Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki

katekese

Kera dan Kacang di dalam Botol

8/19/2025

0 Comments

 
Puncta 19 Agustus 2025
Selasa Biasa XX
Matius 19:23-30

ORANG Afrika memiliki cara cerdik menangkap kera.  Dia akan menanam botol di dalam tanah. Botol itu berbentuk seperti gitar. Badannya besar, lehernya sempit.  

Di dalam botol ditaruh kacang kesukaan kera.  Botol dipasang dimana kera-kera suka mencari makan.

Mencium ada bau kacang yang merangsang selera, kera itu akan menjulurkan tangannya ke dalam botol. Dia meraih kacang-kacang dan menggenggamnya untuk ditarik keluar.  

Tetapi karena jari-jari mengepal,  menggenggam biji-biji kacang, tangan kera itu tak bisa keluar dari leher botol yang sempit.

Sepanjang hari kera terjebak di situ karena tidak mau melepaskan kacang dari genggamannya. Makin kuat menggenggam, makin sulit dia keluar dari jebakan. Petani tinggal menangkap kera itu dengan mudah.

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Mengapa orang muda kaya itu sukar masuk ke dalam Kerajaan Sorga? Karena ia terjerat oleh harta kekayaannya yang banyak. Seperti kera yang ngotot memegang kacang di dalam botol, orang muda itu juga ngotot tidak mau melepaskan hartanya demi Kerajaan Sorga. 

Seandainya kera itu mau melepaskan kacangnya, ia akan selamat dan tetap hidup di alam yang bebas. Tetapi karena tak mau melepaskan kacangnya, dia justru terjerat dan ditangkap.

Sama halnya dengan unta dan lubang jarum. Lubang jarum adalah bahasa kiasan dari sebuah pintu sempit yang bentuknya seperti lubang jarum demi keamanan warganya. 

Pada zaman dulu kota-kota sering diserang musuh atau perampok. Demi keamanan, dibuatlah pintu kecil yang hanya bisa dimasuki oleh seorang manusia atau seekor unta saja.

Supaya bisa masuk kota maka beban-beban yang dibawa unta harus diturunkan lebih dahulu. Dia harus melepaskan semua barang-barang bawaanya agar bisa selamat masuk ke dalam kota.

Begitu juga kita agar bisa selamat masuk ke dalam Kerajaan Sorga, harus rela melepaskan harta kekayaan dan dosa-dosa yang jadi beban-beban hidup kita di dunia. 

Maukah kita melepaskan itu demi memperoleh keselamatan dan hidup  kekal?

Naik onta di gurun Sahara,
Jalannya lambat tak berdaya.
Kalau kamu ingin bahagia,
Berbagilah dengan sesama.

Wonogiri, lepaskan beban-bebanmu
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments



Leave a Reply.

    Archives

    December 2034
    August 2025
    July 2025
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    February 2024
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    July 2021

    Categories

    All
    Hello Romo!
    Katekese
    Puncta
    Rubrik Alkitab

    RSS Feed

Site powered by Weebly. Managed by Rumahweb Indonesia
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki