Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki

katekese

Fokus dengan Perutusan

9/24/2025

0 Comments

 
Puncta 24 September 2025
Rabu Biasa XXV
Lukas 9:1-6

KALAU kunjungan ke stasi di pedalaman Kalimantan memang harus siapkan segalanya. Selain alat-alat misa, baju dan alat perbengkelan, juga harus siap mental yang kuat. Jalanan sering tidak dapat diduga kondisinya.

Jalanan licin penuh lumpur jika musim hujan datang menjadi medan perjuangan menuju stasi yang jaraknya bisa puluhan kilometer. Motor harus siap dengan segala perbekalannya. 

Waktu itu Paroki Tayap punya medan yang masih sulit dijangkau seperti Kebuai, Sungai Ingin, Tanjung Bunga dan Beginci. 

Kami sering menginap di rumah Pak Edi Kebuai, Pak Lotoi di Tanjung Bunga atau Pak Tana di Sungai Ingin. Kalau ke Pangkalan Suka bisa singgah di rumah Bu Anang. Tuhan sudah menyiapkan segalanya.

Perutusan mewartakan Injil adalah panggilan Tuhan bagi para murid-Nya. Yesus mengajak mereka untuk fokus pada tugas perutusan. 

Sarana dan bekal sudah disiapkan Tuhan lebih dari cukup. Tidak perlu kawatir akan makanan, uang, pakaian atau reaksi orang yang dijumpai.

Mereka diminta untuk mewartakan Kerajaan Allah, menyembuhkan orang sakit dan berbuat baik bagi siapapun. Membawa Kerajaan Allah hadir bagi umat yang dilayani itulah tugas pokoknya.

Pertanyaan refleksi bagi pewarta adalah apakah kita sudah sungguh-sungguh menghadirkan Kerajaan Allah di tengah umat? Ataukah kita lebih menuntut fasilitas-fasilitas yang diperlukan; motor, mobil, HP, pakaian bagus, sepatu bagus dan lainnya?

Apakah saya sungguh mewartakan Kerajaan Allah ataukah saya justru mewartakan diri sendiri agar memperoleh penghormatan, pujian dan tepuk tangan sorak sorai? 

Bisa jadi kehadiran kita tidak diterima di suatu tempat. Yesus sudah mengingatkan sebelumnya. “Kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka."

Namun semuanya itu tidaklah penting. Yang utama adalah siap mewartakan Injil kemana pun kita diutus. Kesediaan untuk diutus itu harus kita tumbuhkan sebagai murid-murid Kristus.

Soto kwali dicampur usus,
Makannya di piring kardus.
Jangan takut untuk diutus,
Segalanya Tuhan yang urus.

Wonogiri, siap diutus
Rm. A.Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Patung Budha di Borobudur

9/23/2025

0 Comments

 
Puncta 23 September 2025
Santo Padre Pio dari Pietrelcina, Imam
Lukas 8: 19-21 

SEORANG Filsuf zaman Romawi kuno, Epictetus (50-130M) mengatakan, “Kita memiliki dua telinga dan satu mulut, karena itu kita bisa mendengarkan dua kali lebih banyak daripada berbicara.”

Namun justru mendengarkan itulah pekerjaan yang lebih sulit daripada berbicara dan banyak orang harus berjuang untuk mendengarkan. Apalagi mendengarkan dengan sepenuh hati. 

Betapa sulitnya mendengarkan dapat digambarkan melalui perjuangan yang sangat keras dalam wujud patung-patung Budha di Candi Borobudur. 

Kalau kita naik ke pelataran Candi Borobudur, kita temukan patung-patung Budha sedang samadi. 

Patung-patung itu mempunyai bentuk telinga yang panjang lebih dari ukuran normal kita manusia. 

Tanpa bicara patung Budha itu menjelaskan bahwa mendengarkan suara Tuhan membutuhkan usaha keras, penuh konsentrasi dan tekun dari pihak kita. 

Mendengarkan dan tekun melaksanakan firman Allah itulah yang dilakukan oleh Bunda Maria dan saudara-saudara Yesus. 

Ketika orang banyak berkata kepada Yesus, "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau."

Yesus langsung menjawab, "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya." 

Jadi siapa yang mau menjadi Ibu dan saudara Yesus dapat dinilai sejauh mana orang itu mendengarkan dan melaksanakan firman Tuhan.

