Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki

katekese

Homo Homini Salus

1/11/2025

0 Comments

 
Puncta 11 Januari 2025
Sabtu sesudah Penampakan Tuhan
Yohanes 3:22-30

DALAM persaingan merebutkan kekuasaan, entah pilgub atau pilpres sering terjadi antar kandidat saling menjatuhkan. Mereka saling berebut menjadi yang paling baik dan paling hebat. Tidak mau kalah.

Orang berusaha menjatuhkan lawannya dengan memfitnah, menyebar berita bohong. Politik busuk dijalankan, yang penting bisa menang. Segala cara dihalalkan.

Para calon pemimpin itu tidak sadar bahwa mereka sedang memecah belah rakyat di bawah. Para pengikut tidak mudah didamaikan. Mereka masih punya dendam saat alami kekalahan.  

Sedang mereka yang di atas setelah pemilu bisa duduk bersama, ngopi-ngopi bareng sambil berbagi kursi kekuasaan.

Ketika Yesus mulai tampil ke muka umum dan Yohanes belum di penjara. Terjadilah persaingan antara para pengikut mereka. Persaingan itu nampak ketika Yesus dan murid-murid-Nya membaptis di Yudea, sedang Yohanes membaptis di Ainon, dekat Salim.

Hal itu menimbilkan perselisihan di antara orang Yahudi dengan murid-murid Yohanes. Siapa yang paling benar, sah dan paling berkuasa untuk membaptis. 

Menanggapi persaingan dan perselisihan itu Yohanes menunjukkan sikap dan tindakannya yang bijaksana. Ia tidak mengklaim diri sebagai Mesias atau yang paling hebat. 

Tetapi justru mengatakan, “Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.”

Bahkan keluhuran budi Yohanes tercermin dari sikapnya, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” 

Ia menyadari posisinya. Ia ditugaskan untuk mendahului-Nya. Dengan rendah hati dan jujur dia mengajarkan kepada murid-muridnya untuk taat pada kehendak Allah, bukan cari kemenangan sendiri.

Tidak banyak pemimpin seperti Yohanes Pembaptis ini. Dunia kita diwarnai dengan persaingan dan permusuhan. Mereka yang berbeda harus disingkirkan. Situasi ini yang selalu menimbulkan suasana permusuhan.

Yohanes memberi teladan bahwa orang lain bukan saingan, tetapi kawan atau sahabat yang punya kesempatan untuk berkembang, bukan dimatikan. 

Semangat kerendahan hati Yohanes memungkinkan murid-muridnya menemukan keselamatan sejati. Orang lain harus makin besar, aku harus makin kecil.

Yohanes mengembangkan prinsip bahwa sesama adalah saudara. Homo homini salus, bukan homo homini lupus. 

Mampukah kita menerima sesama sebagai saudara, bukan musuh atau saingan kita?

Jalan-jalan ke kota Padang,
Singgah makan nasi rendang.
Dudu sanak dudu kadang,
Yen mati melu kelangan.

Wonogiri, homo homini lupus....
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments



Leave a Reply.

    Archives

    December 2034
    July 2025
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    February 2024
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    July 2021

    Categories

    All
    Hello Romo!
    Katekese
    Puncta
    Rubrik Alkitab

    RSS Feed

Site powered by Weebly. Managed by Rumahweb Indonesia
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki