Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki

katekese

Pemuda Kaya dan Fransiskus Asissi

8/18/2024

0 Comments

 
​Puncta 19 Agustus 2024
Senin Biasa XX
Matius 19: 16-22

KETIKA masih muda Fransiskus hidup dalam kelimpahan dan kekayaan. Ayahnya adalah seorang bangsawan dan pedagang kain yang kaya di Asissi. 

Ia digadang-gadang menjadi pewaris kekayaan ayahnya. Dia anak dari Pietro de Bernardone dei Moriconi dan  Pica de Bourlemont.

Lahir  dari keluarga yang kaya raya  membentuk Fransiskus menjadi seorang pribadi yang suka berfoya-foya dan selalu mencari kesenangan bersama teman-temannya. 

Namun pada suatu saat, dia merasakan panggilan Tuhan yang datang melalui orang-orang miskin, pengemis, orang kusta, dan orang-orang sederhana.

Ia meninggalkan segala kemewahan dan gelimangnya harta dan menjadi pengemis hina. Ia ingin mengikuti Yesus yang miskin dan hidup hanya untuk Tuhan.

Beda dengan semangat orang muda yang punya idealisme tinggi ingin hidup baik. Ia bertanya pada Yesus, “Guru perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal?”

Pemuda ini baik, punya niat dan cita-cita yang baik. Ia menjawab bahwa semua hukum Taurat sudah dilaksanakan. 

Dia berkata, “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” Dia orang yang saleh, baik dan taat hukum. 

Namun ketika Yesus berkata, “Jika engkau ingin menjadi sempurna, pergi dan juallah semua yang kaumiliki dan sedekahkan uangnya kepada orang miskin, maka engkau akan mendapat harta di surga.”

Disinilah persoalannya. Pemuda kaya itu mempunyai kelekatan terhadap harta kekayaannya. Ia lebih memilih harta dunia daripada mempunyai Tuhan sebagai pemilik harta kekayaan yang sempurna. 

Ia menyayangkan hartanya dan tidak mau berbagi untuk sesamanya. 

Maka ketika Yesus berkata, "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku,"  Orang muda itu pergi dengan sedih karena hartanya banyak.

Harta itu hanyalah titipan dari Tuhan. Tidak akan dibawa mati. Tidak ada gunanya harta melimpah jika tidak kita gunakan untuk kebaikan dan kesejahteraan sesama.

Pergi ke Pasar Ngadirojo beli manga,
Ternyata hanya dapat papaya muda.
Kumpulkanlah harta kekayaan di surga,
Dengan kebaikan dan berbagi untuk sesama.

Wonogiri, lekat harta, hidup tak bahagia
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments



Leave a Reply.

    Archives

    December 2034
    July 2025
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    February 2024
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    July 2021

    Categories

    All
    Hello Romo!
    Katekese
    Puncta
    Rubrik Alkitab

    RSS Feed

Site powered by Weebly. Managed by Rumahweb Indonesia
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki