|
Puncta 1 Desember 2025
Pw. B.Dionesius dan Redemptus, Biarw Martir Indonesia Matius 8: 5-11 atau RUybs PIERRE Berthelot (1600-1638) - demikian nama asli Santo Dionisius yang berasal dari keluarga pelaut. Sejak kecil ia ikut ayahnya mengarungi lautan. Usia 19 tahun dia sudah jadi pelaut ulung. Ia masuk angkatan laut di Goa, India. Ia pernah terdampar di Banten karena kapalnya dibakar oleh VOC. Namun dia tidak puas jadi pelaut. Ia selalu merenungkan panggilan Tuhan dalam Kitab Suci dan hidup menurut sabda-Nya. Pada usia 35 tahun ia masuk Ordo Karmel dan bertugas di Goa, India. Di biara inilah dia bertemu dengan Bruder Redemptus (Thomas Rodriguez da Cunha) yang juga bekas tentara Portugis. Mereka berdua ditugaskan oleh Raja Muda Goa untuk menjalin hubungan dengan Kerajaan Aceh, di bawah Raja Iskandar Thani. Namun hasutan VOC membuat orang Aceh memusuhinya. Mereka difitnah ingin menyebarkan agama Katolik. Mereka ditangkap, disiksa dan dipenjara. Di tengah penganiayaan itu Dionesius meneguhkan iman para anak buah kapal. Dia terakhir dibunuh dengan kelewang dan dipenggal kepalanya. Namun anehnya setiap kali tubuhnya dibuang ke laut, jenasah Dionesius kembali ke tempat dia dibunuh. Akhirnya dia dimakamkan secara hormat di Pulau Dien. Para martir itu dibunuh pada tanggal 29 November 1938. Dionesius dipindahkan ke Goa. Semangat dan mentalnya sebagai perwira surgawi diwujudkan dalam kesetiaan dan loyalitasnya kepada Raja Semesta yaitu Yesus Kristus. Ia taat sampai mati membela iman dan mengikuti perintah-Nya. Dalam Injil, seorang perwira Romawi juga menunjukkan kesetiaan dan ketaatannya dan merasa tidak pantas di hadapan Raja Segala Raja. Kata perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Apakah kita juga punya sikap taat dan setia kepada Kristus Sang Raja Segala Raja? Ketaatan perwira Romawi itu menunjukkan imannya yang dalam. Kita juga bisa meneladan kesetiaan dan ketaatan Dionesius, Redemptus dan perwira Romawi itu. Ke Tawangmangu beli pisang, Makan sebiji seperti makan sepuluh. Aku tidak pantas Tuhan datang, Bersabdalah saja aku pasti sembuh. Wonogiri, selamat jalan sahabatku Asmi Ariyanto... Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2034
Categories |
RSS Feed