Puncta 10 Agustus 2025
HR. St. Maria Diangkat Ke Surga Lukas 1:39-56 KALAU kita berziarah ke Basilika St. Petrus di Vatikan, dari pintu masuk kita diarahkan menuju kapel pertama sebelah kanan, di sana kita akan menemukan patung Pieta karya Michelangelo yang sangat monumental. Patung itu menggambarkan Maria yang memangku jenasah Yesus yang diturunkan dari salib. Pieta berbicara sangat banyak tentang iman dan perjuangan Maria sebagai ibu Tuhan. Karena keteguhan imannya sampai di bawah kaki salib Yesus itu, Gereja meyakini Maria mengalami kemuliaan diangkat jiwa raganya ke dalam surga. Itulah iman yang kita rayakan pada hari ini. Perayaan Maria Diangkat ke Surga jatuh pada tanggal 15 Agustus. Tetapi supaya banyak orang bisa ikut merayakannya, maka dimajukan ke hari Minggu. Kalau di negara Katolik biasanya tanggal 15 Agustus adalah hari libur. Maria yang naik ke surga menjadi teladan hidup bagi kita umat Katolik. Selain kita memuji Maria, kita juga mengagumi perjuangan dan kegigihannya. Ia disebut Maria Gaudiosa (Maria yang bergembira) tetapi dia juga mengalami derita (Maria Dolorosa) Maria disebut Virgo (Perawan) yang suci, tetapi Maria juga Bunda (Mater) yang berjuang bagi anak-Nya. Sebagaimana Maria menjadi tumpuan Yesus di pangkuannya, kita pun juga bisa mendamba berada di pangkuan Maria. Tetapi lebih dari itu, kita bisa meneladan semangat hidup Maria. Kita pun juga bisa diangkat ke surga, jika kita dengan sungguh-sungguh percaya dan menjalankan sabda Tuhan seperti Maria. Maria bisa menjadi teladan iman, bintang penunjuk, “Stella Maris” atau mercu suar yang mengarahkan peziarahan kita pulang kembali ke rumah Bapa. Dengan mengikuti bintang penunjuk “Stella Maris” yaitu Maria, kita akan sampai pada asal tujuan hidup yakni Kerajaan Surga. Kendati dalam mengarungi samudera kehidupan, kita sering menghadapi badai, taufan, gelombang yang menerjang, tetapi iman yang teguh seperti Maria tidak membuat kita putus asa, mundur, lelah dan terombang-ambing. Maria menjadi teladan untuk terus maju sampai ke tujuan akhir yakni kemuliaan Tuhan. Seperti lagu tentang Maria yang sungguh indah menggambarkan perjuangan iman kita menghadapi terjangan ombak badai, mari kita lantunkan dengan khidmat; O kawula menika palwa upaminya. Alit tur tan prakosa ngambah ing samudra. Dipun tempuh prahara lan aluning samudra. Dhuh Dewi Mariyah pangayoman amba. (Aku ini hanyalah biduk kecil dan lemah yang sedang berlayar di tengah samudra. Dihadang prahara dan ombak di tengah samudra. Duh Dewi Maria, engkaulah pelindungku yang aman) Bulan Agustus banyak lomba-lomba, Bapak-bapak main volley pakai kebaya. Tetap teguh bersama Bunda Maria, Mengarungi badai dan ombak samudera. Wonogiri, doakanlah kami ya Maria Rm. A.Joko Purwanto, Pr
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2034
Categories |