|
Puncta 12 Desember 2025
Jum’at Adven II Matius 11:16-19 Suatu hari seorang tetangga yang malas dan suka memukul datang kepada Nasruddin Hoja untuk meminjam keledainya. Ia ingin menggunakan keledai itu ke ladangnya. Nasruddin tahu orang itu bukan tipe orang sabar dan akan memukul dan menyakiti keledainya, jika hewan itu tidak menuruti keinginannya. Untuk menolak secara halus, Nasruddin beralasan bahwa keledainya sedang dipinjam. Tetangga itupun pamit pulang. Ketika didengarnya bunyi suara keledai dari belakang rumah, orang ini segera naik pitam dan membentak Nasruddin. "Kau bilang keledaimu dipinjamkan orang, tapi tadi itu suara apa?!" Dengan tenang Nasruddin menjawab, "Kau lebih percaya keledaiku atau orang tua yang sudah berambut putih ini?" Orang itu pun pulang dengan dongkolnya. Hari berikutnya tetangga yang lain datang pula ingin meminjam keledai yang sama. Tak ingin dipermalukan dua kali, Nasruddin meminta orang ini menunggu sebentar. Nasruddin masuk ke rumahnya, dan tak lama ia kembali sambil berkata, "Mohon maaf saudaraku. Aku telah mengemukakan maksudmu kepada keledaiku, tapi ia menolak dan bilang 'aku sebenarnya suka melayani manusia dan meringankan beban mereka, tapi mereka sering menyakitiku dengan memukul dan mencaciku'." Tetangganya dengan heran berkata, "Sejak kapan keledai bisa bicara dan mempunyai pandangan seperti manusia?" Tak kurang akal Nasruddin membalasnya, "Memang demikianlah kenyataannya, saudaraku. Begitu banyak keledai saat ini yang pandai bicara, bahkan berdebat, bermusyawarah dan mengemukakan pendapat, berpidato, berkotbah sampai berbuih-buih….!" Yesus mengkritik orang-orang pada zaman itu yang menolak ajakan pertobatan Yohanes. Mereka menuduh Yohanes orang sinting karena askesenya yang keras. Namun ketika Yesus datang makan dan minum, mereka menuduh Yesus sebagai pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Manusia hanya mengikuti kemauannya sendiri. Mereka keras kepala dan tidak mau puas dengan keinginannya sendiri. Mereka tidak akan menemukan hikmat Allah. Cara Allah bekerja sering tidak sesuai dengan ekspektasi dan pikiran manusia. Kita harus menyesuaikan dengan pikiran dan kehendak Allah, bukan memaksakan kehendak kita sendiri. Orang lebih bodoh dari keledai malas, Tak mau kerja tapi pengin perut gendut. Yohanes hidup dengan askese yang keras, Yesus datang dengan kasih yang lembut. Wonogiri, dengarkan hikmat Allah Rm. A.Joko Purwanto, Pr
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2034
Categories |
RSS Feed