|
Puncta 16 Desember 2025
Selasa Adven III Matius 21:28-32 Kau janjikan berbulan madu ke ujung dunia. Kau janjikan sepatuku dari kulit rusa. Tapi janji tinggal janji. Bulan madu hanya mimpi. Tapi janji tinggal janji di bibirmu. Ini sepenggal syair dari lagu “Dingin” yang dinyanyikan Hetty Koes Endang era tahun 80-an namun tetap up to date sampai sekarang karena banyak orang mengobral janji dan sumpah tetapi tidak melaksanakannya. Bencana yang sering kita alami di negeri ini, salah satunya juga akibat janji-janji yang tidak dijalani. Para pemangku jabatan disumpah dan berjanji untuk bekerja jujur, tidak menerima suap, korupsi atau terima gratifikasi. Tetapi kenyataannya jauh api dari panggang. Korupsi sekarang nampak terang-terangan bahkan berjamaah. Kabar terakhir Bupati Lampung Selatan dicokok KPK karena karupsi pengadaan barang. Daftar pejabat yang korup semakin panjang. Orang Jawa bilang, “Nggih, nggih ning ora kepanggih.” Artinya berkata ya, ya tetapi tidak melaksanakannya. Dalam bacaan Injil hari ini Yesus menggambarkan dalam diri dua anak yang diberi tugas oleh orangtuanya. Anak pertama menjawab YA, tetapi tidak bertindak. Anak kedua berkata, ”Aku tidak mau.” Tetapi kemudian menyesal dan melakukan perintah bapanya. Pertobatan lebih penting daripada janji-janji tetapi tidak ditepati. Tindakan lebih dihargai daripada sumpah dan janji namun tidak berbuat apa-apa. Lebih baik jadi orang berdosa yang mau bertobat daripada orang benar yang tidak butuh pertobatan. Kaum Farisi, para ahli Kitab merasa diri paling benar dan paling saleh. Tetapi mereka tidak mau bertobat dan mendengarkan Yohanes Pembaptis. Sebaliknya, pemungut cukai, pelacur, orang berdosa bertobat dan menjadi percaya pada pewartaan Yohanes Pembaptis. Merekalah anak kedua yang menyesal dan menuruti perintah Allah. Apakah kita lebih memilih seperti kaum Farisi yang merasa saleh dan benar, sehingga tidak butuh pertobatan atau kaum pendosa yang mau berbalik kepada Allah dengan bertindak yang benar? Naik kapal nyusur sungai, Sungai kapuas sungguh ramai. Mari kita perbaiki perangai, Kalau salah mau berdamai. Wonogiri, lebih baik bertindak Rm. A. Joko Purwanto,Pr
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2034
Categories |
RSS Feed