Puncta 3 Agustus 2025
Minggu Biasa XVIII Lukas 12: 13-21 SIAPA orang India yang tidak mengenal Sunjay Kapoor? Dia adalah miliarder dengan perusahaan manufaktur otomotif terbesar di India. Hidupnya bergelimang harta dan kemewahan. Ia pernah beristri bintang Bollywood terkenal Karisma Kapoor. Posisinya di perusahaan sangat cemerlang. Gaya hidupnya bersinar laksana bintang. Harta, tahta, wanita. Semua sudah diraihnya. Mahkota kehidupan dunia sudah ada di tangannya. Mobil mewah, hunian megah, harta melimpah, pesawat pribadi, liburan eksotik di seluruh penjuru dunia telah dinikmatinya. Hari itu, 12 Juni 2025 Sunjay sedang main polo di Guards Polo Club, tempat bergengsi para bangsawan dan jutawan berolahraga di sekitar Istana Windsor Castle. Ketika sedang bermain, ia tiba-tiba berkata, “Aku seperti menelan sesuatu.” Tak disangka seekor lebah masuk ke mulutnya. Sengatan lebah itu membuatnya jatuh dari kudanya. Ia mengalami anafilaksis yaitu reaksi alergi ekstrem yang menyebabkan saluran napas tertutup dan jantung berhenti berdetak. Sunjay tak dapat diselamatkan. Ia meninggal saat itu juga sebelum dokter ahli datang. Sangat ironis seorang milyarder tak mampu menyelamatkan nyawanya dari sengatan lebah. Kematian dapat datang tiba-tiba tanpa menunggu si kaya merampungkan permaianan polonya. Di depan kematian, kekayaan, harta dan kuasa tidak berkutik sama sekali. Tak ada daya untuk menundanya. Yesus berkata kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." Ia memberi perumpamaan orang kaya yang menimbun harta berlimpah-limpah. Sesudah itu orang kaya berkata: “Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!” Tetapi firman Allah kepadanya: “Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?” Kematian Sunjay Kapoor mengingatkan kepada kita semua bahwa hidup adalah milik Tuhan. Kita bisa merencanakan, tetapi Tuhan yang menentukan. Mari kita menjadi kaya di hadapan Tuhan, bukan dengan harta tetapi dengan berbuat baik dan berbagi untuk sesama. Orang berlomba-lomba korupsi, Nanti diberi abolisi atau amnesti. Hidup adalah titipan ilahi, Tiap waktu akan diambil kembali. Wonogiri, apa artinya kekayaan? Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2034
Categories |