Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki

katekese

Gagal Paham

8/24/2024

0 Comments

 
Puncta 25 Agustus 2024
Minggu Biasa XXI
Yohanes 6: 60-69

BEBERAPA waktu lalu masyarakat dibuat kaget dengan keputusan Airlangga Hartarto mundur dari ketua umum Partai Golkar. Banyak orang bertanya, ada apa kok mendadak mundur? Padahal prestasinya sangat luar biasa. 

Ia mampu menaikkan hasil perolehan suara Golkar menjadi besar. Ia bersama partai lain berhasil mengantarkan Prabowo dan Gibran terpilih jadi Presiden dan wakil Presiden? Lalu kenapa dia tiba-tiba mundur dari posisi strategis itu? 

Semua gagal paham atas keputusan ini. Lalu muncul kasak-kusuk ada tekanan kekuatan luar yang sangat besar sehingga ia harus mundur. Tetapi masyarakat tetap masih bertanya, kenapa?

Mendengar perkataan Yesus, kelompok terdekat para muridpun mengalami gagal paham. Tidak hanya masyarakat umum, tetapi murid-murid-Nya sendiri juga gak paham dengan ajaran-Nya.

“Perkataan ini keras! Siapakah yang sanggup mendengarkannya,” komentar mereka. Hal ini berhubungan dengan pernyataan Yesus bahwa Diri-Nya adalah Roti Hidup yang turun dari surga. 

Mereka sangat terpesona dan terkagum-kagum ketika Dia memberi makan gratis kepada lima ribu orang. Yesus dianggap seperti seorang pemimpin yang lagi kampanye. Maka mereka ingin mengangkat-Nya menjadi Raja. 

Yesus menolak dengan berkata, “…sesungguhnya kamu mencari Aku,   bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda,   melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.”

Yesus menyadarkan agar mereka mencari Roti Hidup yang turun dari sorga yang akan memberi hidup kekal, bukan roti yang hanya membawa kenyang perut sesaat saja. Roti Hidup itu adalah Yesus sendiri. 

Ajaran Yesus ini sangat sulit dipahami oleh orang banyak. Maka Yesus pun menantang peramurid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Lalu Simon menjawab, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Sabda-Mu adalah sabda kehidupan yang kekal.”

Mengalami kebuntuan hidup dan gagal paham atas iman kita, lalu Yesus bertanya pada kita sekarang, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Lalu apakah jawaban kita kepada Tuhan?

Pawai karnaval meriah di jalan-jalan,
Musik hingar bingar bikin semua bahagia.
Tidak mudah memahami kehendak Tuhan,
Apakah karena itu kita akan mundur juga?

Wonogiri, aku tahu kepada siapa aku percaya
Rm. A. Joko Purwanto, P
0 Comments

Natanael = Bartolomeus

8/23/2024

0 Comments

 
​Puncta 24 Agustus 2024
Pesta St. Bartolomeus, Rasul 
Yohanes 1: 45-51

RASUL Bartolomeus berasal dari Kana di Galilea. Di dalam Injil Yohanes, dia disebut bernama Natanael yang artinya “Anugerah Allah.” 

Bartolomeus adalah satu dari dua belas rasul Yesus, tetapi nama Natanael tidak tercatat dalam Injil sinoptik. Sebaliknya, dalam Injil Yohanes, nama Natanael disebut dan nama Bartolomeus tidak ada.

Para penafsir mengindentikkan Natanael adalah Bartolomeus. Natanael adalah nama aslinya. Bartolomeus adalah nama keturunan; Bar artinya keturunan, kayak istilah “bin atau binti.” Keturunan dari Tolmai.

Dialog Filipus dengan Natanael menggambarkan siapa sesungguhnya pribadi ini. Ketika Filipus memberitahu sudah bertemu dengan Mesias, Natanael semacam meragukan. “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?”

Ia menyangsikan ada hal yang baik dari Nazaret. Natanael tidak percaya bahwa Mesias akan datang dari Nazaret. Nubuat para nabi menyatakan bahwa Mesias itu datang dari Betlehem, kota Raja Daud. Mungkin sudah jadi pengetahuan umum bahwa Nazaret itu kota yang punya reputasi jelek di masyarakat.

Daripada berdebat kusir tanpa ada titik temunya, Filipus berkata, “Mari dan lihatlah.” Mereka pergi dan bertemu dengan Yesus. Cinta dalam perjumpaan pertama, inilah yang dialami Natanael. Begitu pula Yesus menilai Natanael sebagai “Israel sejati,”  yang tidak ada kepalsuan di dalamnya.

Natanael dinilai sebagai orang yang tulus, apa adanya, tidak munafik, tidak dibuat-buat, tidak ada kepalsuan. Inilah karakter orang Israel yang sesungguhnya. 

Yesus melihat Natanael duduk di bawah pohon ara. Kebiasaan ini menggambarkan orang yang suka berdoa, meditasi, membaca dan merenungkan Taurat.

Karena Yesus mengetahui pikiran dan harapannya, Natanael jadi yakin. Maka dia menyebut Yesus, “Rabbi, Engkau Anak Allah. Engkau Raja orang Israel.” Tiga gelar sekaligus. 

Rabbi adalah sebutan Guru spiritual. Anak Allah gelar Yesus yang mambawa misi dari Allah. Raja orang Israel adalah sebutan Mesias yang ditunggu-tunggu oleh Bangsa Israel.

Karena imannya itu, Yesus menjanjikan kepada Natanel hal-hal besar. Karena engkau percaya, “engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar daripada itu….. engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”

Iman akan Yesus membuat kita mampu melihat hal-hal yang lebih besar dalam hidup kita. Tuhan memberikan pengalaman luar biasa karena kita percaya kepada-Nya. Yakinkah anda hal itu bisa terjadi dalam hidup anda?

Di pantai melihat ombak membuncah,
Mata ombak berlarian kesana kemari.
Iman membuat hidupku jadi indah,
Hal-hal besar terjadi dalam peristiwa sehari hari.

Wonogiri, iman yang makin mendalam
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Putu dan Kadek

8/22/2024

0 Comments

 
​Puncta 23 Agustus 2024
Jumat Biasa XX
Matius 22:34-40

NAMA lengkapnya adalah Putu Agus Setiawan dan Kadek Windari. Mereka berdua mengalami kelumpuhan sejak kecil. Namun berkat perjuangan ibu yang tak kenal lelah, mereka berdua dapat mengembangkan bakatnya. 

Putu berbakat dalam menulis buku. Sudah ada beberapa judul buku dihasilkan. Winda punya bakat seni lukis. Karya lukisannya sering memenangkan perlombaan dan diburu orang sebagai koleksi. 

Bagi Putu, Ni Komang Warsiki adalah sosok ibu yang hebat sekaligus gurunya. “Ibu bekerja full untuk menghidupi kami semua, apalagi saat ayah meninggal, Ibu adalah kekuatan kami.”

Winda juga mengaku belajar dari kebesaran hati sang ibu. Ia ingin berbagi kebahagiaan dengan sesama lewat karya-karyanya.

 "Apalah gunanya tubuh ini jika tidak digunakan untuk membantu sesama. Itu sama saja seperti mayat, kan? Tapi jika tubuh yang lemah ini digunakan untuk membantu sesama, itu bisa sangat-sangat bermanfaat bagi banyak orang," tuturnya di acara Kick Andy.

Dari hasil lukisnya, Winda menyisihkan sebagian untuk membantu sesama penyandang disabilitas. “Saya pernah mengalami kekurangan, kelaparan, maka saya sisihkan sebagian untuk membantu mereka. Ini adalah bagian dari ibadah.”

Ketika Yesus ditanya hukum mana yang terutama dalam hukum Taurat, Dia menjawab, “Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

Dari kedua putra-putri Ni Komang Warsiki yang sederhana, kita menemukan isi jawaban dari kata-kata Yesus itu. Mengasihi Allah dan mengasihi sesama itu satu kesatuan tak terpisahkan. Mengasihi Allah terwujud dalam kasih pada sesama.

Cukup seperti yang dilakukan Winda, dia berbagi dengan menolong sesama yang menderita. Kendati dia sendiri mengalami kekurangan dan kelemahan, tetapi tidak menghalanginya untuk berbuat baik bagi orang lain.

Marilah kita mewujudkan cinta kepada Allah dengan mengasihi sesama secara nyata. Orang disebut kaya bukan karena hartanya berlimpah. Orang kaya adalah orang yang dengan rela dan tulus mau berbagi pada sesamanya yang menderita. 

Orang kaya tetapi kalau tidak mau berbagi, dia masih disebut miskin karena ia tidak mampu memberi dan berbagi.

Berjalan-jalan di rumput yang basah,
Kaki terasa kaku dan dingin sekali.
Apalah artinya mengasihi Allah,
Kalau kepada sesama suka membenci?

Wonogiri, kasihilah sesamamu....
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

People’s Princess

8/21/2024

0 Comments

 
Puncta 22 Agustus 2024
PW St. Perawan Maria Ratu
Lukas 1: 26-38

PUTRI DIANA yang meninggal pada 31 Agustus 1997 dalam kecelakaan mobil di Pont de Alma Paris dikenal banyak melakukan kegiatan sosial untuk menolong orang miskin di Afrika. 

Dia juga mengunjungi penderita AIDS dan menolong korban perang di Angola dan di belahan dunia lainnya.

Diana juga terkenal akan kepeduliannya terhadap anak-anak terlantar dan berbagai isu global lainnya yang terkait dengan kemanusiaan. 

Ketulusan hati yang dimiliki Diana membuat banyak orang terinspirasi. Dia menjadi idola banyak orang dan dijuluki “The People’s Princess.”

Kematiannya hampir berbarengan dengan peraih nobel perdamaian yakni Suster Teresa dari Kalkuta. Pemakaman Diana berlangsung di Westminster Abbey pada tanggal 6 September1997. 

Mother Teresa meninggal pada 5 September tahun yang sama. Mengapa justru Mother Teresa yang memperoleh hadiah Nobel, dan bukan Diana, Princes of Wales?

Karena Diana, setelah membantu orang miskin kembali ke kerajaan menjadi ratu dengan segala kemegahannya. 

Sedang Mother Teresa tetap menjadi orang miskin dan hidup di tengah-tengah kaum miskin di India. Penghormatan dunia pada Mother Teresa karena kesetiaannya menjadi orang kecil dan miskin dan menderita.

Hari ini kita merayakan St. Perawan Maria Ratu. Kemuliaannya sebagai ratu bukan karena Maria berasal dari lingkungan kerajaan. Bukan seperti Putri Diana yang Princes of Wales. Status ratu yang dikenakan pada Maria justru karena hatinya yang mulia dan setia pada kehendak Allah.

Seperti Mother Teresa yang dimuliakan dengan pengakuan Nobel oleh dunia, Maria diberi gelar sebagai Ratu karena keteladannya dalam memenuhi kehendak Allah. 

Iman ini melanjutkan dogma Maria diangkat ke surga. Maria dimuliakan dengan statusnya sebagai ratu karena imannya yang dalam, hidupnya yang setia dan hatinya yang tegar. Hidup Maria bisa menjadi teladan orang beriman.

“Per Mariam ad Jesum” melalui Maria, kita sampai kepada Yesus. Marilah kita meneladan iman Maria, menapaki jalan Tuhan dengan tekun, setia dan rendah hati.

Dari Wonosari menuju ke Wonogiri,
Sama-sama Wono tapi lebih berseri.
Maria yang setia dan rendah hati,
Ajari kami setia sampai saat mati.

Wonogiri, doakanlah kami ya Maria
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Surat untuk Ibu

8/20/2024

0 Comments

 
Puncta 21 Agustus 2024
PW. St. Pius X, Paus
Matius 20:1-16a

SEORANG anak menulis surat kepada ibunya. Dia menulis begini; Ibu, di dalam Kitab Suci ada tertulis; seorang pekerja pantas mendapat upahnya. Saya sudah bekerja untuk membantu ibu. Saya disuruh ibu melipat selimut, menyapu lantai, mencuci piring, membersihkan dapur, dan banyak lagi. Sekarang saya minta upahnya.”

Ibunya membalas surat anaknya itu; “Anakku, Sembilan bulan aku mengandungmu, cintaku padamu gratis. Tiap malam ibu tidak tidur untuk menjagamu, cintaku gratis. Tiap kamu lapar dan haus, ibu melayanimu siang dan malam, cintaku padamu gratis. Kamu sedih dan sakit, ibu selalu ada untukmu dan cintaku padamu gratis.”

Anaknya terharu dan meneteskan air mata di pipi. Ia memeluk ibunya dan berbisik di telinga, “Ibu maafkan aku, cintamu semua gratis dan aku tak mampu membalasnya.”

Dalam Injil hari ini Yesus mau mengungkapkan kasih Allah yang tiada batas dan kemurahan hati-Nya diberikan kepada kita. Yesus mengungkapkan perumpamaan tentang pekerja kebun anggur.

Ia memberi upah kepada pekerja sesuai dengan kesepakatan mereka. Sehari satu dinar. Ia telah bertindak adil bagi pekerja pertama. Ia masih bermurah hati kepada pekerja terakhir. Tetapi pekerja pertama tidak terima atas kemurahan hati si pemilik kebun anggur itu.

Kadang kita iri hati karena Tuhan berbuat baik kepada orang lain yang menurut kita tidak pantas dicintai. Kenapa orang jahat kok hidupnya enak? Kenapa orang tidak pernah ke gereja kok hidupnya mujur? Kita protes kepada Tuhan. 

Kita tidak bisa membatasi kemurahan Tuhan. Tuhan punya hak untuk bermurah hati kepada siapa pun. Kita tidak boleh menilai diri paling benar dan suci sendiri. 

“Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?” sabda Tuhan.

Pepatah mengatakan, ”Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah.” Kasih Allah tiada batas, kasih kita sering masih ada pamrih dan motivasi egois. Mari kita mohon agar dimurnikan cinta kitakepada-Nya.

Dari Denpasar menuju Gumbrih,
Di mobil dengerin musik lirih-lirih.
Hanya ibu mengasihi tanpa pamrih,
Ia rela menahan duka dan hati perih.

Wonogiri, kasih yang tiada batas
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Unta dan Lubang Jarum

8/19/2024

0 Comments

 
​Puncta 20 Agustus 2024
Selasa Biasa XX
Matius 19: 23-30

PADA awalnya kita bingung menelaah kata-kata Yesus; bagaimana mungkin seekor unta dapat masuk ke lubang jarum? Dalam membaca Kitab Suci, kita diajak untuk memahami konteks peristiwa pada waktu itu. 

Yesus sering menggunakan perumpamaan-perumpamaan dalam mengajar para murid-Nya. Kita juga diajak memahami bahasa perumpamaan di dalam Kitab Suci.

Konteks perumpamaan “lebih mudah seekor unta masuk ke dalam lubang jarum,” untuk membandingkan perikope sebelumnya yang berkisah tentang orang muda kaya yang tidak mau melepaskan hartanya demi masuk ke Kerajaan Allah.

Lubang jarum yang dimaksud Yesus adalah gambaran sebuah pintu darurat di kota Yerusalem yang berbentuk lengkungan seperti lubang jarum. 

Pada abad pertama Masehi di kota Yerusalem ada pintu darurat model lorong memanjang, bagian atasnya melengkung seperti lubang jarum. 

Ada kebiasaan waktu itu pintu gerbang utama ditutup pada sore hari, untuk menghindari serangan musuh, maka pintu darurat yang difungsikan sebagai pintu keluar masuk ke kota Yerusalem dan dijaga oleh pengawal. 

Kendaraan unta yang masuk kota Yerusalem harus melepaskan bebannya lebih dahulu, agar bisa lewat.  Hal ini dipakai Yesus sebagai perumpamaan, kalau kita tidak mau melepaskan harta yang kita bawa, kita tidak bisa masuk ke Yerusalem Surgawi.

Orang muda yang banyak hartanya itu tidak rela melepaskan kekayaannya, kendati dia saleh dan baik, tetapi kalau tidak mau mengikuti sabda Yesus, maka dia tidak bisa masuk ke dalam kebahagiaan surgawi. 

Seperti unta yang rela melepaskan beban dan patuh pada perintah tuannya untuk dituntun masuk lorong sempit, kita juga diajak berani melepaskan beban yang kita bawa dan patuh kepada perintah Tuhan, maka kita akan masuk ke dalam Kerajaan-Nya yang abadi.

Apakah orang kaya tidak bisa masuk ke surga? Bisa, Zakheus, Matius adalah orang-orang kaya. Tetapi mereka berani bertobat dan melepaskan diri dari ikatan harta duniawi. 

Zakheus berani berkata, “Tuhan, separuh dari milikku akan kubagikan kepada orang miskin dan jika ada yang kuperas, akan kukembalikan empat kali lipat.”

Orang boleh kaya, tetapi jangan terikat dan lekat pada kekayaan. Harta kekayaan bukan segala-galanya. Tetapi Tuhan adalah segalanya yang menjamin keselamatan kita. 

Manakah yang anda pilih; harta dunia yang sementara atau hidup kekal di hadapan Tuhan?

Harta dunia itu seperti istri muda,
Cantiknya hanya sementara saja.
Berbagi kasih adalah cara ke surga,
Suka menolong bagi yang menderita.

Wonogiri, suka menolong adalah investasi abadi
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Pemuda Kaya dan Fransiskus Asissi

8/18/2024

0 Comments

 
​Puncta 19 Agustus 2024
Senin Biasa XX
Matius 19: 16-22

KETIKA masih muda Fransiskus hidup dalam kelimpahan dan kekayaan. Ayahnya adalah seorang bangsawan dan pedagang kain yang kaya di Asissi. 

Ia digadang-gadang menjadi pewaris kekayaan ayahnya. Dia anak dari Pietro de Bernardone dei Moriconi dan  Pica de Bourlemont.

Lahir  dari keluarga yang kaya raya  membentuk Fransiskus menjadi seorang pribadi yang suka berfoya-foya dan selalu mencari kesenangan bersama teman-temannya. 

Namun pada suatu saat, dia merasakan panggilan Tuhan yang datang melalui orang-orang miskin, pengemis, orang kusta, dan orang-orang sederhana.

Ia meninggalkan segala kemewahan dan gelimangnya harta dan menjadi pengemis hina. Ia ingin mengikuti Yesus yang miskin dan hidup hanya untuk Tuhan.

Beda dengan semangat orang muda yang punya idealisme tinggi ingin hidup baik. Ia bertanya pada Yesus, “Guru perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal?”

Pemuda ini baik, punya niat dan cita-cita yang baik. Ia menjawab bahwa semua hukum Taurat sudah dilaksanakan. 

Dia berkata, “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” Dia orang yang saleh, baik dan taat hukum. 

Namun ketika Yesus berkata, “Jika engkau ingin menjadi sempurna, pergi dan juallah semua yang kaumiliki dan sedekahkan uangnya kepada orang miskin, maka engkau akan mendapat harta di surga.”

Disinilah persoalannya. Pemuda kaya itu mempunyai kelekatan terhadap harta kekayaannya. Ia lebih memilih harta dunia daripada mempunyai Tuhan sebagai pemilik harta kekayaan yang sempurna. 

Ia menyayangkan hartanya dan tidak mau berbagi untuk sesamanya. 

Maka ketika Yesus berkata, "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku,"  Orang muda itu pergi dengan sedih karena hartanya banyak.

Harta itu hanyalah titipan dari Tuhan. Tidak akan dibawa mati. Tidak ada gunanya harta melimpah jika tidak kita gunakan untuk kebaikan dan kesejahteraan sesama.

Pergi ke Pasar Ngadirojo beli manga,
Ternyata hanya dapat papaya muda.
Kumpulkanlah harta kekayaan di surga,
Dengan kebaikan dan berbagi untuk sesama.

Wonogiri, lekat harta, hidup tak bahagia
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Medali Emas untuk Ibu Tercinta

8/17/2024

0 Comments

 
​Puncta 18 Agustus 2024
HR. Maria Diangkat ke Surga
Lukas 1: 39-56

PRESTASI Quan Hong Chan, peloncat indah asal China sungguh luar biasa. Ia mengumpulkan tiga medali emas untuk negaranya sejak Olimpiade di Tokyo. 

Waktu itu usianya baru 14 tahun. Ia berasal dari keluarga miskin di China. Ayahnya seorang petani jeruk dan ibunya adalah buruh pabrik. 

Setelah kecelakaan lalu lintas, ibunya mengalami sakit yang butuh biaya perawatan. Mereka sampai berhutang karena tidak mampu membayar. Quan termotivasi untuk meraih emas agar bisa membantu pengobatan ibunya.

“Medali emas ini kupersembahkan untuk ibuku. Dialah yang memberi motivasi aku berjuang selama ini. Ibu pantas mendapatkan semuanya ini,” katanya setelah menerima medali emas di lompatan 10 meter.

Peristiwa kecil yang mengharukan ini dapat membantu kita merenungkan Hari Raya St. Maria Diangkat ke Surga. 

Maria telah dipilih Allah untuk menjadi Bunda Penebus. Maria dengan setia dan tekun telah berjuang menerima tanggungjawab itu.

Ia menjadi ibu yang setia, rendah hati, hamba yang baik bagi Keluarga Kudus Nasaret. Ia mengatasi segala hambatan dan tantangan sampai di bawah kaki salib Tuhan. 

Maria begitu taat dan percaya pada Allah dalam segala penderitaan yang ditanggungnya.

“Suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri - supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang," demikian nubuat Simeon menggambarkan penderitaan Maria. 

Maka sangat pantaslah jika Maria menerima penghormatan ilahi, diangkat jiwa raganya ke dalam kemuliaan Surga.

Kita belajar dari kesetiaan dan kerendahan hati Maria. Tidak ada perjuangan yang sia-sia. Tuhan akan memperhatikan hamba-Nya yang dengan tekun, setia, menjalankan panggilannya. Maria adalah contoh nyata pribadi yang percaya.

Hidup Maria menjadi teladan kepada kita  menuju kesucian. Jika kita meneladan hidup Maria, kita juga akan disatukan dengan Allah dalam kemuliaan. 

Mari kita mengarahkan diri ke tanah air surgawi, dengan menempuh jalan yang dilalui Maria. Jika kita mau berjuang dengan tekun dan setia, kita juga akan mendapatkan medali emas di surga.

Di Olimpiade Paris kita dapat piala,
Terimakasih pada dua pria yang perkasa.
Mulai dari yang kecil dan sederhana,
Mengikuti Maria yang setia dan percaya.

Wonogiri, teladan hidup Maria
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Berikanlah Kepada Kaisar

8/16/2024

0 Comments

 
Puncta 17 Agustus 2024
HR. Kemerdekaan Republik Indonesia
Matius 22:15-21

PESTA Olimpiade Paris baru saja ditutup beberapa hari lalu. Indonesia memboyong dua medali emas dari cabang panjat tebing putra dan angkat besi di kelas 73 kg. Dua atlit putra, Veddriq Leonardo di cabang panjat tebing dan Rizki Juniansyah di cabang angkat besi. Medali perunggu diraih Gregoria Mariska Tunjung di cabang olahraga bulu tangkis tunggal putri.

Mereka mengharumkan nama Indonesia dengan mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya di ajang Olimpiade. Perjuangan mereka menghasilkan medali emas untuk Bangsa Indonesia yang merayakan Pesta Kemerdekaan ke 79 tahun. Hadiah yang membanggakan seluruh rakyat Indonesia.

Tidak banyak orang yang bisa menyumbangkan emas Olimpiade untuk bangsa dan rakyat Indonesia. Tetapi pasti banyak orang yang mencucurkan keringat dan tenaga serta pikiran demi kemajuan Bangsa kita. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa. 

Pada peringatan Hari Kemerdekaan ini kita bisa merenungkan pernyataan Presiden John F Kennedy; “Jangan tanyakan apa yang negara ini berikan kepadamu tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negaramu.”

Begitu pula Yesus menasehatkan kepada kita dengan berkata, “"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Tidak perlu hal-hal yang besar dan sulit yang harus kita berikan kepada bangsa atau negara. Kita bisa mulai dari yang kecil dan sederhana. Misalnya kita bisa mengembangkan budaya bersih dengan membuang sampah di tempat sampah. Tidak membiasakan diri membuang sampah di jalan atau sungai.

