Paroki St. Yohanes Rasul Wonogiri
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki

katekese

Enthit

7/23/2025

0 Comments

 
Puncta 23 Juli 2025
Rabu Biasa XVI
Matius 13:1-9

KISAH Panji Asmara Bangun putra raja Jenggala mencari kekasihnya didongengkan dalam banyak cerita. Salah satunya adalah Kisah Enthit. 

Pangeran itu menyamar sebagai petani bernama Enthit. Apa yang ditanam selalu tumbuh dengan subur. Tanah yang digarapnya menghasilkan banyak buah.

Kekasihnya bernama Dyah Ayu Galuh Candra Kirana yang mengagumi hasil kerja Enthit. Mereka berbalas pantun dalam sebuah lagu. Saya terjemahkan nyanyian mereka secara bebas.

"Enthit.....siapa yang menanam padi bernas subur ini?"
"Sayangku, Cintaku. Akulah yang menanam. Ambillah bila kau mau. Sekalian dengan hatiku ya sayang."
"Tidak, Enthit. Aku hanya bertanya saja."

"Enthit.....siapa yang menanam mentimun besar-besar ini?"
Oh Dara nan cantik. Akulah yang menanam. Ambillah bila kau mau. Seluruh hartaku dan hatiku hanya untukmu, sayang."
"Tidak, Enthit. Hatiku sudah ada yang punya."

Begitulah, Enthit memikat hati Galuh Candra Kirana karena berhasil menjadi petani yang hebat. Akhirnya mereka bertemu kembali sebagai pasangan suami istri.

Yesus memberi perumpamaan tentang penggarap tanah yang menaburkan benih ke ladangnya. Tanah itu ada yang berbatu, ada yang penuh onak duri, tetapi juga ada tanah yang subur makmur. 

Tanah yang subur bisa menghasilkan seratus kali lipat, enampuluh kali lipat dan tigapuluh kali lipat. 

Kita ini seperti tanah-tanah yang ditaburi benih sabda Tuhan. Ada yang tandus, tak berbuah. Ada yang penuh rintangan duri menghambat perkembangannya. 

Tetapi ada juga yang dipelihara dengan baik dan menghasilkan buah berlimpah seperti Enthit.

Lalu dimanakah posisi kita sebagai tanah yang ditaburi benih sabda Tuhan itu? Apa hasil yang kita berikan sehingga Tuhan dapat memetik buahnya?

Ikan lele atau ubur-ubur,
Ditangkap di tengah sawah.
Marilah kita jadi tanah subur,
Agar menghasilkan buah berlimpah.

Wonogiri, teruslah berbuah
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Pisau Berlumuran Darah

7/22/2025

0 Comments

 
Puncta 22 Juli 2025
Pesta St. Maria Magdalena
Yohanes 20:1.11-18

HERCULE Poirot adalah detektif yang memeriksa kasus pembunuhan di dalam gerbong Kereta Orient Express. Seorang dermawan, Ratchett ditemukan tewas di gerbong mewah dengan duabelas tusukan. Anehnya tusukan itu dilakukan oleh dua tangan, yakni kanan dan kiri. 

Poirot harus bisa memecahkan masalah ini dalam perjalanan kereta yang cepat. Ia menemukan satu bukti kuat yakni pisau yang berlumuran darah. 

Novel Murder on the Orient Express mengajarkan kita agar tidak mempercayai tentang apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar tanpa membuktikannya. 

Seperti yang dikatakan oleh Poirot sendiri, “Kamar ini penuh dengan petunjuk, tapi dapatkah dipercaya bahwa semua petunjuk itu memang demikian adanya?” 

Dari petunjuk-petunjuk itu Poirot membuat analisa dan kesimpulan siapa pembunuh misterius di kereta mewah itu.

Dalam kisah kebangkitan, Maria Magdalena mengabarkan kepada murid-murid yang lain. Petrus dan murid lainnya datang mau melihat apa yang terjadi sesungguhnya. 

Mereka tidak percaya omongan perempuan-perempuan yang suka ngegosip itu.
Mereka menemukan kain kapan sudah terletak di tanah dan kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung.

Tidak mungkinlah seorang pencuri sempat-sempatnya membuka kain kapan dan menggulung kain peluh ditata rapi di tempat yang lain. 

Seorang saksi mata melihat dengan jeli kain kapan dan kain peluh itu sebagai bukti bahwa Yesus tidak dicuri, tetapi  Yesus hidup. Ia seperti Poirot yang melihat pisau berlumuran darah adalah sebuah bukti.

Maria Magdalena yang kita peringati hari ini punya peranan penting. Dialah yang pertama melaporkan kejadian ini kepada Petrus dan murid yang lain. Dialah pewarta kebangkitan Yesus. Kendati awalnya dugaannya salah, tetapi dia terus maju untuk menjadi percaya.

Marilah kita meneladan Maria Magdalena yang berani menjadi saksi Kristus dan mewartakan kepada orang lain. Kendati dia pernah hidup dalam dosa, tetapi karena kasih-Nya, Maria membalas dengan sepenuh jiwa. Kasih tak memandang kegagalan atau kedosaan orang.

Waduk Wonogiri banyak ikan,
Dijajakan di pinggir-pinggir jalan.
Wanita dosa jadi pewarta iman,
Dengan total ia mengasihi Tuhan.

Wonogiri, marilah jadi pewarta iman
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Tanda Alam Sedang Berbicara

7/21/2025

0 Comments

 
Puncta 21 Juli 2025
Senin Biasa XVI
Matius 12: 38-42

TANDA adalah sesuatu yang dipakai untuk menunjukkan pesan atau pernyataan sebuah peristiwa. Ijasah misalnya, adalah sebuah kertas khusus yang dipakai untuk menyatakan bahwa orang itu lulus dalam suatu proses pendidikan. Ijasah palsu atau asli itu urusan lain.

Kepala pusing, perut mual-mual itu adalah tanda yang menyatakan badan sedang sakit atau tidak baik-baik saja. 
Maka harus dibawa ke dokter untuk periksa. 

Kalau kita pergi melayat, itu juga sebuah tanda yang berbicara pada kita bahwa suatu saat kita akan mengalami hal yang sama. Lalu apa yang perlu kita persiapkan?

Gejala-gejala alam juga merupakan tanda. Penduduk di lereng Merapi tahu kalau binatang-binatang turun ke kampung artinya gunung itu akan mengeluarkan lava panas. Maka penduduk harus waspada untuk siap-siap mengungsi.

Orang yang peka, tajam hati dan pikirannya tahu akan tanda-tanda di sekitarnya. Kali ini para ahli Taurat datang pada Yesus meminta suatu tanda. 

Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu."

Mereka ingin melihat suatu bukti bahwa Yesus datang dari Allah. Mata hati mereka tidak mampu melihat apa yang diajarkan, dibuat dan dilakukan Yesus itu adalah sebuah tanda. 

Membuat mukjizat menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, menghardik badai, mengusir setan-setan tidak mereka lihat sebagai tanda.

Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.” 

Yesus tidak mau menanggapi orang yang tidak percaya. Untuk apa diberi tanda jika mereka tidak mau percaya.

Yang perlu bagi kita membuka hati agar peka melihat tanda-tanda dari Tuhan dengan dasar iman kepercayaan. Kepekaan hati akan membantu kita melihat tanda-tanda kehidupan. 

Kita bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi dan menyiapkan diri dengan baik. Mari kita peka terhadap tanda-tanda di sekitar kita.

Berendam di pemandian Maribaya,
Takut “mentas” karena tidak bercelana.
Dengan tanda-tanda Tuhan berbicara,
Kita diajak membuka hati dan percaya.

Wonogiri, lihatlah tanda-tanda
Rm. A.Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Kunjungan Keluarga

7/20/2025

0 Comments

 
Puncta 20 Juli 2025
Minggu Biasa XVI
Lukas 10: 38-42

DALAM program paroki, kami membuat kegiatan kunjungan keluarga untuk menyapa umat di lingkungan-lingkungan. 

Sudah disepakati bersama bahwa dalam kunjungan, keluarga tidak perlu menyediakan makan dan minum.

Yang pokok adalah romo bisa bertemu dengan seluruh keluarga dan bisa ngobrol santai “ngalor-ngidul.” 

Tetapi orang Jawa itu sungkan dan tidak enak, ada tamu kok tidak disuguhi. Maka sibuklah tuan rumah mempersiapkan makan dan minum. "Nganak- anakke."

Tujuan utama untuk berdialog dan wawan hati tidak tercapai karena yang dikunjungi malah sibuk menyiapkan hidangan ini dan itu. 

Begitulah dalam kunjungan-Nya ke Betania, Yesus bertamu ke rumah Marta dan Maria. Marta sibuk menyiapkan segala sesuatu untuk tamu yang dihormati. Ia ribut ke sana ke mari untuk membuat hidangan terbaik.

Sedang Maria duduk dekat Yesus dan mendengarkan Dia. Inilah tujuan Yesus datang. Ia ingin berwawanhati dengan mereka. 

Tetapi cara mereka menerima-Nya berbeda-beda. Padahal hanya satu yang dikehendaki Yesus yakni perjumpaan.

Kadang kita sibuk dengan hal-hal yang tidak penting kala berjumpa dengan Yesus dalam doa. Pikiran kita melayang-layang kemana-mana memikirkan hal-hal yang tidak perlu. Padahal yang diperlukan hanyalah duduk diam di hadapan Tuhan.

Kadang kita terlalu menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak perlu dan mengabaikan Tuhan yang berbicara pada kita. Kita seperti Marta yang sibuk sendiri. 

Tetapi Tuhan berkata: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Mari kita bisa membuat prioritas, dari hal-hal yang baik itu mana yang paling pantas untuk berjumpa dengan Tuhan. Yesus sudah “keraya-raya” datang menjumpai kita. Maka janganlah menyibukkan diri dengan hal yang tidak berguna.

Makan nasi dibungkus daun kelapa,
Lauknya ayam goreng bagian kepala.
Yesus ingin berbicara dengan kita,
Jangan kita sibuk dengan hal tak berguna.

Wonogiri, sabar untuk mendengar
Rm. A. Joko Purwanto,Pr
0 Comments

Buluh yang Terkulai

7/19/2025

0 Comments

 
​Puncta 19 Juli 2025
Sabtu Biasa XV
Matius 12:14-21

KETIKA musim tebu tiba, kita bisa mendapatkan buluh atau batang dari bunga-bunga tebu yang menjulang. Buluh tebu atau glagah itu rapuh karena di dalamnya ada rongga kosong. Maka kalau kena angin buluh-buluh itu bisa terkulai dan putus.

Dari buluh tebu itu kita bisa bikin mainan; bikin suling yang dilubangi kecil-kecil; bikin roda mobil-mobilan. Sambil mengambil glagah, kami juga sering mencuri tebu-tebu di sawah. 

Dikejar-kejar oleh Pak Mandor itu pengalaman yang sangat seru dan mendebarkan. Ada gejolak adrenalin yg kuat.

Yesus mengambil contoh buluh yang terkulai dan sumbu yang hampir padam untuk menggambarkan kasih Allah yang tidak mematikan, tetapi justru dipelihara agar tetap hidup. 

Ketika nyala sumbu pelita mulai redup, ia tidak dimatikan, tetapi disambung agar tetap menyala.

Ini adalah sikap Allah yang tidak memupus harapan tetapi justru menghidupkan. Buluh yang terkulai atau sumbu yang redup adalah lambang kehidupan kita. 

Kadang kita mengalami beban berat, putus asa dan tiada harapan. Kita rentan alami redup bahkan gagal dalam hidup.

Di mata manusia, buluh yang terkulai dan sumbu yang padam dianggap sudah tidak ada gunanya. Apalah untungnya menyimpan barang yang sudah rusak. 

Tetapi bagi Allah, kegagalan atau kehancuran tidak menjadi alasan untuk tidak mengasihinya. Justru Allah peduli dengan orang yang lagi patah harapan.

Kalau ada teman yang jatuh, gagal, kita sering menyingkirinya dan mengasingkan atau bahkan membuangnya. 

Namun Allah tidak akan menghancurkan hidup kita. Allah akan tetap memelihara kita yang mudah jatuh dan gagal.

Apakah kita berani mengambil sikap seperti Allah jika ada teman kita yang jatuh, terkulai, putus asa, gagal dan hampir padam semangatnya? 

Apakah kita punya empati kepada mereka yang sedang terpuruk?

Pergi ke Solo dengan naik taksi,
Sampai di pasar beli gudeg nasi.
Mengasihi diawali dengan empati,
Yang gagal dan jatuh jangan dijauhi.

Wonogiri, memberi harapan
Rm.A. JokoPurwanto, Pr
0 Comments

Antara Ritual dan Moral

7/18/2025

0 Comments

 
Puncta 18 Juli 2025
Jum’at Biasa XV
Matius 12: 1-8

KETIKA saya bertanya pada Meta AI, mengapa di Indonesia banyak rumah ibadah, tetapi korupsi merajalela? 

Meta AI menjawab; korupsi dan religiusitas memiliki hubungan yang kompleks di Indonesia. Meskipun mayoritas penduduk mengaku bahwa agama sangat penting dalam hidup mereka, namun tingkat korupsi di negara ini masih tinggi.

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap hal ini adalah; Pertama, Struktur hirarki keagamaan yang sangat ketat dapat berkorelasi dengan tingkat korupsi yang lebih tinggi. Struktur hirarki dapat menciptakan stratifikasi dan penyalahgunaan kekuasaan.

Kedua, kesenjangan antara ritual dan perilaku sosial. Banyak orang menjalankan agama hanya sebatas ritual, tanpa memahami nilai-nilai moral dan etika yang terkandung di dalam ajaran agama.

Inilah yang terjadi antara Kaum Farisi dan murid-murid Yesus. Kaum Farisi hanya memandang agama sebagai suatu ritual. Hukum agama atau aturan-aturan dibaca secara leterlijk tanpa dasar kasih sayang.

Salah satu yang menjadi polemik adalah aturan Hari Sabat. Pada hari Sabat menurut hukum tidak boleh melakukan pekerjaan. Tapi murid-murid Yesus memetik biji gandum dan memakannya. Ini sebuah pelanggaran dan najis bagi para Farisi.

Mereka lebih suka menghakimi dan menyalahkan orang lain daripada memperbaiki diri sendiri. Mereka lebih takut pada aturan agama daripada menjalankan kebaikan untuk sesama. 

Merasa lebih berdosa melanggar aturan agama daripada merampas uang rakyat dengan korupsi. Inilah kesenjangan antara kata dan tindakan, antara ajaran dan praktek hidup. 

Yesus menasehati orang-orang Farisi itu; “Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.”

Mari kita belajar memahami maksud dan kehendak Tuhan, bukan memaksakan kehendak dan pikiran kita sendiri. Kita mudah sekali menggunakan dalil agama untuk mengadili orang lain.

Ada ijasah palsu alias abal-abal,
Tetapi bisa dipakai untuk ikut festival.
Ada kesenjangan antara ritual dan moral,
Karena kita hidup tidak pakai nalar akal.

Wonogiri, mari menggunakan nalar
Rm. A.Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Padepokan Saptaarga

7/17/2025

1 Comment

 
Puncta 17 Juli 2025
Kamis Biasa XV
Matius 11:28-30

DALAM kisah pewayangan sering diceritakan para ksatria Pandawa datang kepada seorang Resi yang bijaksana yaitu Resi Wiyasa atau Abiyasa. Dia mesanggrah di Padepokan Ratawu, Saptaarga.

Siapapun datang kepada Begawan atau Resi yang bijaksana dan saleh itu untuk “curhat” meminta nasehat, petunjuk dan “ngudhari ruwet rentenging prakara,” untuk memecahkan masalah-masalah pelik.

Segala persoalan dan perkara menjadi terang benderang jika para ksatria itu datang ke Padepokan Saptaarga. Mereka merasa dicerahkan, diberi jalan dan petunjuk untuk menghadapi kehidupan.

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 

Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan,” Sabda Yesus.

Sabda Yesus ini adalah sabda yang menyejukkan bagi siapa pun. Kita diundang kepada-Nya ketika sedang mengalami letih lesu dan berbeban berat. Kita diajak untuk belajar kepada Yesus yang lemah lembut dan rendah hati.

Hanya datang! Ya Yesus membuka hati untuk kita. Kadang kita sulit memberi waktu untuk datang kepada-Nya. 

Duduk berdua dengan Yesus. Mendengarkan Dia dalam doa hening. Sudahkah kita memberi waktu sejenak, “Me Time” dengan Yesus?

Sisihkan dan relakan waktumu sepuluh atau limabelas menit saja bersama Tuhan setiap hari. Pasti kita akan mendapatkan kekuatan dan daya hidup yang tak akan padam. 

“Me Time” dengan Tuhan itu seperti batterey charger yang terus menyala.

“Datanglah kepada-Ku,” Yesus sudah menawarkan diri. Marilah kita segera tanggapi dengan menyisihkan waktu dan menemui-Nya dalam doa hening.

Malam-malam tidur di Seminari,
Ada suara renyah di balik jendela.
Tuhan sudah menawarkan diri,
Kita diundang menghadap-Nya.

Wonogiri, Me Time dengan Tuhan
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
1 Comment

Semar Mbangun Kahyangan

7/16/2025

0 Comments

 
Puncta 16 Juli 2025
Rabu Biasa XV
Matius 11:25-27

KETIKA kehidupan rakyat di Kerajaan Amarta carut marut; para pemimpin hanya mengeruk kekayaan untuk diri sendiri, korupsi merajalela dari atas sampai bawah secara terang-terangan, banyak pajak mencekik rakyat, penguasa berebut menguasai sumber daya alam, PHK dimana-mana, rakyat sedang menjerit.

Institusi agama tidak memberi contoh yang baik, bahkan kongkalikong mengolah hasil tambang di negeri yang gemah ripah lohjinawi ini. Banyak rakyat yang terjepit dan menjerit namun tak mendapat keadilan. Para pemimpin sibuk memikirkan keluarganya sendiri,

Adalah Semar, rakyat jelata yang punya inisiatif membangun Kahyangan. Kahyangan adalah suasana yang aman, damai, tentram, rukun, guyub dan penuh kasih sayang. Semar memikirkan bagaimana rakyat kecil bisa hidup tenang dan nyaman, damai sejahtera.

Semar adalah abdi, gambaran orang kecil yang hati dan budinya murni tanpa pamrih. Pikirannya jernih menuju kepada kebaikan bersama. Ia hidup sederhana dan mensyukuri segala anugerah Tuhan.

Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.”

Mari kita renungkan kata-kata bijak para leluhur kita dulu:
”Ora kabeh wong pinter kuwi bener” (tidak semua orang pintar itu benar)
“Ora kabeh wong bener kuwi pinter” (tidak semua orang benar itu pintar)

“Akeh wong pinter ning ora bener” (banyak orang yang pintar tapi tidak benar)
“Lan akeh wong bener senajan ora pinter” (banyak orang benar meskipun tidak pintar)

“Nanging tinimbang dadi wong pinter ning ora bener, Luwih becik dadi wong bener senajan ora pinter” (Daripada jadi orang pintar tapi tidak benar, lebih baik jadi orang benar meskipun tidak pintar)

“Ana sing luwih prayoga yaiku dadi wong pinter sing tansah tumindak bener.”
(Ada yang lebih bijak, yaitu jadi orang pintar yang selalu berbuat benar)
“Minterna wong bener, kuwi luwih gampang tinimbang mbenerake wong pinter…”
(Memintarkan orang yang benar, itu lebih mudah daripada membenarkan orang yang pintar)

“Mbenerake wong pinter kuwi mbutuhke beninge ati, lan jembare dada.”
(Membenarkan orang yang pintar itu membutuhkan beningnya hati, dan luasnya kesabaran).

Marilah kita menjadi orang benar walaupun tidak pintar. Jadi orang bijaksana walau tidak kaya harta. Hidup penuh syukur karena kita suka “nandur” (menanam kebaikan).

Semar mbangun kahyangan,
Para penguasa mbangun kerajaan.
Makna sebuah kebahagiaan,
Tidak diukur oleh harta kekayaan.

Wonogiri, sepi ing pamrih rame ing gawe
Rm. A. Joko Purwanto,Pr
0 Comments

Pecattum Sodomiticum

7/15/2025

0 Comments

 
​Puncta 15 Juli 2025
Pw. St. Bonaventura, Uskup dan Pujangga
Matius 11:20-24

ISTILAH dalam Bahasa Latin itu berarti dosa orang-orang Sodom atau kejahatan kaum Sodom. Hal ini berhubungan dengan kebejatan moral yang dilakukan kaum lelaki di kota Sodom pada zaman Abraham. 

Dalam Kitab Kejadian (18-20) Tuhan melihat kebejatan penduduk Sodom. Dua malaikat yang diutus pergi ke rumah Lot, mau “digarap” oleh kaum lelaki Sodom. 

Lot dengan terpaksa menawarkan dua anak gadisnya, tetapi mereka lebih memilih dua tamu di rumahnya. Niat jahat mereka dibalas dengan kebutaan mata mereka.

Para Psikolog menghubungkan kelakuan penduduk Sodom ini dengan tindakan penyimpangan sexual sebagai sebuah penyakit psikologis. 

Maka muncul istilah Sodomi sebagai kejahatan amoral yang dikutuk oleh Tuhan.

Kota itu dihancurkan Tuhan dengan mengirim hujan belerang dan api sehingga luluh lantak tak terselamatkan. Lot dan dua anak gadisnya diselamatkan Tuhan karena taat dan setia mengikuti perintah-Nya.

Yesus menyebut kota Sodom dan Gomora saat mengingatkan penduduk Khorazim, Betsaida dan Kapernaum. Kalau mereka tidak bertobat, maka nasib mereka akan sama seperti kota Sodom dan Gomora. Bahkan bisa lebih dahsyat lagi.

Pertobatan itulah yang diharapkan Tuhan kepada kita. Tak cukup orang hanya meminta mukjizat tetapi tidak ada niat untuk bertobat. 

Orang-orang Kapernaum banyak melihat mukjizat karya-karya Yesus, tetapi mereka hanya berhenti di situ. Tidak mau bertobat 

Yesus bersabda, “Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu." 

Hal ini menyiratkan bahwa dibutuhkan pertobatan agar orang selamat sebagaimana Lot dan keluarganya.

Bagi kita sekarang, peringatan Tuhan ini apakah hanya sebatas angin lalu atau kita bersungguh-sungguh menanggapinya dengan perubahan hidup yang nyata? 

Jika kita tidak berubah, jangan terkejut kuasa Tuhan akan dinyatakan pada kita.

Lebih suka makan sotomie,
Daripada makan mie goreng.
Lebih baik mengubah hati,
Daripada berlaku sedeng.

Wonogiri, kembali pada Tuhan
Rm. A. Joko Purwanto, Pr
0 Comments

Palguna Palgunadi

7/14/2025

0 Comments

 
Puncta 14 Juli 2025
Senin Biasa XV
Matius 10:34-11:1

PALGUNA alias Arjuna menjadi murid tersohor Pandita Durna. Ia menjadi pemanah ulung tanpa tanding. Di Ekalaya ada seorang pemuda bernama Palgunadi. Ia juga ingin menjadi murid Durna. Namun Durna menolaknya.

Tidak putus asa atas penolakan sang guru, Palgunadi pergi ke hutan dan membuat patung Durna. Ia belajar memanah seolah-olah diawasi oleh “gurunya yang hebat.” Secara otodidak Palgunadi menjadi pemanah unggul.

Dia pergi ke Sokalima ingin menantang Palguna, murid Durna yang sebenarnya. Ternyata Palguna kalah. Karena mampu mengalahkan murid kesayangan, Durna menerima Palgunadi sebagai murid juga.

Karena sudah menjadi murid, Palgunadi harus mengikuti segala perintah gurunya. Durna meminta aji-aji kesaktian Palgunadi yaitu cincin mustikaning ampal yang ada di jari manisnya. 

Jari manis Palgunadi dipotong, dikorbankan demi guru yang dihormati. Karena tidak punya daya kekuatan, Palgunadi bisa dikalahkan Arjuna. Ia mati mengikuti kemauan gurunya.

Yesus meminta kepada murid-murid-Nya untuk mengorbankan segala-galanya. 

Siapa yang ingin mengikuti Yesus harus berani meninggalkan semuanya. Inilah konsekuensi menjadi murid-Nya. Rela berkorban demi menyelamatkan.

Siapa saja yang tidak bersungguh-sungguh dalam mengikut Kristus, ia tidak layak bagi-Nya. Mengapa? 

Karena Yesus juga sudah secara total memberikan Diri-Nya kepada kita. Ia rela mati di salib demi menyelamatkan manusia. Jadi, mengikuti Dia tidak bisa setengah-setengah. 

Apa jaminan mengikuti-Nya dengan total? Yesus berkata, “Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.”

Yesus sudah total menyerahkan Diri-Nya untuk kita, mari kita juga secara total mengikuti-Nya. 

Percayakan hidupmu kepada-Nya tanpa ragu dan bimbang, seperti Paulus; “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.”


Pegi ke pasar beli bawang merah,
Bawangnya hancur diinjak gajah.
Ikut Yesus tidak setengah-setengah,
Kita pasti akan mendapat berkah 

Wonogiri, ikut Yesus tanpa reserve
Rm. A.Joko Purwanto, Pr
0 Comments
<<Previous
Forward>>

    Archives

    December 2034
    August 2025
    July 2025
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    February 2024
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    July 2021

    Categories

    All
    Hello Romo!
    Katekese
    Puncta
    Rubrik Alkitab

    RSS Feed

Site powered by Weebly. Managed by Rumahweb Indonesia
  • Home
  • Profil Paroki
  • Katekese
  • Pelayanan
  • Berita Paroki