Kita bisa melihat pribadi Bunda Maria sebagai orang yang mendengarkan dan melaksanakan sabda Tuhan. Dialah teladan sempurna orang beriman. Kita bisa mencontoh kehidupannya.

Suara burung ada di pepohonan,
Berkicau saling bersahutan.
Mari kita belajar mendengarkan,
Membuka hati pada suara Tuhan.

Wonogiri, dengarkan suara alam
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Lampu Petromax

9/22/2025

0 Comments

 
Puncta 22 September 2025
Senin Biasa XXV
Lukas 8: 16-18

PADA dekade awal tahun 1970-1980 -an lampu petromax adalah lampu yang sering digunakan untuk berbagai kegiatan besar. Lampu minyak yang dipompa itu dipasang di atas gantungan dan menerangi sekitarnya.

Kalau ada hajatan, wayangan, pentas ketoprak dan acara besar, lampu ini sangat berguna menyinari area yang luas. 

Bahkan saya sering menggunakannya untuk “nyuluh,” mencari belut atau ikan di sawah pada waktu malam.

Kalau malam Minggu tiba, sehabis doa lingkungan, kami dan teman-teman menyalakan lampu petromax untuk “nyuluh.” 

Pada malam gulita itu banyak belut di sawah yang keluar. Kadang juga keliru, ketemu ular yang mencari makan. 

Petromax dipakai sebagai pelita yang menyala untuk menerangi sekitarnya sehingga semua menjadi kelihatan. 

Demikian dengan perumpamaan penabur benih yang menghasilkan buah, perumpamaan pelita juga punya pesan yang sama.

Pelita akan berguna jika ditaruh di atas gantang dan menyinari sekitarnya. Seperti benih, baru nampak setelah berbuah, demikian juga pelita baru berguna setelah menyala. Seperti kebaikan juga baru nampak jika diwujudkan dalam tindakan nyata.

Yesus telah memberi pelita iman, harapan dan kasih bagi kita. Maka pelita itu juga harus kita bagikan kepada orang lain agar menjadi terang bagi banyak orang. 

Kebaikan yang kita bagikan akan makin terang sinarnya. Sebaliknya kalau hanya disimpan, dia akan berkurang.

Inilah penegasan sabda Yesus, “Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."

Marikan kita nyalakan kebaikan kita dan berbagi untuk menerangi dunia sekitarnya. Kita berkontribusi kebaikan bagi banyak orang. Kebaikan yang dibagi tidak akan mengurangi apa yang kita miliki, justru makin bertambah.

Menikmati gerhana bulan,
Sambil duduk kedinginan.
Menebarkan nilai kebaikan,
Laksana pelita di kegelapan.

Wonogiri, nyalakan pelitamu
Rm. A.Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Use Money to Make Friends, and Not Use Friends to Make Money.

9/21/2025

0 Comments

 
Puncta 21 September 2025
Minggu Biasa XXV
Lukas 16: 1-13(panjang) atau Lukas 16:10-13 (pendek)

YESUS memberi perumpamaan tentang seorang bendahara yang cerdik. Ada yang bingung mengapa Yesus memuji tindakan bendahara yang tidak jujur itu. Kita harus membaca konteks keseluruhan dari Lukas bab 14-16.

Pelajaran dari bab yang panjang itu merangkum tiga tema. Kehidupan kekal, Allah yang berbelas kasih dan apa yang harus kita lakukan untuk memperoleh hidup yang kekal. 

Tema kehidupan kekal digambarkan dalam perumpamaan Perjamuan Kawin. 

Allah yang berbelaskasih dijelaskan dengan perumpamaan dirham, domba dan anak yang hilang. 

Tindakan apa yang harus kita buat untuk memperoleh hidup kekal dijelaskan dengan perumpamaan bendahara yang tidak jujur sampai pada kisah Lazarus dan orang kaya.

Yesus juga sering memakai perbandingan untuk menjelaskan maksud ajaran-Nya. Lukas menuliskan dalam kisah orang yang minta roti pada temannya pada waktu malam dan reaksi teman yang dimintai pertolongan. 

Yesus sedang membandingkan kebaikan Allah dengan manusia.Jika sebagai manusia, seseorang bisa berbuat baik untuk menolong yang lain, apalagi Allah Bapa di surga. 

Perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur juga menggunakan gaya perbandingan. Di akhir perumpamaan Yesus jelas membuat perbandingan, “Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang.”

Kecerdikan bendahara yang tidak jujur itulah yang diperbandingkan dengan kecerdikan anak-anak terang. Pujian itu bukan dimaksud mengamini tindakan yang tidak jujur, tetapi untuk membandingkan dengan kita sebagai anak-anak terang harusnya mampu bertindak lebih baik dari si bendahara itu.

Yang mau disampaikan oleh Yesus adalah: Jika bendahara yang tidak jujur itu bisa menggunakan kesempatan yang ada untuk menyelamatkan masa depannya, demikian juga seharusnya kita. 

Kita seharusnya bisa memanfaatkan aneka talenta dan kesempatan untuk memperoleh hidup yang kekal. 

Maka, gunakan uangmu untuk membangun persahabatan sebanyak-banyaknya, tetapi jangan gunakan persahabatanmu untuk mencari uang bagimu sendiri. 

Kalau bendahara yang tidak jujur saja bisa memikirkan keselamatannya, apalagi kita pasti juga bisa memikirkan bagaimana mencapai hidup yang kekal.

Sebengis-bengisnya serigala,
Ia akan mengasihi anak-anaknya.
Allah Bapa yang maha cinta,
Akan lebih mengasihi manusia.

Wonogiri, serigala saja bisa mengasihi, apalagi kita. 
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Benih Subur di Tiken

9/20/2025

0 Comments

 
Puncta 20 September 2025
Pw. St. Andreas Kim Taegon, Imam
Paulus Chong Hasang dkk, martir
Lukas 8:4-15

DALAM kunjungan pastoral ke keluarga-keluarga di lingkungan, kami menemukan iman yang tumbuh subur dalam keluarga. Kami bertemu keluarga Pak Katino, Pak Wandi, Pak Jumiran di lingkungan Tiken, Paroki Wonogiri.

Mereka ini hidup di tengah masyarakat non katolik. Mereka masing-masing hanya sendirian di tengah kampung. Tetapi kehidupan rukun, damai dan gotong royong sungguh dirasakan. 

Bahkan mereka juga dipercaya menjadi pengurus di RT ikut menjadi anggota Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) di desa. 

Cerita dan pengalaman mereka berjuang menghidupi iman Kristiani sungguh mengharukan. Benih yang kuat dan subur.

Mereka seperti benih yang tumbuh di semak berduri, tetapi dapat hidup dengan kuat dan berkembang. Benih iman mereka sangat kuat.

Yesus memberi perumpamaan tentang benih yang jatuh di berbagai jenis tanah. Ada empat jenis tanah. Tanah di pinggir jalan, tanah berbatu-batu, tanah yang penuh semak duri dan tanah yang baik.

Benih yang tumbuh di tanah yang baik pasti akan tumbuh dengan baik karena kondisi dan situasinya sangat mendukung. 

Namun kalau kami berjumpa Pak Katino, Pak Wandi, Pak Jumiran dan masih banyak keluarga di wilayah lain, mereka adalah benih yang harus berjuang mempertahankan hidup di tanah yang kurang baik.

Iman mereka justru ditempa oleh tantangan dan kesulitan yang harus dihadapi. Mereka tidak mundur dan lemah, tetapi justru berdiri tegak membawa iman akan Kristus di tengah masyarakat.

Bagaimana dengan diri kita? Kita ini menjadi tanah yang baik atau berbatu dan bersemak duri? 

Apakah benih iman bisa tumbuh dengan berbagai tantangan dan kesulitan yang kita hadapi?

Tiap hari datang jatah rantangan,
Lauknya ikan goreng yang segar.
Iman tumbuh dalam tantangan,
Tetap tegar jadi Katolik yang benar.

Wonogiri, jadi tanah yang subur
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Para Wanita yang Terlibat

9/19/2025

0 Comments

 
Puncta 19 September 2025
Jum’at Biasa XXIV
Lukas 8:1-3

SETIAP Minggu pertama di Paroki Nanga Tayap waktu itu diagendakan pertemuan FORKAS yaitu Forum Komunikasi Antar Stasi. Ada 24 stasi yang dilayani. Para ketua stasi berkumpul untuk berkoordinasi tentang program-program paroki. 

Untuk mendukung kegiatan ini beberapa ibu-ibu menyiapkan konsumsi dari lingkungannya. Mereka itu adalah Ibu Ahuang, Mama Felix, Mama Mia, Ibu Anang, Mama Sisi, Ibu Alida, Ibu Sulia dan masih banyak ibu dari Tebuar, Betenung, Engkadin dan Batumas.

Para ibu ini dengan sukarela dan ikhlas hati membantu kegiatan paroki dengan caranya masing-masing. Mereka membawa sayur, ikan, beras dan hasil ladangnya untuk dipersembahkan ke gereja supaya kegiatan Forkas dapat berjalan baik.

Dalam Injil beberapa wanita disebut membantu pelayanan Yesus dan murid-murid-Nya. Mereka itu adalah Maria Magdalena, Yohana, Susana dan masih ada beberapa yang lain. 

Dengan kekayaan mereka, para wanita ini ikut ambil bagian dalam karya-karya Yesus. Pasti masih banyak nama yang tidak disebutkan. Tetapi walau tidak disebut namanya mereka tetap ikhlas membantu.

Bukan soal penghargaan atau ingin dikenal bagi mereka, namun ingin ikut terlibat dalam karya keselamatan Tuhan. Kadang ada orang yang marah kalau namanya tidak disebut atau ditulis. Ada orang yang “mutung” atau merajuk kalau tidak dianggap berjasa. 

Wanita-wanita itu memberi contoh kepada kita untuk membantu dengan tulus ikhlas. Siapa pun dapat terlibat dalam karya pelayanan gereja. Bahkan karya yang kecil dan sederhana pun juga menjadi bagian keterlibatan kita.

Bukan soal penghargaan yang paling utama tetapi sebagai pribadi sosial kita hidup bersama dengan yang lain. Dalam kehidupan bersama itu, kita perlu saling tolong menolong.  Maukah kita ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan gereja? 

Terlibat bisa dengan tenaga, pikiran, waktu ataupun dana yang kita persembahkan. Banyak bidang pelayanan yang dapat kita buat agar kita ikut terlibat. Dengan begitu kita bisa mendukung karya-karya Tuhan.

Sejak pagi mendung terus,
Hujan datang tanpa diminta.
Kita dapat membantu Yesus,
Menyelamatkan jiwa yang menderita.

Wonogiri, ayo kita terlibat
Rm. A.Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Sikap Orang Berhutang

9/18/2025

0 Comments

 
​Puncta 18 September 2025
Kamis Biasa XXIV
Lukas 7:36-50

PERNAHKAH anda menagih hutang pada seseorang tetapi yang berhutang malah lebih galak? 

Memberi pinjaman adalah sebuah bentuk  pertolongan. Tetapi seringkali terjadi orang yang ditolong justru tidak tahu terimakasih.

Meminjam memang hukumnya adalah mengembalikan karena uang itu bukan hak kita, tetapi dipinjamkan sementara untuk menolong kita yang sedang kesulitan. 

Namun tidak jarang orang yang pinjam pura-pura lupa dan malah marah-marah ketika ditagih hutangnya.

Kondisi ini mengakibatkan retaknya hubungan persaudaraan. Karena masalah hutang, persahabatan yang awalnya baik menjadi putus. Nomor HP kita diblokir dan mereka yang berhutang seperti hilang ditelan bumi.

Yesus menjelaskan tentang kasih Allah dengan perumpamaan orang berhutang. Waktu itu Dia diundang makan oleh Simon, orang Farisi di rumahnya. 

Sedang mereka makan masuklah seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa.

Perempuan itu meminyaki kaki Yesus dengan air matanya, menyekanya dengan rambutnya dan mencium kaki-Nya serta meminyaki dengan minyak wangi yang mahal. 

Melihat itu, Simon berkata dalam hatinya, "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa."

Polemik ini dijawab oleh Yesus dengan mengambil contoh orang yang berhutang. "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?"

Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu."

Perempuan itu sadar akan banyak dosanya. Maka dia membalasnya dengan kasih yang besar juga kepada Yesus. Orang Farisi itu tahu akan belas kasih Tuhan, tetapi dia tidak berbuat apa-apa untuk membalas kasih Tuhan. 

“Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih," kesimpulan Yesus.

Kita semua adalah orang yang berhutang pada Tuhan, tetapi Tuhan mengasihi kita dengan menebus kita. 

Semestinya kita membalas kasih Tuhan itu, bukan malah marah-marah, mengusir dan menghojat Tuhan dengan kata-kata kasar. Sadarkah kita bahwa kita ini orang berhutang?

