Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki

katekese

Melayani, Bukan Dilayani

10/20/2024

0 Comments

 
Puncta 20 Oktober 2024
Minggu Biasa XXIX
Markus 10: 35-45

HARI ini adalah hari pelantikan pemimpin baru di negeri ini. Pasangan Prabowo dan Gibran dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden. 

Bertepatan dengan peristiwa itu, bacaan Injil hari ini sangat cocok direnungkan. Injil berbicara tentang para murid yang rebutan kedudukan.

Kita masih ingat bagaimana proses pemilu kemarin. Ada yang pengin berkuasa lebih lama. Ada yang mengubah UU supaya  bisa berkuasa. Ada yang menggunakan dana-dana bansos untuk kampanye. 

Ada yang menggunakan wewenang untuk menggiring suara. Ada yang pakai medsos untuk menjatuhkan lawan. Pokoknya segala cara dipakai agar orang bisa berkuasa.

Semua orang berusaha untuk mengejar pangkat dan jabatan. Itulah yang dianggap sebagai tanda kesuksesan seseorang. Walau kadang harus menggunakan cara-cara yang tidak halal. 

Hal ini dapat terjadi bukan saja di dunia bisnis dan politik tetapi juga di lingkungan pelayan-pelayan gereja. Ada orang yang berambisi menjadi Wakil Ketua Dewan Paroki dan menjegal orang lain yang dianggap saingannya.

Permintaan Yohanes dan Yakobus menggambarkan bagaimana mereka berebut kedudukan atau jabatan. "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu   kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu." Pinta mereka.

Para murid meributkan hal ini. Mereka sibuk berebut mencari kedudukan. Bisa jadi mereka bertengkar dan saling menjatuhkan. Ada black campaign di antara mereka. 

Dalam situasi krisis itu, Yesus mengajarkan bahwa siapa yang ingin menjadi besar justru harus menjadi pelayan dan hamba. Untuk itu, Tuhan Yesus memberi teladan yang total dan nyata. 

Dia yang sebenarnya adalah Anak Allah, datang ke dunia untuk melayani dan memberi diri sebagai kurban penebusan. Bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani.

Keributan yang dialami para murid ini mengingatkan kita bahwa terkadang ada orang yang bernafsu dengan jabatan sehingga ia tidak mau diganti atau dimutasi. 

Banyak pejabat yang mati-matian mempertahankan posisinya, mulai dari menyombongkan diri sebagai yang terbaik hingga tega menjatuhkan orang lain. 

Yesus mengingatkan bahwa inti dari jabatan adalah pelayanan. Kita bisa mengambil teladan dari sikap Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang menggunakan tahtanya untuk kesejahteraan rakyat. 

Tahtanya bukan untuk mencari keuntungan diri, kekayaan dan harta, tetapi demi kebaikan masyarakat. Tahta untuk Rakyat.

Semangat melayani Tuhan dan sesama, itulah yang harus dipertahankan dan digelorakan dalam diri kita sepanjang waktu. 

Semoga di tengah-tengah kita muncul kembali pemimpin seperti HB IX yang berani berkorban secara nyata demi kesejahteraan rakyatnya.

Melintasi hutan-hutan jati,
Mengunjungi kawan di Wonogiri.
Jiwa melayani dengan hati,
Itulah jiwa pemimpin yang sejati.

Wonogiri, sukacita melayani sesama
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments



Leave a Reply.

    Archives

    December 2034
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    February 2024
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    July 2021

    Categories

    All
    Hello Romo!
    Katekese
    Puncta
    Rubrik Alkitab

    RSS Feed

Site powered by Weebly. Managed by Rumahweb Indonesia
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki