|
Puncta 21 November 2025
Pw. SP. Maria Dipersembahkan pada Allah Lukas 19: 45-48 atau Ruybs BANYAK orang Yahudi melakukan ritual doa di Bait Suci. Yerusalem adalah kota raja agung karena Allah bertahta di Bait Suci. Maka segala ritual keagamaan berpusat di Bait Suci. Mereka biasa mempersembahkan segala binatang korban di sana. Maka terjadilah transaksi ekonomi di Bait Suci. Orang membeli binatang yang halal. Ada institusi pemegang lisensi halal-haram. Ada money changer juga di sana. Uang yang berlaku hanya uang Yahudi. Uang dari luar harus ditukarkan. Para penukar uang juga mencari keuntungan. Seperti upacara sekaten di alun-alun suasananya ketika hari-hari raya tiba di Bait Suci Yerusalem. Hingar bingar, riuh ramai orang bertransaksi menyiapkan ritual. Doa menjadi terganggu oleh kesibukan banyak orang. Bait Suci adalah rumah Bapa. Yesus kecil pernah berkata pada ibu-Nya, “Bukankah Aku harus berada di rumah Bapa-Ku?” Ketika ke Yerusalem, Ia ingin kembali ke rumah Bapa-Nya. Ia ingin berdoa dan bercengkerama dengan Bapa. Tetapi kondisi tidak memungkinkan karena ramainya. Ia marah dan mengusir semua pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Tindakan pembersihan ini tidak disukai oleh pemangku kepentingan di Bait Suci. Ada banyak orang dan lembaga mencari untung di Bait Suci. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia. Mungkin kita juga marah dan tersinggung kalau kepentingan kita di gereja diusik. Ada banyak orang mencari keuntungan berkegiatan di gereja. Ada yang korupsi pembangunan. Ada yang buat mark up belanja program peribadatan. Ada yang 'kongkalikong' dengan pejabat gereja. Yesus membersihkan segala manipulasi dan kepentingan di Bait Allah. Maka banyak orang yang tidak suka dengan tindakan Yesus ini. Mereka ingin membinasakan-Nya. Menegakkan kebenaran pasti akan ditentang banyak orang. Mari kita benahi mental kita yang sering cari untung dalam aktivitas menggereja. Bukan demi kemuliaan Tuhan tetapi hanya demi keuntungan diri sendiri. Jangan menunggu ada peringatan dari Tuhan yang sering tak terduga. Tetapi mari kita sadar membenahi diri sendiri. Mari kita sadar diri lebih dahulu. Di Bogor ada istana besar, Yang dibangun pakai kayu jati. Rumah Doa bukan pasar, Untuk cari keuntungan diri sendiri. Wonogiri, mari bertobat sendiri Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2034
Categories |
RSS Feed