|
Puncta 18 November 2025
Selasa Biasa XXXIII Lukas 19:1-10 DALAM pergaulan dengan teman-teman, kita sering menyebut nama orang dengan “paraban” atau nama panggilan. Kadang paraban itu mengambil sifat-sifat atau ciri-ciri orangnya. Misalnya ada nama panggilan Ferry Badrun, Ferry Marduk, Bambang Pusing, Joko Kungkum, Joko si Jack, Hari Dampit, Hari Bagus, Slamet Pendek, Bambang Deglok dan lain-lain. Kalau orang bisa menerima diri apa adanya, nama itu bisa jadi nama kesayangan dan keakraban. Dalam perikope ini kita bertemu dengan Zakheus yang disebut pendek badannya. Tetapi hambatan ini tidak menghalanginya untuk berjumpa dengan Yesus. Justru mengetahui badannya pendek ia berusaha naik pohon agar bisa melihat Yesus. Yesus memanggilnya dengan nama Zakheus, tidak si Pendek. Yesus menghargai pribadinya. Hal ini ditunjukkan dengan Yesus melihat ke atas ke arah Zakheus berada. Dengan menyebut nama, hubungan penjadi personal dan membuat yang disebut melambung tinggi. Karena sapaan personal itulah, Zakheus berubah. Yang awalnya sebagai pemungut cukai, sekarang menjadi penderma. “Separuh milikku akan kubagikan kepada orang lain. Sekiranya ada yang kuperas, akan kukembalikan empat kali lipat,” janjinya di depan Yesus. Yang awalnya seorang yang egois, kini menjadi orang sosial. Ia mengumpulkan banyak orang di rumahnya untuk berpesta. Yang awalnya dianggap pendek, pelit, sekarang jadi orang yang panjang sabar, murah hati dan penuh belas kasih. Perjumpaan dengan Yesus mengubah orang. Ada pertobatan ke arah kebaikan. Apakah kita juga mengalami pertobatan dan perubahan hidup ketika disapa oleh Tuhan Yesus? Kalau belum ada perubahan, mungkin kita belum sungguh-sungguh berjumpa dengan Tuhan. Karena sapaan Yesus adalah sapaan yang mengubah orang menjadi lebih baik hidupnya. Ke Yeriko naik pohon kurma, Buahnya jatuh dimakan oleh unta. Jumpa Yesus berubah hidupnya, Dari Zakheus kita belajar mencinta. Wonogiri, marilah berubah Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2034
Categories |
RSS Feed