Susahnya orang menagih hutang,
Seperti pengemis yang “disingkang-singkang.”
Kasih Tuhan sungguh tak terbayang,
Menebus dosa kita yang tak terbilang.

Wonogiri, berterimakasihlah
Rm. A.Joko Purwanto, Pr
0 Comments

“Ndelok; Kendel Alok”

9/17/2025

0 Comments

 
Puncta 17 September 2025
Rabu Biasa XXIV
Lukas 7:31-35
​
ORANG Jawa membuat akronim dari kata “ndelok” (melihat sebagai penonton) dengan istiah “kendel alok,” artinya suka mengkritik, suka komentar, tak mau terlibat. Misalnya, kalau kita menonton sepak bola.

Penonton itu bisa ngomong dengan gampang, mengkritik, mencela pemain yang gagal menyarangkan bola padahal tinggal berhadapan dengan kiper. Komentar seperti, “Goblok!, bodoh!, gak becus, bego!,” diarahkan pada pemain.

Padahal kalau si penonton itu terjun langsung main di lapangan belum tentu juga bisa memasukkan bola ke gawang. 

Itulah penonton yang gampang menghakimi, tetapi kalau diminta melakukan sendiri juga belum tentu bisa.

Itulah gambaran masyarakat Yahudi yang dihadapi oleh Yesus. Terutama kalangan Farisi dan ahli kitab yang sok munafik. Mereka melihat Yohanes datang, tidak makan dan tidak minum, berpuasa dengan keras dinilai kerasukan setan.

Yesus datang, makan dan minum bersama para pemungut cukai, dinilai seorang pelahap dan peminum, sahabat kaum pendosa. 

Mereka ini hanya bisa komentar, menilai orang. Tetapi tidak pernah berbuat apa-apa bagi masyarakat.

Di tengah-tengah kita juga sering kita jumpai orang-orang seperti itu. Dalam kelompok, lingkungan atau komunitas, ada orang yang sukanya menilai negatif dan  suka mengkritik, sok pinter dan paling hebat sendiri. Tetapi actionnya nol besar.

Yesus memberi perumpamaan orang-orang seperti itu ibarat anak kecil yang duduk di pasar dan berseru: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis.

Maunya apa yang diingini harus dipenuhi. Kalau tidak, mereka marah, merajuk, “mutung” mundur tak mau terlibat dan sukanya menjegal dari belakang. 

Lebih baik berbuat sesuatu untuk mencari solusi daripada hanya mengeluh, memprotes dan ngomongin kejelekan orang lain.

Ada wayang namanya Bagong,
Dia bertugas sebagai punakawan.
Jangan hanya pandai ngomong,
Berbuatlah mengatasi keadaan.

Wonogiri, Omong doang tanpa kenyataan
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Mukjizat Tuhan Tepat Pada Waktunya

9/16/2025

0 Comments

 
Puncta 16 September 2025
Pw. St. Kornelius, Paus dan Siprianus, Uskup Martir
Lukas 7.11-17

SAYA menulis renungan ini hari Sabtu tanggal 13 September 2025. Sepanjang hari ini berita duka datang silih berganti. 

Siang hari ada berita duka Rm. Harimurti meninggal di Nanga Tayap, Ketapang (tempat pelayanan saya selama tujuh tahun). Selamat jalan Rm. Hari.

Sebelum makan siang, saya memberi sakramen minyak suci di RS Hermina. Seorang bapak dari Lingkungan Timang sedang kritis di ICCU dengan peralatan medis menempel dimana-mana. Sore harinya ada berita bapak ini dipanggil Tuhan. 

Malam hari ketika kaki baru melangkah masuk pintu pasturan, dari misa di wilayah Mloko dan Jlegong, menyusul lagi berita duka dari lingkungan Gumiwang. 

Kematian pasti membawa kesedihan yang mendalam. Khususnya bagi mereka yang punya ikatan emosi dan relasi yang kuat.

Begitulah kesedihan seorang janda di Nain yang ditinggal mati anak laki-laki satu-satunya. Ia tidak lagi memiliki gantungan hidup untuk masa depannya. Anak satu-satunya mati dan seluruh penduduk mengantarkan jenasahnya.

Yesus melihat kejadian yang memilukan ini. Dia jatuh belaskasihan kepada janda itu. Maka Yesus mendekati janda itu dan menghiburnya, ”Jangan menangis.”  

Tidak cukup di situ. Yesus menyentuh usungan jenasah dan berkata, "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"

Bangunlah orang muda itu dan mulai berkata-kata. Lalu Yesus menyerahkan kepada ibunya. Peristiwa yang menggemparkan bagi banyak orang. Yesus yang adalah Tuhan berkuasa atas hidup dan matinya manusia.

Peristiwa ini menunjukkan kepada kita bahwa di hadapan Tuhan tak ada yang mustahil. Tuhan berkuasa atas kehidupan kita. 

Kedua, Tuhan selalu berbelas kasih kepada mereka yang lemah, hina tak berdaya. Janda adalah posisi yang lemah dan tak berdaya. Allah bertindak selalu tepat pada waktunya.

Mari kita selaraskan hati kita dengan hati Tuhan yang senantiasa tergerak oleh belas kasihan kepada mereka yang kecil, lemah dan tak berdaya. 

Dengan bertindak demikian, banyak orang pasti akan memuji Tuhan. "Allah telah melawat umat-Nya."

Sesudah misa biasa ramah tamah,
Menyalami umat dengan jabat tangan.
Tuhan selalu mengasihi orang lemah,
Hati-Nya tergerak oleh belas kasihan.

Wonogiri, percayalah pada Tuhan
Rm. A.Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Sapta Dukacita Maria

9/15/2025

0 Comments

 
Puncta 15 September 2025
Pw. SP. Maria Berdukacita
Yohanes 19:25-27 atau Lukas 2:33-35

GEREJA Katolik memiliki tradisi menghormati Maria, Bunda Yesus sebagai teladan hidup orang beriman. Bukan hanya karena Maria menjadi Ibu Tuhan dan perawan murni tak bercela. Tetapi karena Maria setia menjalani panggilannya sampai wafat Yesus.

Maria memiliki peran penting dalam menghadirkan Sang Firman menjadi manusia. Melalui Maria, Firman Allah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Maria menjadi tempat Allah menjelma manjadi manusia.

Maria menunjukkan kesetiaannya pada Allah dari awal mula menerima Malaikat Gabriel sampai Yesus wafat di kayu salib. Kesetiaan menjalani salib dukacita sudah dirasakan sejak ia mengandung dari Roh Kudus.

Ada tujuh kedukaan Maria yang kita kenangkan. Pertama, ketika Maria mendengar nubuat Simeon bahwa hatinya akan ditusuk oleh pedang. Kedua, ketika harus mengungsi ke Mesir demi menyelamatkan bayi Yesus. 

Ketiga, kesedihan Maria saat Yesus hilang di Bait Allah. Keempat, ketika Maria berjumpa dengan Yesus di jalan salib-Nya. 

Kelima, Maria menyaksikan Yesus wafat. Keenam, Maria melihat lambung Yesus ditikam dan jenasah-Nya diturunkan dari salib. Ketujuh, Maria menyertai jenasah Yesus dikuburkan.

Kita bisa merasakan bagaimana seorang ibu yang melahirkan, membesarkan dan memelihara anaknya harus menghadapi penderitaan anak yang sangat berat. 

Kita bisa memahami betapa dukanya kaum ibu yang kehilangan anak mereka pada kerusuhan Trisakti tahun 1998. Sampai sekarang mereka terus menuntut keadilan.

Duka dan derita seperti itulah yang dialami Maria. Ia kehilangan anak tunggalnya karena hukuman salib. Maria berjuang dalam diam dan keheningan. 

Dia hanya mengandalkan kuasa Allah yang mahatinggi. “Aku ini hamba Tuhan,” itulah motto semangatnya. Mari kita meneladan kesetiaan Maria.

Ke Pacitan mampir di Pantai Ozana,
Menikmati laut biru dari Bukit Cinta.
Maria teladan orang yang taat setia,
Ikhlas menghadapi duka dan derita .

Wonogiri, Maria teladan cinta
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments
<<Previous
Forward>>

    Archives

    December 2034
    September 2025
    August 2025
    July 2025
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    February 2024
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    July 2021

    Categories

    All
    Hello Romo!
    Katekese
    Puncta
    Rubrik Alkitab

    RSS Feed

Site powered by Weebly. Managed by Rumahweb Indonesia
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki