Puncta 7 Juli 2025
Senin Biasa XIV Matius 9: 18-26 SEORANG ibu setiap hari ke gereja rajin mengikuti misa pagi. Doanya yang diminta hanya satu saja yaitu supaya suaminya percaya kepada Yesus. bertahun-tahun doanya kepada Tuhan hanya itu saja. Anak, menantu dan cucu-cucunya sudah mengikuti Yesus. Mereka sering mengajak ayah atau kakeknya pergi ke gereja, tetapi dia tak bergeming sedikit pun. Ibu tetap rajin pergi ke gereja sendirian. Setelah misa pagi ibu itu selalu berlutut di depan Bunda Maria. Dia percaya suatu saat pasti doanya dikabulkan. Dia tidak putus asa, tidak kendor terus datang memohon kepada Tuhan untuk satu permintaan. Dia sangat senang ketika suaminya mau diajak ikut Weekend Marriage Encounter (ME). Siapa tahu Tuhan membuka jalan baginya untuk makin mengenal Yesus. Kisah kepala rumah ibadat dan seorang perempuan yang sakit pendarahan duabelas tahun lamanya menggambarkan perjuangan iman yang sesungguhnya. Iman tidak berhenti oleh hambatan dan kesulitan. Iman yang kuat tetap percaya bahwa Allah akan menjawab segala perkara yang sedang dihadapi. Iman juga menyertakan pengharapan yang tiada batas. Wanita itu sudah duabelas tahun menderita. Tetapi ia percaya asal dapat menjamah jubah-Nya aku pasti sembuh. Apakah kita punya iman sekuat itu? Tuhan kadang menguji seberapa besar iman yang kita miliki. Maka jangan pernah berhenti berdoa dan berharap pada Tuhan. Mukjizat Tuhan kadang datang tanpa kita duga dan perkirakan. Bersiap-siaplah! Pergi misa di Stasi Bubakan, Langsung dilanjut ke Magetan. Tetaplah berharap pada Tuhan, Bahkan ketika banyak hambatan. Wonogiri, tetap punya harapan Rm. A.Joko Purwanto,Pr
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2034
Categories |