|
Puncta 11 November 2025
Pw. St. Martinus dari Tours, Uskup Lukas 17: 7-10 atau RUybs PARA Ksatria Pandawa memiliki abdi atau hamba yang disebut Punakawan. Mereka adalah Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Punakawan artinya sahabat atau kawan yang baik. Mereka juga disebut sebagai “Batur” atau pangembating catur artinya sebagai teman berdiskusi atau berdialog. Tidak jarang para punakawan ini memberi nasehat kepada para ksatria agar mereka memilih jalan yang benar dan menjauhi segala hal yang buruk. Mereka tidak hanya melayani bendara atau tuannya tetapi juga menjadi pamomong, penjaga yang mengingatkan. Yesus juga mengajarkan kepada para murid-Nya untuk menjadi hamba yang taat dan setia kepada Tuannya. “Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." Pelajaran penting yang dapat kita petik dari ajaran Yesus ini adalah; Pertama, Tanpa pamrih dan tulus, ketika seorang hamba menjalankan tugas, ia tidak mengharapkan pujian atau imbalan. Dengan tulus ikhlas ia menjalankan kewajibannya. Kedua, bertanggungjawab. “Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.” Perintah tuannya adalah tanggungjawab yang harus dikerjakan oleh hambanya. Ia mengerjakan tugasnya dengan baik dan benar. Ketiga adalah sikap tahu diri. Seorang hamba mengerti akan posisinya. Ia tahu dan sadar diri sebagai pelayan bertugas untuk melayani. Semestinya demikian juga sikap para pelayan gereja. bukan minta dilayani tetapi mau melayani. Kita harus berefleksi apakah sudah menjadi pelayan atau hamba yang baik bagi Tuhan. Tidak jarang para pelayan gereja itu tidak melayani umat tetapi malah minta dilayani, dan mencari kesenangannya sendiri. Tuhan akan menilai melalui umat yang melihat bagaimana pelayanan, ketulusan dan tanggungjawab para hamba Allah. Semoga kita bisa menjalankan tugas pelayanan ini dengan tulus dan bertanggungjawab. Naik ke Dieng menikmati kopi, Cuaca dingin sampai ke pori-pori. Melayani dengan tulus hati, Adalah teladan dari para abdi. Wonogiri, setia sebagai abdi Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2034
Categories |
RSS Feed