Yesus mengasihi mereka? Maukah kita merendahkan diri dan menjadi pelayan bagi mereka yang kesulitan? Perayaan perjamuan malam terakhir bersama Yesus adalah pelajaran nyata bagi kita tentang mengasihi tanpa pamrih dan tidak terbatas. Kita adalah orang yang dikasihi Allah, maka kita pun diajak saling mengasihi sesama. Joko Tingkir ke kota naik buaya, Berjajar empatpuluh ekor jumlahnya. Kasih tidak perlu banyak kata-kata, Kasih terwujud dalam perbuatan nyata. Wonogiri, mengasihi tanpa kata Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2034
Categories |