Puncta 31 Maret 2025
Senin Prapaskah IV Yohanes 4: 43-54 INJIL Yohanes sering menggunakan dua kata yang saling berhubungan secara logika ini, yaitu kata 'Melihat' dan 'Percaya.' Kata sebaliknya adalah ‘Tidak Melihat dan Tidak Percaya.’ Ini dikatakan Yesus kepada Pegawai Istana yang datang kepada-Nya, "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya." Memang manusia sering membuat keputusan dengan menggunakan akal budinya. Maka dia membutuhkan pengalaman inderawi agar bisa melihat, mendengar, meraba, dan merasakannya. Kalau tidak ada pengalaman inderawi orang gampang tidak percaya. Padahal dalam diri kita juga diberi intuisi. Intuisi adalah gagasan yang muncul berdasarkan naluri tanpa pertimbangan secara logis. Gagasan atau ide itu kemudian menjadi pertimbangan singkat dalam mengambil keputusan tanpa perlu melakukan analisis atau proses berpikir yang panjang dengan premis-premis yang diperlukan. Kepada Pegawai Istana dari Kapernaum itu Yesus memberi pelajaran tentang “Tidak melihat namun percaya.” Anak sang pegawai itu sakit hampir mati. Ia datang kepada Yesus waktu masih di Galilea. Ia minta agar Yesus datang menyembuhkannya. Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati." Yesus tidak pergi ke Kapernaum dulu. Tetapi dari tempatnya berada, Ia langsung berkata, "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan Yesus kepadanya, lalu pergi. Tanpa harus melihat Yesus menumpangkan tangan atau berbuat sesuatu, orang itu percaya dan anaknya sudah sembuh. Yesus tidak perlu hadir langsung di tempat. Tetapi dengan sabda-Nya, Yesus mampu menyembuhkan. Jadi, percaya tidak selalu harus melihat dulu. Percaya tidak harus didasari dengan pengalaman inderawi dulu. Percaya hanya membutuhkan keterbukaan hati kepada Tuhan. Seperti Pegawai Istana di Kapernaum itu, dia percaya walau Yesus tidak pergi ke rumahnya. Anaknya bisa sembuh. Apakah kita bisa percaya tanpa harus melihat tanda atau mukjizat, bahwa Yesus berkuasa atas seluruh kehidupan kita? Bawa oleh-oleh dari Jakarta, Untuk lebaran di desa. Marilah kita semua percaya, Tuhan mampu atas segala-galanya. Wonogiri, nunggu fitrah dan ketupat lebaran Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2034
Categories |