Puncta 5 Juli 2025
Sabtu Biasa XIII Matius 9: 14-17 ANAK zaman milenial mungkin tidak paham dengan tradisi puasa. Untuk apa kita harus puasa dan mempersulit diri sedang kenikmatan makanan dan minuman tersedia melimpah di sekitar kita? Orang melakukan puasa untuk mengendalikan diri dari hawa nafsu yang menggoda kita. Puasa juga dilakukan sebagai oleh batin atau olah rohani, agar hidup menjadi seimbang dan harmoni. Dengan hidup yang seimbang, jiwa dan raga menjadi sehat, bugar. Badan kuat sehat dan batin tenang dan damai. Nenek moyang kita punya umur panjang karena terjaga dan terkendali kebutuhan jasmani dan rohani. Di Jawa, ada macam-macam tradisi puasa yang dijalani. Misalnya; puasa mutih (hanya makan nasi dan minum air putih), puasa ngrowot (makan umbi-umbian), puasa pati geni (tinggal di dalam rumah tanpa penerangan), puasa wungon (tidak tidur semalam suntuk) dan lainnya. Begitu pula di kalangan Yahudi ada banyak aturan puasa. Maka murid-murid Yohanes bertanya pada Yesus, “Mengapa kami dan kaum Farisi berpuasa, sedang murid-murid-Mu tidak?” Puasa dilakukan saat orang ingin mendekatkan diri pada Tuhan, saat sedang berduka atau berkabung, saat mengalami kesedihan, penderitaan. Yesus memberi jawaban dengan dua perumpamaan. Pada saat pesta perkawinan, orang tidak berpuasa karena mempelai ada bersama mereka. Yesus adalah Sang Mempelai yang sedang berpesta. Kita bersukacita dengan Yesus. ketika mempelai diambil yakni saat Yesus tidak bersama kita, saat itulah kita berpuasa. Perumpamaan tentang anggur baru dan kantong baru bermakna hukum baru. Yesus membawa hukum yang baru yaitu hukum cintakasih. Yesus membawa semangat baru yang dilandaskan pada kasih yang sejati. Kita sebagai murid-murid Yesus melakukan sesuatu berdasarkan hukum baru yakni hukum kasih. Motif kita melakukan puasa juga dilandasi kasih yang diajarkan Yesus. Puasa dibuat untuk semakin mengasihi Tuhan dan sesama, bukan sekedar mengikuti aturan buta, apalagi malah mencurigai sesama atau merugikan orang lain. Menanam benih-benih padi, Di antara jagung dan umbi-umbi. Puasa kita untuk melatih diri, Agar tahan segala derita dan uji. Wonogiri, hukum baru, kasih yang baru Rm. A.Joko Purwanto, Pr
1 Comment
NR Hartutiningsih
7/4/2025 20:21:59
Sgng dalu BD mtr nwn Romo Puncta nipun sabtu 5 Juli 2025🙏🙏
Reply
Leave a Reply. |
Archives
December 2034
Categories |