Kita juga bisa membiasakan diri untuk membangun budaya antri di tempat-tempat umum dan menghormati atau mendahulukan para lansia, ibu hamil, orang sakit, kaum difabel untuk mendapat prioritas.

Dengan melakukan tindakan-tindakan kecil yang bermanfaat seperti itu, kita sudah menularkan virus-virus positif kepada masyarakat. Kita menjawab pernyataan Presiden John Kennedy, sekaligus mempratekkan apa yang diajarkan Yesus. Bukan sekedar retorika tetapi dengan tindakan yang nyata.

Ikan semah badannya bersisik
Sangat enak digoreng sampai garing
Mungkin kita merdeka secara fisik
Tapi mental dan budaya kita dijajah asing

Wonogiri, Merdeka! Merdeka!
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Karena Ketegaran Hatimu

8/15/2024

0 Comments

 
​Puncta 16 Agustus 2024
Jum’at Biasa XIX
Matius 19: 3-12

KALAU kita mendengar pengumuman perkawinan di gereja, ada himbauan; barangsiapa mengetahui halangan perkawinan ini, umat wajib lapor kepada Pastor Paroki. 

Salah satu halangan perkawinan Katolik adalah ikatan perkawinan sebelumnya.

Orang yang terikat pada perkawinan sebelumnya terhalang untuk melakukan perkawinan lagi. Dua orang yang sudah dibaptis menikah secara sah lalu karena suatu hal mereka bercerai secara sipil. Menurut Gereja ikatan mereka tetap sah. 

Mereka berhalangan untuk melangsungkan perkawinannya lagi. Halangan ini harus dibereskan lebih dahulu lewat Tribunal Gereja atau Panitia Pastoral Perkawinan.

Orang sering main tabrak saja, melanggar aturan-aturan hukum perkawinan. Yang penting saya bisa menikah. Merasa dipersulit lalu mencari tempat yang mudah agar bisa menikah. Tak penting dengan keyakinan dan iman yang selama ini dihayati.

Begitulah yang dihayati orang-orang Farisi. Mereka bertanya pada Yesus, “Apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya dengan alasan apa saja?” 

Dengan menyebut 'alasan apa saja,' mereka bertindak semaunya dan sewenang-wenang, tidak mau diajak kompromi. Orang Jawa bilang, 'waton sulaya.'

Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? 

Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. 

Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

Orang-orang Farisi masih “ngeyel” dan bertanya, “"Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"

Yesus menjawab dengan tegas, "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.”

Orang yang tegar hati hanya mengejar dan memikirkan dirinya sendiri. Ia tidak mau mendengarkan saran, masukan dan nasehat orang lain. Bahkan aturan-aturan dan hukum dilanggar untuk membenarkan dirinya.

Seperti Bangsa Israel, setelah menjadi bangsa besar, mereka lupa kepada perjanjian Tuhan. Hukum-hukum-Nya mereka singkiri dan menyembah dewa-dewa baal. 

Orang Jawa bilang, “Ora Ngrumangsani.” Dahulu dibebaskan dari Mesir, setelah jadi bangsa besar, lupa diri dan menjauhi Tuhan.

Nasehat orang tua, “Jangan jadi sombong dan tegar hati, mengko ndak diwelehke Gusti.” 

Mari kita tetap setia pada perjanjian dan kehendak Tuhan dengan mendengarkan hukum-hukum-Nya.

Jalan pagi-pagi  di waduk Wonogiri,
Menikmati terbitnya sang Matahari.
Janganlah suka menyombongkan diri,
Karena Tuhan itu maha mengetahui.

Wonogiri, aja waton sulaya...
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments
<<Previous
Forward>>

    Archives

    December 2034
    September 2025
    August 2025
    July 2025
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    February 2024
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    July 2021

    Categories

    All
    Hello Romo!
    Katekese
    Puncta
    Rubrik Alkitab

    RSS Feed

Site powered by Weebly. Managed by Rumahweb Indonesia
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki