Puncta 1 Juli 2025
Selasa Biasa XIII Matius 8:23-27 SUATU kali saya harus turun ke Ketapang. Dari Nanga Tayap naik motor dengan membawa laptop, handpone di dalam tas ransel. Saya mau ikut rapat di keuskupan. Sehari sebelumnya hujan turun dengan derasnya. Jalan sangat buruk dan banyak mobil terjebak lumpur. Sebelum masuk kampung Sungai Kelik ada mobil tronton macet terjebak lumpur. Banyak kendaraan tidak bisa lewat. Saya dengan motor masih bisa mencari “jalan tikus” melipir lewat pinggir. Rintangan pertama terlewati. Saya mencoba lewat jalur pendek, - pikir saya supaya cepat sampai Ketapang - tidak melewati Sumber Priangan dan Siduk. Setelah kampung Sei Kelik saya belok kiri lewat Tanjungpura di pinggir Sungai Pawan. Alamak! Ternyata banjir besar melimpah sampai di jalanan setinggi dada orang dewasa. Motor-motor harus naik perahu bersama penumpangnya. Terpaksalah saya ikut naik perahu kecil. Sedang siap-siap perahu jalan. Dari arah berlawanan lewat perahu mesin yang agak besar. Karena kami bersisihan dekat, gelombang besar menghantam perahu kecil yang saya tumpangi. Kami oleng dan terbalik dengan motor dan segala bawaan. Jatuh ke sungai! Motor, Laptop, HP dan juga kamera terendam bersama ranselnya. Mungkin karena tadi tidak berdoa dan kurang percaya. Dengan “njedhindhil” basah kuyub saya dituntun sampai ke jalan. Para murid pergi naik perahu bersama Yesus. Di tengah jalan diterjang angin ribut. Mereka ketakutan dan berteriak, ““Tuhan, tolonglah, kita binasa.” Mereka meminta pertolongan dari Tuhan. Yesus berkata, “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. Dari pengalaman jatuh itu, saya kurang percaya pada Tuhan dan tidak menyebut nama-Nya dalam doa. Kalau kita menghadapi kesulitan dan mau datang pada-Nya, pasti Dia akan menolong kita. Kita diajak untuk percaya. Tuhan mampu mengatasi segala perkara, karena Tuhan mahakuasa. Angin badai cobaan sebesar apa pun, kalau kita percaya, pasti Tuhan mampu mengatasinya. “Mengapa kamu tidak percaya” sabda Yesus itu ditujukan pada kita yang sedang mengarungi peziarahan hidup di zaman ini. Ke Semarang lewat Salatiga, Naik bus sambil gelak tawa. Kalau Tuhan bersama kita, Jangan takut dan percaya saja. Wonogiri, percaya ke Dia Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2034
Categories |